Review Novel Hyouka 6 – Hyouka 6 yang berjudul Even Though I’m Told I Now Have Wings merupakan novel seri ke-enam yang ditulis oleh Honobu Yonezawa. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tanggal 30 November 2016. Seri novel Hyouka merupakan novel seri Klub Sastra Klasik, yang seri pertamanya diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2001, oleh Kadokawa Shoten. Novel Even Though I’m Told I Now Have Wings merupakan novel terakhir dalam seri ini.
Honobu Yonezawa telah mengonfirmasi melalui Twitter, bahwa akan ada novel ke-tujuh dalam seri novel Hyouoa ini. Setiap novel Hyouka sudah memiliki terjemahan dalam Bahasa Inggris, juga bahasa lainnya. Sebagian besar novel Hyouka juga merujuk pada novel detektif lainnya. Novel Hyouka mengisahkan tentang potongan kehidupan atauĀ slice of lifeĀ dari para tokohnya.
Sejumlah novel Hyouka yang telah berhasil diterbitkan, yaitu Hy?ka: You can’t escape / The niece of time (2001), Fools’ Staff Roll: Why didn’t she ask Eba? (2002), Kudryavka’s Order: Welcome to Kanya Festa! (2005), Dolls in the Distance: Little birds can remember (2007), Estimated Distance Between the Two: It walks by past (2010), Even Though I’m Told I Now Have Wings: Last seen bearing (2016).
Hyouka seri ke-6 yang berjudul Even Though I’m Told I Now Have Wings berisi kumpulan cerita pendek. Terdapat enam judul cerita pendek dalam seri novel Hyouka ini. Cerita pendek ini dikisahkan menggunakan sudut pandang keempat tokoh utamanya, yaitu Hotaro, Chitanda, Satoshi, dan Ibara.
Table of Contents
Profil Honobu Yonezawa
Sumber foto: anilist.co
Honobu Yonezawa merupakan pria asal Jepang, kelahiran tahun 1978. Honobu Yonezawa merupakan seorang penulis Jepang. Ia dinobatkan sebagai penulis terbaik untuk novel seri misteri fiksi remaja yang berjudul Hyouka, yang juga dikenal sebagai seri Klub Sastra Klasik. Honobu Yonezawa diketahui telah menyukai mengarang cerita sejak ia masih kecil dan ia akhirnya mulai menulis fiksi pada usia 14 tahun. Saat dia baru masuk universitas, Honobu Yonezawa mempublikasi cerita karyanya di situs miliknya sendiri. Setelah lulus kuliah, Honobu Yonezawa melanjutkan menulis sambil bekerja di toko buku.
Pada tahun 2001, Honobu Yonezawa mulai mempublikasi karya pertamanya yang berjudul Hyouka atau dalam terjemahan berarti es krim. Novel Hyouka merupakan judul novel pertama dari seri Klub Sastra Klasik. Lima seri novel lanjutannya telah dipublikasi mulai tahun 2002 sampai 2016. Novel Hyouka ini telah diadaptasi menjadi bentuk manga, anime, dan sebuah film.
Kisah Hyouka yang diadaptasi menjadi manga dibuat oleh Taskohna. Ia memulai serialisasi di majalah Monthly Sh?nen Ace pada bulan Januari 2012. Kisah Hyouka yang diadaptasi menjadi anime memiliki total 22 episode. Anime ini diproduksi oleh Kyoto Animation dan disutradarai oleh Yasuhiro Takemoto, dan resmi tayang mulai tanggal 22 April 2012 sampai 16 September 2012. Kisah Hyouka juga diadaptasi menjadi sebuah film yang berjudul Hyouka: Forbidden Secrets, yang resmi dirilis pada tanggal 3 November 2017. Film ini disutradarai oleh Mari Asato, dan dibintangi oleh Kento Yamazaki serta Alice Hirose.
Novel Hyouka memiliki 4 karakter utama, yaitu Hotaro Oreki. Hotaro adalah seorang siswa SMA tahun pertama yang pragmatis, alasannya bergabung dengan klub sastra klasik hanya karena permintaan sang kakak, Tomoe Oreki, agar klub tersebut tidak terancam untuk dibubarkan. Hotaro Oreki menyatakan bahwa dirinya tak suka menghabiskan energi, tetapi jika diberikan sebuah kasus untuk mengungkap misteri, ia akan menyelesaikannya dengan logika deduksi yang brilian. Bagi Hotaro, Eru adalah seseorang yang tak bisa ia abaikan. Hal ini menjadi suatu pertanda yang mengindikasi bahwa Hotaro mungkin memiliki perasaan terhadap Eru.
Tokoh kedua adalah Eru Chitanda, ia juga seorang siswa SMA tahun pertama. Eru Chitanda diketahui memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ia juga merupakan anggota klub sastra klasik. Meskipun Eru pandai secara akademik dan selalu memiliki nilai yang bagus, ia kerap kali bergantung pada kemampuan penalaran Hotaro. Eru merupakan gadis yang penuh semangat, ia juga sangat berpengalaman dalam hal tradisi dan etika di kota tempat dia tinggal, karena ia memiliki garis keturunan berasal dari keluarga petani yang kaya raya.
Jika Eru dihadapkan dengan suatu kasus misteri, ia tak akan bisa berhenti memikirkan kasus itu sampai misteri tersebut terselesaikan. Eru memiliki ketertarikan terhadap Hotaro, ia kerap memujinya karena bakat Hotaro dalam menyelesaikan banyak kasus misteri. Eru tampaknya juga memiliki perasaan terhadap Hotaro.
Tokoh ketiga adalah Satoshi Fukube, ia juga siswa SMA tahun pertama yang merupakan sahabat Hotaro. Satoshi juga tergabung dalam klub sastra klasik. Ia sangat bangga dengan kemampuan mengingatnya yang menakjubkan, sampai ia menyebut dirinya sendiri sebagai database. Walaupun ia selalu mendorong Hotaro untuk lebih aktif dalam kehidupan SMA, diketahui bahwa dirinya ternyata iri terhadap kemampuan penalaran yang Hotaro punya.
Ia memanggil Mayaka Ibara dengan nama depannya, yang sangat menunjukkan kedekatan hubungan mereka. Satoshi mengungkapkan bahwa dirinya mempunyai perasaan terhadap Mayaka, tetapi ia tak ingin memiliki obsesi kepadanya. Ia mulai menjalin hubungan dengan Mayaka pada musim semi tahun kedua mereka di SMA.
Lalu, ada Mayaka Ibara, ia merupakan siswa SMA tahun pertama, juga salah satu anggota klub sastra klasik. Ia beserta anggota laki-laki dari klub itu dulu sekolah di SMP yang sama. Ibara memiliki hubungan yang tak terlalu baik dengan Hotaro, meskipun hubungan mereka kian membaik setelah Ibarat berteman dengan Eru. Ibara memiliki ketertarikan dalam menggambar manga, dan ia juga tergabung sebagai anggota di klub manga di sekolahnya. Mayaka telah memiliki perasaan kepada Satoshi sejal lama. Ia memanggil Satoshi dengan nama Fuku-chan.
Sinopsis Novel Even Though I’m Told I Now Have Wings
Atas permintaan sang kakak, Hotaro Oreki bergabung menjadi anggota klub sastra klasik di SMA Kamiyama. Maksud sang kakak menyuruh Hotaro bergabung dengan klub itu adalah untuk mencegah klub tersebut dibubarkan, karena tidak memiliki anggota. Ia tergabung dalam klub sastra klasik dengan beberapa orang lainnya, yaitu Eru Chitanda, Satoshi Fukube, dan Mayaka Ibara. Mereka berempat mulai memecahkan berbagai kasus misteri, baik itu untuk membantu klub mereka sendiri, juga sesekali karena permintaan Eru.
Kisah ini mengambil latar di kota Kamiyama, sebuah kota fiktif yang berlokasi di Prefektur Gifu. Latar ini didasarkan pada kampung halaman penulis, Takayama, yang juga berada di Prefektur Gifu. SMA Kamiyama yang juga fiktif didasarkan juga pada kehidupan nyata dari SMA Hida. Dalam novel ini terdapat enam cerita pendek yang mungkin akan memberikan gambaran kepada anda bagaimana kehidupan anggota Klub Sastra Klasik yang berkembang di tengah misteri yang hadir dalam keseharian mereka.
Anak-anak yang tergabung di Klub Sastra Klasik telah naik kelas menjadi murid kelas 2 SMA. Selain kasus Ohinata yang tidak jadi bergabung dengan klub kecil tersebut secara tiba-tiba, mereka juga mendapatkan kasus-kasus kecil lainnya. Sejumlah kasus seperti kartu suara yang bertambah secara misterius dalam pemilihan umum ketua OSIS. Selain itu, Chitanda tiba-tiba saja menghilang dan mengabaikan tanggung jawabnya untuk ikut serta dalam lomba paduan suara.
Kelebihan Novel
Konsep novel Even Though I’m Told I Now Have Wings ini tidak berkelanjutan, yang mungkin dalam beberapa kasus dapat mengurangi minat pembaca. Namun, sejumlah pembaca merasakan novel ini tidak demikian. Meskipun kasus dan tema cerita ini tidak berkelanjutan, Honobu Yonezawa mampu menyajikan kasus misteri kecil yang menarik dan terus membuat para pembaca merasa penasaran akan misteri kecil apalagi yang akan hadir berikutnya.
Meskipun novel Even Though I’m Told I Now Have Wings ini memiliki total 436 halaman, novel ini sungguh menarik dan sangat menyenangkan untuk dibaca. Novel ini juga termasuk ke dalam bacaan yang ringan, karena para pembaca kebanyakan menyelesaikannya dalam waktu sekitar 2 sampai 3 hari saja.
Dalam novel seri ke-enam ini, Honobu Yonezawa menyajikan perkembangan karakter bagi para tokohnya. Hal ini sangat memuaskan ekspektasi para pembaca yang sudah mengikuti perjalanan tokoh utama seri novel Hyouka ini sejak awal, di mana mereka mengharapkan beberapa tokoh mengalami perkembangan karakter.
Pada novel Even Though I’m Told I Now Have Wings ini, Honobu Yonezawa menggunakan sudut pandang dari keempat tokoh utamanya. Penggunaan sudut pandang ini membuat para pembaca dapat lebih memahami karakter para tokoh yang berbeda-beda cara berpikirnya.
Kekurangan Novel
Novel Even Though I’m Told I Now Have Wings ini memiliki akhir cerita yang menggantung. Hal ini membuat sejumlah besar pembaca merasa ada sesuatu yang mengganjal, karena masih memiliki banyak pertanyaan. Para pembaca merasa cerita pendek terakhir tidak dijelaskan secara detail, dan terkesan menyuruh pembaca menebak akhir cerita ini sendiri dengan memberikan suatu petunjuk saja.
Pesan Moral
Dalam hidup yang kita jalani di dunia ini, terkadang akan ada hal-hal yang mau tidak mau harus kita terima. Hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, hal-hal yang kita tidak bisa ubah, hal-hal yang memang sudah ditakdirkan untuk terjadi. Dan hal itu adalah hal yang wajar. Maka itu, kita harus menerima segala sesuatunya dengan cara yang baik dan dengan pikiran yang positif.
Apa yang kita lihat, apa yang kelihatan oleh kita, tidak dapat dinilai sebagai sebuah fakta. Seperti jika seseorang nampak bahagia, ia selalu tertawa dan tersenyum. Oleh karena itu, kita menyimpulkan bahwa kehidupan orang tersebut tidak memiliki masalah, karena ia bisa selalu merasa bahagia.
Padahal, kita tidak mengetahui kenyataannya. Mungkin saja orang tersebut memiliki banyak masalah yang berat, tapi ia memilih untuk menunjukkan hal positif saja kepada orang sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kita sesungguhnya tidak bisa menilai dan menghakimi orang lain, apalagi jika hanya berdasarkan penglihatan saja.
Bagi anda yang ingin mengetahui kelanjutan kisah empat anggota Klub Sastra Klasik yang dipenuhi kasus misterius, tunggu apa lagi? Yuk segera dapatkan novel Hyouka 6: Even Though I’m Told I Now Have Wings karya Honobu Yonezawa ini hanya di Gramedia.com.
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Bahasa Inggris
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Hijrah Muslimah
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Novel Ringan Indonesia
- Rekomendasi Buku Yang Bagus Untuk Dibaca
- Rekomendasi Buku Bacaan Terbaru
- Rekomendasi Ensiklopedia Islam
- Rekomendasi Novel Tentang Persahabatan
- Urutan Buku Detective Galileo Series
- Review Novel 7 Tahun Kegelapan
- Review Novel Retak
- Review Novel 70 Mil
- Review Novel The Traveling Cat Chronicles
- Review Novel Bittersweet
- Review Novel Ezaquel
- Review Novel Aileen dan Regan
- Review Novel Althario
- Review Novel Another Seyra!
- Review Novel Phantera Leo
- Review Novel Shadow and Bone
- Review Novel Hyouka 6
- Review Novel Your Name Karya Makoto Shinkai
- Review Novel How Come? Karya Asabell Audida
- Review Novel Jakarta Sebelum Pagi
- Review Novel Reano
- Review Novel Lilin
- Review Novel All That is Lost Between Us
- Review Buku I See You Like a Flower
- Review Novel On Earth We're Briefly Gorgeous
- Review Novel Penance by Minato Kanae
- Review Novel Pembunuhan di Rumah Miring, Murder in The Crooked House
- Review Novel Memory Of Glass
- Review Novel Fantasteen Gone
- Review Novel Areksa
- Review Novel The Midnight Library
- Review Novel Dosenku Suamiku
- Review Novel 12 Cerita Glen Anggara
- Review Komik Hai Miiko