Rating: 4.5
Gyo bisa dibilang adalah salah satu karya terbaik dari Ito Junji, komikus yang terkenal dengan genre horor biologis. Komiknya kali ini tak sekadar kumpulan makhluk aneh yang secara tiba-tiba meneror manusia. Ito Junji tidak mengartikan genre horor dengan sedangkal itu.
Sebaliknya, kisah horor yang disajikan Ito Junji mampu menyerang pikiran pembaca dan menimbulkan rasa tak nyaman. Inilah horor khas Ito Junji yang tercermin dalam seluruh karyanya. Grameds, kalau kamu pencinta horor sejati, komik Gyo Complete Edition ini wajib masuk daftar bacaan kamu. Kamu juga tidak perlu membaca seri pertamanya kemudian lanjut ke seri kedua karena di komik terjemahan Akasha ini sudah tersedia versi lengkap.
Dengan tema yang ekstrem, Ito Junji menawarkan pengalaman membaca yang sangat berbeda dari biasanya. Visualisasi nyentrik, alur yang bergulir cepat, dan permainan plot yang menantang membuat komik ini layak mendapat pujian. Dari 400 halaman yang disajikan, kamu akan merasakan sensasi melawan para monster layaknya pemeran utama di film aksi.
Jika kamu terbiasa menyantap sajian horor racikan Ito Junji, komik ini tidak akan terasa traumatis. Bumbu-bumbu racikannya tetap mempertahankan ciri khas Ito Junji. Namun, komik ini mungkin akan membuat kamu bergidik ngeri sepanjang hari kalau tidak sering membaca cerita horor dengan konsep teror psikologis. Ya, plot ceritanya terlihat sengaja memainkan sisi psikologis pembaca.
Mungkin terdengar menakutkan, ya. Namun, itulah esensi dari komik ini, Grameds. Ito Junji meramu plot-plot horornya menjadi cerita yang dapat kita nikmati meski harus sesekali menutup mata. Kabar baiknya, komik Gyo Complete Edition – 2 In 1 sudah tersedia di seluruh toko buku Gramedia, lho. Grameds, kamu juga bisa langsung mengunjungi situs gramedia.com untuk membeli bukunya.
Komik terbitan tahun 2023 ini memiliki banyak aspek yang menarik untuk dianalisis. Apa saja, ya? Sebelum kita mengupasnya satu per satu, kenalan dulu sama Ito Junji, yuk!
Table of Contents
Profil Ito Junji, Maniak yang Berbakat Meracik Horor
Ito Junji sangat pantas disebut maniak horor. Bakatnya dalam meracik alur, plot, premis, dan elemen horor benar-benar tersalurkan dalam tiap karyanya. Gaya visual Ito Junji yang khas juga berhasil melesatkan namanya di industri manga Jepang.
Tak heran kalau Ito Junji nekat beralih profesi sebagai mangaka. Ya, awalnya pria yang bernama Junji Ito ini merupakan lulusan kedokteran gigi yang akhirnya bekerja sebagai dokter gigi. Di tengah perjalanan kariernya sebagai dokter gigi, Ito mencoba mengirimkan karyanya ke majalah Monthly Halloween pada tahun 1987. Siapa sangka, karya Ito lolos dan disukai oleh para pembaca di masa itu.
Selain menuai reaksi positif, Ito juga mendapat nominasi di Kazuo Umezu Prize yang mengantarkan dirinya memulai debut sebagai mangaka. Komik debut Ito berjudul Tomie, kisah yang menampilkan sisi brutal dari sebuah teror akibat pembunuhan mutilasi
Bagaimana masa kecil Ito Junji sampai akhirnya bisa berkarier sebagai mangaka horor?
Jika kita kembali ke masa kecilnya, Junji Ito hanyalah anak laki-laki biasa yang sering dipinjamkan manga oleh dua kakak perempuannya. Berawal dari hobi membaca manga, pria kelahiran 31 Juli 1963 ini akhirnya terjun membuat komiknya sendiri. Meskipun menggambar manga hanya dijadikan sebatas hobi, tetapi bakat Ito mengantarnya ke panggung kepopuleran.
Sekarang seluruh dunia mengenal Ito Junji sebagai maniak horor yang produktif karena konsisten menghasilkan karya terbaik. Komik-komik Ito banyak memperoleh apresiasi, seperti Uzumaki yang mendapatkan nominasi di ajang penghargaan Eisner Award di tahun 2003 dan 2009. Kemudian ada komik Hellstar Remina dan Venus in the Blind Spot yang mendapatkan penghargaan di ajang Eisner Award pada tahun 2019 dan 2021.
Karya-karya ekstrem Ito juga diadaptasi menjadi anime, lho, Grameds. Ada Gyo: Tokyo Fish Attack, Uzumaki, dan Junji Ito Collection. Nah, komik Gyo yang akan kita bahas ini merupakan salah satu masterpiece Ito. Yuk, kita bahas komiknya!
Sinopsis Gyo yang Penuh Teror Ekstrem
Kisah dalam komik ini mengikuti Tadashi dan Kaori, sepasang kekasih yang berlibur di Okinawa. Perjalanan liburan itu berubah menjadi mimpi buruk saat ikan berkaki muncul ke daratan dan menebar teror. Sekumpulan ikan aneh berkaki logam yang berjalan seperti kepiting ini naik ke daratan tanpa sebab yang jelas.
Tadashi berusaha melindungi Kaori dan membunuh ikan tersebut. Namun, perjuangan ini tidak mudah karena ikan berkaki itu mengeluarkan bau kematian. Bau itu menggerakan ikan-ikan aneh untuk menyerang manusia.
Kaori bahkan terinfeksi virus dari ikan parasit ini. Teror ikan berkaki pun belum usai. Kaori dihantui oleh bau kematian yang terus menusuk hidungnya. Teror ini sangat menyiksa Kaori karena ia memiliki hidung yang sangat sensitif. Di tengah krisis ini, Kaori mengalami paranoid dan kekalutan mental terhadap teror ikan berkaki. Sebagai upaya untuk mencari penyebab dari teror ini, Tadashi berusaha membantu dan menjaga Kaori. Ternyata ada jalan keluar yang mereka temukan.
Tadashi meminta bantuan pamannya, Dokter Koyanagi. Terungkaplah asal-usul teror ikan berkaki aneh ini yang ternyata berasal dari hasil eksperimen selama Perang Dunia II. Ayah Dokter Koyanagi mengembangkan sebuah mesin untuk mengirimkan virus dengan bau aneh yang mematikan.
Teror virus dengan bau menjijikkan ini dirancang untuk menyakiti pasukan musuh dan mencapai area-area terjauh. Melalui mesin ini, angkatan perang Jepang berharap mereka dapat menghalau gelombang perang yang makin ganas dengan menyebar teror. Namun, suatu insiden terjadi yang menyebabkan mesin itu tenggelam ke laut, kemudian menghilang. Siapa sangka, kini teror dari mesin itu bangkit dari dasar lautan.
Kelebihan dan Kekurangan Komik Gyo Complete Edition Karya Ito Junji
Kelebihan Komik Karya Uto Junji
Komik Gyo menawarkan premis yang ekstrem, tetapi bisa kita temukan dalam novel atau film fiksi ilmiah. Premisnya menyoroti eksperimen senjata biologis yang gagal digunakan selama Perang Dunia II. Alih-alih musnah, senjata biologis ini berbalik menjadi teror mematikan akibat jatuh ke laut.
Berangkat dari premis ini, Ito Junji mengajak kita menyaksikan hasil eksperimen dari senjata biologis yang merusak habitat di laut. Ikan dan makhluk-makhluk laut lainnya berubah menjadi hewan abnormal dengan bentuk menyerupai alien. Visualisasi yang absurd ini berhasil membangun nuansa horor yang tidak dangkal.
Mengapa disebut tidak dangkal? Ito Junji mengeksplorasi elemen horor dari sudut yang tak biasa. Jika kita terbiasa ditakuti dengan kemunculan hantu atau entitas berwajah seram, kini kita harus memasang ekspektasi baru saat membaca komik Ito.
Gyo Complete Edition tidak menyuguhkan wajah seram atau sejenisnya. Ito ingin menakuti kita dengan menyerang sisi psikologis. Banyak pembaca karya Ito yang merasa mual dan ketakutan saat melihat visual para karakter. Sensasi inilah yang Ito maknai sebagai “horor”.
Selain pengembangan premis dan gaya visual yang matang, komik ini juga menjual alur dengan intensitas tinggi. Kita akan dibuat sesekali menghela napas saat melihat segerombolan ikan aneh itu menjajah daratan. Begitu pula dengan plot ceritanya yang tersusun rapi. Kita tak akan bingung mengikuti alur ceritanya.
Kabar baiknya, Ito tak lupa membuat back story yang mengesankan. Inilah alasan yang memperkuat persepsi bahwa elemen horor Ito sama sekali tidak dangkal. Ito tidak terpaku pada gaya visual untuk menakuti pembaca. Dengan lihai, Ito menghubungkan situasi yang relevan bagi masyarakat dengan sumber ketakutan yang dirasakan banyak orang.
Konflik utama komik ini bicara tentang senjata biologis ciptaan manusia yang akhirnya menjadi wabah untuk masyarakat. Situasi ini pernah dialami oleh umat manusia di tahun 2019 silam. Masa pandemi yang mencekam telah meninggalkan ketakutan dalam diri tiap manusia.
Nah, Ito menggunakan rasa takut terhadap wabah sebagai pemantik elemen horor dalam karyanya. Kita akan dibuat merinding saat membayangkan senjata biologis mengerikan ketika jatuh ke tempat yang salah dapat menciptakan teror seperti ini.
Pemantik horor inilah yang membuat kita merasakan atmosfer menegangkan di tiap plot ceritanya. Selain itu, pengembangan karakter dari komik ini juga terasa mendukung isi cerita. Mulai dari Tadashi yang berusaha mati-matian melindungi dirinya dan Kaori. Kemudian Kaori yang ternyata memiliki hidung sensitif, tapi terjebak dalam teror ini.
Ketakutan yang dirasakan Tadashi dan kekalutan yang dialami Kaori membuat komik Gyo memiliki cerita yang lebih hidup. Kisahnya juga terasa realistis saat memasuki bagian back story. Pada bagian ini, kita akan melihat ambisi manusia yang ingin memenangi tragedi perang, tetapi dengan cara yang salah. Mencekam, unik, ekstrem, dan dipenuhi aroma kematian. Empat kata ini sangat tepat untuk menggambarkan komik Gyo. Lantas, apa kekurangan dari komik ini?
Kekurangan Komik Gyo Karya Ito Junji
Kekurangan komik ini terletak pada elemen gore dan visualnya yang tidak cocok bagi sebagian pembaca. Visual yang sedikit vulgar dan mengeksplorasi banyak bagian tubuh hewan ini akan memicu pandangan traumatis.
Komik ini kurang cocok untuk pembaca yang tidak terbiasa membaca cerita gore atau komik dengan visual absurd. Disarankan untuk membacanya secara perlahan agar tetap dapat menikmati alur ceritanya.
Di luar dua kekurangan yang sebenarnya tergolong preferensi pribadi, komik karya Ito Junji tetap layak dinikmati oleh kalangan dewasa muda hingga dewasa.
Pesan Moral dalam Komik Gyo
Komik ini memang bergenre horor psikologis, tetapi Ito tetap menyelipkan pesan moral yang relate dengan kita, Grameds. Melalui komik ini, kita diajak memahami bahaya senjata biologis yang jika gagal atau jatuh ke tempat yang salah dapat mencemari lingkungan.
Kita akan melihat betapa pintarnya manusia sehingga dapat menciptakan wabah. Di sisi lain, kepintaran manusia ini menjadi pencetus musibah yang mengancam nyawa seluruh dunia.
Penutup
Jika kamu ingin merasakan sensasinya dan menangkap pesannya secara utuh, temukan langsung dalam komik ini, ya! Grameds, Gramedia selalu setia menjadi #SahabatTanpaBatas yang memberikan buku-buku berkualitas dan asli dari para penulis terbaik supaya kamu dapat #LebihDenganMembaca
Penulis: Gheani
Rekomendasi Komik Karya Ito Junji
Akasha: Ito Junji Compilation 1 – Tomie
Si cantik penggoda pria, memikat mereka hingga hanyut dalam kegilaan cinta. Nama “Tomie” Tomie si rupawan yang selalu bangkit meski sudah berulang kali dibunuh. Ah, Tomie… Apakah dunia ini ikut tergila-gila padamu?
Ito Junji Compilation – Tomie Part 2
Tomie, si cantik yang mencengkeram semua orang dengan pesonanya… Membuat lelaki hilang akal, ter obsesi untuk membunuhnya. Tapi tiap kali dibunuh, Tomie malah bertambah banyak. Tomie, wahai Tomie… Apakah dunia ini ikut tergila-gila padamu…
AKASHA: Hellstar Remina
Muncul planet misterius dari “Lubang Cacing”. Penemunya, Profesor Oguro, menamai planet tersebut dengan “Remina”, yang berasal dari nama putri semata wayangnya. Penemuan tersebut mendapat apresiasi yang sangat besar dari masyarakat, dan sang putri, Remina, pun menjadi terkenal. Tapi, planet Remina mulai menghancurkan satu per satu planet, menyebabkan Bumi juga berada dalam bahaya. Inilah kisah horor one shot, karya sang maestro Junji ITO yang hadir dengan dengan sensasi baru
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api