in

Review Novel Holy Mother: Sisi Gelap dari Seorang Ibu

Review Holy Mother – Holy Mother adalah salah satu karya dari penulis wanita terkenal di Jepang, yaitu Akiyoshi Rikako. Novel ini terbit pada Oktober tahun 2016 lalu. Berbeda dari judulnya yang terdengar ringan, novel ini justru mengusung tema Mystery Thriller.

Setelah diterbitkan dan tersebar ke penjuru dunia dengan berbagai terjemahan bahasa, novel ini langsung membooming di kalangan penggemar novel misteri. Berawal dari ketertarikan akibat kesuksesan novel Akiyoshi Rikako sebelumnya, Girl in The Dark. Para penggemar novel misteri langsung penasaran dengan terbitan terbaru milik Rikako.

Sangat menarik bukan, teman Grameds. Kesuksesan dari novel pertama hingga membawa kesuksesan pada novel novel lain yang baru diterbitkan dan membuat Rikako menjadi penulis kisah misteri yang paling banyak diminati. Sekarang, mari kita kupas sinopsis, alur cerita, hingga review dari novel Holy Mother karya Akiyoshi Rikako.

Mengenal Akiyoshi Rikako, Penulis Misteri Terkenal Asal Jepang

Holiday Sale

goodreads

Pertama-tama, mari kita mengenal terlebih dahulu penulis yang sukses membuat karya misteri yang diakui sangat bagus oleh banyak orang. Para penggemar novel dengan tema misteri dan thriller pasti tidak akan asing dengan Akiyoshi Rikako.

Penulis dari Jepang ini sudah membuat banyak karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Penulis yang  bergelar master bidang layar lebar dan televisi ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun 2009 setelah memenangkan penghargaan sastra Yahoo! JAPAN ketiga pada cerpennya, Yuki No Hana.

Hebatnya lagi, novel karyanya, Ankoku Joshi bahkan telah diadaptasi ke film layar lebar. Hingga sekarang Rikoku telah membuat beberapa novelnya diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, seperti yang terkenal Absolute Justice, Girl in The Dark, dan Holy Mother. Lalu ada juga Memory of Glass, Schedules Suicide Day. The Dead Returns, Silence, Giselle, dan Burning Heat.

Rikako tidak pernah membuat cerita dengan alur yang bertele-tele dan membuat orang kebosanan. Dari semua karya yang dia buat, ia pasti berhasil membuat plot yang tidak akan bisa ditebak oleh pembaca.

Sebagai seorang penulis, Rikako biasanya akan melakukan riset mendalam untuk mendukung ceritanya. Jadi, seluruh isi karyanya akan terlihat mendetail dan tentunya logis. Penulis ini bahkan bisa membuat jadwal konsultasi dengan seorang ahli medis dan hukum untuk menggali informasi.

Sinopsis Novel Holy Mother

 

Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh. Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.

Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?

Alur Cerita Novel Holy Mother

Cerita dari novel Holy Mother karya Akiyoshi Rikako ini bermula dari seorang wanita bernama Honami yang mempunyai anak, Kaoru. Diceritakan bagaimana sulitnya Honami untuk mempunyai anak sebelum ia mengandung dan melahirkan Kaoru. Honami divonis mempunyai sindrom ovarium polikistik, sebuah kelainan yang menyebabkan penderita mempunyai kelebihan hormon androgen, sehingga ovulasinya tidak teratur.

Karena kelainan yang ia derita, Honami jadi sulit untuk bisa hamil. Honami akhirnya memutuskan menjalani perawatan dan berhasil hamil hingga melahirkan Kaoru setelah kegagalannya berkali kali mencoba membuat bayi tabung.

Honami dan Kaoru, tinggal di tempat yang tenang, Aiide. Seharusnya daerah tempat tinggal mereka adalah tempat aman dengan tingkat kriminalitas yang rendah. Namun, sangat di sayangkan berita ditemukannya mayat anak laki-laki di daerah rumah mereka justru membuat Honami merasa tidak aman.

Akibat dari perjuangannya yang tidak mudah untuk mempunyai gadis cantik bernama Kaoru. Honami jadi rela melakukan apapun untuk Kaoru. Ia membuat sebuah cinta yang salah kepada anaknya. Setelah berita kejadian pembunuhan pun Honami jadi semakin over protective kepada Kaoru.

Di sisi lain, ada Makoto, pelajar SMA yang juga tinggal di daerah yang sama dengan Honami dan Kaoru. Selain menjadi pelajar, Makoto juga mengambil pekerjaan paruh waktu di supermarket dan menjadi guru berlatih kendo untuk anak kecil. Jadi, setiap pergi kemana pun, Makoto pasti akan membawa tas peralatan kendonya.

Saat itu, polisi sedang menyelidiki kasus kematian dari anak laki-laki yang diberitakan telah dibunuh. Mereka mengirimkan beberapa detektif sebagai usaha penyelidikan kasus ini. Sayangnya, untuk menemukan pelakunya cukup sulit dan akhirnya justru ditemukan korban lain, mayat dengan kondisi jari yang telah terpotong dan menghilang.

Semakin banyaknya korban yang ditemukan, Honami semakin tidak bisa mempercayai polisi. Ia pun memutuskan untuk melakukan jalannya sendiri untuk melindungi putri kesayangannya.

Itu adalah sedikit dari alur cerita Holy Mother, sebetulnya sejak pertama kali membaca Holy Mother, si penulis telah mengungkapkan siapa pembunuh di cerita ini. Maka dari itu, alur cerita dari novel ini tidak akan membuat pembaca penasaran siapa sebenarnya pelaku dari pembunuhan tersebut.

Alur yang dituangkan oleh Rikako adalah alur maju dan mundur. Saat Honami mengingat masa lalunya sebagai alur mundur dan apa yang terjadi saat ini sebagai alur maju.

Review dari Novel Holy Mother

 

Pros & Cons

Pros
  • Novel yang untuk penggemar cerita misteri yang suka diajak berpikir sepanjang jalan cerita.
  • Tidak hanya bercerita tentang misteri tapi juga menceritakan sisi gelap dari manusia.
  • Plotnya tidak bisa ditebak 
Cons
  • Adegan pembunuhan digambarkan dengan terlalu detail.

 

Holy Mother, akan menjadi salah satu novel misteri yang membuat para pembacanya merasa bodoh dan frustrasi. Sangat memungkinkan setelah membaca ini kalian akan melamun, berusaha membaca ulang setiap cerita hingga bagian detailnya. Kemudian, melamun lagi menganggap bahwa diri kalian sendiri bodoh.

Kemungkinan kedua, kalian akan merasa kesal setelah membaca Holy Mother. Merasa tertipu hingga rasanya ingin membanting buku tersebut untuk meluapkan emosi. Ya, selayaknya karakter Rikako dalam menulis karyanya. Holy Mother berhasil membuat pembaca tidak dapat menebak plot dari ceritanya

Pada permulaan, para pembaca akan mengenal Honami, seorang ibu dengan anaknya, gadis kecil bernama Kaoru. Saat membaca, kalian akan merasakan ikut menjalani kehidupan dari Honami serta ikut merasakan bagaimana perjuangan dari seorang Honai untuk mempunyai anak di usia 40 tahun.

Saat membaca, pembaca akan dibuat bertanya-tanya mengapa pelaku melakukan pembunuhan seperti itu, motif apa yang dia punya hingga tega melakukan hal sadis kepada banyak sekali korban, bagaimana polisi menangkap pelaku itu. Sebab, kita hanya diberikan gambaran kehidupan masa lalu Honami dan bukan pelakunya.

Pembaca akan terus dibuat berpikir dan menebak-nebak motif dari pelaku. Hingga nanti saat cerita telah berakhir dan motif pelaku terungkap, jika kalian mampu menebak dengan tepat. Selamat! Kamu tidak perlu merasa kesal dan bodoh.

Tidak hanya satu atau dua pembaca, hampir semua pembaca merasa bodoh karena ternyata Sang Penulis telah memberikan banyak sekali petunjuk di dalam cerita. Mulai dari bahasa tubuh hingga dialognya.

Menariknya, dalam cerita Holy Mother, Rikako selaku penulis membuat tiga sudut pandang berbeda di tiap bab. Sudut pandang dari Honami sebagai seorang ibu yang mempunyai anak yang masih sangat kecil, sudut pandang dua anggota polisi yang bertugas menangani sekaligus menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi, Sakaguchi dan Tanazaki. Kemudian Sudut pandang dari Makoto si pengajak kendo yang masih SMA sekaligus sebagai pelaku dari kasus pembunuhan tersebut.

Meskipun menggunakan banyak sudut pandang yang berbeda, tetapi penggunaaan sudut pandang ini justru terasa pas untuk membangun cerita dan alur menjadi lebih hidup. Terlebih sudut pandang ini malah membuat rasa penasaran dari pembaca terpancing.

Pembaca akan diajak untuk ikut terbawa dengan perasaan dan pikiran setiap tokoh. Kalian akan merasa seolah ikut mengalami dan menyaksikan peristiwa dan konflik yang terjadi dalam Holy Mother.

Beberapa alur mungkin akan terasa sedikit membosankan, namun tidak akan lama hingga pembaca menyadari setiap bagian dari cerita dan alurnya memiliki peran yang sangat penting untuk menguak segala misteri yang membuat pembaca penasaran.

Selain itu, karakter pelaku kejahatan yang telah diungkapkan pada awal cerita akan membuat plot menjadi faktor yang sangat penting di dalam buku Holy Mother. Informasi yang sudah diberikan di awal itu menyebabkan plot rawan dengan celah hingga bisa berakibat terasa datar. Tapi, Holy Mother sukses membawakan konsep ini tanpa celah dan tanpa plot yang terasa datar.

Karena pembaca sudah diberikan banyak informasi yang terasa seharusnya tidak mereka ketahui terlalu awal, pembaca akan merasa sok tahu. Rikako sebagai penulis memanfaatkan celah tersebut untuk membuat pembaca menjadi lengah dan menciptakan plot yang tidak bisa ditebak dengan sangat epik.

Karakter dalam Holy Mother juga berperan dengan penting dalam memperkuat setiap plot yang berjalan. Rikako sukses membuat setiap perpindahan sudut pandang dari bab ke bab terasa halus. Hal ini didukung dengan karakter dan sifat yang kuat pada tokoh yang Rikako bangun.

Namun, jangan khawatir. Rikako tetap mempertahankan karakter dari Makoto sebagai karakter yang terlihat abu-abu untuk mempertahankan rasa ingin tahu pembaca. Sehingga karakter misterius milik Makoto menjadi kunci pembangunan alur dan plot dari Holy Mother. 

Pada kesimpulannya, tema yang diambil dari novel ini adalah iya-misu. Sebuah genre literasi dari Jepang yang berarti thriller psikologis yang dapat menunjukkan sebagian besar dari sisi gelap manusia.

Sayangnya, novel misteri ini merupakan novel dengan genre dewasa, karena adegan ketika pelaku membunuh korban dijelaskan dengan sangat detail. Jadi sangat di sarankan untuk tidak membaca Holy Mother sambil makan ya.

Sekian dari ulasan novel Holy Mother, Jika Teman Grameds menyukai cerita misteri dan tertarik untuk membaca Holy Mother. Kalian bisa membeli bukunya di gramedia.com atau bisa membelinya dengan klik gambar buku di bawah ini.

Novel yang Selaras dengan Holy Mother

Girls in the Dark

 

Gadis itu mati.

Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.

Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?

Tidak ada yang tahu.

Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi….

Kau… pernah berpikir ingin membunuh seseorang?

Itu merupakan sinopsis dari novel Girls in The Dark yang lagi-lagi merupakan karya dari Akiyoshi Rikako. Novel ini merupakan salah satu novel yang mempunyai genre, tema yang sama persis dengan Holy Mother. Meskipun menurut beberapa orang, Girls in The Dark terasa lebih ringan dibandingkan Holy Mother.

Novel ini menceritakan tentang pembunuhan Itsumi, Ketua dari Klub Sastra. Diantara enam anggota Klub Sastra justru dicurigai sebagai pelaku pembunuhan Itsumi.

Kemudian untuk mengenang Itsumi, sahabatnya yaitu Sayuri yang menjabat sebagai wakil ketua dari Klub Sastra mengadakan pertemuan rutin dengan para anggota Klub Sastra. Pertemuan yang Sayuri adakan, mereka sebut dengan julukan Yami-Nabe. 

Kegiatan dari pertemuan itu adalah menceritakan sebuah cerita pendek dari setiap anggota yang ada disertai dengan hidangan makanan yang tidak akan diketahui apa jenis makananya karena berada di keadaan yang gelap. Namun, pertemuan itu justru berubah menjadi sesi pembuatan analisis mengenai kematian Atsumi yang sesungguhnya. Bagaimana Atsumi Mati hingga siapa yang membunuhnya.

Setiap halaman demi halaman, pembaca akan dibuat kagum dengan keahlian Rikako dalam membuat plot, adegan, pembangunan karakter di cerita tersebut. Sehingga pembaca akan ketagihan untuk terus membalik halaman hingga cerita berakhir.

Sejak bagian prolog, suasana yang dibangun oleh penulis sudah terasa gelap. Pembaca diajak merasakan suasana mencekam yang ada di dalam cerita.

Meskipun Itsumi diceritakan telah mati dibunuh, Rikako tidak lupa untuk mendeskripsikan bagaimana sosok Itsumi yang sesungguhnya. Karakternya digambarkan dengan Itsumi yang terlihat sempurna dan mendominasi anggotanya.

Berbeda dengan Holy Mother yang membuat hampir semua pembaca tidak dapat menebak plot dan endingnya, beberapa orang pembaca dapat menebak siapa pelaku di cerita Girls in The Dark. Walaupun pelakunya tertebak, plot dan ending yang dituangkan oleh penulis tetap tidak ada yang bisa menebak.

Beberapa orang menilai ending pada novel ini jauh di luar perkiraan pembaca dan sukses menutup cerita dengan baik. Plot yang tidak tertebak cukup mengejutkan namun masih bisa menahan pembaca untuk mencaci maki setelah membaca. Hal ini lah yang membuat novel ini dinilai lebih ringan dibandingkan dengan Holy Mother. 

Sayangnya, pada novel ini setiap permulaan cerita, setiap bab seperti mempunyai kerangkanya masing-masing. Hal ini yang membuat kebanyakan pembaca dapat menebak siapa pelaku dari pembunuh Itsumi. Namun, penulis sukses dalam hal membangun karakter tiap tokoh. Tiap tokoh terlihat memiliki ciri dan sifat masing-masing yang kuat.

Puncak adrenalin dalam novel ini adalah ketika pembaca sampai pada kisah kematian Itsumi. Kamu akan merasa tegang dan hanyut dalam kisahnya, seperti menyaksikan sendiri bagaimana Itsumi mati.

Terjemahan dari novel ini cukup rapi dan tidak terkesan kaku, sehingga kamu bisa membaca cerita dengan lancar tanpa harus mengerutkan kening memikirkan makna sebenarnya dibalik kalimat yang telah diterjemahkan itu.

Pada kebanyakan novel Asia Timur, kalimat yang dituangkan biasanya suka berputar-putar. Namun, tidak dengan novel karya Rikako. Sebab Rikako tidak suka cerita yang terlalu bertele-tele.

Seperti halnya Holy Mother, Girls in The Dark juga mengangkat tema yang mengungkapkan sisi gelap dari manusia. Sisi gelap dari anak-anak SMA di Jepang.

Itulah sedikit ulasan dari novel yang mempunyai tema dan pembawaan yang sama dengan Holy Mother. Novel ini sangat cocok kalian baca setelah membaca Holy Mother, kalian bisa mendapatkan buku ini di gramedia.com atau di sini.

Penulis: Anggita

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy