in

Review Novel King of Scars

Bagi kalian penggemar universe Grisha yang sudah menantikan kisah perjalanan baru yang menegangkan dan memukau, kalian akan suka untuk membaca novel King of Scars ini.

King of Scars merupakan sebuah novel fantasi untuk dewasa muda yang ditulis oleh Leigh Bardugo, novelis ternama internasional, yang populer karena novel trilogi dan duologi dalam universe Grisha. King of Scars diterbitkan pada tahun 2019, dan merupakan novel pertama dalam duologi novel King of Scars yang menjadi kelanjutan dari trilogi novel Six of Crows dalam latar universe Grisha.

Novel King of Scars menjadi salah satu novel karya Leigh Bardugo yang juga sukses, dengan bukti menjadi nominasi sebagai Best Young Adult Fantasy and Science Fiction oleh Goodreads Choice Awards tahun 2019, dan nominasi Best Young Adult Book oleh Locus Award pada tahun 2020.

Novel King of Scars memiliki total 654 halaman, yang diterbitkan pada tanggal 25 Agustus 2021 lalu. Novel King of Scars menggunakan sudut pandang orang ketiga, dengan sudut pandang 3 tokoh, yakni sudut pandang Nikolai Lantsov, Zoya Nazyalensky, dan Nina Zenik.

Novel King of Scars akan menceritakan tentang perjuangan raja muda yang menawan hati yang pada zaman dahulu tidak diperhitungkan, Nikolai Lantsov. Setelah perang saudara Ravka berakhir, Nikolai bertekad untuk membangun kembali Kerajaan Ravka.

Dalam mewujudkan tekadnya tersebut, Nikolai perlu melakukan perjalanan untuk mencari cara menghilangkan sihir hitam dalam dirinya yang diberikan oleh Darkling. Nikolai Lantsov yang terampil melakukan hal-hal mustahil memiliki sihir hitam yang semakin lama semakin kuat menguasai dirinya.

Sihir hitam tersebut menjadi warisan kelam yang dapat menjadi sebuah ancaman baru yang dapat menghancurkan segala hal yang sedang dalam proses membangun kerajaan miliknya, Ravka. Maka itu, Nikolai perlu menemukan tempat sihir paling sakti untuk membasmi sihir hitam warisan kelam yang ada di dalam tubuhnya.

Dalam upaya membangun kembali negara Ravka, menghadapi ancaman dari negara tetangga, Shu Han dan Fjerda, dan menghilangkan sihir hitam dari dalam tubuh Nikolai, ia dibantu oleh Zoya Nazyalensky dan Nina Zenik.

Nikolai rela melakukan apa saja demi dirinya dan demi Kerajaan Ravka. Namun, sayangnya ada beberapa rahasia yang tidak akan terkubur selamanya dan suatu hari akan terungkap. Ada juga beberapa luka yang tidak dapat sembuh meski sudah melakukan berbagai upaya untuk mengobatinya.

Profil Leigh Bardugo – Penulis Novel King of Scars

Holiday Sale

Why You Should Be Reading Leigh Bardugo's Y.A. Novels—Even if You're an Adult | Vanity Fair

Sumber foto: vanityfair.com

Leigh Bardugo merupakan seorang novelis wanita yang berusia 46 tahun, yang lahir pada tanggal 6 April 1975 di Yerusalem. Wanita berdarah campuran Israel dan Amerika ini dikenal karena karya novel dewasa mudanya, novel Grishaverse.

Leigh Bardugo menempuh pendidikan di Yale University dan berhasil lulus pada tahun 1997 dengan mendapatkan gelar sarjana literatur Inggris. Sebelum menjadi seorang penulis, Leigh Bardugo bekerja sebagai copywriter dan jurnalis, juga sebagai seorang make up artist dengan spesialis special effect.

Novel Grishaverse yang membuatnya populer memuat duologi Six of Crows, trilogi Shadow and Bone, dan duologi King of Scars. Novel pertamanya, yakni Shadow and Bone berhasil diterbitkan pada tahun 2012.

Novel Shadow and Bone berhasil meraih kesuksesan dengan menjadi nominasi di Romantic Times Book Award dan the South Carolina Children’s Book Award, disebut sebagai Indie Next List Book, serta mendapat review positif dari The New York Times.

Novel Shadow and Bone juga berhasil menempati posisi ke delapan The New York Times Best Seller List. Selain itu, buku ini juga berhasil diadaptasi menjadi series film yang kini telah tayang di Netflix.

Kedua novel yang melengkapi trilogi novel Shadow and Bone yang berjudul Siege and Storm dan Ruin and Rising berhasil diterbitkan pada tahun 2013 dan 2014. Trilogi novel Shadow and Bone didefinisikan Leigh Bardugo sebagai novel bergenre fantasi yang terinspirasi dari keadaan Rusia pada awal abad ke 19.

Kemudian, duologi Six of Crows, dengan dua novel yang berjudul Six of Crows dan Crooked Kingdom berhasil diterbitkan pada tahun 2015 dan 2016. Kedua novel ini memiliki latar universe yang sama dengan trilogi novel Shadow and Bone.

Duologi novel Six of Crows berhasil meraih kesuksesan juga, dengan dinobatkan sebagai novel internasional terbaik oleh German Fantasy Awards pada tahun 2018, New York Times Notable Book, dan ALA-YALSA Top Ten Pick pada tahun 2016.

Duologi novel King of Scars yang masih tergabung dalam universe Grisha, memiliki dua novel dengan judul King of Scars yang diterbitkan pada tahun 2019, dan Rule of Wolves yang terbit pada tahun 2020.

Terdapat berbagai karya lain dari Leigh Bardugo yang berada di luar universe Grisha, yakni The Language of Thorns, The Lives of Saints, Demon in the Wood, Ninth House, dan Wonder Woman: Wabringer.

Begitu banyak penghargaan yang didapat Leigh Bardugo karena seluruh karyanya yang mengagumkan. Hal ini juga menjadi pembuktian bahwa Leigh Bardugo merupakan seorang novelis yang sangat berbakat dan semua karyanya tidak perlu diragukan lagi.

Sinopsis Novel King of Scars

Raja muda Ravka yang sangat menawan, Nikolai Lantsov berusaha membangun kembali negaranya setelah perang saudara Ravka berakhir. Nikolai juga berupaya untuk menangai ancaman dari negara tetangga, Shu Han dan Fjerda, sambil menghadapi sihir hitam pemberian Darkling yang menguasai diri Nikolai.

Zoya Nazylensky, teman dari Nikolai, merupakan seorang Squaller yang kuat. Zoya juga merupakan jenderal angkatan darat kedua Ravka yang memiliki keinginan besar untuk membantu Nikolai.

Pada perjalanan membangun kembali Ravka, Nikolai dan Zoya bertemu dengan Cult of the Starless Saint. Sekte ini merupakan sekte pemuja Darkling yang sangat setia kepadanya.

Yuri, pemimpin Sekte Starless Saint ikut serta dalam perjalanan Nikolai dan Zoya untuk membantu mereka mencari cara mengendalikan sihir hitam yang ada di dalam tubuh Nikolai. Pada perjalanan pencarian mereka, mereka terjebak dalam sisa Shadow Fold yang menampung beberapa orang suci Ravka.

Beberapa di antaranya, yaitu Sankta Elisaveta, Sankta Juris, dan Sankta Grigori. Sankta Elisaveta membantu Nikolai untuk menyingkirkan sihir hitam dalam tubuh Nikolai dengan mempersiapkan sebuah ritual yang berbahaya. Sementara itu, Sankta Juris membantu Zoya untuk mengasah kekuatan Grisha yang dimilikinya.

Namun, tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi. Sankta Elisaveta pada akhirnya mengkhianati Nikolai dan Zoya dengan dibantu oleh Yuri. Sankta Elisaveta membunuh Sankta Juris dan bergabung bersama Zoya sebagai penguatnya. Pada akhir ritual berbahaya itu, roh Darkling akhirnya memasuki tubuh Yuri.

Sementara itu, Nina Zenik menyamar sebagai seorang wanita bernama Mila Jandersdat ketika ia, Leoni, dan Adrik membantu Grisha melarikan diri dari Fjerda, tempat di mana Grisha diburu dan ditindas. Tak lama setelah Nina menguburkan kekasihnya, Matthias, ia bertemu dengan seorang Grisha yang tinggal secara rahasia di Fjerda, yang bernama Hanne.

Hanne diketahui merupakan anak perempuan dari Jarl Brum dan Ylva, seorang wanita Hedjut. Nina dan sekutunya secara bersama-sama kemudian berhasil menyelamatkan wanita dan anak-anak muda Grisha yang dibius dengan ramuan rempah-rempah dan dipaksa untuk mengandung anak yang dari lahir sudah kecanduan obat-obatan.

Pada babak kedua novel, diperkenalkan Isaak, seorang anggota pengawal Kerjaan Ravka. Isaak direkrut oleh seorang Grisha di istana untuk menyamar sebagai Nikolai yang saat itu hilang dalam perjanannya mencari cara membebaskan diri dari sihir hitam yang menguasai tubuhnya.

Isaak berusaha untuk mempertahankan penglihatannya sebagai seorang Raja Ravka ketika mencoba mencari pengantin bagi Nikolai yang dapat menguntungkan secara politik. Isaak kemudian tertarik oleh Putri Ehri dari Shu Han.

Namun, ternyata Putri Ehri diketahui sebagai seorang anggota penjaga rahasia Shu Han, dan Puti Ehri kemudian menusuk Isaak dengan fatal. Setelah menusuk Isaak, Putri Ehri menusuk juga dirinya sendiri, dengan rencana untuk membingkai Fjerda atas pembunuhan tersebut.

Putri Ehri yang asli menyamar sebagai anggota penjaga rahasia. Meskipun Nikolai mengetahui dan menyaksikannya sendiri, pada akhirnya Nikolai memilih Putri Ehri yang asli untuk menjadi pengantinnya.

Kelebihan Novel King of Scars

Gaya penulisan Leigh Bardugo tentunya tidak usah diragukan lagi. Lagi-lagi Leigh Bardugo mampu menyajikan kisah petualangan yang seru, menegangkan, dan membuat penasaran dalam novel King of Scars ini.

Dengan menggunakan beberapa sudut pandang dari sejumlah tokoh dalam cerita King of Scars ini, membuat para pembaca dapat memahami cerita secara menyenangkan, karena pandangannya menjadi luas.

Alur cerita yang dituliskan Leigh Bardugo dalam novel King of Scars ini dinilai sebagai alur yang agak lambat dibanding novel sebelumnya. Hal ini menjadi sebuah kelebihan karena cerita yang dipaparkan Leigh menjadi mengalir dengan santai dan asik.

Leigh Bardugo menggambarkan peta universe Grisha di bagian awal novel King of Scars. Peta tersebut menggambarkan secara detail lokasi-lokasi penting yang menjadi latar cerita King of Scars. Peta Grishaverse ini kemudian dapat membantu para pembaca untuk memvisualisasikan cerita yang dikisahkan secara lebih nyata.

Kisah King of Scars ini mengandung berbagai nilai di dalamnya, seperti tentang militer, perang, politik, dan juga romansa. Pembaca dapat mengambil dan mempelajari berbagai nilai dari berbagai bidang dari membaca novel ini.

Desain sampul novel King of Scars ini sangat elegan dengan didominasi oleh warna emas, ilustrasi dengan detail yang indah, juga detail tekstur emboss yang menambah kesan hidup pada novel fantasi ini. Tulisan dalam novel King of Scars ini juga tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sehingga para pembaca dapat merasa nyaman ketika membacanya meskipun jumlah halamannya yang terhitung sangat tebal.

Kekurangan Novel King of Scar

Oleh karena novel King of Scars ini merupakan kelanjutan dari trilogi dan duologi novel sebelumnya karya Leigh Bardugo, bagi kalian yang ingin membaca novel ini wajib untuk membaca novel trilogi Gisha dan duologi Six of Crows.

Sebab, jika langsung membaca novel ini saja, pembaca pastinya tidak akan mengetahui mengenai latar cerita, tokoh, dan tidak akan memahami cerita yang dipaparkan secara utuh. Maka itu yang cocok membaca novel ini hanya mereka yang memang sudah membaca dan mengetahui universe Grisha.

Disebabkan oleh alur cerita yang lebih lambat dan cerita dalam setiap bab novel King of Scars ini dinilai cukup panjang, beberapa adegan yang topiknya berat dinilai menjadi membosankan. Seperti contohnya ketika adegan mengangkat aspek politik dinilai tidak mengembangkan alur itu cerita itu sendiri.

Buku King of Scars ini merupakan buku yang diterjemahkan. Terjemahan yang tersaji dalam Bahasa Indonesia dinilai sedikit mengganggu dan membuat kesan rumit ketika membacanya. Hal ini mungkin diakibatkan beberapa istilah Grishaverse yang memang sulit untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Sudut pandang Nikolai yang harusnya menjadi highlight dalam cerita di novel King of Scars ini dinilai kurang memikat, karena tidak menawarkan hal yang baru dan mudah untuk diprediksi. Hal ini membuat para pembaca merasa sedikit bosan ketika membaca bagian sudut pandang Nikolai, dan malah lebih terpikat pada sudut pandang Zoya dan Nina yang dinilai lebih seru.

Pesan Moral Novel King of Scars

“Berhenti menghukum dirimu sendiri oleh karena kamu menjadi seseorang yang memiliki hati. Kamu tidak bisa melindungi dirimu dari penderitaan. Hidup adalah untuk berduka. Kamu tidak melindungi dirimu sendiri dengan menutup diri dari dunia. Kamu hanya membatasi dirimu sendiri.”

Kutipan ini ingin mengingatkan kita yang kerap kali merasa terpuruk dan menyalahkan diri sendiri karena kita merasa bahwa perasaan kita yang membuat kita akhirnya menderita. Hal yang menyakitkan untuk kita disebabkan karena kita mempunyai hati.

Seringkali juga setelah merasa terpuruk karena itu, kita menjadi menutup hati dan diri kepada orang lain dan juga dunia. Kita membatasi diri sendiri oleh karena pikiran kita sendiri. Padahal penderitaan adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan.

“Nikolai telah diberitahu bahwa harapan adalah hal yang berbahaya. Ia telah diperingati berulang kali. Namun, ia tak pernah mempercayainya. Harapan bagaikan angin yang datang entah dari mana asalnya, untuk mengisi layarmu dan membawamu pulang.”

Kutipan ini ingin mengingatkan kita untuk terus memiliki harapan. Untuk apa pun itu, berharap tak pernah salah. Sebab, harapan menjadi sebuah titik terang yang akan mendorong kita untuk berkembang dan melakukan suatu hal yang baik.

Harapan adalah motivasi kita. Dengan harapan, kita memiliki tujuan untuk melakukan yang terbaik. Jadi, jangan pernah merasa bahwa harapan sudah pupus. Seburuk apa pun hidupmu saat ini, kamu akan selalu memiliki harapan.

“Kebanyakan wanita menderita karena tertusuk duri demi mendapatkan bunga, tetapi kita yang menggunakan kekuatan, menghias diri kita dengan bunga untuk menyembunyikan sengatan dari duri yang kita terima.”

Kutipan ini menjurus kepada isu perempuan, yang mana memberi tahu bahwa kebanyakan wanita harus menerima hal-hal buruk dan menempuh kejadian buruk untuk bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Reaksi yang dapat dilakukan kebanyakan wanita hanya lah diam dan menyembunyikannya.

Berlagak kuat karena tuntutan masyarakat. Dipaksa untuk kuat karena tidak ada cara lain yang bisa ditempuh. Masih banyak ketidakadilan yang terjadi kepada banyak wanita, seperti masih banyaknya isu memandang wanita sebagai suatu objek, bukan sebagai seorang manusia.

Bagi kalian para penggemar Grishaverse yang penasaran akan kisah perjuangan Nikolai membangun kembali Kerajaan Ravka dan membasmi ilmu hitam dalam dirinya, kalian bisa mendapatkan novel King of Scars karya Leigh Bardugo ini di www.gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy