in

Review Buku Zero to One Karya Peter Thiel & Blake Masters

Zero to One – Zero to One: Membangun Startup, Membangun Masa Depan adalah buku tahun 2014 karya Peter Thiel, seorang pengusaha dan investor asal Amerika Serikat, yang ditulis bersama Blake Masters pada tahun 2014. Buku ini merupakan versi ringkas dari catatan populer yang diambil oleh Masters saat mengikuti kelas CS183 tentang startup yang diajarkan Thiel di Universitas Stanford pada musim semi 2012.

Zero to One

Buku ini memberikan panduan tentang cara membangun startup yang sukses dalam menghadapi tantangan di masa depan yang penuh ketidakpastian. Selain itu, pembaca diajak untuk melatih pola pikir inovatif, terutama bagi mereka yang ingin menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Startup, sebagaimana dijelaskan dalam buku ini, harus mampu mempertanyakan gagasan umum dan merancang ulang sesuatu dari awal.

Dalam ulasannya di The Atlantic, Derek Thomson menyebut Zero to One sebagai salah satu buku bisnis terbaik yang pernah ia baca. Ia menggambarkan buku ini sebagai “panduan pengembangan diri untuk wirausahawan yang dipenuhi optimisme dan pandangan cerah tentang masa depan.” Lebih dari sekadar panduan, buku ini juga mengartikulasikan gagasan kapitalisme dan kesuksesan dengan jelas dan relevan dalam konteks ekonomi abad ke-21. Thomson juga memuji kesederhanaan dan ketajaman isi buku ini.

Buku dengan ketebalan 244 halaman ini sudah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 2 November 2015. Sebelum membaca ulasan buku ini, kita kenalan terlebih dahulu yuk dengan  Peter Thiel & Blake Masters, penulis dari buku ini Grameds!

Profil  Peter Thiel & Blake Masters – Penulis Buku Zero to One

Holiday Sale

Peter Thiel

Peter Andreas Thiel adalah seorang pengusaha, kapitalis ventura, dan aktivis politik asal Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri PayPal, Palantir Technologies, dan Founders Fund. Selain itu, ia merupakan investor eksternal pertama di Facebook. Hingga Juli 2024, kekayaan bersih Thiel diperkirakan mencapai Rp172 triliun (setara dengan US$11,2 miliar) dan menduduki peringkat ke-212 dalam Bloomberg Billionaires Index.

Zero to One

Thiel memulai kariernya sebagai pengacara sekuritas di Sullivan & Cromwell, kemudian menjadi penulis pidato untuk mantan Menteri Pendidikan AS, William Bennett, serta pedagang derivatif di Credit Suisse. Pada tahun 1996, ia mendirikan Thiel Capital Management dan pada tahun 1998, ia bersama Max Levchin dan Luke Nosek mendirikan PayPal, di mana ia menjabat sebagai CEO hingga PayPal diakuisisi oleh eBay pada tahun 2002 dengan nilai Rp23 triliun (setara dengan US$1,5 miliar).

Setelah meninggalkan PayPal, Thiel mendirikan Clarium Capital, sebuah perusahaan dana lindung nilai makro global berbasis di San Francisco. Pada tahun 2003, ia meluncurkan Palantir Technologies, perusahaan analisis data besar, dan sejak awal menjabat sebagai ketuanya. Pada tahun 2005, ia bersama Ken Howery dan Luke Nosek meluncurkan Founders Fund.

Thiel menjadi investor eksternal pertama di Facebook ketika ia membeli 10,2% saham perusahaan tersebut seharga Rp7,6 miliar (setara dengan US$500.000) pada Agustus 2004. Ia kemudian menjual sebagian besar sahamnya pada 2012 dengan nilai lebih dari Rp15 triliun (setara dengan US$1 miliar) namun tetap menjabat sebagai anggota dewan direksi.

Selain itu, Thiel juga mendirikan Valar Ventures pada 2010, Mithril Capital pada 2012 di mana ia menjadi ketua komite investasi, dan menjadi mitra paruh waktu di Y Combinator dari 2015 hingga 2017.

Blake Masters

Blake Gates Masters (lahir 5 Agustus 1986) adalah seorang kapitalis ventura asal Amerika Serikat dan mantan kandidat politik. Ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Peter Thiel, pengusaha yang menjadi mentornya. Masters ikut menulis buku Zero to One: Notes on Startups, or How to Build the Future bersama Thiel pada tahun 2014, yang didasarkan pada catatan kuliahnya di Sekolah Hukum Stanford pada 2012. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di Thiel Capital, serta presiden Thiel Foundation.

Pada pemilihan Senat AS 2022 di Arizona, Masters mengalahkan Jaksa Agung Mark Brnovich dan pengusaha Jim Lamon dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik. Ia mendapat dukungan dari Peter Thiel, yang mendanai kampanyenya sebesar Rp230 miliar (setara dengan $15 juta), serta mantan Presiden Donald Trump, yang memberikan dukungannya pada Juni 2022. Dalam kampanyenya, Masters mengangkat tulisan-tulisan Ted Kaczynski (dikenal sebagai Unabomber) dan Sam Francis, seorang tokoh supremasi kulit putih, serta mendukung teori konspirasi Great Replacement.

Pada pemilihan umum, Masters kalah dari petahana Demokrat Mark Kelly. Ia menerima jumlah suara terendah dibandingkan kandidat Partai Republik lainnya di Arizona pada pemilihan 2022. The Washington Post bahkan menyebutnya sebagai salah satu “kandidat terburuk pada pemilu 2022.”

Pada tahun 2024, Masters mencalonkan diri untuk kursi DPR AS di distrik kongres ke-8 Arizona. Namun, ia kembali gagal setelah kalah di pemilihan pendahuluan Partai Republik dari Abraham Hamadeh dan menempati posisi kedua.

Sinopsis Buku Zero to One

Zero to One

Meniru adalah langkah paling mudah dibandingkan dengan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Ketika Anda bekerja pada sesuatu yang sudah ada dan mengikuti cara yang sudah dikenal, Anda hanya membawa dunia dari “1 ke n,” yaitu menambahkan atau memperluas hal-hal yang sudah ada. Sebaliknya, menciptakan hal baru berarti membawa dunia dari “0 ke 1,” atau from zero to one.

Seorang inovator tidak akan mengikuti jejak pendahulunya. Menurut Peter Thiel, penerus Bill Gates tidak akan membuat sistem operasi baru, begitu pula penerus Mark Zuckerberg tidak akan menciptakan platform media sosial serupa. Inovator sejati akan menghasilkan karya yang benar-benar baru dan unik.

Meniru hal-hal yang sudah sukses disebut sebagai kemajuan horizontal atau ekstensif. Kemajuan ini cenderung lebih mudah diprediksi. Sebaliknya, menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya lebih sulit untuk dibayangkan. Inilah yang disebut kemajuan vertikal atau intensif. Pada skala yang lebih luas, kemajuan horizontal diidentikkan dengan globalisasi, sedangkan kemajuan vertikal erat kaitannya dengan teknologi.

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah mengalami perubahan besar yang dipengaruhi oleh globalisasi dan teknologi. Perubahan ini diperkirakan akan terus berlanjut, menghadirkan masa depan yang penuh ketidakpastian. Teknologi menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan tersebut, salah satunya melalui pembangunan startup.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Zero to One

Zero to One

Pros & Cons

Pros
  • Buku yang bagus dan bermanfaat.
  • Isi yang mudah untuk dipahami.
  • Penulisan yang terstruktur dan rapi.
  • Penulis yang kredibel.
  • Memberikan perspektif  dan pembelajaran baru yang menarik. 
Cons
  • Penuh dengan klise.
  • Beberapa poin dan ide yang disampaikan terasa kuras pas dan cocok untuk beberapa pembaca. 

Kelebihan Buku Zero to One

Zero to One

Buku Zero to One karya  Peter Thiel & Blake Masters adalah salah satu bacaan yang menginspirasi dan wajib untuk dimiliki bagi siapa saja yang tertarik pada dunia startup dan inovasi. Dimulai dari isinya yang sangat bermanfaat karena memberikan wawasan mendalam tentang cara membangun bisnis sukses dan mampu untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami, bahkan untuk pembaca yang baru saja mengenal topik startup atau bisnis teknologi. Penulisan yang terstruktur dan rapi membantu pembaca untuk mengikuti alur pemikiran penulis secara logis dan sistematis dengan mudah. Tidak hanya itu saja, setiap bab dalam buku ini juga dirancang untuk memberikan pembelajaran yang baru, mulai dari cara membangun monopoli, memahami pasar, hingga pentingnya budaya perusahaan dan seni menjual ide.

Kelebihan lain dari buku Zero to One ini adalah kredibilitas penulisnya. Peter Thiel, sebagai salah satu pendiri PayPal dan investor awal Facebook, memiliki pengalaman nyata dalam dunia bisnis dan teknologi. Kehadirannya sebagai mentor Blake Masters dalam menulis buku ini juga memberikan dimensi tambahan berupa praktik langsung dan pemikiran strategis yang telah teruji, bukan hanya teori kosong saja.

Selain itu, banyak pandangan dalam buku ini yang mungkin bertentangan dengan ide-ide konvensional, sehingga memaksa pembaca untuk berpikir lebih kritis. Bab-bab yang membahas cara membangun monopoli, pentingnya keberuntungan, serta strategi perekrutan dan penjualan, menjadi salah satu bagian yang paling menarik. Thiel dengan brilian menjelaskan bagaimana kemajuan tidak hanya tentang meniru yang sudah ada, tetapi menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.

Kekurangan Buku Zero to One

Zero to One

Buku Zero to One karya Peter Thiel memang memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menarik bagi banyak pembaca, namun tidak dapat dipungkiri bahwa buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa pembaca menganggap bahwa isi buku ini sering kali dipenuhi dengan pernyataan klise dan opini yang kurang didukung oleh bukti yang solid. Selain itu, ada bagian-bagian di mana komentar Thiel terasa menghakimi atau terlalu absolut, yang dapat menimbulkan kontroversi dan membuat sebagian pembaca merasa tidak nyaman dengan pandangannya.

Di samping itu, terdapat pula pembaca yang tidak sejalan dengan beberapa argumen yang diajukan dalam buku ini. Ketidaksetujuan tersebut sering kali muncul ketika pandangan Thiel bertentangan dengan prinsip atau pengalaman pribadi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Zero to One menawarkan wawasan berharga tentang inovasi dan kewirausahaan, tidak semua orang akan sepakat dengan cara penulis menyampaikan ide-ide tersebut. Perbedaan pendapat ini menciptakan ruang diskusi yang menarik mengenai topik-topik yang diangkat dalam buku.

Penutup

Zero to One

Bagi Grameds yang bermimpi untuk memiliki startup kalian sendiri, Zero to One adalah teman yang wajib untuk kalian miliki. Buku ini tidak hanya memberikan panduan, tetapi juga akan membekali kalian dengan wawasan yang mendalam tentang cara membangun bisnis yang sukses dan berkelanjutan, bahkan di tengah ketidakpastian masa depan. Dengan membaca buku ini, kalian akan mendapatkan arahan yang jelas untuk memulai dan mengembangkan ide-ide inovatif, serta memahami langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan besar. Jadi, jangan ragu untuk memulai mimpi kalian untuk memiliki startup sendiri sekarang juga!

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari buku Zero to One karya  Peter Thiel & Blake Masters. Yuk langsung saja dapatkan buku ini dan buku best seller yang lainnya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Contagious: Rahasia Di Balik Produk Dan Gagasan Yang Viral

Contagious: Rahasia Di Balik Produk Dan Gagasan Yang Viral

Kalau menurut Anda yang terpenting itu sebuah iklan, coba pikir lagi. Orang tidak mendengarkan iklan; mereka mendengarkan teman. Namun, kenapa orang bicara lebih banyak tentang produk dan gagasan tertentu dibanding yang lain? Kenapa sebagian cerita dan rumor lebih cepat menyebar? Dan, apa yang menjadikan konten online menjadi viral?

Jonah Berger mengungkapkan ilmu rahasia dibalik getok tular dan transmisi sosial. Anda bisa menemukan enam prinsip dasar yang berkontribusi pada semua hal yang menjadi viral, seperti bagaimana steakhouse yang mewah mendapat popularitas lewat cheese-steak biasa, mengapa iklan anti narkoba bisa jadi malah meningkatkan penggunaan narkoba, dan mengapa lebih dari 200 juta orang berbagi video tentang produk biasa yang tidak istimewa: yakni sebuah blender.

Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa

Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa

Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa adalah buku kategori self improvement karya James Clear. Pada umumnya, perubahan-perubahan kecil seringkali terkesan tak bermakna karena tidak langsung membawa perubahan nyata pada hidup suatu manusia. Jika diumpamakan sekeping koin tidak bisa menjadikan kaya, suatu perubahan positif seperti meditasi selama satu menit atau membaca buku satu halaman setiap hari mustahil menghasilkan perbedaan yang bisa terdeteksi. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan pemikiran James Clear, ia merupakan seorang pakar dunia yang terkenal dengan ‘habits’ atau kebiasaan. Ia tahu bahwa tiap perbaikan kecil bagaikan menambahkan pasir ke sisi positif timbangan dan akan menghasilkan perubahan nyata yang berasal dari efek gabungan ratusan bahkan ribuan keputusan kecil. Ia menamakan perubahan kecil yang membawa pengaruh yang luar biasa dengan nama atomic habits.

How to Build a Brand: Teknik Branding Ampuh dan Kekinian

How to Build a Brand : Teknik Branding Ampuh dan Kekinian

Sejauh mana merek bisnis kita dikenali pelanggan adalah cerminan kesuksesan bisnis yang kita kelola. Hal itu mencakup apa yang melekat dalam benak dan ingatan pelanggan kita, mulai dari nama, logo, kemasan, value, sampai pengalaman yang dirasakan pelanggan, memberikan gambaran dari bisnis kita. Brand awareness mencerminkan sejauh mana pelanggan mengenali dan mengingat merek tertentu ketika mereka berhadapan dengan produk atau layanan di pasar. 

Pentingnya brand awareness dalam strategi pemasaran adalah untuk memperkenalkan merek kepada para pelanggan potensial, mendatangkan profit, hingga membangun pengakuan merek. Makin tinggi tingkat brand awareness, makin besar pula kemungkinan konsumen akan memilih merek tersebut ketika melakukan keputusan pembelian. Bukan hanya itu saja, brand awareness yang baik juga mampu memengaruhi angka loyalitas pelanggan dan tingkat repeat order yang akan meningkatkan penjualan berkali lipat.

 

Sumber:

  • https://en.wikipedia.org/wiki/Zero_to_One
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Peter_Thiel
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Blake_Masters
  • https://www.goodreads.com/book/show/18050143-zero-to-one

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.