The Dip: A Little Book That Teaches You When to Quit (and When to Stick) adalah buku ringkas karya Seth Godin, diterbitkan pada tahun 2007, yang mengajarkan tentang pentingnya mengenali kapan kita harus bertahan dan kapan sebaiknya berhenti. Dalam 76 halaman, Godin memperkenalkan konsep “the dip,” yaitu fase kemunduran sementara yang, dengan kegigihan, dapat diatasi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Intinya, Godin ingin membantu pembaca mengenali apakah mereka berada dalam “the dip” yang harus dihadapi atau di jalan buntu yang perlu ditinggalkan.
Untuk mempromosikan buku ini, Godin meluncurkan blog bernama The Dip Blog pada awal Maret, di mana ia membagikan berbagai rincian terkait buku serta contoh-contoh konkret dari konsep “the dip.” Tur buku yang dilakukan Seth Godin juga unik. Ia berkomitmen untuk datang ke kota manapun asal ada jaminan bahwa setidaknya 2.500 kopi bukunya terjual di sana. Akibatnya, ia mengunjungi 15 kota, yang secara keseluruhan menghasilkan penjualan 37.500 kopi.
Dalam waktu singkat, The Dip menduduki peringkat #5 di daftar New York Times Best Seller dan berhasil menjual 100.000 kopi hanya dalam waktu satu bulan setelah peluncurannya. Buku ini mendapat tanggapan positif dan diliput oleh berbagai media besar seperti USA Today, The Miami Herald, National Post, South China Morning Post, Brandweek, dan Entrepreneur Magazine. Beberapa tokoh terkenal, seperti Chris Anderson, penulis The Long Tail, serta Guy Kawasaki, turut merekomendasikan buku ini. The Dip menjadi panduan yang relevan bagi siapa pun yang ingin memahami seni bertahan dan berhenti di waktu yang tepat.
Versi terjemahan buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti diterbitkan oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer pada 4 April 2022, dengan total 96 halaman. Simak bahasan lengkap tentang isi buku ini Gramin sudah rangkum di bawah ini ya! Selamat membaca, Grameds!
Table of Contents
Profil Seth Godin – Penulis Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
Seth Godin, lahir pada 10 Juli 1960, adalah seorang pengusaha, penulis produktif, dan pembicara publik asal Amerika Serikat. Ia lahir di Mount Vernon, New York, dan menempuh pendidikan di Universitas Tufts, di mana ia meraih gelar di bidang ilmu komputer dan filsafat pada tahun 1979. Setelah itu, Godin melanjutkan studi dan memperoleh gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business. Antara tahun 1983 hingga 1986, Godin bekerja sebagai manajer merek di Spinnaker Software, sambil menyelesaikan studi MBA-nya, sering kali berpindah antara California dan Boston.
Pada tahun 1986, setelah meninggalkan Spinnaker Software, Godin menggunakan tabungan sebesar $20.000 untuk mendirikan Seth Godin Productions, sebuah bisnis pemaketan buku yang beroperasi dari apartemen studio di New York City. Di tempat inilah Godin bertemu dengan Mark Hurst dan bersama-sama mendirikan Yoyodyne, sebuah perusahaan yang nantinya menjadi pelopor dalam pemasaran berbasis izin (permission marketing), konsep yang sebelumnya dikembangkan oleh Perlstein. Setelah beberapa waktu, Godin menjual bisnis pemaketan buku tersebut kepada para karyawannya dan fokus sepenuhnya pada pengembangan Yoyodyne.
Selain itu, Godin juga pernah menulis kolom untuk majalah Fast Company. Saat ini, ia tinggal bersama istrinya, Helene, dan dua putra mereka di Hastings-on-Hudson, New York.
Sinopsis Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
Kita sering kali menghabiskan banyak waktu menghadapi hambatan dengan sikap gigih. Namun, kadang-kadang kita merasa putus asa dan mencari motivasi melalui kata-kata inspiratif, seperti kutipan terkenal dari Vince Lombardi: “Orang yang mudah menyerah tidak pernah menang.” Namun, nasihat ini sebenarnya kurang tepat. Mereka yang sukses juga tahu kapan harus berhenti—tapi yang membedakan adalah mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.
Sebagian besar orang berhenti, tetapi sering kali dengan cara yang salah. Faktanya, banyak profesi dan pasar mengambil keuntungan dari mereka yang menyerah terlalu cepat, karena menganggap bahwa mereka benar-benar ingin berhenti. Banyak bisnis dan organisasi besar mengandalkan pola pikir ini.
Jadi, kapan kita harus menyerah? Dan kapan kita harus bertahan? Saat kita memulai sesuatu—entah itu hobi, pekerjaan, atau mendirikan bisnis—pada awalnya terasa menyenangkan. Namun, seiring waktu, semuanya mulai terasa lebih sulit dan kurang menyenangkan. Dalam The Dip, buku ini menggambarkan fase sulit yang harus dihadapi saat mengejar sesuatu, yaitu masa-masa di mana kemajuan terasa lambat dan keraguan mulai muncul. Di tengah-tengah keraguan tersebut, kita sering bertanya, “Apakah ini layak diteruskan?”
Buku ini membahas bagaimana mengenali waktu yang tepat untuk berhenti atau melanjutkan perjuangan, serta bagaimana melewati the dip untuk mencapai tujuan. Temukan panduan di sini agar kamu bisa bertahan melalui masa sulit itu dan mencapai kesuksesan yang kamu dambakan.
Kelebihan dan Kekurangan Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
Kelebihan Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
The Dip karya Seth Godin memberikan banyak kelebihan yang membuatnya menjadi bahan refleksi yang bermanfaat bagi para pembaca. Dengan penjelasan yang singkat dan tidak bertele-tele, buku ini menawarkan wawasan yang mendalam tanpa membuat pembaca merasa kesulitan dan digurui. Seth Godin menyampaikan gagasannya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, sehingga meskipun konsep yang diangkat sedikit cukup kompleks, penyampaiannya terasa mengalir dan tidak membingungkan.
Selain itu, jumlah halaman yang tidak terlalu banyak membuat buku ini dapat dibaca dalam waktu singkat, bahkan dalam sekali duduk. Meskipun ringkas, The Dip mampu memberikan insight tambahan yang menarik tentang kapan kita harus bertahan dan kapan sebaiknya menyerah. Bukan hanya memberikan perspektif baru saja, buku ini juga memberikan motivasi bagi pembaca untuk memahami bahwa berhenti bukan selalu berarti kegagalan, tetapi kadang justru merupakan keputusan yang paling bijak dalam situasi tertentu.
Buku ini membantu pembaca untuk berpikir lebih jernih tentang kapan harus mengambil keputusan penting, seperti apakah sebuah proyek atau usaha pantas untuk dilanjutkan, atau justru lebih baik dihentikan. Godin menjelaskan bahwa ada momen dalam perjalanan kita di mana tantangan terasa begitu berat, namun hal itu bisa jadi merupakan fase sementara yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan. Inilah yang dia sebut sebagai the dip, titik terendah di mana kita merasa seperti tidak membuat kemajuan, tetapi sebenarnya sedang berada di ambang terobosan besar.
Dengan narasi yang langsung dan to the point, Godin mengajak pembaca untuk merefleksikan kembali tindakan mereka selama ini, dan mempertimbangkan bahwa berhenti bukan selalu menjadi hal yang buruk. Ia menyoroti bahwa berhenti di waktu yang tepat bisa menjadi kunci untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dan buku ini menjadi panduan praktis untuk mengetahui kapan harus bertahan atau mundur. Cocok sebagai buku pegangan bagi siapa pun yang sedang menghadapi tantangan dan membutuhkan panduan dalam mengambil keputusan yang tepat.
Kekurangan Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
Meskipun buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti menawarkan wawasan yang sangat berharga, salah satu kelemahannya adalah repetisi yang cukup sering muncul di dalamnya. Seth Godin berulang kali menekankan konsep yang sama, sehingga pembaca bisa merasa seperti membaca informasi yang sudah diuraikan sebelumnya. Hal ini membuat buku ini terkesan kurang dinamis, terutama bagi mereka yang mencari lebih banyak variasi dalam penjelasan atau contoh praktis yang lebih beragam.
Selain itu, studi kasus yang digunakan dalam buku ini tidak diuraikan secara mendalam. Meskipun Godin memberikan beberapa contoh untuk mendukung argumennya, pembaca mungkin akan merasa kurang puas karena contoh-contoh tersebut kurang dijelaskan secara detail. Pendekatan yang lebih mendalam pada studi kasus mungkin akan membantu pembaca lebih memahami bagaimana konsep the dip diterapkan dalam berbagai situasi nyata.
Pesan Moral Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti
Pesan moral dari The Dip karya Seth Godin mengajarkan kita pentingnya memahami kapan harus bertahan dan kapan saat yang tepat untuk berhenti. Godin menyoroti bahwa berhenti bukanlah sesuatu yang selalu buruk. Bahkan, pemenang sejati sering kali berhenti, tetapi mereka melakukannya dengan bijaksana—mereka tahu kapan harus meninggalkan hal-hal yang tidak lagi mendukung tujuan mereka. Kebanyakan orang cenderung berhenti pada saat-saat yang sulit tanpa pertimbangan matang, atau justru terus bertahan hanya karena enggan menyerah, meskipun sebenarnya tidak lagi ada manfaat yang bisa diraih.
Godin juga memperkenalkan konsep The Dip, fase di mana seseorang merasakan penurunan semangat atau tantangan yang tampak sulit dilewati. Di titik ini, pilihan ada pada kita: apakah menyerah karena merasa ini akhir dari perjalanan, atau justru melihat The Dip sebagai kesempatan untuk mendorong diri lebih keras lagi dan terus maju hingga mencapai tujuan. Pesannya jelas: sukses seringkali datang bagi mereka yang mampu mengenali kapan harus menunggu dan terus berjuang, atau kapan harus melepaskan dan beralih ke hal lain yang lebih bernilai.
Bagi Grameds yang tertarik untuk membaca dan berlarut dengan buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti, kalian bisa langsung dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin di bawah ini sudah menyiapkan buku-buku lainnya yang yang tak kalah menarik. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Acres of Diamonds
Kisah ini menceritakan tentang seorang pria bernama Ali Hafed, yang memiliki sebuah lahan pertanian besar di Afrika. Ali Hafed mendengar kisah tentang petani lain yang menjadi jutawan dengan menemukan tambang berlian. Yakin bahwa dia bisa menemukan kekayaan yang lebih besar, dia menjual lahannya dan memulai pencarian berlian. Ali Hafed bepergian ke seluruh dunia, menghabiskan semua uangnya dalam pencarian tersebut, tetapi dia tidak menemukan berlian. Akhirnya, dalam keadaan bangkrut dan putus asa, dia menceburkan dirinya ke laut dan tenggelam.
Sementara itu, pemilik baru lahan Ali Hafed sedang mengerjakan tanah suatu hari ketika dia menemukan sebuah batu besar yang berkilau. Kemudian dia mengetahui bahwa itu adalah berlian. Lahan tersebut kaya akan berlian, dan Ali Hafed telah tinggal di atas lahan berlian tanpa menyadarinya.
You Are A F*cking Success
Tahukah Anda bahwa ternyata kita telah salah dalam menilai kesuksesan. Kita sering mengaitkan kesuksesan dengan barang bermerek, mobil mewah, atau rumah elite. Sehingga kita merasa kehabisan tenaga untuk menggapainya. Padahal, kesuksesan merupakan perasaan yang kita kembangkan, bukan sesuatu yang dapat kita beli. Sukses adalah tentang menemukan jalan hidup yang menerangi dan memberi Anda makna. Sukses ialah bagaimana mampu menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri setiap hari.
Seperti yang diungkapkan oleh Noor Hibbert–pelatih bisnis internasional, pengusaha, dan pendiri perusahaan dengan pendapatan 7 digit–dalam buku ini. Ia menyatakan bahwa tolok ukur kesuksesan seharusnya adalah hal yang Anda ciptakan untuk diri sendiri. Melali buku ini, ia memandu Anda mengembangkan visi baru untuk menciptakan kesuksesan dengan cara Anda sendiri, melatih untuk mengeluarkan potensi penuh yang ada dalam diri Anda, serta membentuk kehidupan Anda yang luar biasa.
Hidden Potential: Rahasia Mencapai Hal-Hal yang Lebih Besar
Kita hidup di dunia yang terobsesi dengan bakat. Kita memuja-muja siswa berbakat di sekolah, atlet genius dalam olahraga, dan anak ajaib dalam musik. Namun, mengagumi orang-orang yang memulai sesuatu dengan keunggulan bawaan lahir membuat kita mengabaikan jarak yang bisa kita tempuh untuk mencapai kejayaan. Kita meremehkan berbagai keterampilan yang bisa kita pelajari dan seberapa jauh kita bisa berkembang.
Hidden Potential menawarkan kerangka kerja baru untuk meningkatkan aspirasi dan melampaui ekspektasi. Adam Grant merangkai bukti-bukti inovatif, wawasan mengejutkan, dan penceritaan detail yang membawa kita dari ruang kelas hingga ruang rapat direksi, taman bermain hingga Olimpiade, dan ruangan bawah tanah hingga luar angkasa. Dia menunjukkan bahwa kemajuan tidak bergantung pada seberapa keras Anda berusaha, melainkan seberapa baik Anda belajar. Pertumbuhan bukanlah tentang kegeniusan yang Anda miliki—tetapi tentang karakter yang Anda kembangkan.
Sumber:
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/The_Dip
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Seth_Godin
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sempurna (Perfect)
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang