in

Review Buku Yang Tak Kunjung Usai Karya Awi Chin

Rating 4,1/5

 

Grameds, buku Yang Tak Kunjung Usai menawarkan perspektif unik dalam genre cinta segitiga. Biasanya, cinta segitiga melibatkan hubungan antara dua laki-laki dan seorang perempuan, namun kali ini buku ini mengusung tema Boys Love. Dalam cerita ini, kita akan mengikuti kisah cinta seorang laki-laki yang terjebak antara perasaan terhadap seorang perempuan dan seorang laki-laki. Tema Boys Love yang jarang ditemukan dalam novel Indonesia membuat Yang Tak Kunjung Usai menjadi pilihan menarik untuk dibaca. Buku ini diterbitkan pada Juli 2020 dan, menariknya, ceritanya juga berlatar bulan Juli.

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Jika kamu semakin penasaran dengan kisahnya, kamu bisa langsung membaca buku Yang Tak Kunjung Usai, yang memiliki sekitar 388 halaman. Namun, sebelum mulai membaca, simak terlebih dahulu artikel di bawah ini. Artikel ini akan membahas sinopsis serta kelebihan dan kekurangan dari novel ini, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang akan kamu temui dalam buku tersebut. Selamat membaca!

Sinopsis Buku Yang Tak Kunjung Usai

Holiday Sale

Cerita dibuka oleh perpindahan Saul dari Ibukota Jakarta ke Senjo setelah Sang Ayah, orang tua yang ia miliki satu-satunya meninggal dan mengharuskan ia tinggal bersama Sang Nenek.Dalam perjalanan ke rumah Sang Nenek yang ia panggil dengan sebutan pho-pho inilah Saul pertama kali berjumpa dengan Bagas, seorang pemuda sepantaran dengannya yang memiliki ayah seorang kepala suku Dayak.

Di satu sisi mereka saling mencintai, di sisi yang lain mereka menyadari kalau adat dan agama yang mereka anut melarang apa yang mereka lakukan.

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Dari melakukan kisah cinta kucing-kucingan akhirnya Saul dan Bagas merencanakan ‘drama’ di mana Saul harus berpacaran dengan Mey, saat kisah BL nya mulai diketahui banyak orang

Tetapi ‘drama’ pacaran Saul dan Mey justru menjadi boomerang buat mereka bertiga ketika didapati Mey hamil oleh Saul setelah meminum arak. sosok Saul, Bagas, dan Mey yang masih di duduk di bangku sekolah menengah atas.

Konflik pun semakin melebar, mulai konflik Bagas dan Saul yang semakin mendapati kisah cintanya tak mungkin bersatu, konflik Mey yang tidak bisa menerima kehamilannya karena memiliki cita-cita besar untuk masa depannya, konflik dengan lingkungan sekitar, hingga pertentangan budaya di keluarga ketiganya.

Bagaimana Saul, Bagas, dan Mey menyelesaikan semua konflik yang mereka hadapi? Lagi-lagi seperti yang aku tuliskan di awal, ending novel Yang Tak Kunjung Usai berada di tangan penulis.

Tentang Penulis Buku Yang Tak Kunjung Usai

Penulis buku Yang Tak Kunjung Usai adalah Awi Chin, yang lahir dengan nama Agung Wijayanto di Jakarta pada 12 November 1991. Awi Chin adalah sosok multifaset yang menggeluti berbagai bidang, termasuk model, penulis, dan sastrawan. Karyanya dalam dunia penulisan mencerminkan kepiawaiannya dalam mengolah kata dan menciptakan cerita yang mendalam.

Novel debut Awi Chin, Yang Tak Kunjung Usai, diterbitkan pada tahun 2020 oleh Comma Books dan Kepustakaan Populer Gramedia (Penerbit KPG). Di tahun yang sama, Awi Chin juga meraih prestasi dalam dunia penulisan dengan memenangkan lomba cerita pendek yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertajuk #NulisDariRumah.

Cerita pendeknya, Niskala Nakula, dibukukan dalam antologi cerpen berjudul Pesan Penyintas Siang. Selain itu, cerita pendeknya yang berjudul Petilan Cinta Nehemia yang Bunuh Diri di Tangga Surga berhasil masuk ke sepuluh besar lomba #RetasBudaya yang diadakan oleh Goethe House, Glam Institute, dan Gramedia Writing Project.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Yang Tak Kunjung Usai

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Cover buku yang menarik pembaca
  • Mengangkat tema yang sering terjadi dimasyrakat
  • Menceritakan latar Suku Dayak dan Tionghoa yang jarang ada di sastra Indonesia
  • Alur cerita yang mengalir dan mudah dipahami
  • Perkenalan para tokoh dan latar belakangnya yang sangat mendukung cerita.
  • Menggunakan bahasa yang sederhana dan ringan sehingga mudah dipahami
  • Memiliki nilai kehidupan yang bisa kita renungkan
Cons
  • Dapat memunculkan beberapa triggered bagi pembaca dan tidak disarankan dibaca oleh anak dibawah umur.

Kelebihan Buku Yang Tak Kunjung Usai

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Kelebihan buku ini yang pertama yaitu cover yang menarik untuk dilihat. Cover bukunya yang minimalis membuat buku ini terlihat eye catching diantara buku lainnya. Buku ini tidak terlihat mencolok dan terlihat sederhana namun bisa membuat yang melihatnya tertarik dan penasaran. Buku Yang Tak Kunjung Usai memiliki warna cover dengan dominasi putih dan sedikit oranye. Selain itu covernya juga terlihat siluet tiga manusia dan bayangannya. Gambar pada cover seperti sudah menjelaskan isi cerita yang menceritakan mengenai cinta segitiga antara 2 laki-laki dan 1 perempuan.

Kisah percintaan dengan latar belakang yang unik diangkat mengenai kisah-kisah yang sudah tidak asing lagi didengar di telinga kita seperti latar belakang budaya, agama, kehamilan diluar nikah, percobaan bunuh diri dan juga dengan tema Boys Love atau BL. Di Indonesia sendiri memang buku dengan genre Boys Love ini masih jarang ditemukan, jadi buku Yang Tak Kunjung Usai ini bisa menjadi genre dan pengalaman baru dalam membaca buku. Dengan tema dan cerita yang kompleks dan banyak ini, pembaca seakan tidak diberikan jeda untuk santai menikmati cerita.

Mengambil latar Suku Dayak dan Tionghoa di Kalimantan, buku ini juga mengedukasi pembaca mengenai budaya-budaya Kalimantan mulai dari kebiasaan dan adat istiadat dan juga bahasa yang juga membuat buku ini semakin menarik untuk dibaca. Namun tidak perlu khawatir penulis sudah menyisipkan catatan kaki untuk istilah-istilah yang baru.

Alur cerita pada buku ini dibangun sedemikian rupa agar alurnya mudah dipahami oleh pembaca dan menghubungkan benang merah di setiap plotnya dengan baik. Alur ceritanya sangat mengalir membawa kepada setiap karakter para tokoh dengan baik sehingga pembaca akan merasakan apa yang para tokoh alami.

Perkenalan para tokoh dan latar belakangnya yang berbeda semua juga sangat unik sehingga pembaca dapat membayangkan dengan baik setiap tokohnya dan memahami keputusan yang diambil setiap tokoh karena jika dilihat memang beberapa pengambilan keputusan tokoh seperti terlalu dramatis dan tidak masuk akal, namun karena dijelaskan sebelumnya bahwa tokoh ini digambarkan berumur 18 tahun, memang umur yang masih muda dan belum dewasa dalam pemikiran.

Setiap kata demi kata dirangkai dengan begitu baik sehingga dapat dipahami dan dinikmati dengan baik. Bahasa yang digunakan pun nyaman dibaca dan sangat ringan. Bahkan di akhir kata ucapan terima kasihnya, penulis menyarankan untuk membaca huruf awal dari setiap bab untuk membaca satu kejutan kecil.

Tidak hanya menghadirkan cerita yang menarik untuk dibaca, buku ini juga menyimpan pesan kehidupan yang bisa kita renungkan dalam kehidupan. Bahwa cinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, akan ada pengorbanan yang harus dilakukan dari orang-orang yang menjalaninya. Selain itu buku ini juga mengajak kita untuk menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Tuhan ketika tidak ada orang yang dapat memahami kita.

Kekurangan Buku Yang Tak Kunjung Usai

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Yang Tak Kunjung Usai mengandung beberapa elemen yang mungkin memicu ketidaknyamanan bagi sebagian pembaca. Buku ini menyajikan adegan dewasa dan momen-momen frontal yang bisa jadi kurang sesuai untuk pembaca yang masih di bawah umur. Ketajaman dan kedalaman konten tersebut dapat menimbulkan dampak emosional yang signifikan, dan oleh karena itu, penting bagi pembaca untuk mempertimbangkan usia dan tingkat kenyamanan mereka sebelum membaca.

Meskipun Yang Tak Kunjung Usai menawarkan cerita yang menarik dan kualitas penulisan yang baik, bagi Grameds yang masih berusia di bawah umur, buku ini mungkin tidak disarankan untuk dibaca. Penting untuk memilih bacaan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan emosional agar pengalaman membaca tetap positif dan menyenangkan. Dengan mempertimbangkan hal ini, pembaca dapat menghindari potensi ketidaknyamanan dan menikmati buku yang lebih sesuai dengan usia mereka.

Penutup

Yang Tak Kunjung Usai

button cek gramedia com

Nah grameds itu dia adalah beberapa ulasan singkat mengenai Buku Yang Tak Kunjung Usai. Buku ini sangat cocok untuk kamu yang suka dengan buku bergenre baru dengan cerita mengenai percintaan Boys Love. Buku ini banyak memberikan pengalaman baru untuk kamu dalam membaca mulai dari cerita mengenai boy love hingga latar belakang mengenai kebudayaan Dayak yang jarang diketahui oleh banyak orang

Jika Grameds tertarik membaca buku Yang Tak Kunjung Usai. Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Debur Ombak Memanggilmu Kembali

Debur Ombak Memanggilmu Kembali

button cek gramedia com

Karena ketika bulan sudah memberikan gravitasi, agar debur ombak dapat kembali mencumbui bibir pantai. Maka biarlah bulan juga yang membawa cinta ini kembali kepadamu. Singkawang, 1998 Kepindahan Alan ke Singkawang akibat kerusuhan mempertemukannya dengan Ing-ing, cinta pertamanya. Namun saat Alan telah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya, gadis itu justru telah dijual dalam bentuk pernikahan pesanan ke Taiwan. Jakarta, 2017 Alan yang sudah penyanyi terkenal mendapat kabar bahwa Ing-ing kabur dari Taiwan dan dituduh membunuh suaminya sendiri. Alan pun bimbang, haruskah ia kembali ke Singkawang untuk membantu masa lalu dan cinta pertamanya?

Lokananta

Lokananta

button cek gramedia com

Ananta, si gadis keras kepala. Pecinta musik. Hobi memetik gitar untuk mengutarakan perasaannya. Jiwanya penuh dengan semangat dan kebebasan. Namun, ia merasa terkungkung. Abi tidak mendukungnya untuk bermusik. Bagi Abi, musik dekat dengan maksiat. Ananta tidak mau tahu. Baginya, bermain musik bisa menyampaikan kerinduannya kepada Umi yang meninggal waktu dia masih kecil. Ananta remaja memilih untuk bermain di sebuah band dengan teman-temannya, bahkan berencana untuk ikut festival musik. Abi menawarkan sebuah pertaruhan yang menggoda: kalau Ananta menang, dia boleh terus bermusik. Kalau kalah, Ananta harus melanjutkan studi S1 di Kairo. Ananta mengiakan. Sayangnya Ananta gagal. Bukannya menepati janjinya dengan Abi, Ananta malah kabur ke Bolaang Mongondow, tempat pamannya tinggal. Saat mendarat di Manado, Ananta bertemu seorang pemuda bernama Loka, sesama pecinta musik. Bedanya, Loka memainkan kolintang. Loka mengajaknya berkolaborasi. Pertemuan yang semakin intens membuat keduanya saling tertarik. Sayangnya, jatuh hati tak selalu semanis cinta. Kisah cinta mereka begitu bertolak belakang seperti siang dan malam.

A Place Called Perfect

A Place Called Perfect

button cek gramedia com

Violet baru saja pindah ke kota baru yang bernama Perfect. Sama seperti namanya. Kota ini terlihat sempurna, kecuali satu hal. Semua penduduknya menjadi buta tidak lama setelah tiba di kota ini dan membutuhkan kacamata khusus untuk dapat melihat lagi. Saat ia menggunakan kacamata atau melepaskan kacamata keadaan sangat berbeda. Ia mencobanya beberapa kali, dan bergidik. Ia tidak menyukai kpta yang membuatnya buta, adanya jam malam, suara aneh yang terdengar setiap malam, ibunya mulai bertingkah aneh sejak pindah ke kota ini, dan yang jelas ia tidak menyukai Archer bersaudara. Ketika ia bertemu Boy, ia menyadari bahwa ayahnya bukan satu-satunya orang yang menghilang dan rahasia Archer bersaudara mulai terungkap.”

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.