in

Review Buku Yellowface Karya Rebecca F Kuang

Grameds, pasti beberapa dari kalian sudah mengenal Rebecca F Kuang. Seorang penulis muda berusia 27 tahun yang telah meraih banyak penghargaan internasional. Buku kelimanya yang berjudul Yellowface diterbitkan oleh HarperCollins Publishers pada 25 Mei 2023 dengan total 336 halaman.

Yellowface dimaksudkan sebagai novel drama dan satire, tapi keberadaan elemen-elemen komedi sarkasme yang dimasukkan ke dalamnya menambah daya tariknya sehingga membuatnya menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Buku yang satu ini akan mengisahkan tentang seorang penulis dari Asia yang terjebak dalam situasi misterius. Simak lebih banyak tentang kisah ini dengan membaca artikel ini sampai selesai ya! Selamat membaca!

Profil Rebecca F. Kuang – Penulis Buku Yellowface

Holiday Sale

Rebecca F. Kuang Lahir di Guangzhou China pada 29 Mei 1996. Dia adalah penulis yang telah meraih penghargaan nomor 1 di New York Times dan Sunday Times atas karyanya dalam Trilogi Poppy War, Babel : An Arcane History, dan Yellow Face. Rebecca F. Kuang memperoleh gelar MPhil dalam studi Tiongkok di Universitas Cambridge, dan Gelar MSc dalam Studi Tiongkok kontemporer dari Universitas Oxford, saat ini dia tengah mengajar gelar PhD dalam bahasa dan Sastra Asia Timur di Universitas Yale.

Karya-karya novel milik Rebecca F.Kuang meliputi The Poppy War yang diterbitkan pada tahun 2018 yang kemudian diikuti oleh dua sekuel yang berbeda, The Dragon Republic dan The Burning God. Kemudian, Rebecca merilis novel keempatnya yang berjudul Babel pada tahun 2022. Novel terbaru karya Rebecca adalah novel sarkastik berjudul Yellowface yang baru saja rilis tahun kemarin. Rebecca juga cukup aktif di media sosial terutama di akun instagram pribadinya  yang bernama @kuangrf.

Sinopsis Buku Yellowface

Suatu malam, Athena Liu, penulis sukses, meninggal saat merayakan kontrak TV-nya dengan Netflix. Meskipun kehidupannya penuh prestasi, Athena hampir tidak memiliki teman di dunia penulis muda yang sering berkelompok di media sosial. Meski awalnya terkesan acuh, aku merasa mungkin orang lain juga merasa tidak tahan bersanding dengan keberhasilan Athena. Hubungan pertemanan kami terjalin karena keadaan, tinggal di lantai yang sama di Yale, dan memiliki minat serupa dalam menulis.

Athena dan aku, meski tidak memiliki momen kebersamaan yang kuat, berbagi tempat dan kegiatan yang sama, menciptakan kondisi nyaman untuk bersikap ramah. Meski karir kami berbelok ke arah yang berbeda setelah kuliah, Athena menuju Georgetown dengan beasiswa bergengsi, sedangkan aku menulis novel pertama setelah pengalaman mengajar di Teach for America. Kami mungkin tidak memiliki ikatan yang mendalam, namun kehilangan Athena meninggalkan kekosongan dalam malam merayakan kontrak yang seharusnya menjadi puncak kariernya di Netflix.

Pada malam itu di bar rooftop yang ramai di Georgetown, Athena dan aku menikmati suasana sambil berbicara tentang kontrak barunya. Meski secara keseluruhan hidupnya terlihat sempurna, ada sesuatu yang terasa tak biasa dalam senyumnya. Athena, yang selalu terlihat kuat dan tanpa cela, kali ini memberi kesan bahwa di balik pencapaiannya, mungkin ada beban atau pertarungan pribadi yang tidak terlihat oleh banyak orang. Kepergiannya meninggalkan pertanyaan besar, dan aku merasa ada yang belum terungkap dalam kehidupan perempuan yang begitu sukses itu.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Yellowface

Pros & Cons

Pros
  • Terdapat unsur komedi yang membuat topik dalam buku ini menjadi tidak terlalu berat dan kaku.
  • Bahasan tentang ras dan politik yang diracik sedemikian rupa sehingga menjadi topik tidak terlalu berat untuk dibaca.
  • Buku ini sukses menjadi bahan untuk refleksi diri bagi para pembaca.
  • Pesan moral yang ingin disampaikan penulis ditulis secara jelas di dalam cerita.
  • Penulisan buku ini sangat matang dan jelas sehingga bisa dibaca dengan mudah.
Cons
  • Banyak kalimat dan kata-kata yang eksplisit.

 

Kelebihan Buku Yellowface

Buku Yellowface karya Rebecca F. Kuang ini menawarkan sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi novel berkesan yang menarik untuk dibaca. Kehadiran beberapa unsur komedi yang berhasil diselipkan secara cerdas, sehingga membaca buku ini tidak terasa terlalu serius atau membosankan. Komedi yang dimasukan memberikan kesegaran pada narasi yang sebenarnya merupakan topik yang cukup serius.

Novel ini mampu membuka jendela baru dalam kehidupan nyata mengenai isu-isu seperti ras dan politik. Melalui yang didasarkan kejadian nyata, pembaca diajak untuk melihat perspektif baru. Melalui buku ini, Rebecca memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas masalah yang ada di dunia.

Cerita yang disajikan dalam novel ini terasa akurat dengan kejadian yang sering dialami oleh beberapa orang di luar sana. Hal ini menghasilkan pengalaman membaca yang mendalam bagi emosi pembaca, sehingga menjadikan buku ini bukan sekedar cerita di novel saja, melainkan menjadi refleksi untuk pengalaman yang dialami orang lain.

Pengungkapan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis secara jelas dan tidak tersirat juga merupakan sebuah kelebihan dari buku ini. Penulis menyampaikan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui narasi yang jelas. Dengan demikian pembaca tidak akan kehilangan arah dalam mencerna pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis. Selain itu penulisan buku ini juga sangat matang dan jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan Buku Yellowface

Meskipun buku Yellowface memiliki banyak kelebihan, buku ini memiliki satu kekurangan, yaitu adanya penggunaan kata-kata eksplisit yang membuatnya lebih cocok untuk pembaca diatas 21 tahun. Meskipun hal ini mungkin bisa menjadi menambah kesan penekanan dan kejelasan dalam penyampaian pesan, namun hal tersebut bisa jadi penghalang bagi pembaca yang berusia lebih muda atau yang mungkin tidak nyaman dengan bahasan yang terlalu eksplisit.

Pesan Moral Buku Yellowface

Buku ini mengangkat beberapa pesan moral melalui narasi ceritanya. Kesuksesan dan pencapaian sesuatu hal itu memerlukan perjuangan yang sangat keras. Melalui perjuangan yang dialami oleh tokoh dalam cerita, pembaca diingatkan bahwa tidak ada jalan pintas menuju keberhasilan. Perjuangan, kerja keras, dan ketekunan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan.

Setiap individu memiliki kesempatan dan peluang yang sama dalam mencapai kesuksesan, tanpa memandang latar belakang ras, budaya, atau status sosial. Penulis menggambarkan karakter-karakter yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, tetapi mereka semua memiliki kesempatan yang sama untuk memulai mengejar impian mereka. Pesan ini memberikan inspirasi kepada pembaca untuk tidak boleh menyerah dan percaya bahwa mereka juga memiliki potensi untuk meraih apa pun yang mereka inginkan dalam kehidupan.

Melalui buku ini Rebecca juga mengingatkan kita untuk lebih bijak dalam mengkritik orang lain di medial sosial, karena biar bagaimanapun orang yang kritik juga seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan. Lewat narasinya, Rebecca membuat kita merasakan bagaimana rasanya jika kita menjadi orang yang dikritik itu. Hal ini membuat pembaca menjadi lebih bijak dalam mengkritik seseorang di media sosial.

Terakhir, buku ini mengajarkan moralitas dalam konteks masyarakat modern. Dengan menyoroti isu-isu seperti ras dan politik, pembaca dihadapkan pada pertanyaan moral yang mendalam tentang keadilan, kesetaraan, dan perlunya memerangi diskriminasi. Mana yang baik dan benar? Pertanyaan ini hanya kamu yang bisa menjawabnya.

Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari novel Yellowface karya Rebecca F. Kuang. Apakah kamu sudah siap membaca novel sarkastik unik yang mengangkat tema tentang masalah di kehidupan dunia nyata? Yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

 

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Sang Dewi Api (The Burning God)

the burning god

Lanjutan Perang Opium dan Republik Naga

Akhir luar biasa trilogi The Poppy War. Setelah berhasil menyelamatkan negara Nikan dalam perang saudara yang brutal, Fang Runin malah dikhianati para sekutu. Dengan aliansi baru, Rin menyusun kekuatan. Bagai terlahir kembali dari abu, sang Phoenix pun menemukan lagi kekuatan dalam kemurkaan dan pembalasan dendam rakyat selatan.

Mereka menghabisi pihak Naga, orang-orang Hesperia, dan semua yang berusaha melenyapkan syamanisme.

 

Perang Opium (The Poppy War)

the poppy war

Buku yang berjudul Perang Opium ini merupakan debut dari penulisnya R.F Kuang, yang merupakan lulusan dari sekolah di University of Cambridge. Kisah buku ini merupakan fiksi yang mungkin akan mengingatkan kita pada perang opium yang benar-benar terjadi antara Inggris dan Cina abad 19.

Kisah ini bercerita tokoh perempuan bernama Fang Runin, yang merupakan anak korban perang yatim piatu. Ia bekerja di toko yang sebenarnya melakukan jual beli opium illegal. Rin bertekad untuk menempuh ujian Keju dengan harapan dapat masuk ke dalam sekolah militer Sinegard. Yuk simak sinopsisnya berikut ini!

 

Republik Naga (The Dragon Republic)

the dragon republic

Kisah Rin berlanjut dalam sekuel “Perang Opium” ini—fantasi epik yang menggabungkan sejarah Cina abad ke-20 dengan dunia dahsyat tempat para dewa dan monster. Tiga kali negara Nikan bertempur dalam Perang Opium yang bersimbah darah. Rin—sang syaman dan pejuang—dicengkeram rasa bersalah dan tak dapat melupakan tindakan keji yang dia lakukan demi menyelamatkan rakyat. Gadis itu bertekad membalas dendam pada Maharani yang mengkhianati tanah airnya. 

Satu-satunya cara adalah bergabung dengan Panglima Perang Naga, yang ingin menaklukkan Nikan, menggulingkan Maharani, dan mendirikan republik baru. Namun Maharani dan Panglima Perang Naga tidaklah seperti yang dikira gadis tersebut. Semakin banyak yang dilihatnya, semakin Rin takut bahwa cintanya pada Nikan akan memaksa dia menggunakan lagi kekuatan dahsyat Phoenix. Sebab Rin rela mengorbankan apa saja untuk menyelamatkan negeri itu… dan membalaskan dendamnya.

 

Sumber: 

  • https://www.goodreads.com/book/show/62047984-yellowface
  • https://rfkuang.com/

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.