Kenanga adalah sebuah novel yang ditulis oleh Oka Rusmini dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama(GPU). Berlatar belakang di Bali, novel ini membawa pembaca dalam perjalanan menawan ke dalam kehidupan Kenanga, seorang wanita muda yang bergulat dengan kompleksitas tradisi, cinta, dan pembebasan pribadi.
Novel 284 halaman ini ditulis oleh Oka Rusmini dengan begitu puitis dan menggugah, membawa pembaca ke dunia Bali yang semarak. Oka Rusmini dengan indahnya menggambarkan lanskap pulau yang rimbun, warisan budaya yang kaya, praktik spiritual, dan memberikan latar belakang yang jelas di mana cerita Kenanga terungkap.
Table of Contents
Sinopsis Novel Kenanga
“Tiang sangat menghargai cinta, Kenanga. Tiang sangat mengagungkannya sebagai sebentuk kehidupan tersendiri yang bebas dari kejahatan. Cinta yang lahir dari sini dan dari sini,” kata Rahyuda seraya menepuk dada dan kepalanya. (Hal. 24)
Kenanga menceritakan tentang semangat dan kemandirian seorang gadis yang tumbuh di sebuah desa tradisional Bali. Terlepas dari keterbatasan yang dipaksakan oleh norma dan harapan masyarakat, Kenanga bertahun-tahun mencari pengetahuan dan pengalaman di luar apa yang ditawarkan lingkungannya.
Kenanga adalah perempuan muda Bali yang penuh impian, cerdas, ulet, juga berpendirian kuat. Hidup baginya adalah karier. DIa bekerja sebagai Dosen di salah satu universitas di Bali. Sebagai seorang dosen sastra, dia cakap, pandai, dan sering mengundang iri hati sesama rekan kerjanya.
Bahkan seorang Profesor bernama Rahyuda menyukai dan menyayanginya, hingga banyak muncul desas desus di lingkungan kerjanya bahwa ia ada main dengan sang Profesor.
Meski banyak gosip hilir mudik mampir ke telinganya, Kenanga tidak pernah sedikit pun peduli dengan itu. Baginya hanya ada satu nama pria yang bisa menarik perhatiannya, Bhuana.
Sayangnya, pria yang Kenanga pilih ini juga merupakan pria yang Kencana—adik Kenanga—pilih sebagai suaminya.
Di tengah kesedihannya, Kenanga menemukan pelipur lara dalam perjumpaannya dengan tetua desa yang bijaksana dan ahli perihal mistis spiritualitas Bali.
Melalui hubungannya yang mendalam dengan alam dan penjelajahannya terhadap ritual dan kepercayaan Bali, dia mulai menemukan identitas dan tujuannya yang sebenarnya.
Saat cerita terungkap, perjalanan penemuan diri Kenanga terjalin dengan tema warisan budaya, cinta, pengorbanan, dan pengejaran kebahagiaan pribadi.
Oka Rusmini dengan ahli menjalin benang tradisi dan modernitas, menyoroti perjuangan dan kemenangan seorang wanita muda yang bertekad untuk menemukan suaranya dan menempa jalannya sendiri dalam masyarakat yang berakar pada tradisi.
Kenanga mengisahkan tentang kondisi adat Bali. Tentang cinta terlarang dalam adat, terlebih tokoh-tokoh yang berasal dari kasta tertinggi, Brahmana. Oka Rusmini menyingkap Bali bukan dari wajah cantiknya semata, tapi juga dari sisi gelap kultur dan manusia-manusianya. Perempuan Bali tidak sekadar ayu dalam paras, sesekali liar, merdeka, sekaligus sadis.
Kenanga adalah novel menawan yang mengajak kamu untuk merenungkan kompleksitas identitas, kekuatan pilihan pribadi, dan ketahanan jiwa manusia.
Konflik, narasi, dan penggambarannya yang kaya tentang budaya Bali menjadikan novel ini sebagai bacaan yang menarik dan menggugah pikiran untuk menjelajahi persimpangan tradisi dan individualitas.
Penulis Novel Kenanga
Oka Rusmini adalah seorang penulis dan penyair Indonesia yang dikenal karena penceritaannya yang menawan dan eksplorasi tema-tema seperti identitas budaya, masalah gender, dan kompleksitas masyarakat Bali. Lahir di Bali pada 11 Juli 1967, perjalanan kesusastraan Oka Rusmini memberikan dampak yang signifikan bagi lanskap sastra Indonesia.
Tumbuh di desa tradisional Bali, Oka Rusmini mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap kekayaan warisan budaya dan spiritualitas yang mengelilinginya.
Terinspirasi oleh tradisi dan cerita rakyat komunitasnya yang dinamis, dia mulai menulis puisi sejak usia muda, menggunakannya sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran dan emosinya.
Kecintaan Oka Rusmini pada sastra membawanya untuk mengejar gelar Sastra dan Kajian Budaya di Universitas Udayana Bali. Selama studinya, dia aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra dan mulai mendapatkan pengakuan atas bakatnya yang unik.
Pada tahun 1992, Oka Rusmini menerbitkan kumpulan puisi pertamanya berjudul Langit Petang, yang menuai pujian kritis dan mengukuhkannya sebagai tokoh sastra yang menjanjikan. Gaya puitisnya dicirikan oleh pencitraan yang menggugah, mengintrospeksi, dan mengeksplorasi pengalaman perempuan dalam masyarakat Bali.
Melanjutkan perjalanan sastranya, Oka Rusmini berkelana ke ranah prosa dan menerbitkan novel debutnya, Tarian Bumi, pada tahun 1995. Novel ini mendapat sambutan luas karena menggambarkan kehidupan Bali dan perjuangan yang dihadapi oleh masyarakat Bali.
Oka Rusmini menunjukkan kemampuannya merangkai narasi kompleks yang memadukan cerita rakyat, mitologi, isu-isu kontemporer, dan memikat pembaca dengan prosa lirisnya.
Sejak saat itu, Oka Rusmini menerbitkan beberapa karya terkenal lainnya, seperti Agra (2001), Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Pandora (2008), Tempurung (2010), Akar Pule (2012), Saiban (2014), Men Coblong (2019), Koplak (2019), dan Jerum (2020).
Tulisan-tulisannya terus mengeksplorasi tema-tema identitas budaya, peran gender, dan benturan antara tradisi dan modernitas.
Kontribusi Oka Rusmini pada sastra Indonesia tidak luput dari perhatian. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan menerima banyak penghargaan, seperti penghargaan Sastra Badan Bahasa tahun 2003 dan 2012, Anugerah Sastra Tantular, Penghargaan Balai Bahasa Provinsi Bali tahun 2012, Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2014, The S.E.A. Write Award dari Pemerintah Thailand tahun 2012, Ikon Berprestasi Indonesia Kategori Seni dan Budaya tahun 2019, CSR Indonesia Awards kategori Karsa Budaya Prima 2019, dan Bali Jani Nugraha dari Pemerintah Provinsi Bali tahun 2019.
Tulisannya bergema di kalangan pembaca, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di luar tulisannya, Oka Rusmini juga banyak menyuarakan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menggunakan platformnya untuk menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam masyarakat Bali.
Kontribusi kesusastraan Oka Rusmini yang mendalam dan kemampuannya menangkap esensi budaya Bali semakin mengukuhkan posisinya sebagai tokoh yang disegani dalam sastra Indonesia.
Narasi dan prosa puitisnya yang menggugah pikiran terus memikat pembaca, menjadikannya suara yang berpengaruh dalam dunia sastra.
Review Novel Kenanga
Kenanga karya Oka Rusmini adalah novel menawan yang menawarkan eksplorasi budaya, tradisi, dan perjuangan kebebasan pribadi Bali yang kaya dan berwawasan luas. Novel ini dengan terampil menggali kompleksitas ekspektasi masyarakat dan kerinduan akan ekspresi diri.
Melalui karakter Kenanga, pembaca dikenalkan dengan seorang perempuan muda yang menantang norma dan batasan yang dikenakan padanya. Tekadnya yang kuat untuk mengejar impian dan keinginannya sendiri, bahkan saat menghadapi tantangan, berfungsi sebagai contoh yang menginspirasi tentang ketahanan dan keberanian.
Karakter dalam “Kenanga” sangat bernuansa dan berhubungan. Kenanga sendiri adalah mercusuar kekuatan dan ketahanan. Percintaan terlarangnya dengan seorang pria dari kasta yang berbeda menambah lapisan konflik dan pengorbanan yang emosional.
Kedalaman emosional karakter dan hubungan mereka yang rumit menambah lapisan kompleksitas pada narasi, menjadikannya pengalaman membaca yang benar-benar imersif.
Karakter pendukung seperti tetua desa yang bijak dan anggota keluarga Kenanga, menambah kedalaman cerita, mencerminkan berbagai sisi masyarakat Bali dan kompleksitas yang melekat.
Kenanga karya Oka Rusmini membawa pembaca dalam perjalanan yang menawan jauh ke dalam jantung budaya Bali, di mana tradisi dan kebebasan pribadi bertabrakan.
Novel ini menawarkan pemahaman mendalam tentang warisan budaya Bali dan dengan terampil mengeksplorasi kompleksitas harapan masyarakat, cinta, serta pencarian identitas pribadi.
Kemampuan bercerita Oka Rusmini dan penjelajahannya yang berwawasan luas atas tema-tema budaya menjadikan buku ini bacaan yang benar-benar bermanfaat bagi kamu yang tertarik dengan beragam perspektif dan kekuatan pembebasan pribadi.
Uraian Rusmini yang kaya tentang lanskap, ritual, dan adat Bali berfungsi sebagai permadani hidup yang menyelubungi pembaca dalam keindahan dan mistik Bali.
Selain itu, novel ini juga menggali tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam masyarakat Bali, khususnya dalam kaitannya dengan ekspektasi masyarakat dan peran gender tradisional.
Kenanga karya Oka Rusmini adalah novel yang menawan dan menggugah pemikiran yang membenamkan pembaca dalam permadani budaya Bali yang semarak. Ini adalah eksplorasi tradisi, cinta, dan pembebasan pribadi yang kuat, dengan karakter yang bergema lama setelah halaman terakhir dibuka.
Ketika membaca novel ini, tempo novel mungkin akan terasa berfluktuasi, pada bagian tertentu terasa lebih lambat dari yang lain. Namun Kenanga tetap menjadi novel menarik yang menawarkan wawasan berharga tentang budaya Bali dan menantang peran gender tradisional, menjadikannya bacaan berharga bagi mereka yang tertarik dengan beragam perspektif.
Dapatkan novel Kenanga di toko gramedia terdekat atau di gramedia.com. Yuk, ikuti perjalanan mengeksplorasi budaya Bali dan beli bukunya sekarang juga!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Ananda Aprilia
Referensi:
- Rusmini, Oka. 2023. Kenanga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rekomendasi Buku Terkait
Pandora
Pandora merupakan sebuah buku puisi karya Oka Rusmini yang mengedepankan gaya bercerita personifikasi dan bermajas. Membaca buku ini dapat memberikan pengalaman baru yang menyegarkan yang mengajak kita untuk merefleksikan kehidupan kita dan tubuh yang melekat dalam diri.
Segera dapatkan buku Pandora hanya di Gramedia terdekat di kota Anda atau pesan secara online di gramedia.com!
Tempurung
Perempuan-perempuan dalam Tempurung terjebak dalam ikatan suci yang ganjil. Mereka berhadapan dengan kemerdekaan atas tubuhnya, persoalan agama, budaya, dan norma masyarakat.
Perempuan-perempuan yang berhadapan dengan banyak ironi: mereka menginginkan ketenangan, anak, dan suami di tengah kejengahan institusi keluarga; mereka mencari cinta, kasih sayang di antara ambiguitas dan kegamangan hidup; mereka ingin merdeka menentukan hidup dan impian di antara hal-hal yang membuatnya takut akan hidup itu sendiri.
Perempuan-perempuan yang kadang gagap berhadapan dengan tubuhnya sendiri. Perempuan-perempuan yang kadang tak mengenal dirinya sendiri. Perempuan-perempuan yang kemudian bertanya: menjadi perempuan anugerah, ataukah kutukan?
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku Arkananta
- Review Buku Balada Si Roy
- Review Buku Catatan Kronik
- Review Buku Corat-Coret di Toilet
- Review Buku Crash
- Review Buku Dune: Bagian 1
- Review Buku Hello, Korean! Review Novel Hidup (To Live)
- Review Buku How to Die: Sebuah Buku Panduan Kuno untuk Mati
- Review Buku Kartun Biologi
- Review Buku Kisah Seorang Pedagang Darah
- Review Buku Kontrakan Nyai Suman
- Review Buku Kumpulan Puisi: Adam, Hawa, dan Durian
- Review Buku My Long Black: Unsent Letters
- Review Buku Love Across Time
- Review Buku Selama Ini Aku Salah? 100 Kesalahan Umum Bahasa Inggris
- Review Buku Set Boundaries
- Review Buku Teka-Teki Rumah Aneh
- Review Buku The 21 Irrefutable Laws Of Leadership
- Review Buku The Fabric of Reality
- Review Buku The Visual MBA
- Review Buku Tinta Emas di Kanvas Dunia
- Review Buku Tirai (Curtain)
- Review Buku To Heal Is To Be Happy
- Review Komik Dragon Ball Super
- Review Komik In His Chart
- Review Komik Juliet of The Boarding School
- Review Novel Air Mata Saudaraku
- Review Novel Anna Karya Sabrina Febrianti
- Review Novel Arga Bad Senior
- Review Novel At Night, I Become a Monster
- Review Novel Berkeliling Dunia di Bawah Laut
- Review Novel Boyband: Your Dreams Is Yours
- Review Novel Bukan Aku yang Dia Inginkan
- Review Novel Dara & Dira
- Review Novel Dago Setelah Hujan
- Review Novel Dracula Karya Bram Stoker
- Review Novel Entrok
- Review Novel Fallen Gladly
- Review Novel Gamaliel
- Review Novel Get On The Gouws
- Review Novel Hanya Tiga Kata
- Review Novel His Dark Materials #2
- Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah
- Review Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin
- Review Novel Kenanga
- Review Novel Lara Ati
- Review Novel Lovechitec
- Review Novel Nikola, Maldini
- Review Novel Nunafan.com Her Private Life Vol 1
- Review Novel Nunafan.com: Her Private Life Volume 2
- Review Novel Re: dan peRempuan
- Review Novel Rendezvous, #The 1955
- Review Novel Serdadu Pantai
- Review Novel S1ngle
- Review Novel School Nurse Ahn Eunyoung
- Review Novel Shatter Me
- Review Novel Syaqil
- Review Novel Tanah Para Bandit
- Review Novel The Hollow
- Review Novel The Silence of The Girls
- Review Novel Tiga Belas Kasus
- Review Novel Tugas-Tugas Hercules
- Review Novel Violets Karya Kyung Sook Shin
- Review Novel Where The Crawdads Sing
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap