Artikel kali ini, kita akan membahas mengenai review buku “This Is Marketing”, yakni salah satu buku yang sangat populer di dunia. Buku ini adalah buku yang masuk ke dalam kategori Wall Street Journal Bestseller dan juga New York Times Bestseller.
Di Indonesia sendiri, buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh penerbit buku PT Gramedia Pustaka Utama (GPU), Kompas Gramedia Group. Sangat mudah sekali untuk menemukan buku ini di Toko Buku Gramedia yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu, buku ini juga bisa dibeli secara online melalui situs Gramedia.com.
Buku yang mempunyai tebal halaman sebanyak 250 halaman ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2018 dengan harga yang cukup terjangkau, yakni sekitar 88 ribu. Untuk memahami isi buku ini secara lebih lengkap, yuk simak ulasan yang ada di bawah ini.
Table of Contents
Review Buku This Is Marketing Karya Seth Godin
Di dalam buku yang satu ini, Seth Godin menjelaskan berbagai macam hal yang berkaitan dengan pemasaran. Menurut Seth Godin, pemasaran seperti yang sudah tertulis dalam buku ini yaitu bahwa pemasaran mencari lebih banyak, mulai dari lebih banyak pelanggan, pangsa pasar, dan juga pekerjaan.
Pemasaran merupakan sebuah hal yang didorong oleh sesuatu hal yang lebih baik. Yakni layanan yang lebih baik, komunikasi, dan hasil yang lebih baik lagi. Adapun yang paling penting menurut Seth Godin yaitu bahwa pemasaran akan menciptakan perubahan, yakni merubah kultur atau merubah dunia Anda. Sehingga dengan begitu, seorang praktisi pemasaran ataupun marketer merupakan seseorang yang menciptakan perubahan.
Secara alami, hampir semua manusia tentunya mempunyai sebuah harapan, keinginan, dan juga cita-cita. Nah, bagi seorang pemasar, harapan yang mereka miliki adalah membuat sebuah perubahan. Yakni bisa merubah orang-orang yang ingin mereka layani, menjadi bisa berubah menjadi versi yang lebih baik lagi dari diri mereka sebelumnya. Orang-orang itu, karena adanya peran dari seorang pemasar, bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Di dalam buku ini, Seth Godin kerap kali menekankan supaya seorang pemasar lebih fokus untuk melayani pasar kecil yang lebih memungkinkan, yaitu dari komunitas terkecil dahulu yang mana memang bersedia dan mau menerima untuk dilayani. Daripada seorang pemasar yang terlalu muluk-muluk untuk melayani pasar yang besar, yang mana mungkin saja belum tentu mau untuk dilayani.
Hal-hal yang Bisa Dipelajari Dari Buku This Is Marketing
Mempelajari marketing dari buku yang berjudul “This Is Marketing” karya Seth Godin yang merupakan pakar marketing adalah salah satu pilihan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda pelajari dari buku ini:
1. Marketing Tidak Untuk Semua Orang
Ketika memasarkan produk, umumnya kita akan menargetkannya ke semua orang. Padahal pada kenyataannya, tidak semua orang akan menggunakan produk ataupun jasa kita. Itulah sebabnya, target audiens sangat penting untuk kita tentukan secara spesifik. Marketing sendiri bukanlah sebuah perang ataupun perlombaan. Kita tidak sedang berlomba memperoleh pelanggan sebanyak mungkin.
Menjadi terkenal untuk semua orang kerap kali menjadi suatu hal yang mustahil dan tidak berguna. Justru kita perlu mencari orang-orang yang memang memiliki value dan juga visi yang sama dengan kita. Namun untuk melakukan hal tersebut, kita juga perlu memahami pandangan mereka dengan baik. Selain itu, kita juga harus memahami bagaimana dunia dapat berkembang untuk mereka. Untuk bisa memenangkan kompetisi, kita tidak harus menjadi yang terbaik. Yang terbaik itu tidak pernah ada di dalam marketing. Produk tersebut mungkin bisa menjadi yang terbaik untuk kita, tapi juga bisa bukan yang terbaik untuk yang lainnya.
Kita perlu memposisikan produk ataupun jasa kita kepada mereka yang pantas untuk kita layani. Tak apa untuk mengatakan bahwa produk ataupun jasa tersebut bukan untuk mereka. Produk dan jasa yang kita sediakan memang dibuat untuk orang-orang yang membutuhkannya saja, bukan untuk semua orang. Di dalam marketing, orang-orang tidak bisa dimanipulasi. Merekalah yang nantinya akan memilih kita sebagai pilihan mereka. Oleh sebab itu, kita harus membuat mereka memberikan izin kepada kita untuk melayani mereka.
2. Marketing Untuk Membantu Orang Lain
Dalam melakukan marketing, jangan hanya fokus untuk menjual saja, tapi juga harus fokus untuk bisa membantu kehidupan orang lain menjadi lebih baik lagi. Misalnya saja yang biasa terjadi di kehidupan nyata, yakni pada saat diberi tawaran oleh karyawan bank untuk mengikuti program yang ada disana dengan embel-embel untuk membantu target cabang. Fokus yang mereka bawa memang bukan untuk membantu target, tapi justru untuk membantu mereka sendiri. Pada momen tersebut, bisa saja target akan tergerak membantu, namun itu justru menjadi kebalikannya dan umumnya target akan menjadi malas untuk berurusan dengan mereka lagi.
Marketing yang tepat yaitu saat kita mengenali terlebih dulu orang-orang seperti apakah yang akan kita bantu? Apa saja yang mereka butuhkan? Setelah itu, barulah kita memberikan solusi terhadap masalah yang mereka miliki dengan apa yang kita tawarkan. Ingat, permasalahan mereka. Bukan permasalahan kita. Marketing yang paling efektif fokus untuk membuat merasa kehilangan kita saat kita berhenti melakukannya.
Marketing yang kita lakukan harus bisa menyentuh kehidupan orang lain. Itulah sebabnya marketing dilakukan oleh manusia secara langsung, bukan dengan menggunakan email ataupun robot. Di zaman sekarang, dengan banyaknya iklan dan juga spam, orang-orang justru lebih menyukai hubungan yang terjalin dengan marketing. Kita tidak menganggap mereka yang menggunakan jasa kita atau membeli produk kita sebagai pelanggan, pengguna, ataupun prospek. Tapi, kita melihat mereka sebagai murid, dimana kita perlu mengedukasi dan memberikan informasi kepada mereka.
5 Cara Marketing yang Efektif
1. Worthy: buatlah sesuatu yang memang pantas dibuat dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat.
2. Value: desain dan bangun produk ataupun jasa tersebut dengan tetap mengikuti tujuan dan janjinya.
3. Relevan: harus mencerminkan pandangan umum dari kelompok minimun orang-orang yang akan menjadi target spesifik utama untuk kita.
4. Spread: disinilah iklan kita akan dimulai. Tidak perlu khawatir, kita sendiri sebenarnya tidak perlu repot mempromosikan bahwa orang-orang menyukai produk ataupun jasa kita. Nantinya, mereka sendirilah yang akan mempromosikan kepada teman-teman mereka. Bahkan orang yang sebelumnya tidak menyukai produk ataupun jasa kita dapat berubah pikiran.
5. Show Up: tetap konsisten untuk melakukan marketing.
3. Pengalaman, Cerita, dan Hubungan akan Merubah Orang
Membagikan cerita di dalam marketing merupakan salah satu cara terbaik untuk menarik emosi yang terhubung dengan produk ataupun jasa kita. Berikut ini adalah salah satu quote bagus dari seorang profesor marketing yang ada di Harvard, antara lain:
People don’t want to buy a quarter-inch drill bit, they want a quarter-inch hole.
Tidak semua orang akan tertarik dengan alat bor, namun mereka mungkin akan tertarik dengan ruangan yang rapi, dimana mereka dapat bekerja dengan nyaman ataupun beristirahat dengan dekorasi ruangan yang nyaman dan terbaik. Mereka mungkin tidak tertarik dengan alat bornya, tapi mereka tertarik dengan lemari yang menempel di dinding yang sudah dilubangi dengan alat bor. Sehingga mereka dapat merasakan sebuah kepuasaan ketika barang-barang mereka diletakkan di lemari tersebut.
“Orang-orang tidak menginginkan produk ataupun jasa kita. Mereka menginginkan emosi yang diberikan oleh produk atau jasa kita”
Salah satu contohnya yaitu, orang-orang akan membeli mobil mewah karena gengsi. Anak-anak akan membeli sepeda karena teman seumurannya mulai hobi bersepeda. Mereka memajang buku-buku agar terlihat seperti orang pintar. Dari hal tersebut, mereka ingin merasa terhubung, mereka mau merasa aman, dan dihargai.
“Orang-orang tidak mau apa yang kita buta, tapi mereka mau apa yang akan dilakukannya kepada mereka. Mereka mau bagaimana itu akan mempengaruhi perasaan mereka.”
Marketing yang baik bisa membuat tekanan emosi pada orang. Mereka sendiri tahu bagaimana membuat efek sebab dan akibat atau efek konsekuensi. Misalnya saja apabila kita tidak melakukannya sekarang, maka kita akan kehilangan kesempatan. Kita akan ketinggalan apabila tidak mencoba ke tempat tersebut ataupun tidak makan di tempat tersebut. Umumnya, orang akan membeli karena statusnya. Dimana mereka ingin menaikkan statusnya atau ingin mempertahankan statusnya. Oleh karena itu, pastikan produk ataupun jasa kita dapat menunjukkan dominance dan affiliation.
4. Komunikasi Marketing
Untuk dapat mengkomunikasikan produk ataupun jasa, pastinya kita membutuhkan simbol dan bahasa. Contohnya, semua orang hampir kenal dengan logo Nike yang berarti menjadi lebih baik ataupun mencapai sesuatu. Dimana logonya adalah tanda tick.
Apapun yang kita lakukan, mulai dari menjawab telepon, desain produk, musik yang ada di dalam ruangan, itu semua merupakan bentuk dari marketing. Dimana hal itu adalah simbol dari bahasa kita. Simbol kita harus terlihat profesional. Meski bukan yang terpenting, logo ataupun font dan juga kualitas gambar ataupun website akan menunjukkan konsistensi dan juga profesionalisme kita.
Setelah membaca buku ini, akan ada banyak hal yang bisa membuka pikiran kita. Di dalam buku ini memang ada banyak sekali pengulangan dan beberapa bagian lagi membutuhkan banyak penjelasan. Namun keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan untuk kita semua yang ingin belajar tentang marketing.
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Buku Tentang Insecure
- Rekomendasi Buku Motivasi Kerja
- Rekomendasi Buku Shio
- Rekomendasi Buku Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Buku TOEFL
- Rekomendasi Buku Menambah Wawasan
- Rekomendasi Novel Motivasi
- Review Buku 5 AM Club
- Review Buku Rusak Saja Buku Ini
- Review Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
- Review The Book You Wish Your Parents Had
- Review Buku Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?
- Review Buku Titik Nol Karya
- Review Buku The Art of Solitude
- Review Buku This Is Marketing
- Review Buku Yuk Belajar Nabung Saham
- Review Buku Investasi Saham ala Swing Trader Dunia
- Review Novel The Poppy War
- Review Buku Reinventing Your Life
- Review Buku Sabar Paling Dalam
- Review Buku Nyaman Tanpa Beban
- Review Buku Everything is Fucked
- Review Buku Homo Deus
- Review Animal Farm George Orwell
- Review Buku How to Love
- Review Buku Merawat Luka Batin
- Review Buku Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah
- Review Buku Seni Merayu Tuhan
- Review Buku Next Ria Ricis
- Review Buku Humankind
- Review Buku A Brief History of Time
- Review Buku Genom
- Review Buku Leaders Eat Last
- Review Buku The Black Swan
- Review Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda
- Review Buku Hidup Apa Adanya
- Review Buku Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan
- Review Buku The Secret
- Review Buku Cashflow Quadrant
- Review Buku Seri Pengetahuan
- Review Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan
- Review Buku Book of Introvert
- Review Buku Lagom: Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia
- Review Buku The Interpretations of Dreams
- Review Buku he Mind And The Brain