in

Review Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak dan Pikiran Manusia Karya Alfred Binet

The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak dan Pikiran Manusia merupakan buku yang ditulis oleh Alfred Binet. Buku ini pada awalnya diterbitkan pada tahun 1907. Isi buku ini akan mengeksplorasi perbedaan antara pikiran dan materi. Walaupun Alfred Binet terkenal karena kontribusinya pada studi kecerdasan, dia memiliki minat penelitian ekstensif lainnya dan dipublikasikan secara luas di banyak bidang psikologi. Salah satu bentuknya adalah buku ini. Penerbitan ulang buku ini menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi beberapa karya itu, yang mencakup kesadaran dan kognisi serta definisi psikologi.

Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak dan Pikiran Manusia telah diterjemahkan pada bulan Januari 2017 oleh Penerbit Solusi Distribusi. Buku dengan total 188 halaman ini menjadi bentuk sebuah upaya panjang dalam membangun perbedaan antara apa yang disebut pikiran dan apa yang disebut materi. Tak ada hal yang lebih sederhana daripada menyadari perbedaan ini saat Anda tidak meneliti jauh ke dalamnya.

Tak ada yang lebih sulit saat Anda menganalisisnya sedikit saja. Pada pandangan pertama, terlihat tak mungkin orang akan mengacaukan sesuatu yang sangat jauh terpisah. Bagaikan sebuah pemikiran dan sebongkah batu, tetapi setelah direnungkan kontras yang begitu besar ini lenyap, dan perbedaan-perbedaan lainnya perlu dicari yang kurang jelas dan yang hingga sekarang orang belum membayangkannya.

Profil Alfred Binet – Penulis Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia

Holiday Sale

Sumber: Britannica.com

Alfred Binet lahir dengan nama Alfredo Binetti. Alfred Biner adalah seorang psikolog asal Perancis yang menemukan tes IQ praktis pertama, yang disebut sebagai tes Binet–Simon. Pada tahun 1904, Kementerian Pendidikan Perancis meminta psikolog Alfred Binet untuk merancang metode yang akan menentukan siswa mana yang tidak belajar secara efektif dari instruksi kelas reguler, sehingga mereka dapat diberikan pekerjaan perbaikan. Bersama dengan kolaboratornya Théodore Simon, Binet menerbitkan revisi tesnya pada tahun 1908 dan 1911, yang terakhir muncul tepat sebelum kematiannya.

Alfred Binet menghadiri sekolah hukum di Paris, dan menerima gelarnya pada tahun 1878. Ia juga belajar fisiologi di Sorbonne. Posisi formal pertamanya adalah sebagai peneliti di klinik saraf, Rumah Sakit Salpêtrière, di Paris dari tahun 1883 sampai 1889. Dari sana, Alfred Binet kemudian menjadi peneliti dan direktur asosiasi Laboratorium Psikologi Eksperimental di Sorbonne dari tahun 1891 hingga 1894.

Pada tahun 1894, Alfred Binet dipromosikan menjadi direktur laboratorium hingga tahun 1911. Alfred Binet juga mendidik dirinya sendiri dengan membaca teks-teks psikologi di Perpustakaan Nasional di Paris. Dari situ, ia menjadi terpesona dengan ide-ide John Stuart Mill, yang percaya bahwa operasi intelijen dapat dijelaskan oleh hukum asosiasionisme. Alfred Binet akhirnya menyadari keterbatasan teori ini, tetapi ide-ide Mill terus mempengaruhi karyanya.

Pada tahun 1883, tahun belajar tanpa pendamping berakhir saat Binet diperkenalkan kepada Charles Féré yang memperkenalkannya kepada Jean-Martin Charcot, direktur sebuah klinik bernama La Salpêtrière, Paris. Charcot menjadi mentornya dan pada gilirannya, Binet menerima posisi di klinik, bekerja di laboratorium neurologisnya. Pada saat Binet menjabat, Charcot sedang bereksperimen dengan hipnotisme dan Binet, yang dipengaruhi oleh Charcot, menerbitkan empat artikel tentang karyanya di bidang ini.

Alfred Binet secara agresif mendukung posisi Charcot yang termasuk keyakinan bahwa orang dengan sistem saraf yang lemah dan tidak stabil rentan terhadap hipnosis. Sayangnya, kesimpulan Charcot tidak bertahan di bawah pengawasan profesional, dan Alfred Binet terpaksa membuat pengakuan publik yang memalukan bahwa dia salah dalam mendukung gurunya. Namun, telah memantapkan namanya secara internasional di bidangnya.

Saat keterlibatannya dengan hipnosis berkurang sebagai akibat dari kegagalan untuk membangun penerimaan profesional, ia beralih ke studi tentang perkembangan anak yang didorong oleh kelahiran dua putrinya, Marguerite dan Alice, yang lahir pada tahun 1885 dan 1887. Alfred Binet menyebut Alice sebagai subjektivis, dan Marguerite seorang objektivis, dan mengembangkan konsep introspeksi dan ekstropeksi dalam mengantisipasi tipe psikologis Carl Jung.

Bergin dan Cizek (2001) menyarankan bahwa karya ini mungkin telah memengaruhi Jean Piaget, yang kemudian belajar dengan kolaborator Binet Théodore Simon pada tahun 1920. Penelitian Alfred Binet bersama putri-putrinya membantunya untuk lebih menyempurnakan konsepsi kecerdasannya yang berkembang, terutama pentingnya rentang perhatian dan sugestibilitas dalam perkembangan kecerdasan aktual. Terlepas dari minat penelitian Binet yang luas dan publikasi yang luas, hari ini ia paling dikenal karena kontribusinya terhadap intelijen.

Wolf mendalilkan bahwa ini adalah hasil dari tidak berafiliasi dengan universitas besar. Sebab, Alfred Binet tak memiliki studi pascasarjana formal di bidang psikologi, dia tidak memegang jabatan profesor di lembaga bergengsi di mana mahasiswa dan dana pasti akan mengabadikan karyanya. Selain itu, teorinya yang lebih progresif tidak memberikan utilitas praktis yang akan ditimbulkan oleh skala kecerdasannya. Alfred Binet dan rekan kerjanya Fere menemukan apa yang mereka sebut transfer dan mereka juga mengenali polarisasi persepsi dan emosional.

Alfred Binet dan Fere menganggap temuan mereka adalah fenomena dan sangat penting. Setelah diselidiki oleh banyak orang, kedua pria itu dipaksa untuk mengakui bahwa mereka salah tentang konsep transfer dan polarisasi mereka. Pada dasarnya, pasien mereka sudah tahu apa yang diharapkan, apa yang seharusnya terjadi, jadi mereka setuju saja. Alfred Binet sudah mempertaruhkan segalanya pada eksperimennya dan hasilnya, dan kegagalan ini merugikannya.

Pada tahun 1890, Alfred Binet mengundurkan diri dari La Salpêtrière dan tak pernah menyebutkan tempat itu atau direkturnya lagi. Minatnya kemudian beralih ke perkembangan anak-anaknya, Madeleine dan Alice, yang terpaut dua tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa Jean Piaget hanya beberapa waktu kemudian, mengenai perkembangan kognisi pada anak-anak.

Alfred Binet mendapatkan pekerjaan lagi pada tahun 1891 di Laboratorium Psikologi Fisiologis di Sorbonne. Dia bekerja selama satu tahun tanpa bayaran dan pada tahun 1894, dia mengambil alih sebagai direktur. Ini adalah posisi yang dipegang Alfred Binet sampai ia meninggal, dan itu memungkinkan dia untuk melanjutkan studinya tentang proses mental.

Saat memimpin Laboratorium, Theodore Simon melamar untuk melakukan penelitian doktoral di bawah bimbingan Alfred Binet. Ini adalah awal dari kolaborasi mereka yang panjang dan bermanfaat. Selama waktu ini ia juga ikut mendirikan jurnal psikologi Prancis, L’Année Psychologique, menjabat sebagai direktur dan pemimpin redaksi jurnal yang merupakan jurnal ilmiah pertama dalam domain ini.

Sinopsis Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia

Pros & Cons

Pros
  • Memuat banyak informasi yang dapat menjadi pembelajaran baru bagi pembaca.
  • Narasi singkat, tetapi detail dan mudah untuk dimengerti.
  • Buku ini mampu membuat pembaca berpikir, merefleksikan, dan mengenal kemampuan otak dan pikirannya sendiri.
Cons
  • Terdapat beberapa istilah ilmiah yang tidak ada penjelasannya.

Buku menjadi bentuk sebuah upaya panjang dalam membangun perbedaan antara apa yang disebut pikiran dan apa yang disebut materi. Tak ada hal yang lebih sederhana daripada menyadari perbedaan ini saat Anda tidak meneliti jauh ke dalamnya. Tak ada yang lebih sulit saat Anda menganalisisnya sedikit saja.

Pada pandangan pertama, terlihat tak mungkin orang akan mengacaukan sesuatu yang sangat jauh terpisah. Bagaikan sebuah pemikiran dan sebongkah batu, tetapi setelah direnungkan kontras yang begitu besar ini lenyap, dan perbedaan-perbedaan lainnya perlu dicari yang kurang jelas dan yang hingga sekarang orang belum membayangkannya.

Buku ini terbagi dalam tiga bab besar. Bab pertama membicarakan tentang definisi materi, yang mana dalam bab ini dibagi lagi menjadi 4 sub-bab. Sub-bab pertama pendahuluan, sub-bab kedua tentang pengetahuan kita tentang benda-benda luar, sub-bab ketiga tentang teori mekanika mengenai materi hanyalah simbol, sub-bab keempat tentang jawaban atas beberapa keberatan dan ringkasan.

Bab kedua mengenai definisi sensasi. Bagian ini membahas tentang: sub-bab pertama menjelaskan perbedaan antara kognisi dan objeknya, sub-bab kedua menjelaskan definisi sensasi, sub-bab ketiga menjelaskan definisi imaji, sub-bab keempat definisi emosi, sub-bab kelima definisi kesadaran, hubungan subjek, objek, sub-bab keenam definisi kesadaran, kategori, kategori pemahaman. Sub-bab ketujuh definisi kesadaran, keterpisahan kesadaran dari objeknya, pembahasan tentang idealisme, sub-bab kedelapan definisi kesadaran, pemisahan kesadaran dari objeknya, bawah sadar, dan sub-bab kesembilan definisi psikologi.

Bab ketiga membicarakan penyatuan jiwa dan tubuh. Dalam bagian ini masih terbagi ke dalam 5 sub-bab. Sub-bab pertama, pikiran memiliki kehidupan yang lengkap, sub-bab kedua tentang spiritualisme dan idealisme, sub-bab ketiga tentang materialisme dan paralelisme, sub-bab teori-teori modern, sub-bab keempat kesimpulan, sub-bab kelima rekapitulasi.

Kelebihan Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia

Sebagai salah satu buku best-seller, buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia tentunya memiliki sejumlah kelebihan. Kelebihan pertama, tentunya dari tema utama yang disajikan buku ini, yang membahas tentang kemampuan otak dan pikiran manusia. Buku ini tentunya memuat banyak informasi yang dapat menjadi sebuah pembelajaran baru bagi pembaca.

Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia ini dituliskan secara singkat dan cukup detail. Narasi yang dituliskan Alfred Binet dinilai cukup mudah untuk dimengerti. Penjelasan yang disajikan buku ini mampu membuat pembaca berpikir, merefleksikan, dan mengenal kemampuan otak dan pikirannya sendiri.

Secara keseluruhan, buku ini adalah buku yang bersifat edukatif dan menyenangkan untuk dibaca. Ini adalah buku yang direkomendasikan bagi anda yang ingin mengenal kemampuan manusia kemampuan diri anda sendiri secara lebih dalam.

Kekurangan Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia

Selain kelebihan, buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terkait dengan beberapa istilah ilmiah yang mungkin awam bagi sebagian orang, dan tidak disertai dengan penjelasan atau catatan kaki. Hal ini cukup menjadi kendala bagi sejumlah pembaca.

Pesan Moral Buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia

Melalui buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia, kita dapat lebih mengenali kemampuan manusia, kemampuan diri kita dengan lebih mendalam. Dari pemahaman kita yang lebih menyeluruh terhadap kemampuan diri, kita diharapkan dapat memelihara dan menggunakannya dengan lebih baik. Anda diharapkan dapat memberdayakan kedahsyatan otak dan pikiran anda melalui hal-hal seperti pelatihan mindfulness, melepaskan pikiran negatif, dan memilih untuk lebih bahagia. Setelah itu, anda mungkin akan merasa lebih mudah dalam mengendalikan hidup anda.

Sekian artikel ulasan buku The Mind & The Brain: Dahsyatnya Otak & Pikiran Manusia karya Alfred Binet. Bagi kalian yang penasaran akan kemampuan otak dan pikiran anda, yuk segera dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Rating: 4.09

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy