in

Review Buku Yang Fana Adalah Waktu

Grameds, siapa yang tidak kenal dengan sastrawan terkenal Indonesia yaitu Sapardi Djoko Damono. Pujangga terkenal Indonesia yang sudah memiliki puluhan buku puisi, novel dan tulisan yang menyentuh jiwa dan hati para pembacanya. Buku Yang Fana Adalah Waktu ini merupakan buku yang menjadi buku ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni.

Buku ini adalah kelanjutan dari kisah Pingkan dan Sarwono yang sebelumnya sudah diceritakan dalam 2 buku sebelum ini yang berjudul Hujan Bulan Juni (2015) dan Pingkan Melipat Jarak (2017). Pada novel sebelumnya, diceritakan bahwa Sarwono jatuh sakit karena paru-paru dan harus terbaring bulan-bulan untuk bisa menyelesaikan masa penyembuhannya. Ketika itu Pingkan sudah pergi ke Jepang untuk melanjutkan studinya bersama Jepun Sontoloyo, Katsuo.

Pada dua novel sebelum ini diceritakan sosok Pingkan yang masih meragukan cintanya kepada Sarwono. Pada novel ini apakah Pingkan akhirnya menyatakan perasaan cintanya kepada Sarwono? Akankah mereka menjadi sepasang kekasih yang sangat serasi dan saling mencintai dengan tulus? Nah Grameds, bagi kamu yang ingin mengetahui buku Yang Fana Adalah Waktu ini kamu bisa melihat ulasan buku ini pada artikel di bawah ini ya!

 

Sinopsis Buku Yang Fana Adalah Waktu

Holiday Sale

Buku ini menceritakan kisah cinta antara dua orang kekasih yaitu Pingkan dan Sarwono. Sarwono adalah laki-laki yang ditinggalkan oleh kekasihnya Pingkan untuk menempuh pendidikan di Jepang. Pingkan dan Sarwono juga menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, namun mereka tetap saling mengabari satu sama lain. Hubungan mereka awalnya berjalan dengan baik hingga suatu hari kepercayaan di antara keduanya memudar karena ada orang ketiga yang membuatnya saling merasakan kenyamanan.

Guncangan-guncangan kecil lainnya masih mereka rasakan begitu nyata seperti Budiman yang merupakan teman Sarwono yang jatuh cinta kepada Pingkan yang akhirnya menikah. Kemudian Adik Ibu Sarwono yang mendorong Sarwono untuk menikahi putri jawa. Kedekatan mereka dengan masing-masing teman dekat. Bahkan hingga orang ketiga.

Menjalani hubungan jarak jauh memang sangat sulit dalam menjaga perasaan masing-masing. Meski mereka paham hati mereka untuk siapa namun ada yang selalu mengisi yang tidak bisa diisi oleh pasangan yang jauh. Pingkan dan Sarwono juga dekat dengan rekan kerjanya. Sarwono yang berprofesi sebagai Dosen, ia dekat dengan asisten penelitinya bernama Dewi. Sebenarnya hubungan mereka profesional sebatas peneliti dan asisten. Namun banyak orang yang justru melihatnya lebih dari itu dan membuat Pingkan merasa gusar di Jepang sana.

Sedangkan Pingkan dekat dengan temannya yang berasal dari Jepang bernama Katsuo. Katsuo juga adalah seorang peneliti. Katsuo memiliki alasan yang masuk akal untuk mendekati Pingkan yaitu untuk mengenal Indonesia lebih dalam dan juga kebudayaannya. Namun sayangnya Katsuo mendekati Pingkan bukan hanya sebatas ingin tahu kebudayaan Indonesia dan menjadi teman dekat namun lebih dari itu.

Meksi Katsuo sudah dijodohkan dengan wanita pilihan ibunya bernama Noriko. Noriko memiliki masa lalu yang kelam karena ibunya sudah meninggal dunia dan ayahnya adalah seorang serdadu rendahan dari Amerika yang meninggalkannya sejak bayi. Noriko dari kecil harus hidup dengan cemoohan tetangga dan berjuang menjalani hidup sendiri, hal itu lah yang membuat Noriko bertemu dengan Ibu Katsuo hingga Ibu Katsuo memohon untuk Katsuo menikah dengan Noriko. Noriko yang sudah menggunakan perasaan kepada Katsuo harus bersabar karena ternyata Katsuo tidak menanggapi serius perjodohan itu.

Katsuo masih tetap pergi ke cafe, jalan bersama atau melihat bunga sakura bersama Pingkan. Meski dua-duanya melewati dengan teman dekatnya masing-masing namun Pingkan masih menceritakannya kepada Sarwono dan tidak menutupi satu hal pun dari Sarwono. Meski cemburu namun keduanya masih mengingat alasan mereka saling mencintai dan mengingat bahwa memang waktu belum berpihak kepada mereka untuk saling tatap. Hanya surat elektronik dan media sosial tempat mereka melepas rindu yang dikumpulkan.

Dalam buku ini penulis menggunakan keabadian cinta merpati untuk menggambarkan kisah cinta Sarwono dan Pingkan. Di awal novel ini Sarwono digambarkan mengenang masa kecilnya yang mengingat sepasang merpati yang selalu bercumbu di atas bubungan rumahnya. Suara burung merpati itu lah senantiasa selalu diingat Sarwono yang mengingatkan dia tentang cintanya kepada Pingkan. Meski merpati telah dipisahkan ternyata bisa kembali bersama lagi.

Namun tidak hanya sampai disitu, penulis sepertinya juga ingin menceritakan mengenai kisah Katsuo dan Noriko. Meski hubungan mereka terlihat akan berjalan dengan baik namun ternyata hubungan mereka menjadi berbelok arah. Noriko sadar bahwa ia tidak mencintai Katsuo dan memilih untuk kabur menghampiri Pingkan. Noriko meninggalkan waktu yang bukan cinta. Ia pergi ke Solo dan tinggal bersama Ibu Pingkan untuk mengelana dan menjalani takdirnya sendiri.

Akankah Noriko akhirnya kembali bersama dengan Katsuo? Atau Noriko menikmati kesendiriannya berkelana mencari apa yang dia senangi? Akankah perkara-perkara kecil yang ada di hubungan Sarwono dan Pingkan selesai? Akankah kedua keluarga akhirnya mengerti bahwa cinta tersebut tidak dapat dipisahkan? Grameds ikuti kisah selanjutnya tentang Sarwono dan Pingkan hanya di Buku Yang Fana Adalah Waktu. 

 

Tentang Penulis Buku Yang Fana Adalah Waktu

Penulis Buku Yang Fana Adalah Waktu adalah Sapardi Djoko Damono lahir pada 20 maret 1940 dan meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020 ia adalah seorang pujangga terkemuka berkebangsaan Indonesia. Sapardi biasanya dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Sapardi dikenal dengan kumpulan puisi-puisinya tentang hal-hal sederhana namun memiliki makna kehidupan. Hal ini membuat beberapa karya nya sangat dikenal tidak hanya di kalangan sastrawan namun juga masyarakat umum. Meski alm sudah tiada secara fisik namun karyanya tetap diingat dan tetap abadi di hati penikmatnya.

Dengan banyaknya karya sastra yang sudah diciptakan, Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Yang Fana Adalah Waktu

Pros & Cons

Pros
  • Penulisan sesuai dengan ciri khas SDD yaitu puitis
  • Mengikuti gaya penulisan anak jaman sekarang
  • Bahasa yang mudah dipahami
  • terdapat bahasa-bahasa asing yang jarang di dengar pembaca
Cons
  • Harus membaca 2 novel sebelumnya
  • Untuk pemula akan merasa kesulitan menerima diksi puitis SDD

Kelebihan Buku Yang Fana Adalah Waktu

Buku ini memiliki beberapa kelebihan seperti kata-kata yang digunakan pada buku ini seperti ciri khas dari SDD sendiri yaitu begitu puitis. Kisah romansa Pingkan dan Sarwono begitu terikat dari percakapan mereka yang mesra meski tidak terjadi secara nyata. Percakapan yang digunakan juga begitu indah seperti kata-kata yang ada di dalam puisi.

Dalam novel ini banyak paragraf-paragraf yang terus berlanjut tanpa ada tanda baca sama sekali dan tiba-tiba satu bab sudah selesai. Sepertinya Sapardi Djoko Damono masuk ke area anak jaman sekarang dalam gaya penulisan novelnya ini.

Seperti biasa meski menggunakan paragraf yang berlanjut dan bahasa yang puitis namun permainan bahasanya masih mudah dipahami oleh para pembaca dan sangat nyaman untuk dinikmati untuk bersantai. Buku SDD sangat cocok untuk kamu baca dalam sekali duduk atau mengisi waktu luang mu.

Penulis menambahkan beberapa bahasa asing seperti bahasa jawa dan bahasa jepang, namun pembaca tidak perlu khawatir karena setiap kata asing yang ada akan ada penjelasan berupa catatan kaki sehingga pembaca tidak perlu khawatir. SDD juga tidak asal-asalan ketika menggunakan istilah-istilah ini dan dapat menambah wawasan pembaca mengenai kata-kata asing.

Buku ini juga menyimpan banyak pesan-pesan tersembunyi di dalam cerita. Penulis dapat menghubungkan cerita yang ada di novel dengan kehidupan sehari-hari dengan cukup baik. Ia dapat beradaptasi dengan dunia yang terus berkembang yang cocok dengan cerita sehingga pembaca dapat melihat kembali ke dunia nyata dan mengambil pesan dari buku ini.

Kekurangan Buku Yang Fana Adalah Waktu

Grameds, ada kelebihan tentu ada kekurangan. Kekurangan buku ini adalah kamu tidak bisa membaca buku judul Yang Fana Adalah Waktu dengan sendirian. Kamu harus membaca 2 novel sebelumnya yang menceritakan tentang Sarwono dan Pingkan agar kamu memahami cerita romansa mereka dari awal.

Untuk kamu yang baru pertama kali membaca novel karya SDD pasti akan kesulitan menerima diksi puitis yang dituliskan dalam setiap kalimat. Namun jangan khawatir kamu bisa memahaminya secara perlahan kok Grameds.

 

Penutup

Buku Yang Fana Adalah Waktu ini mengajarkan kita bahwa cinta yang tulus akan mengalahkan berbagai rintangan termasuk waktu. Cinta yang tulus akan membawa kita kepada seseorang yang kita cintai nanti nya meski saat ini waktu tidak berpihak kepada siapapun.

Jika Grameds tertarik membaca buku ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau di toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Grameds selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Hujan Bulan Juni Sebuah Novel

hujan bulan juni sebuah novel

Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri. Bagaimana mungkin seseorang bisa mendadak terbebaskan dari jaringan benang yang susun-bersusun, silang-menyilang, timpa-menimpa dengan rapi di selembar saputangan yang sudah bertahun-tahun lamanya ditenun dengan sabar oleh jari-jarinya sendiri oleh kesunyiannya sendiri oleh ketabahannya sendiri oleh tarikan dan hembusan nafasnya sendiri oleh rintik waktu dalam benaknya sendiri oleh kerinduannya sendiri oleh penghayatannya sendiri tentang hubungan-hubungan pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang. Bagaimana mungkin?

 

Pingkan Melipat Jarak (Novel kedua trilogi Hujan Bulan Juni)

pingkan melipat jarak

Selalu ada saat ketika kita tidak sempat bertanya kepada sepasang kaki sendiri kenapa tidak mau berhenti sejak mengawali pengembaraan agar kita bisa memandang sekeliling dan bertahan semampu kita untuk tidak melepaskan air mata menjelma sungai tempat berlayar tukang perahu yang mungkin saja bisa memberi tahu kita, Ke sana, Saudara, ke sana. Selalu ada kapal yang mendadak bergoyang bahkan ketika tidak ada sama sekali angin di samudra bahkan ketika tidak ada pun yang terasa bergerak kecuali dua ekor camar yang sudah terbang terlalu jauh ke samudra dan merasa sangat letih tetapi tidak melihat apa pun yang bisa dihinggapinya kecuali sebuah bahtera yang bergoyang keras ke sana kemari terlempar ke atas menghujam kembali ke permukaan menciptakan percik-percik air dan melempar-lemparkan gumpalan gumpalan air sehingga tidak mungkin dihinggapi tiang layarnya walau hanya sejenak. Walau demi dua ekor camar sangat letih yang terus-menerus terbang agar tetap bisa memelihara kasih sayang. Walau hanya sejenak

Segi Tiga

segi tiga

Percayakah kau pada ganasnya cinta pertama? Pernahkah kau berpikir bahwa cinta pertama diciptakan Juru Dongeng agar perempuan seperti kita ini tidak henti-hentinya kacau pikirannya, agar gadis-gadis baik seperti kita ini sering sekali tidak bisa tidur nyenyak? Kisah yang dirakit Juru Dongeng untukku itu mungkin tidak berlaku untuk semua gadis sepertimu, namun seandainya pada suatu ketika nanti dirakit untukmu oleh Juru Dongeng janganlah kau menganggap itu hanya terjadi padamu dan karenanya membuatmu merasa ciut atau malah mengobarkan marahmu dan membusuk-busukkan Juru Dongeng kita itu. Ia ada sebab kita ada, atau sebaliknya: kita ada dan karenanya Sang Juru Dongeng itu ada. Dalam Segi Tiga, Sapardi Djoko Damono tidak hanya mendedah bagaimana rumitnya hubungan di antara tokoh-tokoh novel, juga kelindan di antara tokoh-tokoh novel dan Juru Dongeng yang misterius. Tidak seperti novel yang lain, novel yang satu ini mengisahkan tentang cerita cinta yang tidak biasa. Selain kisah cinta yang rumit, ada pula berbagai macam konflik lain yang turut hadir dalam novel ini dan dialami oleh setiap tokohnya. Melalui novel ini pula, Sapardi mengajak para pembaca untuk menikmati serta mencintai hal-hal kecil yang selama ini, mungkin dianggap tidak berharga, remeh dan tidak bernyawa.

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.