in

Review Novel Dosenku Suamiku Karya Rahmanida

Novel Dosenku Suamiku ditulis oleh Rahmanida, penulis muda yang populer di aplikasi Wattpad. Pada awalnya, kisah Dosenku Suamiku juga diunggah melalui akun Wattpad pribadi Rahmanida yang bernama @kepojanganberlebihan. Kisah Dosenku Suamiku sendiri telah dibaca sebanyak lebih dari 51,6 juta kali di Wattpad. Ya, angka tersebut sangat fantastis, yang juga menunjukkan bahwa novel ini sangat populer.

Rahmanida memang dikenal aktif untuk mengunggah cerita di Wattpad. Beberapa cerita yang telah diunggahnya, yaitu My Husband is My Enemy 1, Dosenku Suamiku, Ai Hate Senior, My Husband is My Enemy 2, dan Dosenku Suamiku yang menjadi kelanjutan dari kisah novel ini. Hingga saat ini, Rahmanida telah memiliki sejumlah 68,3 ribu pengikut di Wattpad.

Novel Dosenku Suamiku diterbitkan pada tanggal 24 Februari 2021, oleh penerbit Romancious. Novel ini dapat dibilang sebagai novel yang singkat, karena hanya memiliki total 208 halaman saja. Dapat dilihat dari judulnya, novel ini akan mengisahkan tentang seorang mahasiswi bernama Dira yang menikah dengan dosennya sendiri, Pak Rey.

Gara-gara menabrak Pak Rey, ponsel kesayangan Dira yang baru dipakai tiga minggu itu terjatuh ke lantai. Alhasil, ponsel baru Dira itu akhirnya rusak. Dira tentunya emosi dan ingin marah-marah ke Pak Rey, tetapi Dira harus bersiap mempertaruhkan nilainya yang akan terancam turun.

Apalagi, Pak Rey merupakan sosok yang dingin. Sudah pasti, Pak Rey tidak akan bisa diajak kompromi. Selain itu, Dira juga yang salah, karena dia yang menabrak pak dosen. Maka itu, Dira tidak punya pilihan lagi selain minta ayahnya untuk beliin dia ponsel baru.

Sayangnya, sang Ayah tidak langsung ingin membelikan Dira ponsel baru begitu saja. Sang ayah memberikan syarat konyol bagi Dira, yakni Dira harus menikah dengan pria yang sudah dipilihkan oleh sang ayah. Please, deh, Dira itu masih kuliah, masih banyak mimpi yang ingin Dira raih, dan Dira juga masih ingin hidup dengan bebas. Masa harus menikah tiba-tiba?

Lebih parah lagi, pilihan Ayah Dira ternyata jatuh kepada dosen di kampusnya, yang tidak lain adalah orang yang menyebabkan ponsel Dira rusak. Pak Rey memang ganteng, tapi Dira tidak mencintainya. Meskipun mahasiswi satu kampus rela antri demi meminta tugas tambahan ke Pak Ret, Dira malah menjadi orang nomor satu yang mengerjakan tugas dari Pak Rey secepat mungkin, agar dia tidak ketemu sama dosen itu lagi!

Sinopsis Novel Dosenku Suamiku 

Holiday Sale

Di kantin universitas, Dira duduk sambil menyantap sarapan bersama sahabatnya, Vita. Vita tiba-tiba saja memberitahu Dira bahwa kata orang-orang ada dosen baru yang ganteng. Dira langsung menyangkal bahwa kata orang tidak sama dengan fakta, berarti dosen itu belum tentu beneran ganteng. Vita tetap menjelaskan bahwa rame yang ngomongin dosen ganteng itu, jadi Vita tidak sabar untuk melihatnya.

Setelah selesai menyantap sarapan mereka, Dira dan Vita segera bergegas untuk pergi ke kelas. Ruang kelas ternyata sudah penuh sejak 3 menit yang lalu. Vita masih saja ngedumel kepada Dira tentang ia yang tidak sabar ingin melihat dosen baru itu. Tak lama kemudian, dosen baru itu pun akhirnya masuk ke kelas mereka.

Kehadiran dosen ganteng itu disambut oleh percakapan antar mahasiswi yang memvalidasi bahwa dosen itu benar-benar ganteng. Banyak mahasiswi yang gaduh mengagumi penampilan dosen baru mereka. Tidak terkecuali Vita. Dosen baru itu juga sempat menegur Vita dan Dira yang gaduh di tempatnya.

Dosen tersebut tak segan untuk memberi ancaman kepada Vita dan Dira untuk diam selama kelasnya, atau keluar saja dari kelasnya. Setelah itu, dosen baru itu memperkenalkan dirinya. Abraham Reynand namanya, mahasiswa bisa memanggilnya dengan panggilan Pak Rey. Pak Rey merupakan dosen yang akan mengajar di bidang bisnis.

Pak Rey kemudian membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya tentang dirinya. Para mahasiswi berbondong-bondong menanyakan umur Pak Rey, tinggal di mana, sudah menikah atau belum, berapa bersaudara, anak ke berapa, dan masih banyak yang lainnya. Pak Rey hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab bahwa hal itu adalah privasi.

Vita yang juga mengagumi Pak Rey juga ingin bertanya tentang dirinya, tetapi dia malu. Maka itu, Vita meminta Dira untuk mewakilinya bertanya. Namun, lagi-lagi mereka malah berdebat dan akhirnya menciptakan kegaduhan. Vita tak sengaja sedikit berteriak hingga seluruh teman di kelasnya memalingkan wajahnya untuk melihat Vita.

Pak Rey juga tentunya mendengar kegaduhan itu, lalu ia mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Dira langsung menjawab bahwa temannya ingin bertanya, berapa lama Pak Rey jadi dosen? Pak Rey menjawab bahwa ia sudah menjadi dosen kurang lebih selama dua tahun. Dira melanjutkan pertanyaannya, “katanya ada les private gak?”. Pertanyaan Dira diakhiri dengan perubahan volume yang bertambah, karena Vita menginjak kakinya. Pak Rey langsung menjawab bahwa ia tidak membuka les private.

Waktu istirahat pun tiba. Vita langsung ngomel ke Dira bahwa ia malu, karena perkataan Dira ke Pak Rey tadi. Dira tak memedulikannya dan malah mengejeknya. Dira dan Vita pergi menuju kantin, di sana mereka berdua duduk di meja pojok. Kata Dira, lebih enak untuk mengobrol di area pojok kantin, karena area tengah pasti gaduh, jadi kalo ngobrol pasti susah dengarnya.

Di sisi meja yang lain, masih terdengar mahasiswi yang bergosip tentang kegantengan Pak Rey. Vita yang mendengarnya juga ikut-ikutan menghayal jika Pak Rey suatu saat nanti bisa jadi suaminya, pasti banyak cewe-cewe yang iri kepadanya. Dira tak menggubris celotehan temannya itu dan fokus saja memandang laptopnya.

Vita mengomel lagi bahwa ia sedang berbicara kepada Dira. Dira langsung membalas bahwa ia sedang mengerjakan tugas. Dira juga langsung pergi meninggalkan Vita untuk pergi ke toilet. Di koridor menuju toilet, Dira berjalan dengan terburu-buru, karena banyak cowok yang menggodanya.

Tiba-tiba, ada seorang lelaki yang memanggil Dira. Dira menoleh, karena ia seperti mengenal suara yang memanggilnya itu. Ia membatin bahwa tidak salah lagi, pasti itu orangnya. Dira mempercepat langkahnya lagi.

Orang itu masih memanggil Dira dan mengejarnya. Dira lantas langsung berlari dengan cepat menuju toilet dan langsung masuk, lalu mengunci pintunya. Ia membatin bahwa kenapa orang itu masih saja mengganggunya. Setelah beberapa menit ditoilet, Dira akhirnya keluar.

Ternyata orang itu masih menunggu Dira di depan toilet. Dira yang mendapatinya berada di hadapannya langsung melotot dan menanyakan orang itu mau ngapain lagi. Orang itu menjelaskan bahwa ia hanya ingin minta maaf dan menjelaskan semuanya.

Dira menyangkal bahwa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, karena sudah jelas dia membuat Dira malu. Orang itu adalah Muhammad Heriza, senior Dira yang terkenal di kampus itu. Ternyata Riza mengaku sebagai pacar Dira, sehingga satu kampus taunya bahwa Dira adalah pacar Riza. Padahal kenyataannya tidak begitu.

Riza terus mencoba meminta maaf, tetapi Dira tak ingin menerima permintaan maaf itu. Masalah Dira dengan Riza memang terdengar sepele, tetapi Dira sangat terganggu oleh pernyataan Riza yang mengaku sebagai pacarnya itu. Sebab, Riza tidak menghormati keputusan Dira untuk tak memiliki hubungan dengan siapa pun.

Dira lantas berjalan dengan sangat cepat, karena ia masih dalam keadaan emosi. Hingga tiba-tiba, Dira menabrak tubuh yang kokoh yang ada di depannya. Saat Dira mendongakan kepalanya untuk melihat sosok di depannya, ia langsung melotot dan spontan meminta maaf. Ternyata sosok yang ditabraknya itu adalah Pak Rey, si dosen baru yang ganteng itu.

Dira masih merasa kaget, ia langsung mengambil ponselnya yang jatuh dan lanjut berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin, Vita ngedumel lagi, karena Dira pergi ke toilet lama banget. Dira diam saja, karena merasa terkejut akan serangkaian kejadian tadi. Vita menyadari ada yang aneh dengan Dira, dan terus menanyakan ada apa.

Dira menjawab tidak ada apa-apa, tapi mengucapkannya sambil terbata-bata. Vita lalu mengalihkan pembicaraan, karena melihat ponsel Dira yang retak. Dira sontak melotot melihat keadaan ponselnya. Mereka berdua tak bisa berkata-kata melihat keadaan iPhone XS Max milik Dira yang kini retak.

Dira langsung merengek kepada sahabatnya itu bahwa ia butuh 2 bulan untuk meminta hp itu ke ayahnya, ia juga baru menggunakan hp itu selama 3 minggu, dan masa dia harus bertahan tanpa hp selama 1 minggu lagi? Memang begitu hukuman yang diberikan ayahnya bagi Dira.

Pada pukul 15.45 WIB, Dira memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, lalu ia mulai berjalan masuk. Tak lupa, Dira mengucapkan salam dengan nada yang lesu. Bi Siti, ART di rumah Dira menjawab salam tersebut. Dira langsung menanyakan kepada Bi Siti tentang keberadaan ayah dan bunda Dira.

Bi Siti menjawab bahwa ayah dan bunda Dira sedang keluar. Dira langsung berjalan ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar, Dira duduk di atas kasur dan menatap layar laptop. Ia kemudian merengek kepada kakaknya, Viona.

Sang kakak malah menyuruh Dira untuk jalani saja satu minggu tanpa hp dan mobil kesayangan, lalu menertawakannya. Dira kemudian langsung mengadu kepada kakak pertamanya, Meira. Meira hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menegur Viona untuk berhenti mengejek adiknya, lalu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi sampai hp Dira bisa rusak.

Dira menjelaskan bahwa ia tak sengaja menabrak dosen di kampus, jadi hpnya terjatuh dan akhirnya retak. Kedua kakak Dira heran dengan kelakuan adiknya hingga bisa menabrak dosen seperti itu. Dira kemudian menceritakan bahwa dosen yang ditabraknya itu dosen baru, masih muda, dan ganteng.

Setelah selesai berbincang dengan kedua kakaknya, Dira langsung memutuskan sambungan video call-nya, lalu mematikan laptopnya. Dira memang mempunyai dua kakak perempuan, yaitu Meira Maheswari, dan Viona Maheswari. Kakaknya yang pertama, Meira Maheswari adalah arsitek ternama. Kakak sulungnya itu sekarang tinggal di Bali bersama suami dan dua anaknya.

Sedangkan Viona Maheswari adalah seorang desainer ternama. Kakak keduanya itu sekarang tinggal di Bandung bersama suami dan dua anaknya, yang salah satunya masih dikandung. Viona hanya berusia 2 tahun lebih muda dari Meira.

Dan Dira sendiri memiliki nama lengkap Anindira Maheswari, seorang mahasiswi di universitas ternama di Yogyakarta. Dira tinggal di Jogja bersama kedua orang tuanya. Dira lahir pada tahun 1997, jarak umurnya sangat jauh jaraknya dengan kedua kakaknya.

Tiba saatnya pada jam makan malam, Dira beserta ayah dan bundanya pin melahap makan malam mereka. Sesekali Dira melirik ke arah ayahnya. Bunda Dira tiba-tiba menanyakan kepada Dira mengapa saat pulang kuliah tadi, Dira terlihat lesu sekali. Dira menjawab bahwa dia tidak kenapa-kenapa, hanya kelelahan saja.

Sang bunda tidak percaya dan malah menyuruh Dira untuk periksa ke dokter. Dira meyakinkan bahwa dia baik-baik saja. Sang ayah langsung menjawab lagi, mempertanyakan apakah Dira menyembunyikan sesuatu dari mereka berdua. Dira reflek menjawab dengan kaget dan terbata-bata.

Terlihat sekali kalau Dira sudah ketahuan. Maka itu Dira langsung mengambil handphonenya yang ada di saku baju tidurnya, lalu meminta maaf kepada ayah dan bundanya sembari meletakkan handphonenya di atas meja dan menunduk. Suasana hening, lalu Dira menegakkan kepalanya lagi. la kemudian melihat ke arah ayah dan bundanya.

Ternyata mereka tersenyum. Dira kebingungan dan bertanya kepada mereka apakah mereka tidak marah? Sang ayah bertanya kembali kepada Dira, ngapain harus marah? Dira kemudian tersenyum lebar. Namun, sang ayah kemudian menanyakan kepada Dira tentang Dira yang harusnya sudah tau konsekuensi atas perbuatannya.

Pada akhirnya ponsel dan mobil Dira disita oleh ayahnya. Dira kemudian meminta sang ayah untuk membelikannya ponsel baru. Ayah Dira tidak langsung ingin membelikan Dira ponsel baru begitu saja. Sang ayah memberikan syarat konyol bagi Dira, yakni Dira harus menikah dengan pria yang sudah dipilihkan oleh sang ayah.

Please, deh, Dira itu masih kuliah, masih banyak mimpi yang ingin Dira raih, dan Dira juga masih ingin hidup dengan bebas. Masa harus menikah tiba-tiba? Lebih parah lagi, pilihan Ayah Dira ternyata jatuh kepada dosen di kampusnya, yang tidak lain adalah orang yang menyebabkan ponsel Dira rusak.

Pak Rey memang ganteng, tapi Dira tidak mencintainya. Meskipun mahasiswi satu kampus rela antri demi meminta tugas tambahan ke Pak Ret, Dira malah menjadi orang nomor satu yang mengerjakan tugas dari Pak Rey secepat mungkin, agar dia tidak ketemu sama dosen itu lagi!

Kelebihan Novel Dosenku Suamiku

Novel Dosenku Suamiku ini menyajikan premis cerita yang menarik, yakni mengenai mahasiswi yang dijodohkan oleh sang ayah dengan dosennya sendiri. Kisah ini sangat menyenangkan untuk dibaca, dan tentunya sangat menghibur.

Rahmanida menuliskan kisah ini dengan gaya bahasa sehari-hari yang membuatnya mudah untuk dipahami. Gaya bahasa yang santai juga dinilai sangat sesuai dengan karakter tokoh utama yang memang masih remaja. Rahmanida juga dinilai sangat detail, karena menyertakan time stamp dan latar tempat di setiap bagian cerita.

Rahmanida mampu membuat karakter yang kuat, ia juga mampu mendeskripsikan karakter tersebut dengan baik melalui dialog para tokohnya. Contohnya, melalui dialog Dira dan Vita, kita dapat mengetahui bahwa Dira adalah sosok yang cuek, tegas, dan berani. Sedangkan, Vita adalah sosok yang centil dan bawel.

Secara keseluruhan, kisah Dosenku Suamiku ini sangat menarik. Novel ini juga sangat ringan dan menghibur, jadi cocok sekali untuk dibaca di kala waktu senggang.

Kekurangan Novel Dosenku Suamiku

Sejumlah pembaca menilai premis cerita Dosenku Suamiku ini cukup sering ditemukan, sehingga dianggap sudah umum. Namun, penulisan kisah Dosenku Suamiku ini dieksekusi dengan baik, sehingga kisah ini tentunya tetap menarik untuk dibaca.

Layaknya buku-buku lainnya, masih ditemukan kesalahan penulisan pada novel ini. Namun, kesalahan ini adalah kesalahan kecil yang tidak mengganggu pembaca dalam memahami kisah ini.

Pesan Moral Novel Dosenku Suamiku

Kehidupan ini sangat tidak bisa ditebak. Seperti kehidupan Dira, yang dulu hubungannya hanya sebatas mahasiswa dengan dosen, bisa menjadi pasangan suami istri. Dari yang dulu benci, akhirnya bisa menumbuhkan rasa cinta.

Setiap perbuatan pasti memiliki konsekuensi. Jika sudah mengetahui konsekuensi atas suatu perbuatan, kita harus siap menerimanya. Meskipun hal itu tidak disengaja sekalipun. Sebab, memang ada hal-hal yang tidak bisa dihindari.

Penasaran akan kelanjutan kisah Dira dan Pak Rey? Tunggu apa lagi? Yuk segera dapatkan novel Dosenku Suamiku karya Rahmanida ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy