Jalan kaki sampai mati – Apakah Grameds suka kisah horor seperti IT atau The Shining? Jika suka, Grameds tentu tahu bahwa kedua film tersebut merupakan adaptasi dari novel karya Stephen King yang diangkat ke layar lebar.
Penggemar cerita-cerita horor tentunya sudah tidak asing dengan nama Stephen King atau Richard Bachman. Karena Stephen merupakan penulis novel horor terkenal dengan kisah-kisah yang cukup viral dan menegangkan.
Salah satu novel karya Stephen King adalah The Long Walk atau Jalan Kaki Sampai Mati. Novel yang satu ini cocok bagi Grameds yang mulai menyukai kisah horor menyeramkan, akan tetapi terlalu dengan cerita horor. Novel ini satu akan menyuguhkan kisah menyeramkan, tetapi masih menyenangkan untuk dibaca. Penasaran dengan review Jalan Kaki Sampai Mati karya Stephen King? Simak review singkatnya di sini ya!
Table of Contents
Siapa Stephen King?
Sumber: wikipedia
Sebelum membahas mengenai review novel Jalan Kaki Sampai Mati, lebih baik jika Grameds mengenal siapa penulis dari novel ini yaitu Stephen King. Siapa sebenarnya Stephen King ini?
Stephen King lahir pada 21 September 1947, ia adalah seorang penulis kontemporer asal Amerika Serikat. Novel-novelnya banyak yang bergenre horor, fiksi ilmiah serta fantasi yang telah terjual dari lebih dari 350 juta eksemplar di seluruh dunia dan sebagian di antara novel-novelnya telah diadaptasi menjadi film layar lebar, komik hingga film televisi.
King telah berhasil menerbitkan 50 novel dan tujuh di antara novel tersebut diterbitkan dengan nama penanya yaitu Richard Bachman dan lima buku non fiksi. King juga menulis hampir 200 cerita pendek dan sebagian dari cerpen tersebut telah diterbitkan dalam 9 kumpulan fiksi pendek. Kebanyakan dari novel karya Stephen King memiliki latar tempat di kampung halamannya yaitu di Maine.
Stephen King telah menerima beberapa penghargaan, di antaranya adalah Bram Stoker Award, British Fantasy Society, World Fantasy Award. Novelnya dengan judul The Way Station juga berhasil meraih nominasi Nebula Award dan cerita pendek berjudul The Man in the Black Suit menerima O. Henry Award.
Di tahun 2003, National Book Foundation memberikan anugerah pada Stephen King berupa Medal for Distinguished Contribution to American Letters. King juga menerima beberapa penghargaan atas sumbangsihnya pada dunia kesusastraan selama hidupnya, contohnya seperti World Fantasy Award for Life Achievement di tahun 2004, Canadian Booksellers Association Lifetime Achievement Award di tahun 2007 dan Grand Master Award dari Mystery Writers of America di tahun 2007.
Stephen King mulai karirnya sebagai seorang penulis karena iseng belaka ketika ia masih bersekolah. Saat itu, ia menulis sebuah artikel untuk surat kabar Dave’s Rag kemudian King pun mulai menjual cerita yang ia tulis pada teman-temannya.
Cerita karangannya yang pertama kali terbit secara independen ialah I Was a Teenage Grave Robber sebuah serial yang diterbitkan dalam empat cerita bersambung pada Comics Review di tahun 1965.
Usai lulus dari universitas, Stephen King kembali menjual cerpennya ke berbagai majalah seperti Cavalier. Lalu pada tahun 1973 novel pertama King berjudul Carrie pun diterima oleh penerbitan Doubleday.
Saat itu, ia menerima uang muka untuk penerbitan novel sebesar 2,500 Dolar. Setelah Carrie tersebut, King kemudian mulai menulis Second Coming yang diterbitkan dengan judul Salem’s Lot di tahun 1975.
Usia kematian sang ibu di tahun 1974, King beserta keluarga pun pindah ke Boulder, Colorado dan di sana King mulai menulis The Shining yang terbit pada tahun 1977, lalu ia kembali ke Maine di tahun 1975 dan menyelesaikan novel keempatnya berjudul The Stand yang terbit pada tahun 1978.
Kemudian, di akhir tahun 1970-an, Stephen King menerbitkan beberapa novel pendek dengan judul Rage yang terbit tahun 1977 kemudian menerbitkan The Long Walk di tahun 1979.
Di tahun 1981, Stephen King kembali menerbitkan Roadwork, The Running Man di tahun 1982, Thinner di tahun 1984 dengan nama penanya yaitu Richard Bachman. Penggunaan nama pena ini, dilakukan oleh Stephen King untuk menguji, apakah ia dapat meniru kesuksesannya di balik nama orang lain dan untuk menghilangkan asumsi bahwa popularitas yang didapatkan King hanya kebetulan belaka.
Lalu, pada tahun 2013, Stephen King menerbitkan 50 novel, 200 cerita pendek dan 5 karya non fiksi yang kemudian terjual lebih dari 350 juta eksemplar di seluruh dunia. Karyanya pun banyak yang telah diadaptasi menjadi buku komik, film dan juga teater.
Sinopsis Novel Jalan Kaki Sampai Mati
Judul Buku : Jalan Kaki Sampai Mati (The Long Walk)
Penulis Buku : Stephen King
Penerbit Buku : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 978-602-03-8328-6
Tebal Buku : 431 halaman
Setiap tahunnya pada tanggal 1 Mei, ada 100 remaja yang terpilih bertemu untuk berkompetisi dalam acara “The Long Walk”. Di antara para peserta tersebut, tahun ini ada Ray Garraty, ia berusia 16 tahun. Dia telah mengetahui aturan-aturan dari The Long Walk, peserta yang berjalan di bawah batas kecepatan, tersandung maupun duduk akan diberi peringatan. Setelah mendapatkan 3 kali peringatan, peserta tersebut pun akan mendapatkan sebuah tiket.
Awas, jangan sampai mendapat tiket! Karena hanya akan ada satu pemenang di akhir acara The Long Walk dan hanya ada satu pemenang yang berhasil bertahan.
Penasaran dengan siapa tokoh yang berhasil mencapai ujung dari The Long Walk dan apa yang akan didapatkan oleh sang pemenang? Apa misteri di balik acara tahunan ini? Jika penasaran, Grameds bisa langsung membaca buku Jalan Kaki Sampai Mati karya Stephen King ini.
Review Novel Jalan Kaki Sampai Mati
Jika Grameds pernah menonton film The Hunger Games atau The Maze novel yang satu ini memiliki genre yang cukup mirip yaitu deadly survival challenge atau games. Akan tetapi, novel yang satu ini sedikit berbeda dengan Battle Royale atau The Hunger Games, karena peserta di dua judul tersebut dipilih oleh otoritas atau orang yang berkuasa, sementara The Long Walk, peserta mendaftarkan diri secara sukarela dan kemudian mengikuti seleksi.
Sudah ada sedikit gambaran tentang alur cerita dari novel Jalan Kaki Sampai Mati? Jika belum, lanjutkan membaca review singkatnya hingga akhir!
Tokoh utama dalam novel ini adalah Ray Garraty serta 99 remaja lain yang secara sukarela mengikuti The Long Walk, 100 remaja tersebut paham betul mengenai program dari The Long Walk yang hanya bisa dimenangkan oleh satu orang saja.
Lalu, 99 orang lainnya tentu akan mati dikarenakan kelelahan atau karena tembakan yang bersarang di kepalanya. Mereka semua tahu, bahwa The Long Walk tidak dapat diinterupsi oleh apa pun dan oleh siapa saja. Tidak ada cara lain untuk keluar hidup-hidup selain dengan menjadi pemenang.
Pemenang dari The Long Walk akan mendapatkan satu keinginannya apa pun keinginan itu. Bahkan dengan imbalan tersebut, rasanya masih kurang sepadan dengan risiko dari banyaknya nyawa yang melayang.
Akan tetapi, anehnya, setiap tahun masih ada ratusan pemuda yang rela mendaftar untuk mengikuti The Long Walk. Ada peserta yang ingin menjadi pemenang agar ia dapat memberikan kehidupan yang layak untuk keluarganya dan da pula pemuda yang sedang patah hati dan ingin berpartisipasi dalam The Long Walk untuk sekadar menantang maut. Tidak sedikit juga yang belum terpikir akan meminta hadiah seperti apa jika ia nanti menang.
Tentu saja kisah misterius tentang acara The Long Walk dan rahasia di baliknya membuat pembaca terus bertanya-tanya, apakah mungkin orang-orang di sana terbiasa dengan keadaan dan kematian? Sehingga para tokohnya pun tidak berpikir panjang untuk mempertaruhkan nyawanya dalam The Long Walk.
Negara semacam apa yang membiarkan acara mematikan tiada guna terus berjalan setiap tahunnya? akan tetapi seperti kebanyakan kisah dystopia, jawaban untuk pertanyaan seperti ini tidak bisa Grameds dapatkan, meskipun kisah novel ini telah tamat.
Seperti halnya kisah khas dystopia, kekerasan serta kematian para pesertanya dianggap sebagai hiburan untuk warga sipil yang menyaksikannya. Mereka menyaksikan para 100 remaja berjalan dan mati perlahan seperti pawai bunga. Letusan senjata yang menembak kepala peserta pun ditanggapi dengan sorak sorai penonton.
Jika ingin membaca buku ini, Grameds memerlukan fokus, kesabaran dan daya tahan tinggi yang ekstra untuk bisa menyelesaikan kisah Jalan Kaki Sampai Mati ini. Novel yang terlalu panjang, biasanya membosankan meskipun memiliki alur cerita yang bagus.
Ketegangan yang berusaha Stephen King hadirkan dalam kisah ini tergolong cukup lambat. Bab demi bab merupakan bibit dari konflik yang kemudian dirajut satu per satu. Kematian pertama akan muncul pada bab kedua, kemudian mayat berjatuhan pada bab selanjutnya yang akhirnya membuat Garraty dan sisa peserta merasa pesimis.
Setiap kematian dalam novel ini diceritakan secara eksplisit, sehingga akan membuat pembaca merasa ngeri dan tegang. The Long Walk diceritakan sebagai program yang cukup panjang dan berjalan berhari-hari, sehingga pada setiap milnya, para peserta akhirnya menjalin hubungan persahabatan, hubungan ini yang membuat kematian setiap peserta terasa lebih menyakitkan dan menyedihkan.
Tak kalah menarik dari alur cerita novel ini adalah tokoh yang berusaha digambarkan oleh Stephen King. Seperti kisah dystopia yang lainnya, beberapa tokoh yang mengikuti survival challenge memiliki latar belakang kehidupan yang menarik untuk disimak. Contohnya seperti Katniss dalam film The Hunger Games.
Dalam novel ini, tokoh utamanya adalah Ray Garraty remaja berusia 16 tahun yang hidup berdua dengan sang ibu. Garraty adalah peserta yang cukup populer di antara 99 peserta lain karena memiliki paras yang cukup tampan.
Selain Garraty, peserta lain yang cukup populer adalah McVries. Ia mengikuti Long Walk karena alasan yang cukup sederhana yaitu karena patah hati dan misi utamanya adalah untuk menantang takdir.
Ada pula peserta yang telah menikah bernama Scramm, nomor 85. Ia adalah satu-satunya peserta yang sudah menikah. Demi mengikuti The Long Walks, ia meninggal istrinya yang hamil, karena kisah Scramm ini, para peserta pun memutuskan untuk merawat istri dan anaknya jika ada salah satu dari mereka yang menang.
Stephen King juga memunculkan tokoh yang cukup menonjol karena sarkasmenya dan memiliki sikap misterius, tokoh yang pada awalnya terlihat lemah, tetapi memiliki ketahanan fisik dan mental paling baik.
Tak ketinggalan, ada pula tokoh yang menjadi public enemy karena sikapnya yang bebal, menyebalkan, provokatif dan juga rasis. Lengkap sudah karakter khas yang biasa muncul pada setiap cerita dystopia.
Mulai dari kisahnya, permasalahan dan penokohannya, Jalan Kaki Sampai Mati merupakan kisah novel yang sangat khas dystopia, contohnya seperti 1084. Jadi, jangan heran apabila Grameds masih bertanya-tanya ada apa sebenarnya di balik Long Walks meskipun telah habis dan selesai membaca 400 halaman Jalan Kaki Sampai Mati ini.
Kekurangan dan Kelebihan Jalan Kaki Sampai Mati
Stephen King merupakan penulis yang cukup terkenal. Banyak dari novel karyanya yang berhasil menjadi best seller dan mendapatkan rating cukup tinggi, tidak terkecuali novel Jalan Kaki Sampai Mati ini.
Meskipun menjadi salah satu novel best seller, akan tetapi novel ini masih memiliki beberapa kekurangan dan tentu saja ada beberapa kelebihan dari novel ini yang membuat novel ini layak untuk masuk dalam book list Grameds!
Secara keseluruhan, novel Jalan Kaki Sampai Mati karya Stephen King ini cukup bagus, sehingga pantas untuk mendapatkan rating 4.10 dari 5 bintang. Stephen King meskipun dengan nama penanya, tidak mengurangi kemampuan menulisnya.
Oleh sebab itu, pada novel ini pula, Stephen King berhasil menyajikan kisah horor misteri yang menarik. Meskipun cukup tebal, premis dan alur kisah yang disajikan dalam novel ini cukup sederhana.
Meskipun sederhana, tetapi novel ini tetap menarik karena Stephen King menyajikan detail cerita yang membuat pembaca bisa liar mengimajinasikan apa yang terjadi dalam The Long Walks.
Ada beberapa kekurangan dari novel ini. Tetapi kekurangan ini tidak membuat buku ini menjadi kurang menarik untuk dibaca.
Beberapa kekurangannya adalah awal cerita yang cukup bertele-tele dan panjang, sehingga akan sedikit membosankan. Ditambah lagi jumlah halaman yang banyak dengan premis sederhana.
Jika Grameds bukan pembaca yang menyukai kisah panjang dan bertele-tele mungkin hanya akan selesai membaca buku ini pada bab-bab awal saja. Tetapi, jangan menyesal ketika sudah berhenti membaca! Karena keseruan kisah Jalan Kaki Sampai Mati akan dimulai pada pertengahan bab buku ini.
Itulah review singkat dari buku Jalan Kaki Sampai Mati karya Stephen King. Jika Grameds tertarik untuk membaca buku ini atau novel karya Stephen King yang lainnya, maka Grameds bisa membeli buku-buku King di gramedia.com
Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku original dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
- Review Novel Romance is Not For IT Folks
- Review Novel Maria Beetle
- Review Novel Bungo Stray Dogs
- Review Novel MetroPop: 90 Hari Mencari Suami
- Review Novel The Long Walk
- Review Normal People
- Review Novel Fase
- Review Novel Goodbye Days
- Review Novel Dua Sisi
- Review Novel Sesuk
- Review Novel Leiden
- Review Buku Jodohku dalam Proposal
- Review Buku Norman Edwin: Catatan Sahabat Sang Alam
- Review Novel The Viscount Who Loved Me
- Review Novel Negeri Senja
- Review Novel Bincang Akhlak
- Review Novel Himpunan
- Review Novel The Second Marriage: Mencari Kebahagiaan di Tengah Reruntuhan Rumah Tangga
- Review Novel Haru Mahameru
- Review Buku Cinta Laki-Laki Biasa
- Review Novel Supernova 4: Partikel
- Review Novel Supernova 5: Supernova
- Review Novel Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi
- Review Novel Pelangi untuk Rida
- Review Fourth Element
- Review Novel Metropop Three Sisters
- Review Novel Bendera Setengah Tiang
- Review Novel Hellow Adam
- Review Novel Best Part
- Review Novel Holly Mother
- Review Novel Utara
- Review Buku Metropop: Ikan Kecil
- Review Novel Prince Karya Yohananic_
- Review Novel Alkana Maheswara Karya Lusiafriaa
- Review Novel City Lite: As Always, I Love… Karya Nureesh Vhalega
- Review Novel Undaunted: Ketika Cinta Mensyaratkan Pengorbanan Karya Staffkumpala
- Review Novel Apartemen 12A-05
- Review Novel Aporia
- Review Novel The Sun Above Our Heads
- Review Novel Land of Stories: Worlds Collide
- Review Buku Kitab Pink Karya Jason Ranti
- Review Novel Turning Page