Diamond Gang The Mission merupakan novel karya ItaKrn yang masih memiliki latar belakang cerita yang terkait dengan novel-novel sebelumnya. Novel ini diterbitkan pada Oktober 2022 oleh Penerbit Akad. Sama seperti karya-karyanya yang lain, kisah ini juga pertama kali dipublikasi di akun Wattpad ItaKrn yang bernama MartabakKolor.
Kisah ini dimulai tepat satu tahun setelah kepergian Canva Narendra, sahabat dan orang yang paling berpengaruh di dalam Diamond Gang. Namun, persahabatan mereka bukan semakin erat akibat takut kembali mengalami kehilangan, mereka malah semakin jauh karena kesalahpahaman yang belum selesai.
Maka dari itu, Marvel dan Samuel berusaha semaksimal mungkin untuk menyatukan teman-temannya yang sudah terpisahkan, dan berusaha mempererat hubungan mereka yang sudah terpecah. Sampai pada suatu ketika, reuni bukan lagi menjadi kebiasaan, tetapi sebuah misi yang harus mereka lakukan.
Untuk melupakan ego yang ada pada masing-masing anggota, mengabaikan rasa sakit dari luka yang belum sembuh, pada akhirnya, semua itu harus tetap diperjuangkan. Namun, apakah bisa keenam anggota inti Diamond Gang kembali bersatu? Atau berpisah menjadi keputusan yang paling baik untuk mereka?
Penasaran akan bagaimana nasib dari gang yang pernah sangat solid pada masanya ini? Apakah persahabatan mereka bisa erat kembali? Untuk mengetahui lebih banyak, simak ulasan novel ini hingga selesai ya!
Table of Contents
Profil ItaKrn – Penulis Novel Diamond Gang The Mission
Ita Kurniawati merupakan seorang gadis berusia 18 tahun yang lahir pada tanggal 10 Desember 2003. Ita merupakan warga Dukuh Jatisari, Desa Gempolsari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Ita memiliki nama pena ItaKrn dan MartabakKolor. Nama ItaKrn menjadi nama yang dicantumkan Ita dalam karyanya yang diterbitkan. Sedangkan, nama MartabakKolor menjadi nama yang dipakainya dalam aplikasi Wattpad. Ita sering dipanggil oleh para pembacanya dengan sebutan Buna, Bulor, dan Bunny.
Awal Ita mengenal dunia kepenulisan adalah karena sering membaca di aplikasi Wattpad. Dari situ, Ita belajar untuk menulis secara otodidak. Ita juga pernah mencoba untuk mengikuti sayembara penulisan bersama sejumlah temannya.
Tak disangka, Ita berhasil menjadi juara di sayembara tersebut. Hal ini mendorong Ita untuk melanjutkan menulis dan mulai menekuninya. Ita mulai membuat karya dengan menulis sejak duduk di bangku kelas 8 Madrasah Tsanawiyah (MT), tapi belum ada karyanya yang diterbitkan.
Ita mempunyai beberapa kendala dalam menekuni dunia kepenulisan. Pada awal karir kepenulisannya, Ita tidak memiliki laptop yang membuatnya harus menulis menggunakan handphone. Menatap layar kecil handphone dalam jangka waktu yang cukup lama seringkali membuat matanya sakit.
Ia juga sering menumpang di rumah tetangga untuk mendapatkan jaringan wifi saat menulis, demi menghemat kuota. Ita juga pernah ditipu oleh oknum yang mengaku penerbit dan akan menerbitkan karyanya.
Meski perjalanan karirnya dipenuhi kendala dan Ita juga sempat diremehkan, Ita tidak menyerah dan semangat menekuni karirnya. Semangatnya itu timbul dari dukungan dari ibu dan juga teman-temannya.
Ita sempat berhenti menulis di kelas 9 karena ingin fokus menghadapi ujian kelulusan. Ita mulai melanjutkan menulis karyanya ketika meneruskan studinya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1, Pati, Jawa Tengah pada akhir tahun 2019.
Karya pertama Ita yang berjudul Areksa telah dimuat di aplikasi Wattpad pada bulan Februari 2021 lalu. Areksa mengisahkan tentang lika-liku perjalanan panjang kisah cinta Areksa dan Ilona yang memiliki agama berbeda.
Novel Areksa telah diterbitkan secara fisik pada bulan Mei 2021. Novel Areksa ini sukses menarik hati banyak orang dan menjadi novel best-seller. Hingga saat ini, Novel Areksa sudah dibaca lebih dari 20 juta kali di Wattpad dan telah terjual sebanyak lima belas ribu eksemplar.
Karya kedua Ita yang berjudul Samuel terbit pada bulan Oktober 2021. Novel Samuel menceritakan tentang perjalanan cinta Samuel Erlangga dan Azura yang berlika-liku dan diwarnai oleh kekelaman akibat trauma, dan ancaman yang membahayakan nyawa Azura.
Novel Samuel karya kedua Ita ini juga meraih kesuksesannya dengan menjadi novel best-seller dengan penjualan pre-order terbaik dan tercepat, yakni 20.000 eksemplar dalam kurun waktu 120 menit. Selain itu, hingga saat ini, Novel Samuel saat ini sudah dibaca oleh 10 juta 300 orang di aplikasi Wattpad.
Sinopsis Novel Diamond Gang The Mission
Perpisahan bukan sebuah hal yang baru bagi manusia. Siapa saja yang bertemu, pada akhirnya pasti akan berpisah. Entah karena pilihan hidup, kematian, dan berbagai alasan lainnya. Percaya atau tidak, perpisahan selain akibat kematian pasti akan meregangkan hubungan di antara pihak yang terlibat.
Berkumpulnya dua puluh tiga anggota Diamond gang di lapangan bersejarah itu menjadi pertemuan pertama setelah satu tahun mereka semua hidup berpisah. Sebab, tak ada alasan lagi yang membuat mereka ingin meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan. Dulu, mereka selalu berkumpul berkat almarhum Canva.
Walaupun tubuh laki-laki itu telah melebur dengan tanah, tetapi seluruh kebaikan yang pernah Canva lakukan masih teringat jelas di benak mereka semua. Benar kata banyak orang bahwa orang yang baik akan memiliki umur paling pendek di antara yang lain. Dulu, setiap tanggal dua puluh empat, lapangan itu menjadi saksi Diamond Gang yang berduel dengan geng Chayton yang dipimpin oleh Raskal.
Tak ada kata sakit ketika mereka saling beradu pukulan, walaupun terkadang ada yang berakhir masuk ke rumah sakit. Sekarang, seluruh momen itu hanya menyisakan kenangan saja. Dengan waktu yang terus berjalan dan jarak yang ada, mereka semua akhirnya berpisah.
Malam ini, tepat satu tahun setelah Canva mengembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, dua puluh tiga remaja itu duduk melingkar dengan kursi kayu yang mereka sewa. Tepat di tengah-tengah lingkaran itu, mereka meletakkan satu kursi yang diperuntukkan bagi Canva, walaupun mereka mengetahui dengan jelas bahwa raga laki-laki itu telah tiada.
Areksa memeriksa keadaan Marvel yang sejak tadi terlihat sangat lesu dengan kepala yang tertunduk. Marvel kemudian mengangkat kepalanya dan menatap sendu dengan kedua mata sayunya ke arah Areksa. Dengan suara yang serak, Marvel menjawab bahwa ia hanya merasa sedih.
Samuel menyarankan Marvel untuk menganggap Canva masih ada di antara mereka, dan menyuruhnya untuk jangan pernah lagi menyalahkan diri sendiri setelah malam ini berakhir. Samuel merasa sangat paham dengan apa yang Marvel rasakan saat ini.
Perkataan Samuel itu membuat benteng pertahanan Marvel seketika runtuh, hingga laki-laki yang sudah menahan tangisnya mati-matian itu akhirnya meneteskan air mata. Marvin yang duduk di sebelah Marvel langsung menggerakkan tangannya untuk memberikan sedikit ketenangan dengan menepuk-nepuk punggungnya.
Marvin kemudian mengatakan kepada Marvel untuk mengeluarkan semua emosinya melalui tangisan, dan jangan berpikir kalau ada yang menyalahkan dirinya. Sebab, apa yang terjadi kepada Canva adalah takdir, dan mereka semua juga turut merasa bersalah karena tidak mencari tahu tentang kesehatan Canva yang menurun waktu itu.
Marvel mengatakan bahwa ia hanya kangen saja dengan sosok Canva. Dia kangen main bareng, kangen dijailin, kangen berbagi makanan ke anak-anak jalanan bareng. Dia belum ikhlas untuk melepas seluruh kenangan bersama Canva walaupun dia tahu juga bahwa waktu memang gak akan bisa diputar ulang.
Marvel kemudian mempertanyakan mengapa Tuhan harus secepat itu mengambil Canva dari mereka, ketika mereka baru kenal. Tangisan Marvel semakin deras, dan perkataannya itu turut membuat yang lain ikut berkaca-kaca, karena mereka juga masih memendam rasa sakit dalam hati mereka.
Malam itu, dua puluh tiga orang itu menangis dalam diam. Tak ada lagi suara yang terdengar selain isak tangis mereka yang menyakitkan. Sesak, itulah yang mereka rasakan. Seperti ada sesuatu yang menekan dada mereka. Mereka hanya berharap, andai saja waktu dapat diulang.
Andai saja dulu mereka langsung peka akan perubahan diri Canva. Andai saja malam itu mereka tak membiarkan Canva pergi sendirian. Beribu-ribu andai mereka sampaikan sebagai bentuk rasa penyesalan. Satu tahun. Selama itu mereka terbelenggu dalam rasa bersalah kepada sahabatnya itu.
Samuel kemudian mengatakan dengan tegas kepada yang lain untuk membuat malam ini menjadi malam yang bisa menyenangkan Canva. Buat Canva tau bahwa mereka semua rindu akan kehadirannya. Buat Canva mengerti dengan perasaan sakit yang masih mereka rasakan. Dia pun berdiri dari duduknya, dan yang lain mengikutinya.
Mereka satu per satu menyampaikan rasa terima kasih kepada Canva, juga harapan, doa, dan kenangan terbaik yang pernah mereka lakukan bersama. Mereka semua kemudian kembali duduk. Samuel kemudian memberikan aba-aba kepada Marvel dan Farzan yang memegang gitar untuk mulai bersiap memainkan lagu persembahan untuk Canva.
Di antara mereka berdua, ada Areksa dan Ilona yang duduk bersebelahan. Ilona masih belum bisa berhenti menangis, dan Areksa berusaha untuk menenangkannya. Mereka menyanyikan lagu Hampa yang menggambarkan perasaan mereka semua tanpa kehadiran Canva.
Mereka mengangkat tangan ke udara dan bergerak ke kanan dan ke kiri, mengikuti irama petikan gitar dari Marvel dan Farzan. Mulai terlihat senyum yang seperti dipaksakan, karena pasang mata mereka tak bisa membohongi kesedihan yang masih dirasakan. Sesaat setelah selesai menyanyikan lagu itu, Marvel menjatuhkan gitar dari pangkuannya dan menangis sejadi-jadinya tanpa suara.
Marvel masih belum bisa berdamai dengan keadaan. Ia masih terus menyalahkan dirinya setiap hari. Bayang-bayang Canva tak pernah hilang dari benaknya. Luka yang dimilikinya itu masih sangat basah. Ia belum bisa menemukan obat yang mampu mengobati luka itu dengan sempurna.
Marvin yang merasa hal yang sama langsung memeluk erat kakaknya itu. Rasanya sangat sakit ketika mereka mengingat bahwa Canva sudah tidak mungkin mereka jangkau. Laki-laki itu sudah pergi dan tak akan pernah kembali lagi untuk menemui mereka.
Lalu, apakah Marvel mampu berdamai dengan dirinya dan dapat mengobati lukanya? Apakah setelah Canva meninggal dunia, persahabatannya menjadi bersatu lagi dan jadi lebih dekat?
Kelebihan dan Kekurangan Novel Diamond Gang The Mission
Kelebihan Novel Diamond Gang The Mission
Sebagai salah satu karya ItaKrn, kualitas novel Diamond Gang The Mission ini tak usah diragukan lagi. Melanjutkan dari novel-novel sebelumnya, novel ini menawarkan premis kisah yang lebih berfokus kepada persahabatan.
Konflik yang diangkat penulis pada novel ini mengenai luka akibat ditinggalkan orang tersayang. Konflik yang pasti relate dengan semua pembaca, karena pasti pernah dialami semua orang. Maka dari itu, kisah ini mampu menyentuh pembaca, bahkan bisa membuat beberapa pembaca menangis.
Pilihan kata yang digunakan Ita dalam menulis novel ini juga indah, dan mudah untuk dimengerti. Secara keseluruhan, kisah ini sangat mengalir dan nyaman untuk dibaca. Alur kisah ini juga dinilai cepat dan seru untuk diikuti.
Kisah ini juga memberikan banyak pesan moral yang bisa menjadi pembelajaran bagi pembaca. Kisah ini mengajarkan tentang arti persahabatan sejati, dan bagaimana seharusnya bisa berdamai dengan masa lalu untuk bisa melanjutkan kehidupan di masa ini.
Kekurangan Novel Diamond Gang The Mission
Selain memiliki kelebihan, novel Diamond Gang The Mission ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada beberapa kalimat yang dinilai kurang efektif. Namun, hal ini tidak mengganggu keseruan cerita ini.
Pesan Moral Novel Diamond Gang The Mission
Dari novel Diamond Gang The Mission ini, kita dapat belajar untuk bisa membangun hubungan persahabatan yang tulus, yang benar-benar menyayangi satu sama lain. Persahabatan yang tidak memandang keadaan sahabat lainnya, yang selalu ada di saat susah maupun senang.
Dari kisah ini juga, kita dapat belajar untuk ikhlas ketika menghadapi perpisahan. Sebab, penyesalan tidak akan menjadikan keadaan lebih baik. Malah rasa menyesal akan menghambat proses untuk sembuh.
Semua hal yang terjadi di dunia ini, sudah direncanakan oleh Sang Pencipta. Jadi, pada saat sesuatu harus kembali kepada-Nya, kita harus bisa menerimanya. Bagi Anda yang sedang mengalami perpisahan atau ditinggalkan oleh orang tersayang, harus tabah dan kuat, serta lanjutkan kehidupan yang akan terus berjalan ini.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Diamond Gang The Mission karya ItaKrn. Penasaran akan bagaimana nasib persahabatan Diamond Gang? Yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com!
Rating: 4.46
Penulis: Gabriel
- Review Buku Melihat Api Bekerja
- Review Buku Tarian Bumi, Sinopsis Hingga Kelebihan dan Kekurangannya
- Review Novel Mismatch
- Review Buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya
- Review Novel Septimus Heap #5: Syren Karya Angie Sage
- Review Novel Lotus In The Mud
- Review Novel Cormoran Strike Series
- Review Novel If I Karya Bella Anjani
- Review Novel Waru Karya Aji Fauzi, Rudi Utomo, dan Mahya Bil Qisti
- Review Novel Caraval #1
- Review Novel The Hobbit
- Review Novel The Haze Inside Karya Aiu Ahra
- Review Novel Finn Karya Honey Dee
- Review Novel Good Omens
- Review Novel Raden Mandasia Si Pencuri Daging
- Review Novel Hantu Di Rumah Kosg
- Review Novel Cinta dalam Angka Karya Hammad Rosyadi
- Review Novel Laiba dan Nasir
- Review Novel Notasi
- Review Novel Invitation Only
- Review Novel Elegi Haekal
- Review Novel Dia Aurora
- Review Novel Kite Runner
- Review Novel Diamond Gang The Mission
- Review Novel Amoxylove
- Review Novel Antidote
- Review Novel Jendral Jevano
- Review Novel The Codex
- Review Novel Matt dan Mou
- Review Novel Little Women
- Review Novel Metropop: Mencari Simetri
- Review Novel Surat dari Bapak
- Review Novel 00.00
- Review Novel The Manager
- Review Novel Marple: Twelve New Stories
- Review Novel Hitam 2045
- Review Novel Minimarket yang Merepotkan