in

Review Buku The Beast Within The Beauty Karya Ashalina G. Razak

Rating: 4.00

 

Grameds, pada artikel kali ini, Gramin akan kembali membahas salah satu buku yang diterbitkan oleh Indonesian Writing Edu Centre (IWEC). The Beast Within The Beauty yang merupakan karya dari seorang penulis muda bernama Ashalina G. Razak. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2020 dan memiliki total 114 halaman.

Eadlyn Novakov berpikir bahwa dirinya akan menjadi anak satu-satunya yang paling dicintai oleh kedua orang tuanya. Namun, ketika adik perempuannya yang sempurna hadir dalam keluarga mereka, Eadlyn merasa harus bersaing dengan adiknya dalam merebut cinta orang tua mereka, meskipun Eadlyn memiliki kecantikan yang lebih menonjol.

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Ketika seorang pelayan istana menemukan bahwa orang tua mereka telah meninggal, meninggalkan Eadlyn dan Elide sebuah kastil beserta harta kekayaan, Eadlyn menemukan sebuah catatan yang mengatakan bahwa mahkota sudah diklaim. Dengan adik perempuannya yang dinobatkan sebagai ratu, Eadlyn akan melakukan segala cara untuk memenangkan permainan mematikan ini yang melibatkan kecantikan, cinta, dan kekuasaan.

Agar Grameds merasa lebih yakin sebelum membeli buku ini, Gramin telah merangkum informasi lengkap mengenai isi buku The Beast Within The Beauty di bawah ini. Jangan sampai terlewatkan karena ada informasi spesial yang akan disampaikan di akhir artikel ini!

Profil Ashalina G. Razak – Penulis Buku The Beast Within The Beauty

Lahir di Surabaya yang panas, Ashalina G. Razak kini telah menetap di Jakarta. Ashalina menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menggambar desain pakaian, menjahit, dan terobsesi dengan fandom animasi. Melalui IWEC, ia telah menerbitkan tiga buku: buku bergambar yang berjudul The Bubble Dolphins, sebuah antologi berjudul Romansa Persahabatan yang ia buat bersama teman-temannya, serta novella pertamanya yang berjudul The Beast Within the Beauty. Meskipun ia tidak berniat untuk fokus pada menulis, ia berharap bisa menerbitkan cerita yang berasal dari hatinya lagi, sambil  bermimpi memiliki butik sendiri suatu saat nanti.

Sinopsis Buku The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Di sekitar istana terdapat hutan yang diyakini oleh banyak orang sebagai tempat tinggal para setan yang menyamar sebagai makhluk hutan. Karena kepercayaan ini, sang Raja berpikir bahwa dengan menebang hutan, para setan akan pergi, dan hutan tersebut akan menjadi tempat yang aman bagi manusia untuk dihuni.

Namun, dia keliru. Ketika dia mengirim sekelompok kecil pengawal ke hutan, tidak ada satu pun yang kembali. Menyadari bahaya hutan tersebut bagi manusia, sang Raja memutuskan untuk membangun dua kamar kosong di lantai tiga istana. Kamar-kamar ini dilengkapi dengan balkon lebar, dihias indah, dan terbuka menghadap pemandangan taman: bunga-bunga, pohon-pohon, kolam kecil, serta tanaman berwarna-warni dan mempesona lainnya.

Masih khawatir akan makhluk-makhluk yang mendiami hutan, sang Ratu memutuskan agar Eadlyn mengikuti kelas memanah privat. Setiap Minggu pagi, ia berlatih di taman istana. Delapan tahun berlalu, dan Eadlyn yang kini berusia sepuluh tahun mulai merasa bosan bermain di taman dan di balkon yang dibangun oleh ayahnya untuknya. Oleh karena itu, dia mengajak adiknya, Elide, yang berusia delapan tahun, untuk bermain bersama di aula istana.

“Kita akan bermain apa, Eadlyn?” tanya Elide.

“Mari bermain petak umpet!” jawab Eadlyn. “Aku yang akan menghitung!” Dengan cepat, dia berlari menuju pilar batu marmer. Ia menutup matanya dengan telapak tangannya, menempelkan wajahnya ke pilar, dan mulai menghitung, “Satu, dua, tiga, empat, lima…”. Sementara itu, Elide berlarian mencari tempat untuk bersembunyi, hingga akhirnya ia duduk di balik tirai merah. “…enam, tujuh, delapan, sembilan… SEPULUH! Siap atau tidak, aku datang!” seru Eadlyn.

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Eadlyn berjalan perlahan di antara pilar-pilar batu, mencoba melihat apakah Elide bersembunyi di balik vas-vas besar dari Arab yang menghiasi setiap jendela. Kemudian, ia mengintip ke balik singgasana orang tuanya, yang berwarna merah dan biru, terbuat dari kayu, dan dicat dengan warna emas. Singgasana itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna-warni yang diukir menjadi bulan sabit pada sandaran punggungnya, simbol dari Crescentia. Pilar-pilar batu besar mengelilingi singgasana tersebut.

Ketika tidak dapat menemukan adiknya, Eadlyn mulai kesal dan segera meninggalkan aula. Namun, dia mendengar suara bersin dari balik salah satu tirai beludru panjang yang menutupi jendela. Ia merangkak mendekati sumber suara, dan bayangannya jatuh di atas kain merah. Eadlyn membuka satu sisi tirai dan berteriak, “BOO!”

“AH!” Elide menjerit. Suara tercekik, napas yang tersengal-sengal, dan batuk terdengar keluar dari bibirnya yang rapuh.

Eadlyn tertawa, mengira Elide hanya berpura-pura sakit. Namun, Elide ternyata tidak berpura-pura. Eadlyn baru menyadari hal ini ketika Elide batuk sangat keras hingga lendir berwarna hijau mulai keluar dari mulutnya. Eadlyn panik dan bergegas keluar dari kamar untuk memanggil orang tuanya.

“Ibu! Ayah! Elide sakit!” teriak Eadlyn sekuat yang ia bisa.

Pasangan kerajaan itu saling berpandangan dengan rasa putus asa dan ketakutan sebelum sang Raja segera mengirim pesan kepada dokter kerajaan agar datang ke kamar mereka.

“Dokter, tolong bantu kami. Putri kami sedang tidak sehat,” ujar sang Ratu ketika dokter tiba di ambang pintu.

“Baik, Yang Mulia,” jawab dokter tersebut sambil membungkuk hormat.

Eadlyn menunjukkan tempat Elide berada. Raja dan Ratu melihat Elide yang semakin keras batuknya, dan mereka memutuskan untuk membawa Elide ke kamar Eadlyn—karena kamarnya paling dekat dengan ruang singgasana.

“Yang Mulia, apakah Anda keberatan jika putri Anda dibaringkan di tempat tidur?” tanya dokter dengan sopan kepada Eadlyn. Ia memakai sarung tangan karet putih dan mengambil dua instrumennya dengan tangan yang telah dicuci bersih.

Eadlyn merasa enggan membaringkan adiknya di tempat tidurnya, sehingga Raja memutuskan untuk menggendong Elide dan menidurkannya di dekat jendela. Di sana, dokter memeriksa suhu tubuhnya, tenggorokannya, dan bagian tubuh lainnya untuk memastikan kondisinya.

Dokter itu tampak lega, namun juga terkejut dengan temuannya. “Ia tampak baik-baik saja, Yang Mulia. Ia hanya mudah merasa takut. Sayangnya, ia memiliki kelemahan otot pada jantungnya, jadi saya sarankan agar Anda tidak membuat jantungnya berdebar kencang.” “Terima kasih, dokter,” ucap sang Raja.

Setelah Elide sembuh dengan beberapa ramuan segar dan beberapa sendok obat untuk menenangkan jantungnya, dokter memberikan beberapa pil tidur dan membantu sang Raja menggendong Elide kembali ke kamarnya sendiri. Raja dan Ratu menjelaskan kepada Eadlyn bahwa Elide perlu beristirahat selama beberapa hari hingga benar-benar sembuh.

Eadlyn duduk di tepi tempat tidurnya, mengamati orang tuanya meninggalkan kamarnya untuk membawa Elide kembali ke kamarnya sendiri dan mengantar dokter ke gerbang. Namun, mereka tidak kembali untuk menceritakan dongeng atau menyanyikan lagu, bahkan untuk mengucapkan “selamat malam”.

Eadlyn mengintip dari balik pintu kamarnya, kepalanya menjulur keluar. Dia mendengar suara ibunya membacakan buku untuk Elide dari kamarnya di ujung lorong, suaranya terdengar samar-samar terbawa angin. Hati Eadlyn hancur saat ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju kursi goyangnya dengan kepala tertunduk dan wajah muram.

Kelebihan dan Kekurangan Buku The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Sampul buku yang menarik.
  • Ide cerita segar dan tidak bikin bosan.
  • Latar belakang yang sangat mendetail.
  • Misteri yang disajikan bikin pembaca penasaran.
  • Alur cerita mengalir.
  • Emotional rollercoaster.
  • Mengandung pesan moral.
Cons
  • Penggunaan nama tokoh yang sulit diingat.
  • Ditulis dengan menggunakan bahasa inggris.

Kelebihan Buku The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Buku The Beast Within The Beauty hadir dengan sampul yang sangat menarik, menampilkan desain simpel namun elegan dengan ilustrasi siluet memegang mahkota, serta perpaduan warna hitam dan pink yang cantik dapat memikat pembaca pada pandangan pertama. Cerita yang disajikan juga sangat segar, mengangkat tema perebutan cinta, harta, dan tahta antara kakak dan adik.

Latar belakang istana yang menjadi setting cerita digambarkan dengan sangat mendetail, sehingga pembaca dapat dengan mudah membayangkan suasana megah dan misterius di sekitar istana tersebut, termasuk hutan yang diyakini sebagai rumah bagi makhluk-makhluk gaib. Misteri yang dihadirkan dalam cerita ini berhasil memancing rasa penasaran pembaca, bahkan sesekali mampu membuat bulu kuduk merinding.

Alur ceritanya mengalir dengan baik, membuat emosi pembaca naik turun seiring dengan konflik yang terjadi, terutama saat Eadlyn harus menghadapi kenyataan yang pahit tentang adiknya, Elide. Selain itu, cerita ini juga sarat dengan pesan moral berharga yang dapat kompas untuk pembaca dalam menjalani kehidupan.

Kekurangan Buku The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Meskipun Buku The Beast Within The Beauty menawarkan cerita yang menarik dan penuh dengan intrik, masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah penggunaan nama-nama tokoh yang tergolong sulit diingat, seperti Eadlyn dan Elide, yang mungkin membuat pembaca merasa sedikit kesulitan dalam mengikuti alur cerita, terutama bagi mereka yang kurang familiar dengan nama-nama asing. Selain itu, buku ini ditulis dalam bahasa Inggris, yang mungkin menjadi tantangan bagi pembaca yang tidak terbiasa atau kurang fasih dalam bahasa tersebut, sehingga bisa mengurangi kenikmatan dalam menikmati cerita ini.

Pesan Moral Buku The Beast Within The Beauty

The Beast Within The Beauty

button cek gramedia com

Buku The Beast Within The Beauty mengandung pesan moral yang sangat mendalam. Dalam kehidupan, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, terutama anak-anak yang masih belajar memahami dunia. Dalam cerita ini, Eadlyn yang tanpa sengaja mengagetkan adiknya hingga ketakutan dan sakit, sebenarnya tidak bermaksud buruk. Namun, reaksi orang tuanya yang terlalu keras dan berkepanjangan malah membuat Eadlyn merasa diabaikan dan disalahkan oleh karena itu kita, oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam mengatur emosi agar tidak menyakiti apalagi sampai membuat orang lain trauma. .

Bagi kita, ini menjadi pengingat penting untuk selalu berhati-hati dalam berkata dan bertindak. Jangan sampai kita tanpa sadar menyakiti hati orang lain dan membangkitkan sisi buruk mereka apalagi sampai membuat mereka trauma yang mungkin sebenarnya bisa dihindari jika kita lebih peka dan penuh kasih dalam menghadapi kesalahan orang lain.

Bagi Grameds yang ingin membaca buku The Beast Within The Beauty karya Ashalina G. Razak, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku terbitan IWEC yang lain di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

TellTale Series: Petualangan Di Hutan Dempo Geureudong

Siren

button cek gramedia com

Ridley hanya seorang siren muda biasa. Ia tidak seperti saudara-saudaranya, yang bersuara lebih merdu, bertopeng lebih cantik, dan lebih handal memikat manusia. Ridley hanya siren muda yang lebih suka bersembunyi di balik topeng dan kata-kata. Namun, ketika ia menangkap seorang Pelaut muda, segalanya berubah. Kesulitan merawat manusia mebawa Ridley pada penolong satu-satunya: buku. Kali ini, buku-buku tidak hanya menawarkan jawaban buat masalahnya, tapi juga menguak sebuah rahasia tentang dunia siren yang selama ini sangat dipujanya. Dan Ridley harus membuat sebuah pilihan bukan saja untuk dirinya, tapi juga untuk kelangsungan hidup kaum Siren dan Manusia.

TellTale Series: Terdampar di Pulau Berry

Telltale series: Terdampar Di Pulau Berry

button cek gramedia com

Anna, Mia, dan Charlotte berlayar ke pulah tersebut dengan ditemani Kakak Anne dan Om Rasley. Di perjalanan, mereka dilanda badai besar. Mereka terpaksa berhenti di Pulau Berry dan memutuskan untuk mencari harta karun yang terpendam di dalam pasir. Ternyata, harta karun yang mereka cari sudah diambil oleh bajak laut. Mereka berusaha merebutnya kembali dari bajak laut dan terjadilah pertarungan yang sengit. Apakah mereka bisa menyelamatkan diri dan mengambil cermin ajaib yang telah dikuasai bajak laut? Bagaimana kisah petualangan mereka selanjutnya?

Mysterious Bell

Mysterious Bell

button cek gramedia com

Membaca telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan untuk bisa berpikir dan memahami Membaca sejak masih kecil dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara, kemampuan sosial, dan juga kemampuan bahasa. Hal ini dikarenakan membaca sejak kecil membantu menstimulasi bagian otak yang mendorong mereka memahami bahasa dengan lebih baik.

Terkadang Mama dapat membacakan buku cerita sambil menunjuk gambar pada buku maupun sambil bernyanyi. Si Kecil cenderung menyukai buku bergambar, serta nyanyian yang berirama. Usahakan Mama menjadikan membaca sebagai kebiasaan baik bagi Si Kecil Pentingnya belajar baca bagi Si Kecil tidak dapat dipandang sebelah mata. Membaca dapat dijadikan hobi dan kesenangan yang bermanfaat bagi Si Kecil. Nah Mama, apa saja manfaat membaca bagi Si Kecil?

Sumber:

https://www.iwecindonesia.com/katalog/the-beast-within-the-beauty?rq=the%20beast

Written by Adila V M