in

Review Novel Laiba dan Nasir Karya Bang Bule

Novel berjudul Laiba dan Nasir ini merupakan karya seorang penulis dengan nama pena Bang Bule. Novel ini merupakan novel yang bergenre horor, yang dirilis bersamaan dengan buku lainnya karya Bang Bule yang berjudul Apartemen 12A-05. Kedua novel ini diterbitkan pada bulan April 2021 oleh Penerbit BANGBULE MEDIA.

Novel dengan total 264 halaman ini menyajikan kisah horor yang terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis. Kisah horor yang disajikan dalam novel ini dijamin bisa menghanyutkan imajinasimu menemukan perjalanan yang menegangkan, sadis, aneh, dan tidak masuk akal.

Kisah ini memiliki latar belakang sekitar tahun 1970-an di Indonesia. Di mana, pada masa itu hidup seorang dukun desa yang bernama Nasir. Nasir sudah mencoba berbagai cara untuk menyelamatkan nyawa Laiba, sang istri yang sangat ia cintai. Dalam usaha menyelamatkan Laiba, Nasir melakukan sebuah upaya terakhir dengan mencari Jan yang merupakan saudara laki-lakinya.

Penasaran dengan jalan cerita yang ada di dalam novel ini? Yuk simak review singkat ini sampai selesai, ya.

Profil Bang Bule – Penulis Novel Laiba dan Nasir

Bang Bule merupakan seorang penulis terkenal asal Eropa Timur yang berinisial Sz. Ia tidak ingin mengekspos nama aslinya, maka itu ia senang dengan panggilan “Bang Bule” yang disandangnya. Penulis asal luar negeri ini sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama para penggemar kisah horror. Alasan lain penulis ini memakai nama pena “Bang Bule”, karena ia ingin para pembaca lebih mengenal dirinya dan menyukainya oleh karena karyanya, bukan karena namanya.

Bang Bule sendiri adalah seorang pria asal Eropa Timur yang sangat menyukai dan mencintai Negara Indonesia. Bang Bule diketahui memiliki tempat tinggal di Jakarta dan Bali. Bang Bule mempunyai cita-cita yang jarang ditemukan pada warga negara lain yang memutuskan tinggal di negeri ini, bahkan mungkin melebihi cita-cita warga negara ini sendiri.

Bang Bule sangat menginginkan untuk menghabiskan masa hidupnya di Negara Indonesia, negara yang begitu dicintainya.Di antara banyak kota lainnya di Indonesia ini, ia sangat ingin menghabiskan kesehariannya di Bali, karena Bang Bule mengatakan bahwa ia mencintai Bali, karena keindahan alamnya dan kehangatan lingkungan dengan keramahan orang-orangnya.

Bang Bule pernah tinggal di salah satu apartemen yang berlokasi di Jakarta Pusat, dan selama ia tinggal di situ, beliau kerap kali mengalami kejadian aneh. Kejadian-kejadian seperti sering mendengar suara-suara aneh yang mengarah pada sesuatu yang gaib. Dengan berbagai kejadian tersebut, ia suka menanyakan kepada tamu-tamu yang datang ke kediamannya, juga kepada para tetangga di apartemen tersebut, untuk memastikan apakah ada yang mendengar suara itu juga atau tidak?

Dari pengalamannya tersebut, Bang Bule menuangkan pikirannya menjadi sebuah inspirasi untuk menulis kisah horor yang sudah berhasil dibukukan, yakni novel yang berjudul “Apartemen 12A-05”, yang pastinya bisa membuat bulu kuduk merinding. Hasil pencurahan isi pikiran dan pengalamannya ke dalam sebuah kertas, Bang Bule menegaskan bahwa kisah dalam buku yang ia tulis bukan sepenuhnya kisah nyata.

Selain buku Apartemen 12A-05, Bang Bule juga sudah melahirkan karya yang berjudul Laiba dan Nasir, yang akan diulas pada artikel ini. Kisah Laiba dan Nasir sendiri dimulai di daerah Bogor, saat Bang Bule sedang menulis sebuah buku lain berjudul Maxine. Karakter dalam novel “Laiba dan Nasir” terinspirasi ketika Bang Bule sedang mengerjakan latar belakang cerita dengan berjalan-jalan di hutan yang ada di sekitaran Bogor.

Dan kebetulan saja, pada saat itu ia menemukan sebuah kabin kosong. Ia mengatakan bahwa semangat dan ide dari karakter Laiba datang kepada dirinya selama kunjungan ke hutan itu. Lebih lanjut, masa tinggalnya di kabin kosong itu melahirkan kisah Laiba Dan Nasir.

Kedua karya Bang Bule, “Apartemen 12A-05” dan “Laiba dan Nasir” dirilis dalam waktu yang bersamaan, yakni pada tanggal 9 April 2021. Kedua kisah karyanya tersebut memang terinspirasi dari kisah nyata yang dialaminya sendiri. Namun, tidak sepenuhnya.

Sinopsis Novel Laiba dan Nasir

“Sejauh apa Anda akan berkorban demi menyelamatkan cinta sejatimu?”

Desa Sukamulya, dekat Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat, 1970.

?ari itu, setelah terbenamnya matahari dan matahari mulai terbenam, seorang pria berusia 60-an yang bernama Nasir sedang mengendarai sepeda kumbang tuanya. Ia menyusuri jalanan kotor penuh lubang. Nasir melaju menuju rumah mungilnya yang terletak di suatu lembah tersembunyi di Kota Bogor, Indonesia, yang bernama Sukamulya. Desa dan lembah tersebut terlihat begitu gelap.

Tak ada lampu di sepanjang jalan itu, dan satu-satunya cahaya sebagai penerangan adalah cahaya yang berasal dari rumah-rumah warga setempat. Pada saat itu, petir menyambar di langit, membuat desa terlihat menyala, dan anjing-anjing berkeliaran, berlarian menuju rumahnya. Dari jauh, Nasir bisa melihat dengan jelas atap genting yang telah lapuk dan usang di lingkungan itu.

Ia pun melaju secepat mungkin sambil tetap berhati-hati menuruni bukit, dengan harapan ia segera sampai di rumah sebelum tetesan air turun dari langit. Nasir sudah mencium bau hujan, juga menghirup bau percikan api yang membakar lahan, dan bercampur juga dengan aroma masakan rumah. Ia sedang tergesa-gesa untuk segera sampai di rumah dan menemui Laiba, sang istri yang keadaannya sedang kritis. Nasir pun akhirnya tiba dan masuk ke rumahnya yang sederhana dan remang-remang.

Guntur kembali bergemuruh beberapa detik sebelum petir menyambar, dan hujan pun mulai turun. Musim hujan dianggap menjadi pertanda jika kepergian seseorang sudah ditentukan oleh alam semesta. Nasir kemudian memasuki kamar tidurnya yang kecil dan duduk di samping sang istri. Ia kemudian melihat piring kecil berisi makanan yang berada di atas nakas, di samping tempat tidur.

Jam sudah menunjukkan pukul 8:05 malam, tetapi sang istri belum menyentuh makanannya. Laiba terlihat terdiam dengan tatapan yang kosong. Derasnya tetesan hujan memercik jendela yang ada di dekat kasur Laiba. Kaca tipis pada jendela yang berbingkai kayu kecil itu tak menempel dengan baik, sehingga sekitar tepi kayu itu basah.

Laiba akhirnya merespon, tetapi suaranya yang lemah tak bisa terdengar di tengah riuhnya tetesan air hujan yang membentur ke kaca. Nasir pun mendekat dan mencoba mendengarkan dengan saksama. Laiba mengatakan bahwa dirinya tidak lapar.

Nasir kemudian berbisik lembut kepada sang istri bahwa ia harus makan supaya kondisinya kian membaik. Nasir lalu mengambil mangkuk logam berukuran kecil dari nakas, juga kain di dalamnya, kemudian memeras dan mengusapkan lembut ke wajah Laiba. Sepasang mata Nasir terpaku kagum melihat Laiba. Seperti pengantin baru, Nasir dan Laiba saling menatap seolah rasa cinta mereka tak pernah berhenti menggebu, dan tak akan lekang, sekalipun oleh waktu.

Hal ini juga terlihat sangat jelas dalam foto hitam putih yang terpajang di dekat tempat tidur mereka. Penampilan keduanya memang sudah banyak berubah, seperti rambut Laiba yang telah memutih, dan kulitnya yang berkerut. Sedangkan, untuk Nasir, rambut dan janggutnya sudah panjang dan terlihat belum dirapikan selama bertahun-tahun.

Nasir dan Laiba, mereka berdua memang sudah saling jatuh cinta sejak tatapan mata mereka bertemu pertama kali saat mereka berusia 16 tahun. Pada tahun 1910, bukan menjadi hal yang mengherankan bagi banyak orang untuk menikah muda dan memulai sebuah keluarga. Sayangnya, Laiba dan Nasir tak pernah dikaruniai anak.

Keadaan ini selalu mengganggu Nasir, dan sejak itu, dia memutuskan untuk menolong banyak orang. Ia juga terobsesi untuk menjadi kaki tangan dukun. Nasir bekerja keras menjadi murid dukun, ia mempelajari segala hal yang dia bisa lakukan supaya mampu menjadi dukun sesungguhnya. Walaupun ia telah mampu menjadi seorang dukun dan pandai dalam mempraktikkan ilmu sihir putih untuk membantu ratusan, bahkan ribuan orang, Nasir masih saja tak punya kuasa untuk membantu sang istri supaya bisa mengandung.

Sekarang, sekali lagi, Nasir menghadapi badai yang sama. Nasir selalu bisa membantu banyak orang, tetapi tidak bisa membantu cinta sejatinya.Ia tidak bisa membantu memulihkan kondisi Laiba yang sedang sakit. Tentunya, Nasir sudah mencoba berbagai hal, tetapi tak kunjung ada yang membuahkan hasil.

Nasir sudah mengetahui bahwa kondisi sang istri terus menurun dan berarti hanya ada sedikit waktu yang tersisa bagi mereka berdua untuk bersama-sama. Dalam usaha menyelamatkan Laiba, Nasir melakukan sebuah upaya terakhir dengan mencari Jan yang merupakan saudara laki-lakinya.

Hanya ada satu cara yang tersisa untuk menyelamatkan Laiba, yaitu dengan mengikuti perintah Jan yang juga merupakan seorang dukun ilmu hitam. Cara itu tentunya bertentangan dengan apa yang diyakini oleh Nasir selama ini sebagai dukun ilmu putih. Namun, besarnya rasa cinta kepada Laiba sudah menutup matanya.

Sampai akhirnya ia melakukan sebuah ritual pengorbanan untuk mengembalikan Laiba yang sangat dicintainya. Berawal dari situ, segala kekacauan mulai terjadi. Nasir bersama asistennya yang bernama Khalid, dan Budi yang merupakan seorang teman baru, terlibat dalam pertempuran dengan dunia hitam yang jahat. Apakah Nasir mampu menuntaskannya?

Kelebihan dan Kekurangan Novel Laiba dan Nasir

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini menawarkan kisah yang begitu menarik, yakni perjuangan seorang lelaki melakukan pengorbanan demi sang istri, dan pengorbanan tersebut membawanya ke dalam jeratan ilmu hitam.
  • Bang Bule berhasil dalam menuliskan narasi kisah ini dengan mengalir, sehingga pembaca bisa langsung terikat dengan cerita yang disajikannya.
  • Penulis juga berhasil membangun dunia magis dan perdukunan dengan latar 1970-an yang akrab dalam imajinasi masyarakat Indonesia.
  • Terdapat beberapa repetisi dalam kisah ini yang membangun suasana kisah tersebut menjadi lebih intens.
  • Kisah ini dapat membawa pembaca merasakan berbagai emosi bersama tokoh-tokohnya.
Cons
  • Alur kisah ini cukup lambat, sehingga pembaca mungkin merasa jenuh.

Kelebihan Novel Laiba dan Nasir

Novel Laiba dan Nasir ini memang sangat populer dan akhirnya berhasil menjadi novel horor yang dipajang di rak buku best seller. Tentunya, novel Laiba dan Nasir ini memiliki sejumlah kelebihan. Dari premis ceritanya sendiri, novel ini menawarkan kisah yang begitu menarik, dengan perjuangan seorang lelaki melakukan pengorbanan demi sang istri, dan pengorbanan tersebut membawanya ke dalam jeratan ilmu hitam.

Bang Bule dianggap berhasil dalam menuliskan narasi kisah ini dengan mengalir, karena pembaca bisa langsung terikat dengan cerita yang disajikannya. Pembaca bisa merasa “masuk” ke dalam cerita ini dari awal membaca, kemudian semakin jauh, semakin larut juga ke dalamnya. Kisah dalam novel ini disuguhkan secara realistis dan alami.

Bang Bule berhasil membangun dunia magis dan perdukunan dengan latar 1970-an yang akrab dalam imajinasi masyarakat Indonesia. Di mana suasana seperti itu mengandung sesuatu yang bersifat supranatural. Hal yang lekat dengan budaya dan kepercayaan masyarakat ini berhasil disuguhkan secara baik. Pembaca pun dapat memahami kisah ini, sekalipun itu hal-hal yang aneh, tidak masuk akal, yang terkait dengan dunia gaib dan ilmu hitam.

Bang Bule juga melakukan repetisi dalam menuliskan kisah ini. Ia menekankan sebuah hal yang sama berkali-kali, dengan tujuan untuk membangun suasana kisah tersebut menjadi lebih intens. Salah satu contohnya, kepedihan yang dirasakan Nasir karena kondisi istrinya yang sekarat ditulis berulang kali, yang akhirnya membuat pembaca juga turut merasakan kepedihan itu.

Lalu, segala perasaan bersalah Nasir akibat melakukan ritual ilmu hitam. Pengulangan ini bukan hanya bertujuan untuk memasukkan emosi pembaca ke dalam kisah ini, tetapi pengulangan ini juga menjadi bentuk penghayatan penulis atas emosi yang dirasakan oleh tokoh utamanya. Tenang saja, karena pengulangan ini ditulis dengan cara yang berbeda, sehingga tidak memberikan kesan repetitif yang membuat jenuh.

Secara keseluruhan, novel Laiba dan Nasir ini menjadi salah satu novel horor yang sangat menarik, dengan kisah yang menegangkan, mengharukan, sadis, aneh, dan tidak masuk akal. Kisah ini dijamin bisa membuat Anda yang membacanya merasakan bulu kuduk merinding, juga tersentuh oleh karena perjuangan Nasir demi istri tercintanya. Ini adalah kisah horor yang dekat dengan kepercayaan dan budaya orang Indonesia.

Kekurangan Novel Laiba dan Nasir

Selain memiliki kelebihan, novel Laiba dan Nasir ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada alur yang cukup lambat. Sebab, penulis menuliskan novel ini secara detail dengan menggambarkan keseluruhan suasana Indonesia di latar 1970-an. Hal ini mungkin menyebabkan beberapa pembaca bosan ketika menelusuri kisah ini. Namun, kisah ini tetap sangat seru untuk diikuti.

Pesan Moral Novel Laiba dan Nasir

Melalui kisah Laiba dan Nasir ini, kita dapat mengetahui bahwa cinta sejati nyata adanya. Dan salah satu bagian terpenting dari cinta adalah keinginan untuk berkorban. Seperti Nasir yang rela berkorban demi sang istri tercinta.

Kisah Laiba dan Nasir ini juga mengajarkan kita bahwa tidak apa jika Anda terkadang membuat membuat kesalahan dalam hidup. Sebab, pada akhirnya kesalahan tersebut yang akan mendorong diri Anda untuk terus belajar. Dari kesalah tersebut, Anda harus memiliki keinginan untuk mencoba menghadapi, menerima, dan memperbaikinya.

Grameds, itu dia artikel ulasan novel Laiba dan Nasir karya Bang Bule. Bagaimana kelanjutan perjuangan Nasir? Apakah dia mampu menyelamatkan Laiba? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 4.17

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy