Review Novel Khadijah 1 Karya Isrina Sumia

Rating: 3.87

 

Grameds, lagi-lagi kita akan membahas karya penulis produktif yang dikenal karena karya-karyanya yang selalu menjadi best seller, Isrina Sumia. Novel ini berjudul Khadijah 1, yang memiliki ketebalan 440 halaman dan diterbitkan oleh MS Publishing pada 8 Oktober 2023.

Seyra Citra Anandya rela berkorban tenaga dan waktu demi bekerja dan menjadi tulang punggung bagi Ibu dan adik-adiknya. Pengabdiannya yang panjang sampai membuatnya kelupaan untuk menikah. Ia seringkali dijuluki sebagai perawan tua, sampai akhirnya Seyra pun pasrah dan berpikir bahwa pernikahan adalah hal yang tidak berhak ia dapatkan. Sebagai upayanya yang terakhir, ia memberanikan diri untuk melamar llham Qaidu Muktafi yang merupakan seorang mubaligh.

Namun, sebelum ia mendapatkan jawaban dari Ilham, tiba-tiba saja seorang pria asal Jiran Malaysia datang melamarnya. Lelaki itu bernama Ben Hazaq, yang tidak pernah ia sangka akan menjadikan dirinya seorang wanita yang taat, patuh, dan pasrah.

Meneladani istri Baginda Nabi Khadijah, Seyra menerima jodoh yang datang kepadanya dengan ikhlas tanpa ada penolakan. Ia juga pasrah menjalani pernikahan yang penuh dengan ujian demi syariat. Sampai akhirnya, dirinya diberkahi kekayaan dan keikhlasan untuk melepaskan semua yang ia punya demi pria yang ingin mengajaknya berjalan dalam dakwah.

Novel best seller ini memuat berbagai pengajaran Islam yang pastinya memberikan pesan moral untuk kalian, Grameds. Gramin sudah menuliskan profil penulis, sinopsis, kelebihan dan kekurangan novel ini, serta pesan moral yang tersirat dan tersurat. Sebelum mendapatkan novel ini di Gramedia.com, simak artikel ini sampai selesai ya, Grameds!

Profil Isrina Sumia – Penulis Novel Khadijah 1

Isrina Sumia, lahir di Jakarta pada tahun 1986, menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Jakarta dengan beasiswa Fulbright yang diperoleh dari Departemen Pendidikan. Pengalaman bekerja sebagai penyiar radio, dubber, dan pengusaha turut melengkapi kemampuan menulisnya saat ini.

Sebagai ibu dari dua anak, Isrina kini fokus pada dunia penerbitan dan start-up. Dia mendirikan MS Publishing pada tahun 2018, yang telah berkembang menjadi aplikasi menulis dan membaca bernama MS Stories. Sejak Mei 2023, aplikasi ini sudah dapat diakses dan telah diunduh ribuan kali oleh penulis dan pembaca.

Isrina Sumia juga telah menerbitkan lebih dari lima belas buku dalam kurun waktu singkat, dari tahun 2018 hingga 2023. Buku-bukunya tersedia di toko buku Gramedia maupun melalui distributor daring di seluruh Indonesia. Beberapa judul bukunya antara lain:

1. Menikah Dengan Setan (2018) – akan diadaptasi menjadi film oleh MD PICTURES.
2. Cinta di Langit Aleppo (2018)
3. Comblang Syari (2019)
4. Seratus Koin Emas (2019)
5. Catatan Ashita (2019)
6. Catatan Azzahra (2019)
7. Aku Bukan Madumu (2020)
8. Alif (2020)
9. Dok oh Dokter (2021)
10. Rainbow in the Dark (2021)
11. Khadijah (2021)
12. Cinta Karena Luka (2022)
13. Story of Dareen (2022)
14. Separuh Asa buat Asya (2022)
15. Setelah Putus (2022)
16. Story of Daniyah (2022)
17. I Think Im Ugly (2022)
18. Sorry I’m Gorgeous (2022)
19. Dia yang Haram (2023)
20. Cinta Tsuraya (2023)
21. Cerai: Cinta yang Hilang (2023)

Deretan judul buku di atas mempertegas pesan yang ingin disampaikan oleh Isrina kepada para penggemarnya: “Menulis adalah sebuah upaya kecil untuk menciptakan sejarah.”

Sinopsis Novel Khadijah 1

Namaku Seyra Citra Ayunindya, 37 tahun, belum menikah, dan sering merasa kesepian. Aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana rasa sepi ini terus menghantui, terutama ketika semua teman-temanku lebih memilih berkumpul bersama keluarga mereka. Aku sendirian, di sini, di depan televisi, ditemani pekerjaan yang menumpuk di laptop dan drama Korea yang seakan tiada habisnya. Hatiku terhenyak saat pesan yang kukirim di grup sahabatku hanya dijawab dengan keheningan. Sepi, tak ada balasan. Hingga suatu hari, takdir membawaku pada dua cinta yang membuatku tenggelam dalam lautan rasa syukur dan air mata. Dua cinta yang memperkenalkanku pada seorang pria yang sukses di dunia dan seorang pria yang sukses di akhirat.

Aku bukanlah Khadijah, tapi aku banyak belajar dari perjuangan beliau sebagai istri Nabi Muhammad. Pengorbanan hartanya, kesabarannya, dan sifatnya yang mulia membuatku ingin terus memperbaiki diri agar bisa meneladani beliau. Mungkin itulah sifat yang akhirnya membuat Allah mempertemukanku dengan dua pria yang sangat dicintai-Nya. Kedua pria itulah yang akhirnya akan membimbingku menuju surga dunia dan surga yang sesungguhnya.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Khadijah 1

Kelebihan Novel Khadijah 1

Novel Khadijah 1 ini memiliki tema yang menarik dan relevan dengan kehidupan nyata, mengangkat isu yang banyak dialami oleh banyak orang, khususnya kaum perempuan yang merasa kesepian di usia dewasa. Masalah yang dihadapi tokoh utama sangat relate dengan banyak pembaca, terutama mereka yang sedang mencari makna hidup dan cinta sejati. Cerita ini juga kental dengan pengajaran Islam sehingga memberikan pembelajaran mendalam bagi pembaca Muslim.

Melalui perjalanan tokoh utama, pembaca diajak untuk merenungkan nilai-nilai keimanan dan pentingnya memilih pasangan yang tak hanya sukses di dunia, tetapi juga di akhirat. Gaya penulisan menggunakan bahasa semi formal dengan gaya pembawaan yang santai, membuat cerita yang seharusnya berat tetap mengalir dengan baik dan menyenangkan untuk dibaca.

Pembaca bisa merasakan emosi dan dilema yang dialami tokoh utama tanpa merasa terbebani oleh narasi yang terlalu serius. Karakterisasi tokoh dalam cerita ini sangat baik, di mana perkembangan tokoh utama dari seseorang yang kesepian menjadi lebih dewasa dan bijaksana terlihat sangat jelas. Karakter tersebut juga menjadi teladan bagi pembaca, terutama dalam hal kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan.

Kekurangan Novel Khadijah 1

Salah satu kekurangan dari novel Khadijah 1 adalah segmen pembacanya yang cenderung terbatas, terutama karena topik dan narasi yang kuat dengan nuansa Islami. Meskipun tema percintaan dan stigma sosial yang diangkat dalam novel Khadijah 1 ini sangat relevan dan menyentuh, penyampaiannya yang sarat dengan referensi agama Islam menjadikannya lebih cocok untuk pembaca muslim. Elemen-elemen religius yang mendasari cerita, baik dalam dialog maupun penggambaran nilai-nilai moral, bisa menjadi penghalang bagi pembaca dari latar belakang non-muslim yang mungkin tidak memiliki keterhubungan emosional atau pemahaman mendalam terhadap konteks budaya dan agama yang dihadirkan.

Akibatnya, jangkauan novel Khadijah 1 ini bisa jadi terbatas dan kurang menarik bagi pembaca yang mencari narasi yang lebih universal atau bebas dari unsur agama tertentu. Meskipun tema-tema seperti percintaan dan stigma sosial bersifat universal, cara pengemasannya yang sangat spesifik pada nilai-nilai Islami dapat membuat novel Khadijah 1 ini lebih sulit diterima oleh audiens yang lebih luas. Ini tentu menjadi tantangan bagi penulis dalam menyeimbangkan antara memberikan identitas kuat pada karya dan menjangkau pembaca yang lebih beragam.

Pesan Moral Novel Khadijah 1

Meneladani sosok seperti Khadijah adalah pilihan yang penuh kebijaksanaan, terutama bagi Seyra yang dengan tulus berusaha menjalankan nilai-nilai yang beliau ajarkan. Keinginan Seyra untuk terus memperbaiki diri adalah langkah yang mulia, sebuah pengingat bahwa sebagai manusia, kita selalu memiliki ruang untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam kehidupan, mengabdikan diri kepada pasangan yang mampu membawa kita lebih dekat kepada surga adalah salah satu anugerah, namun penting juga untuk diingat bahwa hubungan yang harmonis adalah tentang saling memberi. Ketika suami dan istri sama-sama berusaha memberikan yang terbaik satu sama lain, kebahagiaan tidak hanya akan diraih di dunia, tetapi juga di akhirat. Pada intinya  novel ini memiliki pesan yang sangat penting yaitu, cinta sejati bukan hanya tentang menemukan kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga tentang menciptakan kebahagiaan bersama, di setiap langkah perjalanan kehidupan.

Bagi Grameds yang ingin membaca buku Khadijah 1 karya Isrina Sumia, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku karya Isrina Sumia yang pastinga seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Dia Yang Haram

Bu, Haram itu bukannya babi ya? tanyaku pada ibu. saat itu usiaku baru enam tahun. pertanyaanku kala itu dan rentetan kejadian setelahnya masih kuingat sampai sekarang. Hmmmm bukannya menjawab ibu hanya berdehem sementara tangannya sibuk mengiris bawang di dapur warteg tempat ibu bekerja.

“Kenapa aku dipanggil anak haram? Apa aku anak babi? tanyaku lagi tak sabar.

Ibu menghentikan gerakan tangannya mengiris bawang, memandangku dengan sorot mata tajam dan rahang yang mengeras, tangannya mengepal.

“Kamu tuh bisa diam enggak sih!” bentak Ibu.

Bentakan Ibu seketika membuat napasku berhenti beberapa detik. Kakiku gemetar. Tatapan ibu membuatku langsung melengos takut.

“Main sana! Nanya yang enggak-enggak!”

Berlari aku keluar, kemudian duduk di pelataran warteg dengan napas terhimpit. Tubuhku menyelorot di balik dinding. Hingga beberapa lama aku hanya bisa duduk diam tanpa tahu harus melakukan apa.

Ibu tak paham, bukannya aku tak ingin bermain. Tapi mereka yang tak mau berteman denganku. Anak-anak di lingkungan tempatku tinggal selalu saja mengejekku dengan sebutan anak haram. Mereka jijik bermain denganku. Tetapi Ibu tak pernah mau tahu dan peduli. Yang kutahu, haram adalah babi dan babi haram untuk dimakan karena wajahnya yang jelek. Jadi di usiaku saat itu, aku mengira, aku adalah anak haram karena wajahku jelek….

Menikah dengan Setan

“Menikah dengan Setan” merupakan novel horor karangan Isrina Sumia. Novel ini menceritakan tentang Halimah, seorang wanita yang mendapat perlakuan tak manusiawi dari warga desa karena fitnah zina yang dilayangkan padanya. Halimah difitnah, rumahnya dibakar, keluarganya disakiti. Tiada satupun orang yang dapat membantunya.

Hingga akhirnya Halimah datang menuju Gedong tua. Keyakinan Halimah bahwa Gedong tua berpenghuni ternyata benar. Seorang lelaki berwajah garang tinggal di sana dan mau membantunya, dengan syarat Halimah menikah dengannya.

Demi keluarganya, Halimah terpaksa menikah dengan laki-laki berwajah menyeramkan, yang belakangan ia tahu namanya Rhandra Abyakta.

Setelah Putus

Baru saja setahun yang lalu kami merayakan kelulusannya dari SMP. Siapa sangka, setelah dia menginjak kelas dua SMA, aku justru berpisah dengan ibunya. Anak itu begitu keras, sama kerasnya denganku. Jika aku tolak keinginannya, dia pasti akan lebih marah denganku.

Pilihan sulit akhirnya harus dipilih Fatimah untuk berpisah karena perselingkuhan Wira dengan Risa rekan kerjanya. Pernikahan yang lebih dari sepuluh tahun itu tidak bisa lagi dipertahankan meski Wira berulang kali memohon maaf. Jalan berliku dan semua kesulitan yang Fatimah hadapi setelah putus, sempat membuat Fatimah patah arang dan menyesali perpisahannya. Begitu banyak yang harus Fatimah lepaskan sampai dirinya benar-benar terlepas dari bayang-bayang Wira. Sayangnya, di awal awal kekuatan barunya, setelah Fatimah berhasil keluar dari perasaannya dengan Wira. Dirinya justru menemukan sejumlah fakta yang mencengangkan. Perempuan yang telah merebut suaminya ternyata adalah adik tirinya yang ingin membalas dendam karena ketidakadilan Ayahnya di masa lalu.

 

Sumber:

• https://mspublishing.co.id/product_author/isrina-sumia/
• https://kbm.id/book/detail/a2df2fae-a31c-4636-a7aa-0cef50b02800#