in

Review Novel  As Long As Lemon Tree Growth Karya Zoulfa Katouh

As Long As Lemon Tree Growth – Sudah 12 tahun sejak Suriah terjerat dalam konflik bersenjata yang tiada akhir. Kini, Suriah dilanda krisis kemanusiaan yang memprihatinkan. Konflik yang berkepanjangan dan campur tangan banyak pihak luar telah menjadikan Suriah seperti medan perang yang tidak kunjung damai. 

Bahkan, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menobatkan Suriah sebagai negara dengan jumlah pengungsi terbesar di dunia.

Sejak tahun 2011, lebih dari 14 juta warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah mereka demi mencari perlindungan yang lebih aman. Lebih dari 6,8 juta warga Suriah masih menjadi pengungsi di dalam negeri mereka sendiri. Sekitar 70 persen penduduk membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 90 persen hidup di bawah garis kemiskinan.

Sebuah kelompok di Inggris yang memiliki jaringan sumber lapangan bernama The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mendokumentasikan sekitar 503.064 kematian di Suriah pada bulan Maret 2023. 

Tercatat juga sedikitnya 162.390 warga sipil yang tewas. Namun, SOHR memperkirakan bahwa korban sebenarnya dari perang yang terjadi suriah mencapai 613.400 dan tambahan 55.000 warga sipil yang tewas karena penyiksaan di penjara yang dikelola oleh pemerintah. 

Zoulfa Katouh sebagai wanita keturunan Suriah menulis sebuah novel yang terinspirasi dari perjuangan yang terjadi di tanah asalnya itu. Walaupun Zoulfa tidak merasakan secara langsung konflik yang terjadi di Suriah, karena pada tahun 2011 Zoulfa bersama dengan keluarganya tinggal di Dubai. Namun, kesadaran akan perang yang terjadi di Suriah sudah tersebar luas, termasuk pada Zoulfa dan keluarganya. 

Novel debut Zoulfa Katouh berjudul As Long as the Lemon Trees Grow, bercerita mengenai kondisi perang yang terjadi di Suriah. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam 21 bahasa dan meraih berbagai penghargaan, termasuk nominasi Shortlisted Book of the Year Discover di The British Book Awards 2023. Tagar #aslongasthelemontreesgrow sempat populer di TikTok dan juga mendapat pujian tinggi dari para kritikus. 

Grameds, artikel ini akan mengulas mengenai novel As Long As Lemon Tree Growth karya Zoulfa Katouh. Namun, sebelumnya, mari kita kenalan terlebih dahulu dengan penulis dari novel ini.

Mengenal Zoulfa Katouh, Penulis Novel As Long As Lemon Tree Growth 

Zoulfa Katouh adalah wanita keturunan Suriah yang tinggal di Swiss, dia juga seorang apoteker yang bekerja untuk penelitian kanker dan kini sedang mengejar gelar master di bidang Farmakologi. Selain itu, Zoulfa memiliki keahlian dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Arab, dan Jerman.

Swiss menjadi negara yang memberikan Zoulfa banyak inspirasi. Keindahan alamnya sendiri seperti film Studio Ghibli yang menampilkan pemandangan pegunungan, danau, dan cahaya bintang. 

Kemudian, Zoulfa juga mengungkapkan jika BTS menjadi salah satu sumber inspirasinya, bahkan Zoulfa siap berbagi cerita tentang BTS kepada siapapun yang mau mendengarkannya. 

Zoulfa Katouh tidak hanya berkarir di bidang farmasi saja, dia juga merupakan seorang penulis novel. Kecintaan Zoulfa terhadap dunia literatur dimulai sejak ibunya memberikan salinan buku Anne of Green Gables ketika usianya delapan tahun. 

Buku tersebut membuka mata Zoulfa pada keindahan dalam kata-kata. Bahkan saat gurunya sedang mengajar Matematika dan Fisika di kelas, Zoulfa diam-diam membaca buku di bawah meja.

Imajinasi Zoulfa semakin berkembang hingga membuatnya berani untuk menuliskan cerita-cerita yang ada di dalam pikirannya. Sejak saat itu, Zoulfa tidak pernah berhenti menulis. Zoulfa berhasil menerbitkan novel debutnya yang berjudul As Long As Lemon Tree Growth tahun 2022 oleh Little Brown Books for Young Readers dan Bloomsbury. 

Melalui buku pertamanya, Zoulfa sukses dikenal sebagai penulis Suriah pertama yang menerbitkan bukunya di Amerika Serikat dan Inggris. Salah satu impian Zoulfa adalah membuat leader dari BTS yang bernama Kim Nam-joon membaca karyanya.

Sinopsis Novel As Long As Lemon Tree Growth

Judul Buku : As Long As Lemon Tree Growth

Penulis Buku : Zoulfa Katouh

Penerbit : Mizan Publishing

Halaman : 480

“Kenapa? Kenapa tidak ada yang menolong kami? Mengapa kami dibiarkan mati? Bagaimana dunia bisa begitu kejam?” – Halaman 273. 

Salama harus kehilangan orang dan kakaknya yang bernama Hamzah akibat perang Suriah. Salama merupakan seorang ahli farmasi yang menjadi sukarelawan di sebuah rumah sakit di Homs. Baba dan Hamza ditahan dan menghilang setelah tertangkap oleh militer Suriah ketika mereka ikut berjuang untuk kemerdekaan negara. 

Ibunya juga menjadi korban ledakan bom yang menghancurkan rumah mereka dan meninggalkan Salama dengan trauma yang mendalam. Saat ini, satu-satunya keluarga yang tersisa adalah kakak iparnya bernama Layla yang sedang hamil.

Sebelum menghilang, Hamza sempat memberikan pesan terakhir kepada Salama untuk selalu menjaga Layla dan bayi yang dikandungnya dengan segenap hati. Satu-satunya cara untuk melindungi mereka dari terjangan perang adalah dengan mengungsi ke Eropa. 

Tidak ada pilihan lain selain pergi atau menghadapi kematian di Suriah. Sebagai relawan rumah sakit, Salama tidak sanggup lagi melihat korban yang terus berjatuhan setiap saat.

Sejak tragedi pengeboman yang merenggut nyawa ibunya, Salama mulai mengalami halusinasi. Dia melihat sesosok laki-laki bernama Khawf yang selalu muncul untuk mengingatkannya pada tragedi dan kejadian mengerikan yang dialami Salama. Khawf memaksa Salama untuk segera meninggalkan negaranya. 

Salama menyadari bahwa satu-satunya cara bagi mereka untuk memiliki kesempatan hidup yang aman adalah dengan membayar penyelundup untuk membawa mereka berlayar dengan menggunakan kapal menuju Turki, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jerman. 

Namun, Salama bingung antara tetap tinggal di rumah sakit untuk membantu para korban atau menepati janji kepada kakaknya. Ditengah kegamangannya, Salama bertemu dengan seorang pemuda bernama Kenan yang datang ke rumah sakit dan memohon bantuan Salama untuk menolong adiknya yang terkena pecahan peluru. Salama setuju untuk menolong adik kenan, dia pergi ke rumah Kenan untuk merawat adiknya. 

Ketika keduanya mulai akrab, Salama dan Kenan menyadari bahwa orang tua mereka pernah berencana untuk memperkenalkan mereka dengan harapan agar mereka dapat menikah di masa depan nanti. Pertemuan keduanya berhasil membuat pikiran Salama menjadi semakin rumit, dia bimbang untuk tetap tinggal atau pergi dari Suriah, karena diam-diam Salama jatuh cinta pada Kenan

Di sisi lain, Kenan pun harus mengambil keputusan yang sulit. Apakah dia akan terus merekam kekerasan yang terjadi di Homs dan mengunggahnya ke saluran YouTube miliknya agar dunia dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi, atau Kenan harus meninggalkan Suriah dan membawa adiknya ke tempat yang aman?

Review Novel As Long As Lemon Tree Growth

Pros & Cons

Pros
  • Novel  yang berani menggambarkan konflik perang di Suriah.

  • Tokoh-tokoh dalam novel digambarkan begitu nyata melalui narasi yang menggambarkan kehidupan mereka.

  • Berisi nilai-nilai kemanusiaan yang berharga, serta menjadi sebuah renungan kepada pembaca tentang makna sebuah kebebasan. 
Cons
  • Memiliki alur yang cenderung lambat.

Novel As Long As Lemon Tree Growth merupakan buku pertama karya Zoulfa Katouh. Novel ini terbit pertama kali tahun 2022 di Amerika Serikat oleh Little Brown Books for Young Readers dan di Inggris oleh Bloomsbury. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tahun 2023 oleh penerbit Mizan Publishing.

As Long As Lemon Tree Growth menjadi novel yang banyak mencuri perhatian pembaca sejak awal perilisannya. Hal tersebut karena novel ini termasuk buku bacaan yang berani menggambarkan konflik perang di Suriah. 

Zoulfa Katouh menggambarkan situasi perang revolusi yang terjadi di Suriah dengan sangat detail. Tentara militer melakukan penghancuran, penembakan, dan pengeboman terhadap seluruh penduduk Homs, terutama perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.

Tanpa menggunakan kalimat yang berlebihan, narasi dalam novel ini berhasil membangkitkan emosi pembaca. Gambaran dari kekacauan yang terjadi di Suriah akan membuat pembaca benar-benar merasakan apa yang para korban rasakan. 

Lebih menyesakkan lagi ketika membaca tentang anak-anak yang terluka parah, kehilangan anggota tubuh karena bom, atau ditembak tanpa alasan, bahkan ada yang pasrah saat tahu mereka tidak bisa diselamatkan lagi.

Tokoh-tokoh dalam novel juga terasa begitu nyata dengan menampilkan keadaan mereka yang harus bertahan hidup dalam situasi sulit dan tidak pernah merasa aman. Dapat dikatakan, tidak ada karakter yang bisa dibenci dalam cerita ini. Karakter-karakter dalam novel ini ditulis dengan baik.

Cerita akan berfokus pada tokoh Salama yang memiliki trauma masa lalu atas kehilangan keluarganya akibat ledakan bom. Menariknya, trauma Salama menghadirkan tokoh imajinasi bernama Khawf. Pada awalnya pembaca tidak mengira jika Khawf hadir sebagai wujud dari rasa trauma Salama. 

Kemudian, ada juga tokoh Kenan yang digambarkan sebagai pemuda yang berani menyuarakan kebenaran. Kehadiran tokoh Kenan sedikit mengobati rasa sesak pembaca. Ada juga kisah cinta antara Salama dan Kenan yang menjadi bumbu pemanis dalam novel ini, sehingga memberikan sedikit kelegaan di tengah adegan-adegan mengerikan. 

As Long As Lemon Tree Growth karya Zoulfa Katouh mengajarkan pembaca tentang makna yang sebenarnya dari sebuah perjuangan, cinta kasih, dan harapan. Novel ini juga mengajarkan pentingnya keyakinan sebagai seorang muslim. 

Novel dengan total 480 halaman ini termasuk buku bacaan yang berat. Alur dalam ceritanya pun cenderung lambat, tetapi tetap menawarkan plot twist yang mengejutkan. Novel ini tidak cocok untuk beberapa pembaca, khususnya pembaca anak-anak atau remaja karena terdapat adegan-adegan kekerasan yang tidak sesuai dengan usia mereka. 

 

Penutup

Secara keseluruhan novel As Long As Lemon Tree Growth berhasil menggambarkan kondisi perang yang terjadi di Suriah. Melalui karakter Salama, Kenan, dan Layla, pembaca dapat merasakan lebih dalam tentang dampak sebuah peperangan. Perang tidak memberikan apa pun selain penderitaan, trauma, dan ketakutan. 

Novel ini seperti sebuah harapan dan doa yang dikirimkan kepada saudara-saudara kita di Suriah. As Long As Lemon Tree Growth memperlihatkan dengan jelas betapa berharganya kebebasan, lebih berharga daripada nyawa dan darah para pejuang yang mati sia-sia membela hak-hak mereka.

Grameds, itulah ulasan mengenai novel As Long As Lemon Tree Growth karya Zoulfa Katouh. Apabila Grameds penasaran dengan keseluruhan dari perjuangan Salama dan Kenan, Grameds dapat membaca dan membeli novel ini di Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

 

Penulis: Dwi Puji Lestari

 

Sumber Artikel

Buku As Long As Lemon Tree Growth karya Zoulfa Katouh

https://www.gramedia.com/products/as-long-as-the-lemon-trees-grow

 

Profil  Zoulfa Katouh

https://www.zoulfakatouh.com/about

 

Artikel BBC: Why has the Syrian war lasted 12 years?

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-35806229

 

Artikel: Fall 2022 Flying Starts Zoulfa Katouh

https://www.publishersweekly.com/pw/by-topic/childrens/childrens-authors/article/91169-fall-2022-flying-starts-zoulfa-katouh.html

Written by Shaza Zahra

Halo, saya Shaza Zahra Hanifah, berperan sebagai editor artikel di Gramedia. Selain sebagai pekerjaan, membaca dan menulis adalah hobi utama saya. Keahlian riset saya membantu saya menyusun konten yang bermanfaat dan berkualitas di blog ini.