in

Review Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? Karya Nurillah Achmad

Rating: 3.57

 

Hai Grameds! Pada artikel ini, Gramin ingin membahas tentang buku dari lini Laiqa yang sedang banyak diminati. Bagaimana tidak? Selain ceritanya menarik, buku Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? ini juga berlandaskan pada pengajaran agama Islam, sehingga akan banyak memberikan pembelajaran. Buku ini merupakan karya penulis bernama Nurillah Achmad. Buku terbitan Elex Media Komputindo pada 12 Maret 2023 ini terdiri dari 208 halaman ini berhasil menjadi salah satu buku dari lini Laiqa yang berada di jajaran buku best seller.

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

Buku Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? ini mengangkat cerita tentang seorang wanita bernama Kinar yang terpaksa masuk ke pesantren setelah mengantarkan jasad sang ibu ke tempat istirahat terakhirnya. Luka yang timbul karena ditinggal ibunya belum kering, tetapi malah bertambah parah dengan sang ayah yang menyusul ibunya, pergi meninggalkannya untuk selamanya. Saat ia kembali ke pesantren, Kinar melanggar syariat dengan menolak sholat dan mengutuk Tuhan yang ia anggap keji dengan menentukan takdir hidupnya yang malang.

Naray dan Ruth, kedua sahabat Kinar, sampai harus membantu Kinar meloloskan diri dari para pengurus pesantren yang mengintainya. Sampai pada suatu hari, perbuatan mereka ketahuan oleh Keamanan Pusat. Sejak itu, rahasia keduanya pun ikut terbongkar. Naray dan Ruth ternyata juga menyimpan rapat kesedihan mereka masing-masing. Setelah kejadian yang menggemparkan tersebut, apakah persahabatan Kinar, Naray, dan Ruth tetap baik-baik saja, atau justru salah satu dari mereka akan dipulangkan dari pesantren?

Wah, menarik sekali ya gambaran novel ini, Grameds! Lebih banyak info tentang novel ini akan dituliskan pada artikel di bawah ini. Namun, sebelum masuk ke ulasannya, kita kenalan dulu dengan Nurillah Achmad yuk, sang penulis dari novel best seller ini. Sehabis itu, baca artikel ini sampai selesai ya Grameds!

Profil Nurillah Achmad – Penulis Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Nurillah Achmad, penulis dari novel ini juga merupakan mantan santri. Setelah nyantri di TMI Putri Al Amien Prenduan, Sumenep, Madura, Nurillah melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Jember. Pada tahun 2019, Nurillah Achmad berhasil terpilih sebagai Emerging Writer of Ubud Writers & Readers Festival.

Penulis yang satu ini sudah menerbitkan kumpulan cerita berjudul Cara Bodoh Menertawakan Tuhan (Buku Inti, 2020) dan novel Lahbako (Elex Media Komputindo, 2020). Bagi Grameds yang ingin mengenal Nurillah Achmad lebih dekat, bisa mengikuti akun Instagram: @nurillah.achmad dan Facebook: Nurillah Achmad

Sinopsis Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

ANDAIKATA ada suatu hari dimana aku ingin dan bisa membunuh Tuhan, maka itulah harinya. Hari ketika Mamak terbaring di atas dipan, tubuhnya yang kurus bergerak tidak terkendali sementara mulutnya mengeluarkan darah hitam, momen itu adalah saat-saat yang paling mengerikan bagiku.

Aku tidak percaya Mamak akan pergi. Aku tidak percaya Malaikat Izrail sedang menunggu Mamak saat itu. Ketika Bang Faiz menyuruhku mengambil kain bersih di atas meja untuk membersihkan darah Mamak yang membasahi sebagian dadanya, aku malah meminta Bapak memanggil pameliatan—temannya yang punya ilmu langit, dan pekan sebelumnya mengobati Mamak dengan bahasa semesta. Tetapi Bapak tidak menghiraukannya.

Dia terus melafalkan nama Allah di telinga Mamak.

“Kalau tidak ada yang mau ke sana, biar aku yang menjemput,” kataku, diikuti tatapan tajam Bang Faiz.

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

“Mengajilah, Kinar, mengajilah. Kita iringi kepergian mamakmu dengan kalimat tauhid,” ucap Bapak dengan suara mulai serak.

“Mamak belum boleh mati, Pak. Tidak boleh! Bukankah pameliatan yang bilang kalau Mamak akan sembuh?”

Tubuh Mamak kembali terguncang hebat. Bapak langsung mengumandangkan azan di telinga Mamak. Suaranya menyayat siapa pun yang mendengarnya. Namun, belum selesai mengazankan Mamak, Bapak tidak bisa membendung air mata.

Bibirnya bergetar, dan dadanya terasa sesak luar biasa. Bang Faiz mengambil alih azan dari Bapak, suaranya tak kalah gemetar. Aku termenung melihat Mamak yang semakin kesulitan bernapas.

“Mak, jangan pergi! Bukankah Mamak berjanji tidak akan pergi? Bangunlah, Mak!” Aku menangis sambil menggoncang tubuh Mamak. Bapak memelukku, mencoba menenangkanku.

“Mak? Jangan pergi, Mak! Bangunlah, Maaak!” teriakku sambil mendengarkan azan yang dikumandangkan oleh Bang Faiz yang semakin lama semakin pilu. Aku tidak tahu kapan ruh Mamak berpisah dari tubuhnya, tapi setelah kalimat terakhir, Bang Faiz berseru bahwa Mamak telah tiada.

“Maaak! Maaak! Bangunlah, Mak! Maaak, banguuun!” Aku terus mengguncang tubuhnya tanpa henti, tetapi Mamak tetap tidak bangun juga. Matanya terpejam, tubuhnya tidak lagi tersengal. Aku semakin panik. Bang Teguh yang baru datang dan tidak sempat menemani Mamak saat sakaratul maut, langsung mendekap Mamak yang terbujur kaku di atas dipan.

Kami berdua menangisi kepergian Mamak.

Bapak, yang entah dari mana datangnya ketabahan itu, meminta Bang Faiz menyiapkan pemakaman. Aku berusaha menghentikan Bang Faiz agar tidak mengambil kain kafan yang sudah disiapkan Mamak sebulan sebelumnya.

“Jangan tutupi Mamak dengan kain itu, Bang. Mamak belum boleh pergi,” kataku memohon. Namun, Bang Faiz tidak menggubris dan terus melangkah menuju lemari di sudut kamar. Orang-orang menitikkan air mata melihat aku memanggil Bang Faiz. Beberapa dari mereka memintaku bersabar dan ikhlas, sementara Bapak meminta beberapa lelaki segera menggali makam.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Tampilan sampul yang eye catching.
  • Premis cerita yang menarik untuk diikuti dan menggugah berbagai emosi.
  • Gaya bahasa yang mudah dimengerti.
  • Karakterisasi tokoh realistis.
  • Konflik menarik dan relevan dengan membahas tentang duka atas kematian orang tua.
  • Latar belakang membuka pengetahuan baru tentang dunia pesantren.
  • Banyak pesan moral yang bisa didapatkan.
Cons
  • Alur cerita cukup lambat pada setiap bagiannya.
  • Beberapa bagian dinilai bisa dimaknai negatif.

Kelebihan Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

Buku Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? karya Nurillah Achmad memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya buku yang mendunia dan direkomendasi untuk dibaca. Tampilan sampulnya yang eye-catching bisa menarik memikat dan memikat perhatian pembaca sejak pandangan pertama dengan ilustrasi yang menggambarkan sebuah lingkungan perumahan khas Indonesia, lengkap dengan masjid berkubah di latar belakangnya.

Terdapat juga ilustrasi tiga pelajar perempuan berjilbab yang sedang berjalan di jalanan, menggambarkan Kinar, Naray, dan Ruth, sementara di sisi kiri gambar terlihat pecahan kaca yang berserakan di dekat rumah. Warna-warna cerah dan detail yang menarik pada sampul ini dapat mengundang rasa ingin tahu pembaca.

Premis ceritanya sangat menarik dan menggugah berbagai emosi pembaca. Kisah tentang duka atas kematian orang tua, seperti yang digambarkan dalam adegan ketika Mamak terbaring sakit dan keluarganya berjuang menerima kenyataan, memberikan konflik yang mendalam. Ketika karakter utama menggoncang-goncang tubuh Mamak sambil memohon agar dia tidak pergi, dan saat Bapak dengan suara serak mengumandangkan azan di telinga Mamak, pembaca diajak merasakan kepedihan yang nyata dan mengharukan dari buku ini.

Gaya bahasa yang digunakan penulis juga mudah dimengerti, sehingga pembaca bisa menikmati cerita tanpa kesulitan memahami alur dan dialog. Karakterisasi tokoh-tokoh dalam buku ini juga dibuat dengan realistis, hal ini memungkinkan pembaca untuk merasakan emosi dan perjuangan yang mereka alami.

Latar belakang cerita yang berhubungan dengan dunia pesantren juga dapat membuka pengetahuan baru bagi pembaca sehingga menambah nilai edukatif dari buku ini. Buku ini sarat dengan pesan moral yang dapat diambil, selain memperkaya pengalaman membaca buku ini juga memberikan pelajaran berharga bagi pembaca.

Kekurangan Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

Dari ulasan kelebihan buku Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? karya Nurillah Achmad di atas memang memiliki banyak kelebihan yang menarik. Namun, buku ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Alur ceritanya cenderung lambat di setiap bagiannya, hal ini bisa membuat beberapa pembaca merasa bosan atau kehilangan minat menyelesaikan buku ini.

Selain itu, ada beberapa bagian dalam buku ini yang bisa dimaknai negatif. Misalnya, ada adegan di mana Kinar mengutuk Tuhan karena kehilangan kedua orang tuanya. Situasi ini memerlukan kebijaksanaan dari pembaca dalam memahami dan memaknai cerita, agar tidak salah menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Pesan Moral Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

Karya Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu? memberikan pesan moral tentang duka dan luka yang timbul akibat kehilangan tidak bisa sembuh begitu saja; perlu pendampingan yang tepat untuk membantu seseorang pulih dan menemukan kembali keseimbangannya. Buku ini juga memberikan pesan moral tersirat bahwa takdir yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita bukanlah hukuman dari Tuhan, melainkan cara-Nya untuk memperkuat diri kita.

Kita tidak boleh menyalahkan Tuhan atas takdir yang buruk, karena rencana-Nya pasti yang terbaik. Sebaiknya, kita harus melihat segala sesuatu dari sisi yang positif, terutama terkait kematian. Di balik duka yang mendalam, terdapat kebahagiaan abadi bagi sosok yang meninggal.

Buku ini juga mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki masalahnya sendiri, jadi jangan merasa dirimu paling tersakiti atau sedih. Jadilah seorang yang kuat, karena kekuatan dalam menghadapi cobaan adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna dan ketabahan.

Bagi Grameds yang tertarik ingin membaca dan turut berlarut dengan buku Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku dalam lini Laiqa lainnya di bawah ini, lho. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku Terkait

Laiqa: Siniar Semut Kecil

Laiqa: Siniar Semut Kecil

button cek gramedia com

“Gue, kan, masih muda, ngapain tobat?” Sebelum kecelakaan, Malka berkeyakinan bahwa Tuhan Maha Pengasih pasti akan menggugurkan dosa-dosanya sewaktu remaja, karena dia bertekad menjadi saleh setelah tua saja. Sayangnya, dia lupa bahwa tua tidak pernah menjadi milik semua orang. Di antara hidup dan mati setelah kecelakaan nahas itu, Malka bermimpi berulang kali orang tuanya masuk surga, tetapi diseret lagi ke neraka karena dianggap tidak becus mengurus anak sendiri.

Dia pun bertekad berubah seratus delapan puluh derajat demi mencegah mimpi tersebut menjadi nyata. Namun, Malka tidak tahu bahwa masa lalu yang buruk tidak akan pernah hilang meski telah ditinggalkan. Ia mengakar, menguat, siap meledak pada waktu yang tak tertebak. Ketika ia benar-benar meledak lewat sebuah siniar berjudul Sinar Semut Kecil yang disiarkan di sekolah barunya, apakah Malka sanggup menahan imbasnya atau malah hancur bersamanya?

Laiqa: Mana Hijrah?!

Laiqa: Mana Hijrah?!

button cek gramedia com

MANA MEMBUAT GEGER ORANG SEKANTOR KARENA MUNCUL MENGENAKAN HIJAB! Mana … hijrah? Yang benar saja! Athfar dan Deandra juga terkejut karena tidak pernah membayangkan seorang Mana berpenampilan menutup aurat. Mereka sangat mengenal sahabatnya yang satu ini, yang menginjak lantai mushola kantor pun sepertinya nggak pernah. Kali ini, penampilannya syari sehingga membuat keduanya bertanya-tanya, kejadian apa yang menimpa Mana akhir-akhir ini?

Padahal, sudah cukup lama Mana menyimpan rapat keinginannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dia sangat mengharapkan kesembuhan sang ayah yang tengah sakit keras, kemudian memulai semua perjalanan hijrahnya dengan menutup aurat. Namun, cobaan demi cobaan muncul menciptakan goncangan kecil, syukurnya Mana masih istiqomah. Hingga kondisi ayahnya yang bertolak belakang dengan semua doanya telah menjadi titik balik Mana mempertanyakan keyakinannya. Apakah keputusannya untuk berhijrah ada artinya?

Laiqa: Rope That Binds

Laiqa: Rope That Binds

button cek gramedia com

Sarah Annisa baru saja menikah dengan pria yang sangat dia cintai. Kini, langkah mereka selanjutnya dalam membangun keluarga sakinah adalah memiliki seorang anak. Namun, impian itu harus tertunda karena mereka terhalang oleh dinding yang begitu sulit ditembus. Rupanya Sarah menderita penyakit yang namanya bahkan tak pernah dia dengar sebelumnya. Akibat penyakit itu, Sarah tidak hanya membawa penderitaan pribadi, tetapi juga stigma sosial yang kompleks. Berbekal cinta dalam pernikahannya dan hijrahnya yang terbata-bata, dia berusaha menemukan cahaya dalam kegelapan yang dilingkupi penyakit tersebut.

Waktu Sarah sedang menyiapkan pernikahannya, dia merasakan suatu petikan malapetaka di dalam hatinya. Mara bahaya, kesialan, atau musibah—sebut saja apapun namanya. Pokoknya, perasaan itu seperti hawa yang dibawa awan hitam bergulung-gulung di cakrawala, padahal di depan matamu terbentang langit biru tanpa noda. Tapi tanpa daya, kau bisa merasakan hawa mencekam itu mencengkeram bahaya. Dia tak tahu di printilan pernikahan yang mana atau pada momen apa bencana itu akan menerpa. Mungkin MUA? Sarah memilih perias dengan kriteria yang sama ketatnya seperti mencari calon suami. Bukan hanya jago membuat foundation terulas mulus bak kulit idol Korea, mahir membaurkan perona pipi yang tak sebuas lebam memar, dan shading yang menambah ilusi kecantikan sang pengantin, tapi juga dia memilih berdasarkan kepekaan sang perias; peka melukis kedua bilah alis—terlalu tebal nanti pengantin menjadi Shin-chan, terlalu tipis nanti pengantin bisa melihat tuyul. Belum lagi kalau salah sudut lengkung alis, salah perkiraan panjang alis. Repot sudah.

 

Sumber:

https://www.google.co.id/books/edition/Laiqa_Berapa_Jarak_antara_Luka_dan_Rumah/vUq1EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1

Written by Adila V M