in

Review Buku Siren Karya Renata Maysani Vondro

Rating: 4.42

 

Grameds, lagi-lagi pada artikel ini, Gramin akan membahas salah satu buku terbitan Indonesian Writing Edu Centre (IWEC). Siren merupakan karya dari seorang penulis kecil bernama Renata Maysani Vondro. Buku ini pertama kali dicetak pada tahun 2019, dan terbitan paling baru September 2020, dengan total halaman sebanyak 81.

Siren

button cek gramedia com

Ridley adalah seorang siren muda biasa. Dia tidak menonjol seperti saudara-saudaranya yang memiliki suara lebih merdu, topeng yang lebih cantik, dan kemampuan memikat manusia yang lebih baik. Ridley lebih sering bersembunyi di balik topeng dan kata-kata daripada menonjolkan dirinya. Namun, hidupnya berubah ketika dia menangkap seorang Pelaut muda. Kesulitan dalam merawat manusia tersebut membuat Ridley harus mencari bantuan, dan satu-satunya penolong yang dia temukan adalah buku-buku. Kali ini, buku-buku tersebut tidak hanya memberikan jawaban atas masalah yang dihadapinya, tetapi juga mengungkapkan sebuah rahasia tentang dunia siren yang selama ini sangat dipujanya. Ridley kemudian dihadapkan pada sebuah pilihan penting, yang tidak hanya akan mempengaruhi hidupnya, tetapi juga kelangsungan hidup kaum Siren dan Manusia.

Untuk memberikan kepercayaan lebih kepada Grameds sebelum membeli buku ini, Gramin telah merangkum informasi lengkap tentang isi buku Siren di bawah ini. Sayangnya, Gramin tidak dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang penulis buku ini, Renata Maysani Vondro. Oleh karena itu, kita langsung lanjut ke bagian sinopsis saja, Grameds! Jangan lewatkan semua bagian artikel ini karena ada informasi spesial yang akan disampaikan!

Profil Renata Maysani Vondro – Penulis Buku Siren

Renata Maysani adalah seorang siswi kelas tujuh di SMP Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan. Saat ini, ia sedang menunggu novelnya dicetak pada bulan April mendatang. Renata baru saja menyelesaikan novel pertamanya dalam waktu enam bulan, dengan perilisan resmi yang dilaksanakan pada tanggal 7 Maret lalu. Bocah perempuan yang memiliki kecintaan terhadap mitologi ini memberi judul Siren pada karya anyarnya. Sekarang, Siren sedang dalam tahap pre-order, dan para pembeli akan mendapatkannya dalam bentuk fisik pada bulan April.

Renata berbagi kisahnya tentang bagaimana ia menulis Siren. Siren adalah semacam putri duyung yang menggunakan suara mereka yang sangat merdu untuk memikat para pelaut dan akhirnya menarik mereka ke dalam lautan,” jelas Renata. Dalam dua bulan pertama, Renata menghabiskan waktunya untuk melakukan riset dan membuat plot cerita. Dia mengaku bahwa proses risetnya terbantu karena dirinya sudah lama membaca tentang mitologi. “Aku sudah menyukai mitologi sejak kelas lima SD,” lanjutnya. Berawal dari membaca novel karya J.K. Rowling, Harry Potter, Renata akhirnya menemukan karakter burung phoenix milik Dumbledore. Sejak saat itu, ia mulai mencari tahu lebih banyak tentang phoenix dan menemukan berbagai karakter mitologi lainnya. Dengan pengetahuannya tentang mitologi, Renata hanya perlu memperdalam kembali wawasan tentang sosok Siren melalui internet dan buku.

Sinopsis Buku Siren

Siren

button cek gramedia com

Jauh di bawah laut, Ridley dan beberapa siren sedang menunggu sebuah kapal yang akan segera melewati mereka. Tak lama kemudian, mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan—sebuah kapal, meskipun tidak terlalu besar, tetapi cukup baik, meskipun dinding lambungnya masih penuh dengan bekas tambalan perbaikan. Ridley sangat ingin tidak melakukannya, tetapi dia harus melakukannya. Ridley adalah satu-satunya siren senior yang beberapa kali secara sengaja melepas topengnya. Tidak ada pilihan lain, dia harus melakukan tugas ini bersama beberapa siren lainnya. Dia mulai mengencangkan topeng wajahnya, yang kemudian mulai menyatu dengan kulit pucat para siren.

Topeng Ridley berbentuk wajah seorang gadis muda. Dia tidak tahu mengapa wajah topeng ini tampak begitu hidup. Ridley merasa ada sesuatu yang terlupakan tentang wajah gadis muda di topeng tersebut. Topeng ini memiliki bibir kecil dan hidung yang mancung, sementara di tempat di mana seharusnya terdapat mata, hanya ada dua lubang kecil yang memungkinkan para siren untuk melihat keluar saat memakainya. Setiap kali Ridley berpikir bahwa ada sesuatu yang terlupakan tentang wajah itu, dia sering memandangi topeng ini dalam waktu yang lama. Tidak satu pun siren yang tahu bagaimana pimpinan mereka mendapatkan topeng-topeng ini, tetapi topeng-topeng tersebut memang selalu tumbuh dari kulit kepala mereka. Bagi Ridley, kulit itu tumbuh di tengah-tengah rambut tebal berwarna cokelat tua yang indah.

“Cepat, Ridley! Jangan sampai mereka tahu,” teriak Isa, pemimpin grupnya. Ridley dengan tergesa-gesa membetulkan letak topengnya. Dia adalah satu-satunya siren senior yang sering gagal dalam setiap misi yang diberikan oleh Ratu. Inilah alasan mengapa dia dibenci oleh hampir seluruh penghuni kerajaan. “Iya, Isa,” balasnya dengan patuh.

Ridley sebenarnya sangat takut untuk melakukan kesalahan lagi. Ratu sudah sangat marah padanya sejak terakhir kali dia membuat kesalahan. Dia akan diasingkan dari kerajaan jika dia membuat kesalahan lagi. Ridley harus menyelesaikan misi ini dengan benar. Kapal tersebut semakin mendekat, dan mereka tidak menunggu lama sebelum mulai bernyanyi dan memikat para pelaut.

Di dalam kapal, Coburn tercenung memandangi laut.

Cairan Ajaib yang Bisa Menjadi Padat! Non Newton Fluid #GramediaScienceDay

Kelebihan dan Kekurangan Buku Siren

Siren

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Judul dan sampul buku yang bikin penasaran.
  • Cerita yang menarik.
  • Konflik yang diangkat cukup relevan.
  • Latar belakang yang sangat mendetail.
  • Penggunaan gaya bahasa yang semi formal.
  • Pembuatan karakter utama yang unik.
  • Mengandung pesan moral.
Cons
  • Terdapat plot hole.

Kelebihan Buku Siren

Siren

button cek gramedia com

Siren karya Renata Maysani Vondro menawarkan daya tarik yang sangat kuat, dimulai dari judul dan sampul bukunya yang sangat bagus. Judulnya sederhana namun penuh dengan misteri. Dilengkapi dengan ilustrasi sampul yang menampilkan ikan-ikan dan sosok siren, serta siluet manusia yang seolah sedang dipeluk, menimbulkan rasa penasaran yang tak terelakkan bagi siapa pun yang melihatnya. Cerita ini tidak hanya menarik karena mengangkat legenda mitologi makhluk siren, tetapi juga karena ide ceritanya yang berani, menyentuh isu-isu yang relevan dan dekat dengan kehidupan nyata membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca.

Konflik yang dihadirkan juga tidak hanya berkutat pada hubungan antara siren dan manusia, tetapi juga memperlihatkan ketegangan yang terjadi di antara para siren itu sendiri sehingga memberikan lapisan kompleksitas yang memperkaya alur cerita. Penggambaran latar belakang tempat, waktu, dan suasana dalam cerita ini begitu detail sehingga pembaca dapat dengan mudah mengimajinasikan dunia bawah laut yang penuh misteri dan keindahan.

Gaya bahasa semi-formal yang digunakan juga terasa pas untuk kisah mitologi ini, memberikan kesan yang serius namun tetap mudah dipahami oleh semua kalangan pembaca. Karakter utama, Ridley, juga menjadi poin kelebihan tersendiri karena dia digambarkan bukan sebagai sosok yang paling cantik atau pandai, tetapi justru sebagai individu yang unik dan berbeda, yang membuatnya lebih mudah untuk disukai oleh pembaca. Selain itu, buku ini juga memuat pesan moral yang berharga melalui kiasan-kiasan yang ada sehingga memberikan nilai tambah yang cukup dalam bagi pembaca.

Kekurangan Buku Siren

Siren

button cek gramedia com

Salah satu kekurangan utama dari buku Siren adalah jumlah halamannya yang terbatas, yang menyebabkan beberapa bagian cerita terasa dipadatkan dan tergesa-gesa. Alur yang seharusnya bisa dikembangkan dengan lebih mendalam justru disajikan secara singkat, membuat beberapa momen penting kehilangan bobotnya. Hal ini menciptakan kesan bahwa ada potensi cerita yang terabaikan, di mana plot bisa saja lebih kaya dan menarik jika diberi lebih banyak ruang untuk berkembang.

Akibat dari keterbatasan ini, beberapa elemen dalam cerita tampak kurang tuntas dan meninggalkan kesan adanya plot hole atau celah dalam alur cerita. Misalnya, karakterisasi dan motivasi tokoh yang bisa jadi pilar penting dalam menguatkan cerita sering kali hanya dijelaskan secara sepintas. Penjelasan yang minimalis ini mungkin membuat pembaca bertanya-tanya dan mencari jawaban yang tidak sepenuhnya disediakan oleh narasi.

Sebagai hasilnya, pembaca mungkin merasa kurang puas karena informasi yang diberikan tidak cukup mendalam untuk menjawab semua pertanyaan yang muncul selama proses membaca. Alih-alih mendapatkan penutupan yang memuaskan, beberapa aspek cerita justru terasa menggantung, seolah ada yang hilang atau terlewatkan. Kekurangan ini bisa menimbulkan rasa ketidakpuasan yang membuat pengalaman membaca buku Siren terasa kurang lengkap dan meninggalkan kesan yang tidak sepenuhnya tuntas.

Pesan Moral Buku Siren

Siren

button cek gramedia com

Buku Siren ini banyak memberikan pesan kiasan. Dalam cerita dalam buku ini Gramin menyoroti isu yang relate dengan masalah di dunia nyata. Kita banyak menemukan kata “topeng” yang Gramin kira maksudnya adalah kiasan untuk penampilan wajah kita. Seperti para Siren yang dituntut untuk memiliki “topeng” yang cantik demi melakukan pekerjaannya menggoda manusia, di dunia ini juga banyak yang menuntut kita untuk terlihat cantik. Sedangkan, cantik itu relatif.

Bahkan, dalam banyak kasus, kriteria untuk melamar kerja dalam zaman ini adalah “berpenampilan menarik”. Perusahaan memang wajar saja menginginkan seseorang yang menarik untuk menjadi pekerjanya, tapi standar menarik mana yang digunakan? Terasa rancu jika yang akan menilai hanya sang rekruter. Ada baiknya kata “menarik” diganti kata “rapi” atau “sopan” yang standarnya tidak terlalu subjektif.

Dunia ini juga tampaknya tidak memiliki ruang untuk melakukan kesalahan. Kita dituntut sempurna dalam setiap aspek, bahkan saat belajar sekalipun. Kita hanya punya kesempatan untuk sekali atau dua kali saja salah, lebih daripada itu akan dianggap tidak mampu atau bahkan “bodoh”. Kebanyakan penilai dengan standar seperti ini juga tidak memperhitungkan kelebihan lain yang seseorang miliki.

Bagi Grameds yang ingin membaca buku Siren karya Renata Maysani Vondro, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku terbitan IWEC yang lain di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku Terkait

The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Eadlyn Novakov berpikir dia akan menjadi satu-satunya orang tua yang akan dicintainya. Ketika malaikat kecil yang sempurna bergabung dengan keluarga, dia ditantang oleh adik perempuannya dalam hal cinta, terlepas dari kecantikan Eadlyn yang lebih besar.

Ketika seorang pelayan istana menemukan orang tuanya meninggal, meninggalkan Eadlyn dan Elide sebuah kastil dan kekayaan, dia menemukan catatan yang mengatakan mahkota sudah diklaim.Dengan adik perempuannya yang dinobatkan sebagai ratu, Eadlyn akan menggunakan segala cara untuk memenangkan permainan mematikan ini atas kecantikan, cinta, dan kekuasaan.

Mysterious Bell

Mysterious Bell

button cek gramedia com

Membaca telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan untuk bisa berpikir dan memahami Membaca sejak masih kecil dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara, kemampuan sosial, dan juga kemampuan bahasa. Hal ini dikarenakan membaca sejak kecil membantu menstimulasi bagian otak yang mendorong mereka memahami bahasa dengan lebih baik.

Terkadang Mama dapat membacakan buku cerita sambil menunjuk gambar pada buku maupun sambil bernyanyi. Si Kecil cenderung menyukai buku bergambar, serta nyanyian yang berirama. Usahakan Mama menjadikan membaca sebagai kebiasaan baik bagi Si Kecil Pentingnya belajar baca bagi Si Kecil tidak dapat dipandang sebelah mata. Membaca dapat dijadikan hobi dan kesenangan yang bermanfaat bagi Si Kecil. Nah Mama, apa saja manfaat membaca bagi Si Kecil?

TellTale Series: Petualangan Di Hutan Dempo Geureudong

TellTale series: Petualangan Dihutan Dempo Geureudong

button cek gramedia com

“KEMBALIKAN TONGKATKU!” teriak salah satu dari mereka. Edward dan Aliando berpandangan, tak mengerti. Teriak-teriakan para kurcaci yang meminta mereka mengembalikan tongkat semakin keras. Perlahan-lahan, mereka merasa tubuh mereka melemas, dan suara-suara di sekitar mereka memudar.

Hanya itu yang mereka ingat, sebelum semuanya menjadi gelap. Rencana berkemah Edward dan Aliando hancur setelah menemukan tongkat milik para kurcaci hutan. Petualangan menyeramkan ini akan membuat kamu merinding dan ingin berseru untuk kedua kakak-beradik ini agar mereka bisa keluar dari hutan Dempo Geureudong itu.

 

Sumber:

https://www.iwecindonesia.com/katalog/siren?rq=siren

Written by Adila V M