Rating: 4.17
The Star Diaries adalah kumpulan cerita pendek yang mengisahkan petualangan penjelajah luar angkasa bernama Ijon Tichy, ditulis oleh penulis Polandia, Stanis?aw Lem. Cerita-cerita ini bersifat satir dan pertama kali diterbitkan sebagai bagian dari koleksi Sezam i inne opowiadania pada tahun 1954. Buku terpisahnya diterbitkan pada tahun 1957 dengan judul Dzienniki gwiazdowe, dan diperluas pada edisi tahun 1971. Seri ini terkait erat dengan kumpulan Ze wspomnie? Ijona Tichego (Dari Memoar Ijon Tichy). Cerita-cerita tersebut sering dianggap sebagai bagian dari siklus petualangan Ijon Tichy.
Publikasi tahun 1954 diizinkan oleh sensor Komunis karena cerita-cerita tersebut dianggap sebagai satir terhadap masyarakat kapitalis, meskipun banyak kemiripan dengan masyarakat Komunis. Koleksi ini kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dalam dua volume, The Star Diaries (1976, New York) dan Memoirs of a Space Traveller (1982, London). Pada tahun 1965, sebuah film TV Polandia berjudul Professor Zazul dirilis, disutradarai oleh Marek Nowicki.
Selain itu, terdapat adaptasi berbahasa Jerman dari beberapa petualangan Ijon Tichy. Pada tahun 2001 dan 2002, dua film pendek independen dibuat dengan durasi sekitar 15 menit, disutradarai oleh Dennis Jacobsen, Randa Chahoud, dan Oliver Jahn (yang juga memerankan karakter Ijon Tichy), dengan Nora Tschirner berperan sebagai hologram wanita. Pada tahun 2006, tim yang sama memproduksi mini seri berjudul Ijon Tichy: Raumpilot untuk TV Jerman, yang pertama kali ditayangkan pada Maret 2007 di ZDF dengan 6 episode berdurasi 15 menit. Musim kedua, dengan 8 episode, dirilis pada tahun 2011.
Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama pada 3 Juni 2024. Ini adalah sebuah kisah yang menggabungkan fiksi ilmiah, kritik sastra, dan juga filsafat. Apakah kalian sudah siap menjelajahi kisah The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar. Sebelum masuk ke sinopsis dan ulasannya, kita kenalan dulu dengan penulis buku ini, Stanislaw Lem.Â
Table of Contents
Profil Stanislaw Lem – Penulis Buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar
Stanis?aw Herman Lem (12 September 1921 – 27 Maret 2006) adalah seorang penulis asal Polandia yang diakui secara internasional berkat karya-karya novel, cerita pendek, dan esainya. Topik yang sering ia bahas mencakup filsafat, futurologi, dan kritik sastra, dengan gaya yang kaya akan satire dan humor. Karya-karya fiksi ilmiah Lem telah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa dan terjual lebih dari 45 juta eksemplar di seluruh dunia. Salah satu novel terkenalnya, Solaris, yang diterbitkan pada tahun 1961, menjadikan namanya dikenal luas. Theodore Sturgeon, seorang penulis fiksi ilmiah terkenal, bahkan menyebut Lem sebagai salah satu penulis fiksi ilmiah paling populer di dunia pada tahun 1976.
Selain fiksi ilmiah, Lem juga menulis karya filosofis penting berjudul Summa Technologiae. Dalam buku ini, ia memprediksi perkembangan futuristik seperti realitas virtual dan kecerdasan buatan. Ia juga mengangkat ide tentang evolusi otomatis manusia serta penciptaan dunia buatan. Karya-karya fiksinya sering mengeksplorasi tema-tema filosofis yang mendalam, termasuk spekulasi tentang teknologi, hakikat kecerdasan, dan tantangan dalam berkomunikasi dengan entitas alien. Karya-karyanya menyelami keterbatasan pemahaman manusia dan refleksi tentang posisi manusia di alam semesta, sehingga menambah kedalaman filosofis dalam genre fiksi ilmiah.
Pada tahun 2021, untuk menghormati warisan intelektual dan pengaruhnya yang mendunia, Sejm Polandia menetapkan tahun tersebut sebagai “Tahun Stanis?aw Lem”. Penetapan ini menandai perayaan akan kontribusi Lem, baik dalam dunia sastra maupun dalam pemikiran filosofis yang terus mempengaruhi cara pandang terhadap teknologi, masa depan, dan eksistensi manusia.
Sinopsis Buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar
Pada hari Senin, 2 April, aku sedang meluncur di sekitar Bintang Betelgeuse. Tiba-tiba, sebuah meteor kecil, tak lebih besar dari kacang lima, menghantam lambung kapalku. Akibatnya, pengatur kecepatan dan sebagian dari kemudi rusak. Alhasil, roket tidak lagi mampu bermanuver. Aku segera mengenakan pakaian astronaut, keluar dari kapal, dan mencoba memperbaiki kerusakan mekanis. Namun, aku tidak bisa memasang kemudi cadangan. Sebelumnya, aku sudah memperkirakan mungkin akan membutuhkannya, sehingga aku membawanya tanpa bantuan orang lain.
Sayangnya, para perancang dengan bodohnya telah mendesain roket sedemikian rupa sehingga diperlukan dua orang untuk memasang kemudi: satu orang harus menahan kepala baut dengan kunci pas, sementara orang lainnya mengencangkan mur. Awalnya, aku tidak menyadari hal ini. Selama beberapa jam, aku berusaha menahan kunci pas dengan kakiku, sambil menggunakan kedua tangan untuk memutar mur di ujung yang lain. Namun, semua upayaku sia-sia, dan aku bahkan melewatkan waktu makan siang. Pada akhirnya, ketika aku hampir berhasil, kunci pas itu terlepas dari kakiku dan melayang ke angkasa.
Bukan hanya aku gagal menyelesaikan perbaikan, tetapi aku juga kehilangan alat yang sangat berharga. Aku hanya bisa memandangi kunci pas itu dengan putus asa ketika ia melayang semakin jauh, mengecil, dan akhirnya menghilang ke dalam langit berbintang.
Tak lama kemudian, kunci pas itu kembali, mengikuti jalur elips yang panjang. Meskipun kini telah menjadi satelit roketku, jaraknya masih terlalu jauh untuk bisa kuraih. Aku pun kembali ke dalam kapal. Sambil duduk dan makan seadanya, aku mulai memikirkan cara terbaik untuk keluar dari situasi konyol ini. Sementara itu, kapal terus melaju tanpa arah yang jelas.
Kelebihan dan Kekurangan Buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar
Kelebihan Buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar
The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar adalah sebuah karya luar biasa yang menyempurnakan versi-versi sebelumnya, dengan menambahkan banyak sekali elemen baru Buku ini memuat semua materi dari The Star Diaries (1982) karya Stanis?aw Lem, namun kali ini dalam kemasan yang lebih komprehensif. Salah satu kelebihan utama dari buku ini adalah kemampuannya untuk menghadirkan dunia imajinatif, membawa pembaca ke dalam petualangan yang tidak hanya melibatkan perjalanan luar angkasa, tetapi juga mengajak mereka merenungkan pertanyaan-pertanyaan filosofis mendalam.
Stanislaw Lem, dengan brilian menyisipkan teori-teori filosofis dan ilmiah yang dapat memancing pemikiran para pembaca bukunya. Misalnya, dalam The Eighteenth Voyage, Ijon Tichy harus kembali ke masa lalu untuk menciptakan alam semesta, namun kesalahan-kesalahan yang ia buat dalam proses tersebut menghasilkan konsekuensi yang absurd dan lucu. Di The Twenty-fourth Voyage. Kombinasi teori filosofis dengan unsur yang bersifat satir ini membuat cerita dalam buku ini terasa unik.
Lem juga berhasil mengupas secara tuntas berbagai pemikirannya yang mendalam dan menantang. Ia sering kali mempertanyakan konsep kecerdasan manusia, apakah kecerdasan itu unik, atau bahkan apakah kecerdasan benar-benar ada. Salah satu contoh menarik adalah cerita di mana robot dipertanyakan apakah mereka memiliki hak asasi manusia karena hubungan mereka dengan mesin cuci. Dalam cerita lain, seorang ilmuwan gila menciptakan otak dalam kotak yang diberi data agar mereka berpikir bahwa mereka adalah manusia yang hidup di dunia nyata. Situasi yang menggabungkan sains, filsafat, humor dan pemikiran dari Stanislaw Lem membuat buku ini wajib untuk kalian baca.
Bagi pembaca yang ingin mengeksplorasi pemikiran mendalam Stanis?aw Lem, buku ini juga dapat memberikan insight tambahan untuk para pembacanya. Pengalaman membaca yang ditinggalkan setelah membaca The Star Diaries ini tidak hanya menyenangkan dari segi hiburan yang terdapat didalamnya, tetapi juga memberi banyak bahan untuk refleksi tentang teknologi, kecerdasan, dan masa depan manusia dalam alam semesta yang luas.
Kekurangan Buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar
Meskipun The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar memiliki banyak keunggulan, buku ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan yang patut diperhatikan. Salah satu kekurangan yang mencolok adalah kurangnya variasi dalam tema dan alur cerita. Jika dibandingkan dengan karya-karya Stanis?aw Lem sebelumnya, buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa ini terasa kurang segar dalam eksplorasi ide-ide baru, yang mungkin membuat beberapa pembaca merasa alurnya kurang dinamis dan inovatif.
Pada jilid kedua, repetisi dalam cerita-cerita pendeknya menjadi lebih jelas. Terlalu banyak cerita yang berpusat pada karakter ilmuwan gila, yang meskipun menarik pada awalnya, lama-kelamaan mengurangi variasi tema dan petualangan. Fokus yang berlebihan pada aspek ini membuat unsur petualangan luar angkasa, yang seharusnya menjadi daya tarik utama cerita-cerita Ijon Tichy, terasa kurang menonjol. Alhasil, kisah-kisah tersebut menjadi kurang imajinatif dan mengurangi kekayaan dunia luar angkasa yang diharapkan.
Bagi pembaca yang telah menikmati karya-karya sebelumnya dari Lem, harapan untuk petualangan epik mungkin tidak sepenuhnya terpenuhi dalam jilid ini. Terlalu seringnya penggunaan tema yang sama dapat membuat beberapa pembaca merasa kecewa, terutama mereka yang mencari pengalaman baru dan lebih luas dari eksplorasi imajinatif Lem. Meskipun demikian, The Star Diaries masih menawarkan keunikan dalam gaya penulisan Lem yang khas.
Penutup
Menjelajahi luar angkasa yang luar biasa dan tak terjangkau memang menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan membanggakan. Namun, apa reaksi kamu jika terjebak di sana? Pengalaman terjebak di luar angkasa dan masalah-masalah lainnya yang mencengangkan bisa Grameds temukan di buku ini.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku The Star Diaries: Catatan Perjalanan Angkasa Luar karya Stanislaw Lem, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku perjalanan yang menarik lainnya di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
A Journey To Java (Catatan Perjalanan Ke Pulau Jawa)
Michael McMillan menuliskan catatan perjalanannya ketika ia sedang menuju ke Pulau Jawa. Dengan lugas ia menceritakan kisah kunjungannya melalui kapal Mataram yang berlayar dari Sydney menuju Jawa. Secara detail ia menggambarkan semua kondisi yang Ia lihat di Pulau Jawa pada awal abad ke 19. Rumah-rumah yang berjejer, perempuan Jawa berkebaya dengan selendang di lehernya, orang-orang Cina di atas kereta kuda, dan para pria memanggul bebannya dengan sebilah bambu di pundak mereka. Kekagumannya tampak jelas terlihat atas keindahan “Taman di Timur” ini. Buku ini akan memperkaya kita akan gambaran Jawa pada masa itu: Kekayaan Filsafat, Pengetahuan, Agama, Sejarah, Kebudayaan hingga Mitos tergambarkan dalam buku ini.
Konstantinopel Abad Ke-17: Sebuah Catatan Perjalanan
https://www.gramedia.com/products/konstantinopel-abad-ke-17-sebuah-catatan-perjalanan
Sejak masa Byzantium hingga era Khilafah Utsmani, Konstantinopel (atau di Islam lebih dikenal dengan Istanbul) adalah kota terbesar dan termakmur di Eropa. Kota ini menjadi penting karena letaknya yang sangat strategis, yaitu menghubungkan antara dua benua (Eropa dan Asia), dikelilingi dua lautan (Laut Hitam dan Laut Mediterania), serta memiliki sebuah pelabuhan yang besar dan masyhur di Tanduk Emas. Seperti apakah kota yang namanya disebutkan oleh Nabi Muhammad ini.
Jatuh Ke Lubang Hitam
Apa yang terjadi andai kita jatuh ke lubang hitam? Bagaimana cara bintang bersinar? Mengapa planet-planet bisa beredar mengelilingi Matahari dalam jalur yang stabil? Ahli astrofisika terkenal Neil deGrasse Tyson menawarkan jawaban saintifik untuk berbagai pertanyaan mengenai alam semesta dalam kumpulan esai ini. Dengan bahasa populer yang mempermudah pembaca, Tyson membimbing kita menjelajahi misteri-misteri jagat raya yang menakjubkan, dan menunjukkan hubungan kosmos dengan beraneka topik lain, mulai dari fisika dan biologi sampai agama dan budaya populer.
Sumber:
- https://en.wikipedia.org/wiki/The_Star_Diaries
- https://www.goodreads.com/book/show/88321.Memoirs_of_a_Space_Traveler
- https://www.google.co.id/books/edition/The_Star_Diaries/QPqbEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=The+star+diaries&pg=PP2&printsec=frontcover
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang