in

Review Buku Yang Katanya Cemara Karya Vania Winola

Rating: 3.52/5

Yang Katanya Cemara adalah sebuah novel yang ditulis oleh Vania Winola, seorang influencer muda asal Indonesia. Buku ini terdiri dari 220 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Kawah Media pada 21 Desember 2023. Buku Yang Katanya Cemara ini akan menyajikan cerita perjalanan hidup Vania sendiri, yang dikenal banyak orang memiliki keluarga yang baik-baik saja.

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Menjadi seorang ibu dari Vania adalah sebuah anugerah. Saat melahirkan putri cantiknya itu, ia langsung tahu putrinya adalah sosok yang kuat. Jarang sekali menangis dan selalu berusaha keras dalam segala hal. Nama yang diberikan padanya adalah  Vania Winolal Febriyanti. Nama ini dipilih dengan harapan dia bisa menjadi sosok yang disukai banyak orang dan sebagai ungkapan syukur kami atas anugerah terindah dalam hidup mereka.

Perjalanan Vania Winola sebagai seorang influencer muda dimulai dengan sering membagikan cerita lewat video pendek tentang keluarganya yang bahagia. Banyak netizen mengomentari unggahan Vania dengan mengatakan bahwa dia sangat beruntung memiliki keluarga yang bahagia seperti keluarga cemara. Hingga akhirnya, Vania menulis buku berjudul “Yang Katanya Cemara”. Namun, yang terlihat ternyata belum tentu benar.

Yuk Grameds, kita ikuti terus kisahnya hingga akhir dalam Buku Yang Katanya Cemara karya Vania Winola ini! Tapi sebelum itu, baca ulasan buku ini sampai selesai ya, Grameds! Sayang sekali Gramin tidak bisa menemukan profil penulis dari buku ini di internet, jadi kita langsung masuk ke ulasan bukunya saja, yuk!

Sinopsis Buku Yang Katanya Cemara

Hai, aku Vania, terkadang dipanggil Cuplis. Orang-orang mengenal saya sebagai anak yang hidup dalam keluarga yang hangat dan bahagia.

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Keluarga cemara? Ya, mereka mengatakan hidupku sempurna dan penuh warna. Namun, kenyataannya tidak selalu seindah itu. Banyak cerita yang akhirnya saya simpan sendiri. Terutama mengenai hubungan saya dengan keluarga.

Terkadang, saya ingin mengingat kembali tentang “mereka”—orang-orang yang pernah menjadi cemara dalam hidupku. Namun, sekarang, saya menerima bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri. Ayah dengan kehidupan barunya, dan saya dengan Bunda harus melanjutkan hidup kami.

Namun, apakah salah jika saya merindukan masa lalu? Hari-hari bersama orang yang pernah saya anggap sebagai rumah…

Kelebihan dan Kekurangan Buku Yang Katanya Cemara

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Otentisitas emosi penulis.
  • Penulisan yang dalam, detail dan halus.
  • Beberapa kejadian cocok dengan realitas yang terjadi di dalam kehidupan.
  • Narasi yang menarik.
Cons
  • Jumlah halaman yang cukup banyak.

Kelebihan Buku Yang Katanya Cemara

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Buku Yang Katanya Cemara karya Vania Winola memiliki banyak kelebihan yang menjadikannya bisa diadaptasi menjadi novel dan best seller. Otentisitas emosi penulis tergambar dengan sangat jelas di setiap halaman, di mana Vania dengan jujur mengungkapkan perasaannya yang mendalam, memungkinkan pembaca merasakan intensitas emosinya seiring berjalannya waktu.

Buku ini bagaikan diary yang mengungkap kebenaran dibalik unggahan Vania, yang membuatnya mengejutkan para pembacanya. Banyak yang tidak tahu bahwa Papa Ayok yang sering muncul di konten Vania adalah ayah tirinya. Kehidupan Vania tidak semulus yang banyak orang kira. Buku “Yang Katanya Cemara” ini menceritakan bagaimana Vania menghadapi perpisahan dengan ayah tirinya, dari sudut pandang seorang anak, yang membuat pembacanya terharu.

Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring

Penulisan yang dalam, detail, dan halus juga memperkaya pengalaman membaca ditambah dengan visualisasi gambar dari buku ini yang sangat relate dengan kejadian yang dihadapi di kehidupan nyata. Selain itu juga beberapa kejadian dalam buku ini juga sangat cocok dengan realitas kehidupan sehari-hari, sehingga membuat cerita terasa relevan dan bisa menginspirasi pembaca dengan tantangan dan perjuangan yang akan dihadapi.

Narasi yang dibawakan juga sangat menarik, lewat hal ini penulis berhasil mempertahankan minat pembaca sepanjang cerita. Ditambah dengan perpaduan alur yang baik, karakter-karakter yang kompleks, dan momen-momen yang mempermainkan emosi lewat kombinasi keempat poin, buku ini menjadi sumber inspirasi bagi pembaca.

Kekurangan Buku Yang Katanya Cemara

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Walaupun buku ini memiliki banyak kelebihan, bukan berarti bahwa tidak ada kekurangan sama sekali. Buku ini mempunyai jumlah halaman yang cukup banyak, dengan total 220 halaman, sehingga tidak mungkin untuk diselesaikan dalam satu kali duduk. Hal ini mungkin membuat beberapa pembaca yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk membaca memilih buku lain sebagai alternatif bacaan.

Pesan Moral Buku Yang Katanya Cemara

 

Yang Katanya Cemara

button cek gramedia com

Dari Buku Yang Katanya Cemara ini, pembaca bisa memetik pesan moral yang dapat dijadikan landasan untuk menjalani kehidupan. Buku ini memberikan pengajaran berharga tentang makna sejati dari kebahagiaan di dalam keluarga. Buku ini tidak hanya menceritakan tentang perjuangan banyak keluarga dalam menjaga keharmonisan mereka di tengah-tengah konflik pernikahan, tetapi juga mengajarkan pentingnya kejujuran dalam hubungan orang tua dan anak.

Buku ini mengandung pesan moral penting lainnya tentang menjaga kebahagiaan pribadi sebagai fondasi untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain, khususnya anak-anak. Herma, salah satu tokoh dalam buku ini, menganggap anak sebagai teman hidup yang melengkapi dan membantu satu sama lain. Dia menekankan bahwa komunikasi terbuka dan kejujuran dengan anak-anak adalah kunci untuk membangun empati dan pemahaman satu sama lain.

Buku ini juga menyoroti pentingnya pengambilan keputusan yang bijak dalam menghadapi konflik dalam pernikahan. Vania, sebagai tokoh utama, memutuskan untuk berpisah dengan suaminya tanpa melibatkan pendapat anaknya terlebih dahulu. Meskipun anaknya awalnya terkejut dan terpukul, Vania tetap menjelaskan dengan tenang bahwa keputusan ini diambil untuk kebahagiaan bersama. Hal ini mengajarkan kepada pembaca bahwa terkadang, mengutamakan kebahagiaan pribadi adalah langkah yang bijak untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia.

Buku Yang Katanya Cemara ini juga tidak hanya membahas tentang perceraian dan konflik keluarga saja, tetapi juga mengajarkan tentang keberanian dalam mengambil keputusan sulit untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Buku ini juga memberikan pengajaran bahwa kejujuran, komunikasi terbuka, dan pengorbanan diri adalah fondasi yang paling penting dalam membangun hubungan keluarga yang harmonis dan penuh kebahagiaan. Karenanya, sebagai pembaca, baik sebagai orang tua maupun sebagai anak, kita perlu saling menghargai dan mengasihi anggota keluarga kita.

Nah Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari Buku Yang Katanya Cemara karya Vania Winola. Kamu bisa mendapatkan buku ini di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Keluarga Cemara #1

Keluarga Cemara 1

button cek gramedia com

Buku novel “Keluarga Cemara 1” mengisahkan sebuah keluarga yang memilih hidup dengan hanya bermodalkan kejujuran. Keluarga yang sangat sederhana, terdiri atas Abah, kepala keluarga yang bekerja sebagai penarik becak dan buruh apa saja; Ema, sang ibu yang membuat opak untuk dijajakan putrinya; Euis, si sulung yang kelas enam SD, pernah mengalami masa jaya orang tuanya sebagai pengusaha; Ara atau Cemara yang baru masuk TK; serta Agil si bungsu.

Keluarga sederhana itu yang tadinya tinggal di Jakarta harus menghadapi kenyataan bahwa harta benda mereka ludes akibat ditipu salah satu anggota keluarga besar mereka. Akhirnya mereka pindah ke desa di Kabupaten Bogor, Abah dan keluarga harus beradaptasi dengan segala ketidaknyamanan yang tak pernah dialami sebelumnya. Permasalahan datang silih berganti, tetapi keluarga ini tetap bertahan dalam keadaan gegar budaya.

Kalau air mata bisa menjadi simbol kebahagiaan, inilah kisah itu. “Keluarga Cemara 1” ini merupakan kompilasi yang terdiri atas tiga judul: Keluarga Cemara, Musik Musim Hujan, dan Kupon Kemenangan.

Buku “Keluarga Cemara 1” ini telah diadaptasi menjadi film Indonesia yang diperankan oleh beberapa artis ternama dan memenangkan berbagai penghargaan. Cerita keluarga yang hangat, penuh canda tawa dan haru ini telah meluluhkan hati para pembaca buku dan penonton film ini. Ayo, dapatkan buku ini hanya di Gramedia!

Keluarga Cemara #2

Keluarga Cemara#2

button cek gramedia com

Kisah sebuah keluarga yang memilih hidup dengan hanya bermodalkan kejujuran. Keluarga yang amat sangat sederhana, terdiri atas Abah, kepala keluarga yang bekerja sebagai penarik becak dan buruh apa saja; Emak, sang ibu yang membuat opak untuk dijajakan putrinya; Euis, si sulung yang kelas enam SD, pernah mengalami masa jaya orangtuanya sebagai pengusaha; Ara atau Cemara yang baru masuk TK; serta Agil si bungsu. Kalau air mata bisa menjadi simbol kebahagiaan, inilah kisah itu. Keluarga Cemara 2 ini merupakan kompilasi yang terdiri atas tiga judul: Tempat Minum Plastik dari Toko, Becak Emak, dan Bunga Pengantin.

Ara sangat mengharapkan. Dua kali dalam semalam keinginan memiliki tempat minum plastik itu muncul dalam mimpi. “Lihat sendiri, kamu pasti ingin memiliki juga.” Agil mengangguk. Bahkan sebelum melihat sendiri Agil sudah ingin. Dari cerita Ara, Agil sangat berharap, bisa juga turut bermimpi. Tempat minum plastik itu berwarna merah muda. Tutupnya masih bagus. Talinya juga berwarna sama. Bisa dipanjangkan dan bisa dipendekkan, sesuai kebutuhan. Agil melihat tempat minum plastik itu waktu dijajakan oleh Bang Muin. Pedagang barang bekas keliling, yang sering membunyikan gong berturut-turut. Anak-anak segera mengerumuni. Ara khawatir jika mereka tertarik untuk membeli tempat minum plastik itu. Tapi biasanya anak anak lebih tertarik anak ayam yang baru menetas. Mereka boleh menukarkan kaleng biskuit, botol kosong, kertas koran—tapi agak banyak, juga tumpukan majalah. Atau pakaian bekas. Ara dan Agil tidak mempunyai yang bisa ditukarkan.

Keluarga Kita: Mencintai dengan Lebih Baik

Keluarga Kita Mencintai Dengan Lebih Baik

button cek gramedia com

Kita semua percaya pentingnya cinta. Bukan cinta biasa, tapi cinta yang bermakna. Cinta yang menguatkan kebahagiaan karena ekspektasi dan aksi untuk hubungan direfleksikan. Cinta yang mendorong kemandirian karena disiplin diri ditumbuhkan dengan positif. Cinta yang mendukung kecerdasan karena proses belajar sepanjang hayat yang efektif.

Sejak awal, Kita yakin bahwa pendidikan itu bukan hanya soal anak, apalagi hanya soal sekolah, tapi berkait dengan apa yang terjadi di keluarga. Keluarga adalah pendidik pertama dan utama, seharusnya bukan sekadar jadi mantra. Namun, setelah puluhan tahun berkarya di pendidikan dan pengasuhan, Kita sadar penuh, buat Kita, dan sebagian besar keluarga kita, mencoba mempraktikkannya tidak sederhana. Banyak hambatan pengetahuan dan pemahaman, sedikit sekali dukungan dan dorongan lingkungan untuk menjalankan peran keluarga dengan optimal. Kalau kita melihat dekat kondisi masyarakat, keprihatinan tentang semakin lemahnya keluarga terlihat nyata.

Tidak ada orangtua yang tidak mencintai anaknya.

Atau keluarga yang tidak saling cinta, walaupun untuk sebagian orang prosesnya tidak instan. Namun, niat baik dan cinta yang lebih banyak hampir selalu tidak cukup. Bukan soal banyaknya cinta, tapi memilih mencintai dengan lebih baik.

 

Sumber:

  • https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/atallalannas0807/65bf3efd12d50f5d4b46bf22/buku-yang-katanya-cemara-sebuah-perjalanan-emosional-di-balik-kehidupan-keluarga
  • https://digitalmama.id/2024/02/buku-yang-katanya-cemara-cerita-di-balik-keluarga-bahagia/

Written by Adila V M