in

Review Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! Karya Nurillah Achmad

Rating: 3.57

 

Halo Grameds! Kembali lagi dengan Gramin, yang pada artikel ini akan membahas salah satu novel dari lini Laiqa yang masuk ke jajaran buku best seller. Selain menyajikan cerita yang menarik, novel yang satu ini juga berlandaskan pada ajaran agama Islam yang pastinya memberikan banyak pembelajaran bagi pembacanya. Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! merupakan karya dari Nurillah Achmad. Grameds mungkin sudah kenal dengan nama ini dari buku-buku best seller lain karyanya.

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

Novel Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 8 Januari 2023 dengan total 192 halaman. Novel ini menyoroti kisah Fayla yang merupakan seorang anak baik-baik. Ia adalah salah satu murid pesantren yang loyal. Namun, suatu hari, reputasinya itu berubah seratus delapan puluh derajat. Ditambah lagi, Ia menemukan fakta yang mengejutkan, yang disembunyikan ibunya.

Bikin penasaran banget ya ilustrasi cerita di atas, Grameds! Artikel ini akan mengupas lebih banyak informasi tentang novel Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! ini. Sebelum masuk ke sinopsis dan ulasannya, Gramin sudah merangkum profil Nurillah Achmad, sang penulis dari novel luar biasa ini. Baca Artikel ini sampai beres ya!

Profil Nurillah Achmad – Penulis Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Holiday Sale

Nurillah Achmad, penulis dari novel ini juga merupakan mantan santri. Setelah nyantri di TMI Putri Al Amien Prenduan, Sumenep, Madura, Nurillah melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Jember. Pada tahun 2019, Nurillah Achmad berhasil terpilih sebagai Emerging Writer of Ubud Writers & Readers Festival.

Penulis yang satu ini sudah menerbitkan kumpulan cerita berjudul Cara Bodoh Menertawakan Tuhan (Buku Inti, 2020) dan novel Lahbako (Elex Media Komputindo, 2020). Bagi Grameds yang ingin mengenal Nurillah Achmad lebih dekat, bisa mengikuti akun Instagram: @nurillah.achmad dan Facebook: Nurillah Achmad.

Sinopsis Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

DETIK JANTUNG KIAN BERDERAP ketika jam telah menunjukkan pukul dua belas malam. Tiga santri kelas XI sedang duduk-duduk di pos depan taman musala. Mereka adalah santriwati yang bertugas menjaga keamanan pesantren. Setiap malam, mereka bergantian jadwal. Sebagian ada yang berjaga di rayon-rayon, ada juga beberapa yang berjaga diluar kamar supaya tidak ada penyusup yang masuk lewat gerbang utama. “Aman?” tanya Fayla memastikan. Alih-alih memperhatikan keadaan sekitar, Devina malah menatap Fayla dengan tajam, padahal tangan Fayla sudah mulai pegal.

“Aman nggak, sih?”

Tampaknya, Devina belum memahami maksud perkataan Fayla.

Ia malah bergerak ingin keluar dari musala terlebih dahulu. Kali ini, sepertinya Fayla harus menerima kenyataan bahwa mengajak Devina dalam situasi apapun adalah cara cepat untuk stres.

“Vin, coba lihat-lihat dulu di luar. Jangan sembarangan pakai sandal!” Sialnya, temannya ini malah tersenyum-senyum. Fayla yang sudah kehilangan kesabaran akhirnya berputar balik. Ia meminta Devina untuk masuk, sementara dirinya pindah ke serambi samping, sambil mengamati sekeliling.

Gaada orang nih. “Ayo!” Mereka langsung memakai sandal dan berlari menuju Gerbang Rayon. Televisi tabung berukuran 21 inci ini agak berat, tetapi Fayla tidak mau menyerah. Dia meminta Devina menunduk dan berjalan dengan hati-hati saat melewati tangga tempat tiga santri yang berjaga di rayon Blok 5 mereka tengah tertidur sambil bersandar ke dinding.

Sesampainya di kamar, Fayla langsung menutup pintu rapat-rapat. Televisi yang mereka bawa diletakkan di pojok antara deretan lemari dan pintu. Kebetulan remote dan antena portabel sudah diselundupkan setelah shalat Isya. Jadi, Fayla hanya perlu memastikan kabel televisi tersambung ke colokan, lalu menekan tombol power.

Di luar sana, kakak pengawas kamar dan teman-temannya tampak terlelap. Ada yang memeluk guling, ada yang tidurnya memutar, ada yang menggaruk-garuk karena gigitan kutu busuk, dan ada juga yang mengeluarkan banyak air liur.

“Jangan keras-keras, Vin.” Devina mengangguk sambil mengecilkan volume. Bagaimanapun, Fayla tidak mau sampai ketahuan. Gerakan tangan Devina terhenti saat layar menampilkan film Titanic. “Ganti! Ganti!” ucap Fayla. Devina yang memegang kendali remot menolak dan mengernyitkan dahi ketika Fayla mencoba merebutnya. “Kita lihat Bioskop Trans TV. Ada film horor seru yang mau kutonton.” “Nggak, ah,” katanya. “Aku mau nonton film ini.” Apalagi pas adegan Jack sama Rose lagi melebarkan tangannya. Terpaksa, Fayla merebut remot dari Devina. “Seruan film setan tau daripada yang kayak gini.” “Kenapa aku nggak boleh nonton film ini?” “Kamu belum tahu film ini diangkat dari kisah nyata?”

Devina menggeleng. “Nah, sebaiknya kamu dengarkan dulu kisahnya sebelum menonton.” Fayla terpaksa mengelabui Devina karena film Titanic barusan ditayangkan oleh saluran televisi luar negeri. Dia gatau apakah filmnya ada sensor atau tidak. Terkadang, dalam situasi seperti ini, Fayla bersyukur memiliki teman seperti Devina. Kepolosan serta kelambatannya dalam berpikir memudahkan Fayla mencari alasan untuk membodohinya.

Sebagai remaja yang hendak mempelajari ilmu agama, hidup Fayla sudah ideal; tinggal di pesantren, belajar di sekolah yang diimpikan, punya banyak teman yang baik dan loyal, serta orangtua yang menyayanginya. Hingga suatu hari, videonya saat berdebat keras dengan seorang ustazah diviralkan oleh orangtua santri yang sedang berkunjung, membuatnya dipandang sebagai santri bermasalah dan kurang ajar.

Hinaan dan cercaan yang diterima tidak sebanding dengan satu fakta yang dibawa seorang kerabat, membuat hidup ideal Fayla seketika langsung berantakan. Dia juga membenci ibunya yang menyembunyikan asal muasalnya. Lantas, apa lagi yang perlu dipertahankan dalam hidup Fayla setelah semua berbalik dari harapannya?

Kelebihan dan Kekurangan Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Premis cerita yang menarik.
  • Konflik yang seru.
  • Karakterisasi tokoh yang realistik.
  • Penggunaan gaya bahasa yang sederhana.
  • Alur cerita yang mengalir.
  • Catatan kaki yang lengkap. 
Cons
  • Tidak terlalu banyak membahas pengajaran Islam.

Kelebihan Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

Buku Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! karya Nurillah Achmad memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menarik. Premis ceritanya yang menarik dan berpusat pada hubungan yang rumit antara seorang ibu dan anak di tengah-tengah lingkungan pesantren, membuat pembaca penasaran dengan perkembangan cerita.

Konflik yang seru di dalamnya, seperti benturan antara idealisme dan realitas kehidupan juga membuat cerita menjadi terasa dinamis dan penuh dengan kejutan, sehingga pembaca terus merasakan keseruan saat membaca buku ini. Karakterisasi tokoh yang realistik dan terasa hidup juga memberikan kedalaman emosional dan keterikatan pada cerita.

Penggunaan gaya bahasa yang sederhana juga memudahkan pembaca untuk memahami dan menikmati setiap halaman karena cerita terasa ringan dan menyenangkan, sehingga buku ini cocok untuk berbagai kalangan pembaca, terutama remaja. Alur cerita yang mengalir dengan baik juga membuat pembaca terus tertarik untuk menyelesaikan buku ini. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan catatan kaki yang lengkap, sehingga memberikan penjelasan tambahan dan konteks yang berguna, hal ini dapat membantu pembaca memahami istilah atau konsep yang mungkin belum familiar untuk mereka, terutama yang berkaitan dengan budaya dan tradisi pesantren.

Kekurangan Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

Dari ulasan kelebihan buku Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! karya Nurillah Achmad memiliki banyak kelebihan, buku ini masih memiliki kekurangan yang patut diperhatikan. Kekurangannya adalah buku ini tidak terlalu banyak membahas pengajaran Islam secara mendalam. Meskipun latar belakang yang dipilih adalah pesantren dan nuansa religius yang kental, beberapa pembaca mungkin mengharapkan adanya pengajaran yang lebih rinci mengenai ajaran dan praktik Islam disini, namun sayangnya buku ini tidak terlalu berfokus pada hal itu.

Pesan Moral Novel Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!

Laiqa: Hijab for Sisters

button cek gramedia com

Karya Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla! memberikan pesan moral tentang bagaimana masyarakat seringkali terlalu terpaku pada idealisme yang mereka bentuk sendiri. Meskipun mereka sadar bahwa realitas tidak harus selalu sesuai dengan idealisme yang mereka banguntersebut, seperti keyakinan bahwa anak tidak boleh nakal meskipun mereka sendiri mungkin pernah nakal saat remaja, masyarakat umumnya sering kali lupa diri dan tidak mau melihat kenyataan.

Makna “nila setitik rusak susu sebelanga” juga ditekankan dalam cerita ini, poin ini menunjukkan bahwa karena satu kesalahan kecil, seseorang bisa langsung dinilai buruk secara keseluruhan. Padahal, akan lebih adil jika kita tetap melihat kebaikan yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Selain itu, cerita ini juga menyampaikan pesan tentang rahasia, bahwa sebaik apapun kita menyimpannya, kebenaran pada akhirnya akan terungkap juga hal ini mengajarkan kita untuk lebih jujur dan terbuka, karena menyembunyikan sesuatu hanya akan membawa masalah di kemudian hari.

Bagi Grameds yang tertarik ingin membaca dan turut berlarut dengan buku Laiqa: Hijab for Sisters: Dia Ibu yang Harus Dihormati, Fayla!, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku dalam lini Laiqa lainnya di bawah ini, lho. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Laiqa: Mana Hijrah?!

Laiqa: Mana Hijrah?!

button cek gramedia com

MANA MEMBUAT GEGER ORANG SEKANTOR KARENA MUNCUL MENGENAKAN HIJAB! Mana … hijrah? Yang benar saja! Athfar dan Deandra juga terkejut karena tidak pernah membayangkan seorang Mana berpenampilan menutup aurat. Mereka sangat mengenal sahabatnya yang satu ini, yang menginjak lantai mushola kantor pun sepertinya nggak pernah. Kali ini, penampilannya syari sehingga membuat keduanya bertanya-tanya, kejadian apa yang menimpa Mana akhir-akhir ini?

Padahal, sudah cukup lama Mana menyimpan rapat keinginannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dia sangat mengharapkan kesembuhan sang ayah yang tengah sakit keras, kemudian memulai semua perjalanan hijrahnya dengan menutup aurat. Namun, cobaan demi cobaan muncul menciptakan goncangan kecil, syukurnya Mana masih istiqomah. Hingga kondisi ayahnya yang bertolak belakang dengan semua doanya telah menjadi titik balik Mana mempertanyakan keyakinannya. Apakah keputusannya untuk berhijrah ada artinya?

Laiqa: Siniar Semut Kecil

Laiqa: Siniar Semut Kecil

button cek gramedia com

“Gue, kan, masih muda, ngapain tobat?” Sebelum kecelakaan, Malka berkeyakinan bahwa Tuhan Maha Pengasih pasti akan menggugurkan dosa-dosanya sewaktu remaja, karena dia bertekad menjadi saleh setelah tua saja. Sayangnya, dia lupa bahwa tua tidak pernah menjadi milik semua orang. Di antara hidup dan mati setelah kecelakaan nahas itu, Malka bermimpi berulang kali orang tuanya masuk surga, tetapi diseret lagi ke neraka karena dianggap tidak becus mengurus anak sendiri.

Dia pun bertekad berubah seratus delapan puluh derajat demi mencegah mimpi tersebut menjadi nyata. Namun, Malka tidak tahu bahwa masa lalu yang buruk tidak akan pernah hilang meski telah ditinggalkan. Ia mengakar, menguat, siap meledak pada waktu yang tak tertebak. Ketika ia benar-benar meledak lewat sebuah siniar berjudul Sinar Semut Kecil yang disiarkan di sekolah barunya, apakah Malka sanggup menahan imbasnya atau malah hancur bersamanya?

Laiqa: Rope That Binds

Laiqa: Rope That Binds

button cek gramedia com

Sarah Annisa baru saja menikah dengan pria yang sangat dia cintai. Kini, langkah mereka selanjutnya dalam membangun keluarga sakinah adalah memiliki seorang anak. Namun, impian itu harus tertunda karena mereka terhalang oleh dinding yang begitu sulit ditembus. Rupanya Sarah menderita penyakit yang namanya bahkan tak pernah dia dengar sebelumnya. Akibat penyakit itu, Sarah tidak hanya membawa penderitaan pribadi, tetapi juga stigma sosial yang kompleks. Berbekal cinta dalam pernikahannya dan hijrahnya yang terbata-bata, dia berusaha menemukan cahaya dalam kegelapan yang dilingkupi penyakit tersebut.

Waktu Sarah sedang menyiapkan pernikahannya, dia merasakan suatu petikan malapetaka di dalam hatinya. Mara bahaya, kesialan, atau musibah—sebut saja apapun namanya. Pokoknya, perasaan itu seperti hawa yang dibawa awan hitam bergulung-gulung di cakrawala, padahal di depan matamu terbentang langit biru tanpa noda. Tapi tanpa daya, kau bisa merasakan hawa mencekam itu mencengkeram bahaya. Dia tak tahu di printilan pernikahan yang mana atau pada momen apa bencana itu akan menerpa. Mungkin MUA? Sarah memilih perias dengan kriteria yang sama ketatnya seperti mencari calon suami. Bukan hanya jago membuat foundation terulas mulus bak kulit idol Korea, mahir membaurkan perona pipi yang tak sebuas lebam memar, dan shading yang menambah ilusi kecantikan sang pengantin, tapi juga dia memilih berdasarkan kepekaan sang perias; peka melukis kedua bilah alis—terlalu tebal nanti pengantin menjadi Shin-chan, terlalu tipis nanti pengantin bisa melihat tuyul. Belum lagi kalau salah sudut lengkung alis, salah perkiraan panjang alis. Repot sudah.

 

Sumber:

https://books.google.co.id/books?id=xhzwEAAAQBAJ&pg=PA1&source=kp_read_button&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Written by Gabriela

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebab, segala informasi yang kita dapat setiap hari, salah satunya berbentuk tulisan. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya.

Membuat karya tulis akan selalu menyenangkan bagi saya, karena saya bisa terus belajar melalui kata-kata. Setiap kali menulis, saya akan terlebih dahulu membaca sumber untuk memperoleh informasi yang tepat. Keseluruhan proses merangkai kata tersebut adalah proses pembelajaran yang tak berkesudahan.

Saya suka menulis review buku, karena setiap buku menyajikan dunia yang baru dan memberikan banyak pengetahuan baru. Saya juga suka menulis tentang dunia kuliner dan trivia, karena ada banyak fakta unik, tips, dan juga trik yang bisa saya coba praktikkan.

Keahlian
Review buku
Kuliner
Trivia

Pendidikan
Universitas Multimedia Nusantara

Linkedin: Gabriela Estefania
Instagram: @gaby_tandean