His Dark Materials #2: The Subtle Knife – Bagaimana kesan setelah selesai membaca novel pertama dari trilogi His Dark Materials: The Golden Compass? Pasti kamu menemukan banyak teka-teki dan pertanyaan yang belum terjawab, ya. Itu tandanya kamu harus membaca novel seri kedua dan ketiganya.
The Subtle Knife adalah buku kedua dari trilogi His Dark Materials karya Philip Pullman. Novel ini adalah sebuah novel dengan kisah fantasi yang menegangkan yang didasari dengan sudut pandang dari anak-anak.
Seri novel His Dark Materials dianggap sebagai novel yang relevan dengan kondisi dunia saat ini yang terancam fundamentalisme, dan ada anak-anak yang berusaha untuk menyelamatkan dunia.
Melalui seri kedua ini, pembaca akan mendapatkan jawaban-jawaban dari seri sebelumnya, juga akan diperkenalkan dengan kehadiran tokoh baru yang memiliki peran penting dalam perjalanan Lyra Belacqua.
Sejak pertama kali diterbitkan, novel ini sudah menyuguhkan kisah fantasi yang menarik dengan dunia orang dewasa yang sangat kompleks namun tetap dengan karakter anak-anak yang ingin tahu segala hal.
Agar kamu tidak ketinggalan dengan petualangan Lyra dalam seri His Dark Materials, kamu wajib banget untuk membaca seri novel kedua dan ketiganya. Nah, biar kamu enggak terlalu pusing untuk memahami alur ceritanya, yuk langsung saja simak sinopsis dan review singkatnya berikut ini.
Table of Contents
Sinopsis His Dark Materials #2: The Subtle Knife
The Subtle Knife adalah novel kedua dari trilogi His Dark Materials karya Philip Pullman, dalam novel keduanya ini, masih menceritakan tentang Lyra Belacqua dan petualangannya yang menarik di dunia paralel. Yang membedakannya pada seri kedua ini munculnya tokoh baru bernama Will Parry.
Masih dengan perjalanan Lyra mencari tahu tentang Debu di seri pertamanya, Lyra kemudian memasuki sebuah dunia baru yang membuatnya bertanya-tanya, kota yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan dihiasi oleh kesunyian luar biasa. Tidak ada kicauan burung, tidak ada serangga, tidak ada apa-apa di sana. Di dunia itu kemudian Lyra bertemu dengan seorang anak laki-laki.
Will adalah bocah dari dunia kita yang berusia dua belas tahun, setelah membunuh seorang pria demi melindungi ibunya, yang memiliki penyakit Skizofrenia, Will menemukan sebuah pintu yang menghubungkannya dengan dunia Cittagazze. Will kemudian memasuki pintu itu dan bertemu dengan gadis kecil liar, yakni Lyra Belacqua.
Cittagazze adalah dunia persimpangan yang dihiasi dengan makhluk buas dan mengerikan. Mereka berdua pada akhirnya menjadi teman. Lyra harus menentukan pilihan untuk menemukan Debu atau membantu Will menemukan ayahnya yang hilang.
Dunia Citagazze yang mereka berdua sedang kunjungi adalah dunia yang ajaib sekaligus meresahkan. Di dunia Citagazze tersebut banyak anak-anak hidup dalam keadaan liar dan orang dewasa tidak ada. Will dan Lyra sama-sama memiliki sebuah misi yang akan mereka jalankan bersama dengan risiko apapun.
Will dan Lyra bersama-sama menjelajahi dunia paralel itu, di sana mereka menemukan sebuah alat yang kuat dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan pisau gaib (The Subtle Knife) yang memungkinkan mereka untuk dengan bebas dan mudah melakukan perjalanan antar dunia.
Ketika mereka pergi ke Torre Degli Angeli untuk mengambil pisau gaib itu, tanpa sengaja Will menjadi seorang pembawa pisau. Mereka berdua harus berhadapan dengan kekuatan dan bahaya yang mengancam untuk menghancurkan dunia-dunia yang mereka temui.
Ada Spectre yang mengisap dan melahap jiwa serta mematikan di mana-mana. Pisau gaib itulah yang diduga mendatangkan para spectre, hantu jahat pelahap jiwa orang dewasa sekaligus sebagai senjata yang bisa menghancurkannya juga.
Tidak ada yang tahu bagaimana wujud spectre, karena hanya anak-anak yang bisa melihat wujud mereka. Sementara terdengar samar-samar kepak para malaikat yang jauh di atas sana.
Lyra dan Will bertemu dengan para penyihir dari dunia Lyra, yang dipimpin oleh Serafina Pekkala dan Ratu Latvia, Ruta Skadi. Dalam perjalanan mereka juga Will bertemu dengan ayahnya, John Parry, yang ternyata terjebak di dunia Lyra dan tidak bisa kembali.
Sementara itu, mereka juga terlibat dalam konflik yang lebih besar antara kekuatan-kekuatan dunia paralel. Mereka mengetahui tentang keberadaan Magisterium, organisasi yang kuat dan jahat yang berusaha mengendalikan penyebaran Debu, partikel misterius yang terkait dengan perjalanan antar dunia dalam alam semesta.
Lyra dan Will bertemu dengan seorang ahli bedah bernama Mary Malone, yang telah menemukan jembatan ke dunia lain melalui penelitian tentang partikel Debu. Bersama-sama, mereka menggali lebih dalam tentang sifat Debu dan menyadari bahwa penyebarannya terancam oleh kekuatan yang jahat.
Dalam perjalanan mereka, Lyra dan Will harus menghadapi berbagai ancaman dan rintangan, termasuk Specters, entitas mengerikan yang menghisap jiwa orang dewasa. Mereka juga menjelajahi dunia-dunia lain yang menarik dan bertemu dengan karakter-karakter baru yang menarik.
Bagaimana kelanjutan petualangan Lyra dan Will? Akankan Will bisa kembali ke dunianya? Lantas bagaimana dengan pencarian tentang Debu dan konspirasi dari Lord Asriel ayah Lyra? Temukan jawabannya hanya dalam novel His Dark Materials #2: The Subtle Knife.
Review Novel His Dark Materials #2: The Subtle Knife
Kelebihan Novel His Dark Materials #2: The Subtle Knife
The Subtle Knife (Pisau Ajaib) menjadi seri kedua dari trilogi novel His Dark Materials. Seri kedua ini petualangan Lyra Belacqua mendapatkan seorang teman untuk menemani perjalanannya mencari misteri teka-teki tentang penyebaran Debu. Tokoh itu adalah Will Parry yang tidak terduga ditakdirkan sebagai pemegang pisau.
Dalam seri kedua ini, kita akan mengikuti petualangan Lyra dan Will yaada akhirnya, Will memiliki peranan penting di dalam perjalanan novel ini. Meskipun Lyra dan Will memiliki misi yang berbeda, tapi ternyata misi mereka saling terhubung dan memiliki keterkaitan yang erat.
Will harus menerima takdirnya sebagai pemegang pisau –sebuah pisau yang bisa membuka jendela ke berbagai dunia dan pisau itulah juga yang dipercaya bisa membunuh para spectre, hantu jahat yang melahap orang-orang dewasa.
Pengembangan karakter Lyra dari seri pertama dan kedua ini mengalami kemajuan yang lebih matang. Lyra menjadi sosok yang semakin bertanggung jawab dan lebih bisa menahan emosinya. Lyra dan Will kemudian harus menghadapi tantangan dan ancaman yang lebih berbahaya.
Kekurangan Novel His Dark Materials #2: The Subtle Knife
Sebagai seri kedua dari trilogi His Dark Materials, tentu pembaca akan diajak untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan dan teka-teki yang belum terjawab di novel sebelumnya. Karena hal itu, sang penulis, Philip Pullman, menghadirkan banyak tokoh baru dan alur cerita yang cukup rumit, sehingga beberapa pembaca merasa harus mengulang bab untuk lebih memahami detail yang disajikan oleh penulis.
Penutup
His Dark Materials yang disajikan dalam The Subtle Knife menyajikan latar yang lebih suram daripada novel yang pertamanya sehingga kisah petualangan Lyra Belacqua yang bertemu dengan Will Parry semakin menegangkan dan semakin kompleks.
Alur cerita yang disajikan meskipun terkesan rumit dan berpindah-pindah latar berhasil memberikan efek tegang, pembaca secara perlahan-lahan akan menemukan tujuan novel His Dark Material ini setelah sebelumnya banyak hal-hal misterius yang tidak terjawab.
Salah satu hal yang menonjol dalam novel ini adalah pengenalan karakter baru, Will Parry. Penulis berhasil menggambarkan perasaan dan motivasi Will dengan baik. Will juga membawa elemen baru dalam cerita dengan memegang pisau gaib, alat yang dipercaya untuk dapat menjelajahi dimensi baru dalam dunia semesta paralel.
Interaksi antara Will dan Lyra pun sangat menarik. Keduanya benar-benar saling melengkapi dan membantu sama lain dengan misi yang ternyata saling berkaitan dengan erat. “The Subtle Knife” adalah sebuah novel yang kuat dan penting dalam trilogi His Dark Materials. Pengembangan karakter yang kuat, konflik yang mendalam, dan eksplorasi tentang semesta paralel yang membuatnya layak dibaca.
Novel ini menawarkan pengalaman membaca yang menegangkan, dan meningkatkan motivasi pembaca untuk melanjutkan petualangan Lyra dan Will di novel selanjutnya. Novel ini akan membuat pembaca gelisah karena tujuan utamanya belum benar-benar terjawab dan akan terjawab di seri ketiganya yang berjudul “The Amber Spyglass”.
Jika kamu tertarik dengan petualangan Lyra dan Will dalam pertempuran kekuatan baik dan jahat di dunia paralel, kamu wajib membaca semua trilogi karya Pullman. Jangan lupa untuk membacanya secara berurutan, ya!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Dapatkan urutan buku His Dark Materials lainnya di gramedia.com atau kamu bisa lihat rekomendasi buku di bawah ini.
Penulis: Melani Wulandari
Rujukan:
- https://www.goodreads.com/id/book/show/41637836-the-subtle-knife
- https://id.wikipedia.org/wiki/His_Dark_Materials
Rekomendasi Buku His Dark Materials
His Dark Materials #1: The Golden Compass
Seri pertama yang akan mengenalkan kamu pada petualangan Lyra Belacqua karya Philip Pullman yang mencari teman-temannya yang hilang, dan ayahnya yang di penjara, Lord Asriel –seseorang yang melakukan eksperimen terhadap sesuatu yang misterius bernama Dust (debu). Dalam petualangannya, Lyra ditemani oleh daemonnya, yaitu manifestasi fisik jiwa mereka.
His Dark Materials #3: The Amber Spyglass
Setelah menyelesaikan The Golden Compass dan The Subtle Knife, kamu disarankan untuk membaca trilogi ketiga dari seri His Dark Materials yang menjadi kisah akhir dari petualangan Lyra yang berjudul The Amber Spyglass. Novel ketiganya ini akan mengajak pembaca untuk masuk ke dalam konflik yang lebih dalam dengan pertempuran yang lebih seru, Will dan Lyra harus terpisah dan saling mencari.
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku Arkananta
- Review Buku Balada Si Roy
- Review Buku Catatan Kronik
- Review Buku Corat-Coret di Toilet
- Review Buku Crash
- Review Buku Dune: Bagian 1
- Review Buku Hello, Korean! Review Novel Hidup (To Live)
- Review Buku How to Die: Sebuah Buku Panduan Kuno untuk Mati
- Review Buku Kartun Biologi
- Review Buku Kisah Seorang Pedagang Darah
- Review Buku Kontrakan Nyai Suman
- Review Buku Kumpulan Puisi: Adam, Hawa, dan Durian
- Review Buku My Long Black: Unsent Letters
- Review Buku Love Across Time
- Review Buku Selama Ini Aku Salah? 100 Kesalahan Umum Bahasa Inggris
- Review Buku Set Boundaries
- Review Buku Teka-Teki Rumah Aneh
- Review Buku The 21 Irrefutable Laws Of Leadership
- Review Buku The Fabric of Reality
- Review Buku The Visual MBA
- Review Buku Tinta Emas di Kanvas Dunia
- Review Buku Tirai (Curtain)
- Review Buku To Heal Is To Be Happy
- Review Komik Dragon Ball Super
- Review Komik In His Chart
- Review Komik Juliet of The Boarding School
- Review Novel Air Mata Saudaraku
- Review Novel Anna Karya Sabrina Febrianti
- Review Novel Arga Bad Senior
- Review Novel At Night, I Become a Monster
- Review Novel Berkeliling Dunia di Bawah Laut
- Review Novel Boyband: Your Dreams Is Yours
- Review Novel Bukan Aku yang Dia Inginkan
- Review Novel Dara & Dira
- Review Novel Dago Setelah Hujan
- Review Novel Dracula Karya Bram Stoker
- Review Novel Entrok
- Review Novel Fallen Gladly
- Review Novel Gamaliel
- Review Novel Get On The Gouws
- Review Novel Hanya Tiga Kata
- Review Novel His Dark Materials #2
- Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah
- Review Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin
- Review Novel Kenanga
- Review Novel Lara Ati
- Review Novel Lovechitec
- Review Novel Nikola, Maldini
- Review Novel Nunafan.com Her Private Life Vol 1
- Review Novel Nunafan.com: Her Private Life Volume 2
- Review Novel Re: dan peRempuan
- Review Novel Rendezvous, #The 1955
- Review Novel Serdadu Pantai
- Review Novel S1ngle
- Review Novel School Nurse Ahn Eunyoung
- Review Novel Shatter Me
- Review Novel Syaqil
- Review Novel Tanah Para Bandit
- Review Novel The Hollow
- Review Novel The Silence of The Girls
- Review Novel Tiga Belas Kasus
- Review Novel Tugas-Tugas Hercules
- Review Novel Violets Karya Kyung Sook Shin
- Review Novel Where The Crawdads Sing
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap