Rating: 3.86
Haji Murad, atau yang terkadang disebut Hadji Murat, merupakan karya terakhir dari Leo Tolstoy. Novel ini terinspirasi dari kisah nyata Hadji Murad, seorang pejuang Muslim Chechnya yang, karena alasan dendam pribadi, bersekutu dengan tentara Rusia yang sebelumnya menjadi musuhnya. Tolstoy menulis novel ini pada tahun 1896 hingga 1904, kemudian novel ini diterbitkan pada tahun 1912.
Novel berjudul Haji Murad karya Leo Tolstoy ini diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Mizan Publishing pada tanggal 6 Juni 2023. Dalam novel dengan total 256 halaman ini dapat ditemui beberapa tema, di antaranya tema perlawanan dan pertentangan antara Eropa (Rusia) dan dunia Islam (Chechnya). Dalam karya tersebut dapat kematangan Leo Tolstoy sangat terlihat jelas sebagai seorang sastrawan besar.
Bagi yang tertarik untuk mempelajari kisah ini lebih dalam lagi, buku Haji Murad tersedia dan dapat dibeli di Gramedia.com. Sebelum kamu membacanya, Gramin telah menulis ringkasan informasi dan ulasan tentang buku ini, mulai dari sinopsis, hingga pesan moralnya. Sebelum masuk ke ulasan lengkap buku ini, mari kita mengenal lebih jauh siapa itu Leo Tolstoy.
Table of Contents
Profil Leo Tolstoy – Penulis Novel Haji Murad
Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy, lahir pada 9 September 1828 dan meninggal pada 20 November 1910, ia lebih dikenal sebagai Leo Tolstoy. Tolstoy terkenal sebagai seorang penulis ternama yang berasal dari Rusia, ia dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dan paling berpengaruh sepanjang masa. Tolstoy mendapatkan nominasi untuk hadiah nobel sastra setiap tahun dari 1902 hingga 1906, dan juga untuk hadiah nobel perdamaian pada 1901, 1902, dan 1909.
Terlahir dari keluarga aristokrat, karya-karya utama Tolstoy termasuk novel War and Peace (1869) dan Anna Karenina (1878), yang sering disebut sebagai puncak dari karya fiksi realis, dan dua dari buku terbaik sepanjang masa. Ia pertama kali mendapatkan pengakuan sastra pada usia dua puluhan melalui trilogi semi-otobiografinya, Childhood, Boyhood, dan Youth (1852–1856), serta Sevastopol Sketches (1855), yang memberikan cerita berdasarkan pengalamannya dalam Perang Krimea. Karya Tolstoy mencakup puluhan cerita pendek lainnya seperti After the Ball (1911), serta beberapa novel seperti The Death of Ivan Ilyich (1886), Family Happiness (1859), dan Hadji Murad (1912). Selain itu ia juga menulis drama dan esai tentang tema filosofis, moral, dan agama.
Pada tahun 1870-an, Tolstoy mengalami krisis moral yang mendalam, diikuti oleh apa yang ia anggap sebagai kebangkitan spiritual yang akan memberikan dampak yang sangat besar untuknya, hal ini dicerminkan dalam karya non-fiksinya yang berjudul, Confession (1882).
Penafsiran harfiahnya terhadap ajaran etika Yesus Kristus, yang berfokus pada Khotbah di Bukit, menjadikan Tolstoy seorang Kristen anarkis dan pasifis. Ide-idenya tentang perlawanan tanpa kekerasan, diungkapkan dalam karyanya yang berjudul The Kingdom of God Is Within You (1894), ia juga memiliki koneksi pada tokoh-tokoh besar di abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., dan Ludwig Wittgenstein.
Tolstoy menerima banyak pujian dari penulis dan kritikus, baik selama masa hidupnya maupun setelah kematiannya. Virginia Woolf menyebut Tolstoy sebagai “novelis terbesar,” dan Gary Saul Morson menyebutnya “War and Peace” sebagai novel terhebat. Fakta bahwa Tolstoy tidak pernah memenangkan Hadiah Nobel menjadi kontroversi besar seputar penghargaan tersebut dan tetap menjadi perdebatan hingga kini.
Sinopsis Novel Haji Murad
Manusia telah menaklukkan banyak hal, tetapi yang satu ini tetap tidak mau tunduk. Haji Murad, seorang pejuang Muslim karismatik dari Pegunungan Kaukasus yang disegani oleh Kekaisaran Rusia, terjebak di antara dua penguasa yang sedang berperang: Kaisar Nicholas I dan Imam Syamil. Dia kemudian bergabung dengan Rusia, berharap bisa menghancurkan Syamil yang memburu Haji Murad dan menyandera keluarganya.
Di tengah negosiasi sulit untuk membebaskan keluarganya, Haji Murad mengambil jalan berbeda. Dia harus menyelesaikan perjuangannya meski harus mempertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya. Leo Tolstoy, raksasa sastra Rusia, menulis kisah epik ini di akhir hidupnya.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Haji Murad
Kelebihan Novel Haji Murad
Buku Haji Murad karya Leo Tolstoy memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi buku yang layak dibaca serta memberikan pengalaman membaca yang seru. Novel ini memberikan pengalaman membaca yang menegangkan sekaligus menjadi media pembelajaran sejarah. Dengan mengadaptasi konflik nyata yang terjadi di negara-negara pecahan Uni Soviet di kawasan Kaukasus, novel ini juga menampilkan karakter-karakter nyata seperti Haji Murat, Shamil, dan Tsar Nikolai, yang benar-benar hidup dan menjadi ikon perjuangan di sana.
Tolstoy dengan mahir mampu meramu fakta sejarah dan imajinasinya ke dalam bahasa sastra yang jelas tanpa merusak esensi dari cerita aslinya. Ia juga berhasil mengeksplorasi sisi humanisme dan sosialisme seorang pahlawan besar ketika sedang dihadapkan pada pilihan antara keluarganya atau negaranya, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan dan sudut pandang baru tentang humanisme dan sosialisme.
Keahlian Tolstoy menyajikan kisah sejarah tanpa menghakimi peristiwa, meskipun ia berasal dari pihak yang berseberangan dengan Haji Murad, serta kemampuannya mengorek alam pemikiran tokoh-tokohnya, berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam menggambarkan pergolakan batin manusia di tengah kekacauan dan perang. Pengisahan Tolstoy yang baik dalam cerita Haji Murad mengingatkan kita pada novel-novel awalnya seperti War and Peace dan Anna Karenina, sehingga tak heran jika kritikus sastra Harold Bloom menyebut buku Haji Murad sebagai salah satu cerita terbaik di dunia.
Kekurangan Novel Haji Murad
Novel Haji Murad karya Leo Tolstoy memang memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kelemahan utama dari novel ini adalah banyaknya tokoh dengan nama khas Rusia yang membuat pembaca merasa bingung dan sulit mengingatnya. Kompleksitas dan kemiripan nama-nama tersebut bisa membuat alur cerita menjadi sulit diikuti, yang pada akhirnya dapat mengurangi kenyamanan dan kenikmatan dalam membaca. Hal ini terutama berlaku bagi pembaca yang tidak terbiasa dengan nama-nama Rusia, sehingga mereka mungkin memerlukan lebih banyak usaha untuk memahami dan mengingat setiap karakter.
Selain itu, terdapat cukup banyak kesalahan ketik dalam teks, terutama pada kata “dan” yang seharusnya “dari”. Jumlah kesalahan penulisan ini cukup banyak, dan hal ini dapat mengganggu alur membaca serta konsentrasi pembaca. Kesalahan-kesalahan ini bisa menghambat pemahaman cerita dan membuat pembaca harus berulang kali berhenti untuk memastikan makna yang benar dari kalimat yang dibaca. Meskipun kesalahan-kesalahan ini mungkin tampak kecil, akumulasi dari banyak kesalahan tersebut dapat mempengaruhi pengalaman membaca secara keseluruhan.
Pesan Moral Novel Haji Murad
Pesan moral yang disampaikan melalui Haji Murad karya Leo Tolstoy adalah pentingnya berpikir kritis dan bersikap realistis dalam menghadapi pujian dan penilaian dari orang-orang di sekitar kita. Pujian yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan dapat membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk melihat pertentangan-pertentangan dan menyelaraskan tindakan serta kata-katanya dengan kenyataan, logika, atau bahkan akal sehat karena termakan euforia dari pujian orang lain. Ketika seseorang mulai percaya bahwa semua perintahnya, meskipun perintah itu tidak berarti, tidak adil, dan tidak sejalan dengan orang lain, tetapi menjadi berarti dan harus dijalani hanya karena dia yang memberikan perintah tersebut, hal ini menunjukkan betapa bahayanya ketidakmampuan untuk introspeksi diri, oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mengintrospeksi diri.
Selain itu, cerita Haji Murad juga mengajarkan kita tentang pentingnya keyakinan dan optimisme. Haji Murad selalu percaya pada peruntungan baiknya sendiri dan yakin akan keberhasilannya dalam setiap tindakan yang dia ambil. Keyakinan dan optimisme ini mengajarkan kita untuk percaya pada kemampuan diri sendiri dan tetap teguh dalam menghadapi rintangan apapun yang akan kita hadapi.
Meskipun novel Haji Murad ini bercerita tentang perang, novel ini juga menyampaikan bahwa dalam perang tidak ada kemenangan sejati atau pahlawan yang sebenarnya. Perang hanya membawa kehancuran dan penderitaan, sehingga tidak ada pihak yang benar-benar menang atau bisa dianggap sebagai pahlawan. Pesan ini mengingatkan kita akan absurditas dan kebrutalan perang yang terjadi dimana mana, perang hanya memberikan penderitaan bagi semua orang, oleh karena itu penting sekali untuk mencari perdamaian dan solusi yang lebih manusiawi dalam menyelesaikan konflik.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Haji Murad karya Leo Tolstoy, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku rekomendasi lainnya di bawah ini, lho. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Kisah Epik Sukarno
Ir. Soekarno merupakan proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia yang lebih akrab dipanggil Bung Karno. Selain itu, melalui perjuangan yang sangat keras dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia dan sekaligus dikenal sebagai pencetus Pancasila.
Dalam Pidato Bung Karno pada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai pidato “Lahirnya Pancasila”, Bung Karno mencetuskan lima prinsip dasar, yakni Pancasila sebagai common platform dalam mengelola kemajemukan Indonesia. Indonesia yang terdiri dari beragam etnis, suku, agama, bahasa dan budaya secara politik-ideologi membutuhkan payung pemersatu.
Kalau kita pernah membaca Sukarno, pastilah banyak hal-hal yang masih garib tentang kehidupan sang presiden pertama Negara Indonesia ini, bukan?
Jubah Kristus (The Robe)
Marcellus, seorang Panglima Legiun Romawi, yang ditugasi menyalibkan Yesus, memenangkan jubah Yesus setelah membuang undi dengan rekan-rekannya. Setelah mendengar latar belakang kisah Yesus, minatnya terbangkit, dan dia pun pergi untuk mencari tahu lebih banyak tentang jubah itu serta si orang Nazaret pemiliknya. Pencarian Marcellus membawanya ke jantung Kristianitas yang mulai berkembang di zaman Romawi kuno, di tengah penganiayaan oleh Kaisar Caligula yang kejam dan takut kekuasaannya digulingkan.
Ibnu Rusyd : Catatan Perjalanan Filsuf Agung di Era Andalusia
Ibnu Rusyd di dunia Barat dikenal sebagai Averroes. Ia telah memukau dunia dengan kehebatannya dalam menyintesiskan filsafat Aristoteles dengan ajaran Islam dan membawa sinergi unik dalam dunia pemikiran. Kecerdasannya tidak hanya tercermin dalam interpretasinya terhadap Sang filsuf Yunani, tetapi ia juga berkontribusi sebagai seorang dokter dan pengajar terkemuka. Hal itu pun membuatnya ditempatkan sebagai tokoh polimatik-islam yang ulung pada zaman keemasan Islam di Andalusia.
Buku ini bertujuan mengenalkan secara mendalam sang pemikir filsafat yang bernama lengkap Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd serta prestasi-prestasi gemilangnya.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Hadji_Murad_(novel)
- https://www.goodreads.com/book/show/135060.Hadji_Mur_d
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api