in

Review Novel Anatomi Rasa Karya Ayu Utami

Rating: 4.0

 

Anatomi Rasa bagaikan peta yang menghubungkan kita pada penafsiran spiritual dan pemikiran sakral yang berliku-liku. Dengan sentuhan dan gaya Ayu Utami yang khas, buku ini tidak terasa seperti fiksi. Saat membacanya, kita akan merasa seperti berada dalam perjalanan panjang yang menawarkan jawaban bagi tiap konsep dan gagasan

Grameds, kalau kamu pencinta novel sastra, tentu kamu sudah tak asing dengan nama Ayu Utami. Penulis yang karya-karyanya mampu memberikan warna baru dalam kesusastraan Indonesia ini dikenal sebagai jurnalis berbakat. Dengan novel debut yang menawan, jejak Ayu di ranah Sastra Indonesia pun melesat tinggi. Kini Ayu Utami dikenal sebagai sastrawan yang aktif melahirkan karya-karya mempesona.

Buku Bilangan Fu menjadi salah satu karya Ayu Utami yang sangat unik dan memiliki banyak sisi menakjubkan. Salah satu tokohnya yang bernama Parang Jati bahkan selalu sukses memikat hati para pembaca. Karya yang disajikan Ayu tak sekadar fiksi, tetapi memuat konsep dan gagasan yang cukup berat untuk diikuti oleh orang awam.

Namun, itulah ciri khas dan kekuatan dari karya-karya Ayu Utami. Buku Anatomi Rasa kembali menampilkan keunikan karya Ayu melalui sudut pandang penceritaan dari Parang Jati. Bukan Ayu yang bercerita dan memegang kendali dalam buku ini, melainkan tokoh Parang Jati yang membeberkan perenungan batinnya terhadap spiritualisme kritis.

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Grameds, apakah kamu pernah mendengar tentang spiritualisme kritis? Pendekatan ini menawarkan sisi lain dari spiritualitas yang mungkin selama ini kita pahami dengan dangkal. Dalam buku Anatomi Rasa, Ayu kembali menonjolkan penafsiran terhadap konsep ini dengan urutan yang kronologis.

Spiritualisme kritis pada dasarnya menunjukkan bahwa upaya mendalami spiritualitas perlu diimbangi dengan sikap kritis dan analitis. Dengan keseimbangan yang tercipta ini, kita sebagai manusia dapat menemukan keselarasan dalam perjalanan spiritualitas.

Hmm, sekilas memang buku ini cukup berat untuk dibaca, ya. Namun, kamu tak perlu khawatir tidak bisa mengikuti keseluruhan kisahnya, ya. Penulisan Ayu Utami yang terstruktur sangat membantu pembaca awam menyimak tiap babnya.

Bagaimana? Kamu sudah penasaran sama buku ini, ‘kan? Kabar baiknya, buku Anatomi Rasa tersedia di toko buku Gramedia dan situs gramedia.com, lho. Kalau kamu bosan dengan tema-tema klasik dan ingin menyantap cerita yang berbeda, buku ini adalah pilihan yang tepat.

Namun, sebelum kamu membelinya, kenalan dulu sama penulisnya, yuk!

Profil Ayu Utami, Sastrawan yang Mendobrak Isu Seksualitas

Banyak orang yang mengatakan bahwa karya-karya Ayu Utami terbilang “vulgar” dan “berani” karena mengangkat isu-isu yang tabu dalam pandangan masyarakat. Semua persepsi ini benar karena daftar karya yang dilahirkan oleh Ayu memang menggali isu, pandangan, dan gagasan yang tak biasa. Ayu berani mengeksplorasi tema dan konsep yang jarang dibahas oleh orang awam.

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Keberanian inilah yang mengantarkan novel debut Ayu, Saman (1998) memenangkan sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 1998. Pada masanya, novel Saman tak hanya menuai pujian dari banyak pihak, tetapi juga mengundang kontroversi karena memuat isu-isu seksualitas yang dialami oleh orang dewasa.

Di luar sisi dewasa yang vulgar ini, Saman menjadi novel Ayu Utami yang paling unik dan sukses melejitkan namanya. Setelah novel ini meraup banyak penggemar, Ayu kemudian aktif melahirkan banyak karya fenomenal, seperti Larung (2001), Bilangan Fu (2008), Manjali dan Cakrabirawa (2010), Cerita Cinta Enrico (2012), Lalita (2012), dan lain-lain.

Ayu Utami yang lahir pada 21 November 1968 tidak hanya dikenal sebagai sastrawan, tetapi juga wartawan. Ayu memulai karier jurnalistiknya di beberapa majalah, seperti Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Setelah tiga majalah besar ditutup selama masa Orde Baru, Ayu mendirikan Aliansi Jurnalis Independen yang memperjuangkan pelarangan penyiaran di era itu.

Selama kariernya, Ayu Utami pernah mendapat penghargaan Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund di Den Haag, Belanda. Selain berbakat, latar belakang pendidikan Ayu juga mengesankan karena ia merupakan lulusan Universitas Indonesia di program studi bahasa Rusia.

Dengan perjalanan kariernya yang luar biasa, kita tak perlu heran kalau Anatomi Rasa terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menarik perhatian banyak pembaca tanah air. Buku yang terbit tahun 2019 ini memiliki jumlah halaman yang tidak terlalu banyak, yaitu 296 halaman.

Kira-kira cerita seperti apa yang disajikan dalam 296 halaman ini, ya? Yuk, kita bahas sinopsis, kelebihan, dan kekurangan bukunya, Grameds.

Sinopsis Buku Anatomi Rasa Karya Ayu Utami

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Jika disederhanakan, buku Anatomi Rasa menampilkan sederet pemikiran Parang Jati, tokoh dari novel Bilangan Fu yang menyampaikan perasaannya kepada Marja, wanita yang ia cintai. Curahan perasaan Parang Jati dituangkan ke dalam bentuk tulisan berupa surat panjang yang memuat konsep rasa dalam khazanah budaya Jawa.

Melalui penelusuran tentang makna “rasa” yang dikaitkan dengan budaya Jawa, sosok Parang Jati ingin Marja memahami apa itu cinta dan asmara yang manusia sebut “rasa”. Dari pemikiran Parang Jati yang mendalam, makna tentang “rasa” disampaikan dalam berbagai citra dan bentuk yang berbeda. Namun, seluruh maknanya bermuara pada satu kata, yaitu asmara dan cara manusia menerima semua rasa dalam hidupnya.

Pesan dalam novel Anatomi Rasa ini sulit dijelaskan dalam kata-kata, Grameds. Kamu harus membacanya sendiri untuk menemukan pesan-pesan yang ingin disampaikan Ayu Utami dari sudut pandang Parang Jati.

Dengan total 296 halaman, buku yang terbit pada 17 Maret 2019 ini bisa langsung kamu peluk dengan membelinya di toko buku, ya. Nah, sekarang mari kita bahas apa saja kelebihan dan kekurangan dari novel Anatomi Rasa.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Anatomi Rasa Karya Ayu Utami

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Mengusung konsep yang sangat menarik karena buku ini “ditulis” oleh Parang Jati, tokoh fiksi dalam buku Bilangan Fu.
  • Premisnya berkutat pada pemikiran Parang Jati yang mencari makna di balik “rasa”.
  • Gaya bahasanya sangat sastrawi dan dipenuhi permainan diksi yang ciamik.
  • Alur berceritanya disusun dengan sangat kronologis, rapi, dan cukup teratur.
  • Buah pikiran Ayu Utami dan tokoh Parang Jati dituangkan dengan sangat matang.
  • Memuat khazanah budaya Jawa, serta sejarah dan filsafat yang ditulis dengan matang.
Cons
  • Penulisannya cukup repetitif sehingga agak menyulitkan pembaca untuk memahami tiap pesan yang ingin disampaikan.
  • Naskahnya tergolong panjang untuk membahas topik-topik spiritual dalam balutan budaya.
  • Kurang cocok dibaca dalam sekali duduk karena topik pembahasan yang cenderung berat.

Buku Anatomi Rasa memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat menjadi bahan pertimbangan kamu saat ingin membelinya. Mari kita bahas satu per satu.

Kelebihan Novel Anatomi Rasa Karya Ayu Utami

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Buku Anatomi Rasa mengeksplorasi gagasan spiritualisme kritis dan budaya Jawa oleh karakter Parang Jati. Dalam buku ini, Parang Jati menjelaskan konsep spiritualisme kritis dan makna rasa secara mendalam melalui serangkaian esai. Spiritualisme kritis adalah pendekatan yang menggabungkan spiritualitas dengan rasionalitas atau pemikiran ilmiah.

Melalui gagasan ini, Anatomi Rasa menggambarkan konsep rasa dalam budaya Jawa sebagai DNA atau arketipe spiritualitas dan budaya Jawa. Tentu saja, tema dan gagasan yang diangkat dalam buku ini tergolong sangat kaya. Sebagai pembaca, kita akan disuguhkan banyak wawasan oleh Parang Jati dan Ayu Utami. Membaca buku ini bagaikan membuka ensiklopedia karena Ayu dan Parang Jati sangat lihai membeberkan tiap konsep. Terkadang kita akan merasa bahwa buku ini bukanlah fiksi, melainkan buku ilmiah.

Dalam buku ini, Parang Jati juga membahas empat nafsu atau aspek dalam budaya Jawa yang disebut pancapat. Parang Jati berpendapat bahwa keempatnya harus saling menguji dan memurnikan untuk mencapai kemurnian spiritual. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan berbagai filosofi dan ajaran, baik dari budaya Jawa maupun dari tradisi lainnya.

Grameds, kalau kamu tertarik dengan budaya Jawa dan ingin mendalami filosofis yang kaya dengan muatan sejarah, buku ini akan menjadi santapan sempurna. Penceritaannya cukup mengalir dari awal, bahkan bisa dibilang tersusun dengan kronologis. Jika kamu masih awam dengan jenis buku sastra seperti ini, kamu tak perlu khawatir. Ayu menyusun setiap penjelasan dengan sangat baik.

Jangan tanya perihal gaya bahasa. Ayu Utami tentu sangat piawai meramu kata-kata sehingga kalimat demi kalimat terasa berbobot. Jelas buku ini menyimpan ciri khas Ayu Utami, terutama dari segi pemilihan diksi yang khas. Gaya bahasa yang sastrawi ini akan memberikan pengalaman baru bagi pembaca yang belum terbiasa dengan novel sastra.

Di sisi lain, bagi pembaca yang sudah akrab dengan novel sastra, buku ini memberikan pandangan baru yang luas. Buku ini juga menawarkan konsep yang unik karena kita bagaikan membaca karya tulis Parang Jati selaku tokoh utama. Konsep yang baru dan segar ini memberi sentuhan yang menyenangkan bagi pembaca. Premisnya pun berkutat pada perjalanan spiritual. Jelas ini premis yang diolah tanpa asal-asalan, bahkan sangat menjiwai sosok Parang Jati.

Dengan tema, konsep, gagasan, muatan filosofis, dan keunikan gaya bahasa pada buku ini, Anatomi Rasa layak untuk direkomendasikan sebagai novel sastra. Lantas, apakah novel sastrawi ini memiliki kekurangan? Mari kita kupas satu per satu.

Kekurangan Novel Anatomi Rasa Karya Ayu Utami

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Novel Anatomi Rasa berhadapan dengan beberapa masalah yang cukup mengusik para pembaca awam. Bagi orang awam, mengikuti kisah ini dari awal sampai akhir akan menguras pikiran. Ayu Utami tidak bermain-main dengan penjelasan dalam karyanya ini. Ia sangat teliti dan cermat dalam menjabarkan konsep-konsep.

Oleh sebab itu, pembaca awam mungkin akan merasa kesulitan mengikuti cara bertutur Ayu Utami dan Parang Jati. Di sisi lain, Ayu Utami mungkin terlalu fokus pada muatan sejarah dan filosofis sehingga meluputkan esensi bahwa Anatomi Rasa adalah novel. Alhasil, buku ini terkadang terasa seperti kumpulan materi sejarah dan budaya alih-alih novel.

Meskipun novel ini memuat alur yang kronologis, tetapi pemaparan materi spiritual dan budaya yang sangat banyak ini akan memicu rasa jenuh. Bagi pembaca lain, mungkin bukanlah rasa jenuh, melainkan merasa berat memahami semua materi.

Selain itu, novel ini menonjolkan penulisan yang cukup repetitif. Banyak bagian dalam buku ini yang terasa dijelaskan berlarut-larut. Sederhananya, buku ini kurang ringkas sebagai karya yang membahas khazanah budaya. Sisi yang tidak ringkas ini bukan tidak mungkin bisa meluputkan niat awal Parang Jati, yaitu mencari makna “rasa” dengan penuh penghayatan.

Akan tetapi, kamu tentu bisa mencoba membaca buku ini terlebih dahulu. Perihal sisi-sisi yang kurang, hal itu kembali lagi pada preferensi dan persepsi pembaca. Pendek kata, buku Anatomi Rasa tetap layak direkomendasikan sebagai bacaan sastra meski tidak mungkin habis dalam sekali duduk.

Penutup

Anatomi Rasa

button cek gramedia com

Itu dia ulasan singkat yang sudah Gramin tulis tentang novel Anatomi Rasa karya Ayu Utami. Untuk Grameds yang tertarik akan buku ini, bisa langsung didapatkan di Gramedia.com, ya! Gramedia selalu setia menjadi #SahabatTanpaBatas untuk kamu dengan memberikan buku berkualitas dan asli dari para penulis terbaik supaya kamu dapat #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gheani

Rekomendasi Buku Terkait

Saman

Saman

button cek gramedia com

Empat perempuan bersahabat sejak kecil. Shakuntala si pemberontak. Cok si binal. Yasmin yang selalu ingin ideal. Dan Laila, si lugu yang sedang bimbang untuk menyerahkan keperawanannya pada lelaki beristri. Tapi diam-diam dua di antara sahabat itu menyimpan rasa kagum pada seorang pemuda dari masa silam: Saman, seorang aktivis yang menjadi buron dalam masa rezim militer Orde Baru. Kepada Yasmin, atau Lailakah, Saman akhirnya jatuh cinta? Sejak terbit bersamaan dengan Reformasi, Saman tetap diminati dan telah diterjemahkan ke sepuluh bahasa asing. Novel ini mendapat penghargaan dari dalam dan luar negeri karena mendobrak tabu dan memperluas cakrawala sastra. Karya klasik yang wajib dibaca.

Lalita

Lalita

button cek gramedia com

Lalita menerima sejilid kertas tua berisi bagan-bagan mandala, dan sejak itu setiap hari pengetahuannya tentang sang kakek bertambah. Setiap kali pengetahuan itu bertambah banyak, setiap kali pula sang kakek bertambah muda dalam penglihatannya. Pada suatu titik ia bisa sepenuhnya melihat seorang remaja berumur tiga belas tahun, yang berdiri lurus kaku dan kepala sedikit miring seolah melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Apa hubungan semua itu dengan Candi Borobudur? Itu akan menjadi petualangan Yuda, Marja, dan Parang Jati.

Maya

Maya

button cek gramedia com

Setelah dua tahun Saman dinyatakan hilang, kini Yasmin menerima tiga pucuk surat dari kekasih gelapnya itu. Bersama suratnya, aktivis hak asasi manusia itu juga mengirimkan sebutir batu akik. Untuk menjawab peristiwa misterius itu Yasmin yang sesungguhnya sangat rasional terpaksa pergi ke seorang guru kebatinan, Suhubudi, ayah dari Parang Jati. Di Padepokan Suhubudi Yasmin justru terlibat dalam suatu kejadian lain yang baginya merupakan perjalanan batin untuk memahami diri sendiri, cintanya, dan negerinya—sementara Parang Jati menjawab teka-teki tentang keberadaan Saman. Cerita ini berlatar peristiwa Reformasi 1998. Novel ini menghubungkan Seri Bilangan Fu dan dwilogi Saman-Larung.

Written by Adila V M