Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang merupakan salah satu karya dari penulis asal Norwegia bernama Jostein Gaarder. Apakah Grameds sudah membaca novel tersebut? Apabila Grameds belum pernah membacanya, maka di artikel kali ini akan membahas sebuah novel karya Jostein Gaarder beserta review dari beberapa pembaca yang sudah membaca novel tersebut.
Kitalah yang Ada di Sini Sekarang merupakan salah satu karya Jostein Gaarder yang akan mengajak para pembaca untuk memikirkan tentang bagaimana gambaran di dunia ini saat menjelang akhir abad ke-21 dan akan mengajak pembaca untuk merenungkan semua hal yang ada di semesta ini. Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang bercerita tentang apa sih?
Dan apa yang melatarbelakangi penulis untuk membuat novel tersebut? Tenang, semua pertanyaan Grameds akan terjawab di pembahasan selanjutnya. So, baca artikel ini sampai akhir ya, Grameds!
Table of Contents
Tentang Jostein Gaarder
Jostein Gaarder adalah seorang penulis novel filsafat asal Norwegia. Di setiap penulisan karyanya, ia memiliki ciri khas tersendiri, yaitu ia memadukan antara keindahan dongeng dan kedalaman perenungan yang dapat dinikmati dalam karya-karyanya yang telah diterbitkan oleh penerbit Mizan. Selain menulis, Jostein juga rajin mempromosikan pelestarian lingkungan melalui Sofie Foundation yang didirikan bersama istrinya pada tahun 1997. Kini, mereka tinggal di Oslo, Norwegia.
Gaarden menerbitkan novel Dunia Sophie pada tahun 1991, novel tersebut jug yang mengantarkannya meraih kepopuleran internasional dan Dunia Sophie sudah diterjemahkan ke dalam 60 bahasa dan sudah terjual lebih dari 40 juta eksemplar.
Sebelum memiliki karier sebagai seorang penulis, Gaarder berprofesi sebagai guru dan ia mempelajari bahasa-bahasa Skandinavia dan Teologi di University of Oslo. Maka dari itu, tak heran jika karya-karyanya selalu berhubungan dengan filsafat.
Dalam novel ini dia menjelaskan bahwa kepercayaan kuno mengenai lokasi benda-benda langit, misalnya pada saat kelahiran bisa menjelaskan tentang hidup dan nasib manusia yang dikenal sebagai ilmu astrologi. Selain itu,ilmu Okultisme atau ide-ide tentang daya atau fenomena gaib terdapat batas-batas antara kepercayaan, permainan pesta, dan hiburan.
Pada penjelasan lainnya, Gaarder memaparkan banyak pertanyaan mengenai alam semesta dan eksistensi kita yang menurutnya masih bertahan dalam perenungan manusia selama ribuan tahun sehingga menurut Gaarder, terdapat sesuatu tentang dunia yang mendorong terjadinya perenungan filsafat. Selama berkarier di dunia penulis, ia juga mendapatkan beberapa penghargaan dan hadiah untuk hasil karya yang telah ia buat.
Tentang Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang
Novel karya Jostein ini diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tanggal 7 April tahun 2022. Melalui novel ini, Jostein akan mengajak para pembacanya untuk merenungkan seluruh isi semesta dengan menggunakan bahasa yang ringan sehingga mudah dicerna oleh para pembaca.
Novel yang terdiri dari 18 bab ini berisikan cerita yang khas dengan penulisan Jostein yang khas dengan filosofis. Dalam novel ini, Jostein menyampaikan beberapa perspektif soal kehidupan, peradaban manusia, dan planet bumi yang rentan di alam semesta, termasuk kritiknya kepada pemimpin-pemimpin negara yang selalu memperlakukan sumber daya alam dengan seenaknya.
Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang menjelaskan bahwa kehidupan yang kita jalani ini penuh dengan keajaiban secara ilmiah dan itu tentu bukan hal yang mudah. Gaya bercerita Gaarder pada novel ini masih sama seperti sebelumnya ketika ia menulis novel Dunia Sophie yang fenomenal, yaitu penulisan ala surat-suratan. Dalam novel ini, penulis kelahiran Norwegia tersebut mendedikasikan suratnya untuk cucu-cucunya, yaitu Leo, Aurora, Alba, Julia, dan Mani.
Dalam novel yang memiliki tebal 240 halaman ini, Gaarder memadukan unsur keindahan dan kedalaman perenungan sebuah ruang dan waktu. Bagi dirinya, tidak ada waktu ”sekarang” yang berlaku sama di seluruh bagian alam semesta. Karena menurutnya, konsep ”sekarang” itu sendiri hanya masuk akal untuk hal-hal yang ada di sekitar kita. Penjelasannya tersebut berdasarkan teori relativitas dari Albert Einstein.
Jostein Gaarder mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul di benaknya. Melalui novel ini, Jostein mengajak keenam cucunya dan pembaca untuk menyadari bahwa kita semua lah yang berada di sini, di Bumi dan Semesta menurut waktu Geologis saat ini.
Di dalam novel ini, Jostein menjelaskan bahwa kepercayaan kuno tentang benda-benda langit, misalnya pada saat kelahiran dapat mengungkapkan mengenai hidup dan nasib manusia yang dikenal sebagai ilmu astrologi yang kini masih terus hidup dan berkembang. Selain itu juga, mengenai ilmu Okultisme atau ide-ide tentang daya atau fenomena gaib yang batas-batasnya tidak jelas antara kepercayaan, permainan pesta, dan hiburan.
Gaarder juga menjelaskan bahwa seni meramal adalah soal menafsirkan sesuatu yang pada dasarnya tidak pasti, seperti posisi bintang, lintasan terbang seekor burung, garis tangan, pola endapan kopi, atau urutan tumpukan remi. Dia juga membicarakan makhluk-makhluk supranatural, dalam hal ini dia menyatakan memiliki pandangan yang cukup berbeda.
Ringkasan Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang
Di novel ini menceritakan Jostein yang merupakan seorang kakek yang menuliskan sepucuk surat untuk masing-masing cucunya yang bernama Leo, Aurora, Noah, Alba, Julia, dan Mani. Surat-surat tersebut berisikan tentang berbagai sudut pandang mengenai kehidupan, peradaban manusia, dan planet yang kini sedang rentan di alam semesta.
Kakek tersebut juga menyuguhkan pertanyaan kepada cucu-cucunya mengenai apa yang terjadi pada saat menjelang pergantian abad. Jawaban dari pertanyaan tersebut tidak pernah kakek tersebut temukan sehingga ia berharap, salah satu dari cucunya dapat menjawab pertanyaan tersebut. Menurut kakek tersebut, orang dengan mudah bisa menyatakan sesuatu kepada penerusnya atau kepada generasi sesudahnya.
Bagaimana komunikasi dan pesan-pesan apa saja yang terjadi dalam buku Kitalah yang Ada di Sini Sekarang?
Review Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang dari Pembaca
Setelah mengetahui sinopsis dari novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang dan latar belakang penulisan novel tersebut, yang akan dibahas di artikel ini adalah review dari beberapa pembaca mengenai novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang.
Menurut pakar filsafat Prof. Dr. Bambang Sugiharto, novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang merupakan bacaan yang bagus untuk generasi milenial karena di novel ini dijelaskan mengapa kehidupan yang kita jalani ini tetaplah ajaib meskipun kini sains seolah-olah bisa menjelaskan segalanya mengenai kepercayaan, harapan, dan kasih sayang tetaplah hal utama bagi masa depan manusia.
Menurut Wisda yang merupakan pembaca novel tersebut mengatakan bahwa novel ini berisi tentang warisan yang manis dari seorang kakek kepada cucu-cucunya. Bagaimana penyampaian kekhawatiran akan kondisi alam semesta dan kompleksitas pemikiran sang kakek kepada cucu-cucunya diceritakan dengan sangat bagus.
Menurut pembaca bernama Wahyu, ia selalu menyukai novel-novel Karya Gaarder, termasuk novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang. Menurutnya saat membaca novel ini, ia merasa seperti hanyut dengan cerita yang Gaarder tulis. Mungkin karena novel ini adalah surat terbuka untuk anak cucunya. Dari novel ini ia juga belajar tentang Teleskop Hubble, Earthrise dan Pale Blue Dot.
Menurut pembaca bernama Shadiq, ia merasa buku ini semacam salam perpisahan yang sarat dengan segala pesan terkait “harta warisan” yang harus diwariskan kepada semua ahli waris yang membacanya selagi kita semua masih hidup di dunia ini, terutama yang akan hidup di penghujung abad ke-21 ini.
Sebagaimana ciri khas yang ada pada di setiap karyanya, kali ini Jostein membuat surat terbuka kepada makhluk hidup yang tinggal di bumi ini yang masih suka membuat kerusakan dan membuat bumi semakin rapuh. Apakah itu hal yang patut dilakukan oleh kita sebagai pewaris? Lalu, apa yang akan kita wariskan untuk generasi selanjutnya?
Keunggulan dari novel ini, yaitu merupakan karya terbaru dari Jostein Gaarder dan menjadi novel best seller dalam novel pengantar filsafat yang populer hingga saat ini. Ia menuliskan mengenai filosofi hidupnya dalam format obrolan atau novel yang mudah dipahami oleh pembaca.
Novel ini juga membahas tentang sejarah manusia di bumi, apa yang telah manusia lakukan untuk bumi, dan bagaimana manusia bisa menjadi sumber kemusnahan bumi apabila kita tidak berhati-hati. Selain itu, Gaarder juga menjelaskan sudut pandangnya terhadap kehidupan bumi di masa depan. Novel ini merupakan novel yang sangat cocok dibaca oleh Grameds yang memiliki minat baca dengan kisah filsafat.
Kelebihan dan Kekurangan
Penutup
Setelah membaca artikel ini dari awal sampai akhir, Grameds kini sudah mengetahui profil novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang, sinopsis, review dari pembaca, dan profil dari Jostein Gardier. Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang membuka kesadaran pembaca untuk mempertanyakan bagaimana wajah dunia ini menjelang akhir abad ke-21?
Meskipun saat ini belum ada yang tahu jawabannya, setidaknya kita diberi pilihan untuk menentukan seperti apa wajah akhir abad ke-21 oleh Jostein Gaarder sebagai penulis yang tentunya tanpa melepaskan pengharapan dan kepercayaan pada apa kita diharapkan.
Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang bisa Grameds dapatkan di web Gramedia.com dan jangan sampai menyesal karena kehabisan ya! Selain itu, di Gramedia.com juga akan ada banyak promo yang menanti Grameds! Produk yang tersedia dijamin berkualitas, pengiriman cepat, dan pastinya 100% original. Yuk, tunggu apa lagi Grameds, segera dapatkan novel-novel yang sudah menanti untuk Grameds miliki di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Tasya Salsabila
Sumber Rujukan:
- Gramedia.com
- https://www.jawapos.com/buku/01393747/merenungkan-masa-depan-akhir-abad-ke21
- https://mizanstore.com/kitalah_yang_ada_di_71611#tab-2
- https://www.goodreads.com/book/show/60810254-kitalah-yang-ada-di-sini-sekarang
- https://www.belbuk.com/jostein-gaarder-pn-315.html
- Review Buku #Berhentidikamu
- Review Buku 1984
- Review Buku Bagaimana Manusia Berpikir
- Review Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu
- Review Buku China Rich Girlfriend
- Review Buku Dilan 1991
- Review Buku Family Constellation Karya Meilinda Sutanto
- Review Buku Fantastic Beasts And Where To Find Them
- Review Buku Filosofi Montessori
- Review Buku Ghosting Writer
- Review Buku I Am Sarahza
- Review Buku Intover: Sebuah Novel Penggugat Jiwa
- Review Buku Menemukan Bahagia dalam Hal-Hal Kecil
- Review Buku Misty Falls
- Review Buku Orang Pertama Tunggal
- Review Buku Pelukis di Atas Awan
- Review Buku Puisi dan Bulu Kuduk
- Review Buku Ramuan Penangkal Kiamat
- Review Buku Sepotong Senja Untuk Pacarku
- Review Buku The Strangers In The Lifeboat
- Review Komik Arakawa Under The Bridge
- Review Komik Chainsaw Man
- Review Komik Dr. Stone: Kisah Si Jenius Senku
- Review Komik Immortal Butterfly: Dark Urban Legend
- Review Komik Sakamoto Days Karya Yuto Suzuki
- Review Novel A Midsummer Night’s Dream
- Review Novel Aku, Kamu, dan Hujan
- Review Novel Aku Tak Membenci Hujan
- Review Novel Antara Fajar dan Senja
- Review Novel Awan-Awan di Atas Kepala Kita
- Review Novel Bilangan Fu
- Review Novel Broken Clouds
- Review Novel Bungo Stray Dogs 3 - Kisah Rahasia Berdirinya Biro Detektif
- Review Novel Cerita Ade Karya
- Review Novel City Lite: My Younger Brother
- Review Novel Crazy Rich Asian
- Review Novel Dijodohin Karya Ariniimandasari
- Review Novel Dora Bruder Karya Patrick Modiano
- Review Novel Dua Belas Pasang Mata
- Review Novel Emerald Pieces
- Review Novel Fairham Island #1: Rahasia Masa Lalu
- Review Novel Fairham Island #2: Rahasia Masa Kini
- Review Novel Jeffrey Don’t Throw Me Away
- Review Novel Greyfriars Bobby
- Review Novel Kerudung Merah Kirmizi
- Review Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang
- Review Novel Love Scenario Karya Cantika Zhr
- Review Novel Melacak Jejak
- Review Novel Midnight Prince
- Review Novel Mirai Karya Mamoru Hosoda
- Review Novel My Hottest Duda
- Review Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu
- Review Novel Pan's Labyrinth
- Review Novel Pangeran Rayhaan
- Review Novel Paper Umbrella
- Review Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 3
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 4
- Review Novel Respati
- Review Novel Rainbirds Karya Clarissa Goenawan
- Review Novel Sehidup Sehati
- Review Novel Setan Setan Menggugat
- Review Novel Serangkai
- Review Novel Sketsa-Sketsa: Terima Kasih
- Review Novel Tangerine Green
- Review Novel Tangis di Rinai Gerimis
- Review Novel Tempurung Karya Oka Rusmini
- Review Novel The Borrowed (13.67)
- Review Novel The Confessions of The Sirens
- Review Novel The Good Daughter Karya Karin Slaughter
- Review Novel Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan
- Review Novel Ziarah (The Pilgrimage) Karya Paulo Coelho
- Review A Poem in My Mind
- Review Deep Water (Keheningan Fatal)
- Review Ospek Karya Ruth Hotmartua
- Review Petunjuk Menikmati Hidup dan Pekerjaan
- Review Rahasia-Rahasia Kecil Karya Anna Snoekstra
- Review Sadness & Other Things
- Secrets of Power Negotiating
- Review The Lucky Ones
- Unit 183 Karya Chikita