Cinta dalam Angka merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Hammad Rosyadi, yang akan menyajikan cerita tentang curahan hati, keluhan, kekecewaan, dan penyesalan. Novel ini dicetak pertama kali pada September 2020 oleh Penerbit Noble Pustaka, dan baru dicetak ulang pada April 2021.
Novel singkat dengan total 250 halaman ini secara khusus ditulis untuk mengajak pembaca ikut menyelami cerita cinta dan relasi berpasangan secara realistis dalam berbagai kisah yang disampaikan oleh para tokoh di dalam novel Cinta Dalam Angka. Kerap kali kita dihadapkan dengan kisah cinta yang indah dan penuh kebahagiaan. Namun, pada realitanya, tak semua kisah cinta penuh dengan kebahagiaan.
Sebab, dalam suatu hubungan, tak akan ada yang seratus persen berjalan lancar. Akan ditemukan banyak halangan dan rintangan yang akan membuat kisah cinta Anda menjadi rumit. Novel Cinta dalam Angka ini akan menyajikan kisah cinta sesuai dengan bagaimana kisah cinta yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Tentang bagaimana cara pandang kita akan memengaruhi penilaian kita terhadap baik atau buruknya semua hal.
Nah, Grameds, supaya kamu semakin yakin untuk membaca novel ini, maka kamu bisa simak review singkat ini sampai selesai, ya.
Table of Contents
Profil Hammad Rosyadi – Penulis Novel Cinta dalam Angka
Hammad Rosyadi adalah pria kelahiran 8 Juni 1998. Hammad Rosyadi lahir dengan nama Hammad saja dan tidak memiliki nama belakang. Nama “Rosyadi” baru ditambahkan ketika adik bungsunya lahir, jadi penamaan mereka dilakukan berbarengan. Hal ini dikarenakan kebetulan akta kelahirannya hilang, jadi sekalian namanya ditambahkan ketika membuat akta lahir adiknya.
Hammad Rosyadi adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Ia lahir dari pasangan Riyadh Rosyadi dan Retno Damayanti. Hammad memanggil ayahnya dengan panggilan “Abah”. Sejarahnya, saat kakak lelaki Hammad yang paling pertama masih bayi, ayahnya mendiktekan panggilan yang dikehendakinya, yaitu “Abi”. Namun, abang sulungnya malah memanggilnya “Abah”, jadi panggilan itu diteruskan ke adik-adiknya.
Hammad memanggil ibunya dengan panggilan “Ummi”. Panggilan yang memang diharapkan oleh ibunya, dan untungnya tidak salah sebut. Hammad Rosyadi pernah menulis beberapa cerita tentang Abahnya, dalam bentuk artikel panjang. Tak hanya menceritakan tentang abahnya, Hammad juga bercerita tentang kakek-kakeknya. Namun,cerita itu sudah dia hapus.
Hammad belum pernah menulis cerita tentang Umminya. Hal ini bukan dikarenakan tidak ada cerita, melainkan ia belum menemukan waktu saja untuk menulisnya. Beberapa saudara Hammad juga gemar menulis blog, di platform media sosialnya, dan juga menulis buku.
Hammad Rosyadi terbilang sebagai penulis yang masih sangat muda, dengan baru berusia 24 tahun. Hammad Rosyadi tidak menempuh pendidikan formal seperti kebanyakan orang lainnya. Namun, ia tak menyesalinya, juga tidak membanggakannya. Hal ini menjadi pilihan yang terbaik baginya.
Meskipun sebagian orang yang menempuh pendidikan secara formal maupun tidak kerap kali membanggakan jalur pendidikan yang ia tempuh, Hammad masih bisa tetap bersyukur dengan apa yang dia jalani. Ia mensyukuri segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Ketika Hammad memasuki usia remaja, ia lebih suka mempelajari ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan kehidupan. Seperti, menghafal Al-Qur’an menjadi target utama yang ingin dia selesaikan. Setelah mencapai target itu, target selanjutnya, yaitu mendapat sanad bacaan dari orang yang mempunyai rantai bacaan sampai Baginda Nabi. Dia adalah Syaikh Ahmad Al-Kannash, daru dari Suriah.
Sayangnya, ketika Hammad baru menyetorkan 2,5 juz Al-Qur’an, ia telah mendapatkan amanah untuk mengajar Al-Qur’an di pulau seberang. Momen ini cukup membuat Hammad bingung, karena ia tak tahu harus senang atau sedih. Sebenarnya, dengan sudah menyetorkan 2,5 juz itu, bisa dibilang Hammad telah mempunyai pondasi pada makharijul huruf dan tajwid.
Namun, ia tetap saja merasa kurang. Hingga sekarang, Hammad merasa ilmu yang dimilikinya masih sedikit sekali. Ia cukup menyesali bagaimana ia tidak memanfaatkan waktu-waktunya dengan baik. Namun, Hammad mensyukuri perjalanan hidupnya yang dimaknainya dengan baik ini. Hal ini juga ditunjukkannya dalam setiap karya tulisnya.
Sinopsis Novel Cinta dalam Angka
Cinta dalam hubungan romantis kerap kali terdengar menyenangkan dan mudah untuk dilakukan. Banyak orang yang menyebutkan bahwa hubungan percintaan sebaiknya dijalani saja. Namun, pada kenyataannya, bisa jadi malah sebaliknya.
Dari ribuan Direct Messages yang masuk ke akun @cintadalamangka, banyak orang yang menyampaikan curahan hati, keluhan, kekecewaan, juga penyesalan tentang hubungan percintaannya. Dan, yang mengirim pesan tersebut tidak memandang usia dan kalangan.
Jadi, sebetulnya menjalin cinta itu menyedihkan atau menyenangkan sih? Apakah membangun hubungan yang baik itu sulit atau sebetulnya mudah? Ada yang mengatakan bahwa batasan akan hal-hal buruk dan hal-hal baik sangatlah tipis, dan bergantung pada cara pandang serta ilmu yang dimiliki seseorang.
Membuka Tabir Jodoh, 3 Makna dan Situasinya
Banyak yang bingung mengenai apa itu jodoh. Atas pertanyaan yang sering muncul itu, banyak penafsiran yang coba disampaikan. Ada yang memahaminya dengan benar dan sesuai dengan hakikatnya, tetapi tidak sedikit juga yang berusaha memahami hanya berdasarkan hawa nafsu.
Apakah setiap yang sedang menjalin hubungan, otomatis sedang bersama jodohnya? Lalu, apakah yang sudah menikah dengan sah, baru dapat dikatakan sudah menemukan jodohnya? Lantas, bagaimana dengan mereka yang menikah dan kemudian bercerai?
Di atas tadi beberapa pertanyaan tentang makna jodoh, yang sampai saat ini mungkin masih menjadi misteri tersendiri. Nah, sebelum membahas tentang berbagai macam tema menarik lainnya, aku ingin kita menyamakan dulu tentang apa itu makna jodoh dan bagaimana memahami banyak jenis situasi yang terkait dengan jodoh.
Dalam konteks pembahasan ini, jodoh merupakan dua insan berlawanan jenis yang keduanya berada dalam sebuah hubungan bersama, dan diikat oleh tali pernikahan yang sah. Jadi, pasangan-pasangan yang belum menikah berarti belum tentu jodoh. Makanya, Anda mungkin pernah mendengar istilah, “jagain jodoh orang”.
Istilah itu biasanya untuk mereka yang sudah menjalin hubungan cukup lama, tetapi pada akhirnya salah satu dari pasangan justru menikah duluan dengan orang lain. Tentu saja tidak ada di antara kita yang berharap akan menjadi seperti itu.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang menikah dan akhirnya bercerai? Cerai berarti putus hubungan suami-istri, baik akibat memang keduanya ingin berpisah, atau saat salah satu pasangan meninggal dunia. Tentu saja perceraian ini juga bukan suatu hal yang diharapkan saat kita hendak menikah.
Namun, perlu dipahami, bahwa mereka yang bercerai berarti masa perjodohan mereka telah berakhir. Masa perjodohan mereka mulai dari akad nikah, sampai kalimat cerai itu terucap. Memang setiap hal yang ada di dunia ini ada masanya.
Sebab, pada hakikatnya, tidak jauh berbeda, cerai ketika di dunia karena pilihan, atau cerai karena kematian. Sama seperti masa lajang seseorang yang ada batasnya, masa pernikahan juga tidak semuanya abadi. Tentunya, setiap kejadian tersebut selalu ada hikmahnya, asal kita mau memaknainya dengan positif.
Ketika ada yang menikah lagi atau melakukan poligami, berarti memiliki banyak jodoh? Dengan memahami makna jodoh di atas, maka kita sudah mengetahui bahwa jodoh tak terbatas hanya satu orang saja. Sangat memungkinkan bagi laki-laki untuk menikah lagi ketika masih bersama pasangan pertamanya, atau menikah lagi ketika pasangannya telah meninggal dunia.
Tentu saja, tidak semua orang bisa menerima keputusan ini. Namun, memang begitu adanya.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana nasib wanita yang telah meninggal dan pasangannya di dunia menikah lagi? Apakah nanti dia akan melajang di alam sana?
Jawabannya, bisa iya, bisa tidak. Iya, jika selama di hidup di dunia, ia lebih banyak amal buruknya. Maka itu, ia akan merasakan siksa sendirian. Tidak, jika selama hidupnya ia sering beramal baik. Maka dia akan mendapatkan pasangan pengganti yang lebih baik lagi di sana.
Jika wanita tersebut menjadi sosok istri yang paling baik menurut suaminya, bukan tak mungkin mereka berdua akan dipasangkan lagi di surga nanti. Memahami makna jodoh ini menjadi suatu hal yang penting, supaya tidak salah paham dalam proses pencariannya.
Contohnya, sudah menganggap orang yang kita lamar sebagai jodoh. Padahal, pertunangan hanya sebuah bentuk perjanjian dari kedua belah pihak. Ada banyak hal yang masih mungkin terjadi, yang bisa membatalkan perjanjian tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Cinta dalam Angka
Kelebihan Novel Cinta dalam Angka
Sebagai salah satu buku best seller, novel Cinta dalam Angka ini memiliki sejumlah kelebihan. Novel ini dikemas dalam bentuk penjelasan, bukan cerita cinta seperti novel biasanya. Isi dari novel ini sendiri berfokus pada fase pencarian jodoh, dengan menjelaskan bagaimana cara mencari pasangan hidup yang tepat dan layak, serta cara membangun relasi yang baik dengan pasangan.
Hammad Rosyadi dinilai menuliskan buku ini dengan lugas. Setiap penjelasan dalam buku ini padat dan sederhana, sehingga pembaca bisa dengan mudah memahaminya. Dengan penjelasan tentang jodoh yang selalu menjadi pembahasan yang menarik, pembaca bisa terus merasa penasaran akan kelanjutan buku ini.
Hammad juga memaparkan penjelasan tentang jodoh secara mendetail. Dapat dilihat dari awal buku yang menyamakan pemahaman tentang jodoh, lalu mulai ke prinsip-prinsip mencari jodoh, baru ke bagian cara menjalin hubungan. Penjelasan tersebut disajikan secara bertahap, sehingga benar jika dikatakan bahwa buku ini bisa menjadi pegangan untuk mencari jodoh.
Kekurangan Novel Cinta dalam Angka
Selain memiliki kelebihan, novel Cinta dalam Angka ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada beberapa bagian yang susunan kalimatnya dinilai kurang tepat dan kurang efektif, sehingga perlu dibaca berulang kali untuk mengerti maksudnya.
Pesan Moral Novel Cinta dalam Angka
Melalui buku ini, kita dapat mengetahui bahwa setiap orang memiliki karakter yang unik, karakter yang berbeda. Begitu juga setiap orang memiliki karakteristik pasangannya sendiri-sendiri.
Mungkin ada orang yang ingin memiliki pasangan dengan karakter yang mirip, mungkin ada juga yang ingin memiliki pasangan dengan karakter yang bertolak belakang. Dan dalam konteks ini, tidak ada yang benar dan salah.
Pilihlah pasangan sesuai dengan keinginan Anda, bukan sesuai dengan keinginan orang tua, apalagi sesuai dengan standar sosial. Hanya diri Anda yang mengetahui apa yang Anda butuh. Dan pasangan menjadi sosok yang dapat memenuhi kebutuhan Anda.
Dari buku ini, kita juga belajar bahwa paras memang bisa mengalihkan dunia. Harta juga bisa menyilaukan pandangan mata. Namun, akhlak menjadi hal yang utama. Dalam memilih pasangan, jangan anggap sepele masalah akhlak. Pilihlah pasangan yang memiliki akhlak yang baik, yang bisa Anda terima seumur hidup Anda.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Cinta dalam Angka karya Hammad Rosyadi. Bagi kalian yang sedang dalam proses mencari jodoh atau baru mau mulai mencari jodoh, buku ini sangat direkomendasikan untuk Anda. Yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gabriel
- Review Buku Melihat Api Bekerja
- Review Buku Tarian Bumi, Sinopsis Hingga Kelebihan dan Kekurangannya
- Review Novel Mismatch
- Review Buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya
- Review Novel Septimus Heap #5: Syren Karya Angie Sage
- Review Novel Lotus In The Mud
- Review Novel Cormoran Strike Series
- Review Novel If I Karya Bella Anjani
- Review Novel Waru Karya Aji Fauzi, Rudi Utomo, dan Mahya Bil Qisti
- Review Novel Caraval #1
- Review Novel The Hobbit
- Review Novel The Haze Inside Karya Aiu Ahra
- Review Novel Finn Karya Honey Dee
- Review Novel Good Omens
- Review Novel Raden Mandasia Si Pencuri Daging
- Review Novel Hantu Di Rumah Kosg
- Review Novel Cinta dalam Angka Karya Hammad Rosyadi
- Review Novel Laiba dan Nasir
- Review Novel Notasi
- Review Novel Invitation Only
- Review Novel Elegi Haekal
- Review Novel Dia Aurora
- Review Novel Kite Runner
- Review Novel Diamond Gang The Mission
- Review Novel Amoxylove
- Review Novel Antidote
- Review Novel Jendral Jevano
- Review Novel The Codex
- Review Novel Matt dan Mou
- Review Novel Little Women
- Review Novel Metropop: Mencari Simetri
- Review Novel Surat dari Bapak
- Review Novel 00.00
- Review Novel The Manager
- Review Novel Marple: Twelve New Stories
- Review Novel Hitam 2045
- Review Novel Minimarket yang Merepotkan