Rating: 3.79
Lelap dalam Lautan Bintang atau To Sleep in a Sea of Stars adalah novel fiksi ilmiah terbitan tahun 2020 yang ditulis oleh penulis asal Amerika, Christopher Paolini. Novel ini diterbitkan di bawah naungan Tor dari Macmillan Publishers. Novel ini tidak ada hubungannya dengan seri Inheritance Cycle. Dalam sebuah interview, Christopher Paolini mendeskripsikan buku ini sebagai buku yang berorientasi pada orang dewasa dibandingkan dengan genre dewasa muda pada buku-buku karyanya yang sebelumnya.
Novel Lelap dalam Lautan Bintang mendapat banyak ulasan positif dari para kritikus, dengan pujian diarahkan pada pembangunan latar belakang, plot, dan kecepatan alur. Ulasan Kirkus memuji buku ini sebagai buku yang epik dan seru, serta berdurasi cepat yang akan dinikmati oleh para penggemar fiksi ilmiah. Novel ini juga berhasil memenangkan Goodreads Choice Award 2020 untuk kategori Novel Fiksi Ilmiah Terbaik.
Cetakan terbaru buku ini yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 29 Januari 2024. Buku dengan total 424 halaman ini akan menyajikan kisah fiksi yang luar biasa dan menggugah imajinasi kalian. Penasaran dengan ceritanya? Yuk kita kulik bersama dengan membaca artikel ini sampai selesai!
Table of Contents
Profil Christopher Paolini – Penulis Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Christopher James Paolini adalah seorang penulis Amerika yang lahir pada 17 November 1983, ia terkenal karena seri The Inheritance Cycle, yang terdiri dari buku Eragon (2002), Eldest (2005), Brisingr (2008), Inheritance (2011), serta serangkaian cerita pendek yang berjudul The Fork, the Witch, and the Worm (2018). Ia menulis novel fiksi pertamanya yang berjudul, To Sleep in a Sea of Stars yang diterbitkan pada 15 September 2020. Saat ini Ia tinggal di Paradise Valley, Montana, tempat dimana ia menulis buku pertamanya.
Paolini mulai menulis novel pertamanya, Eragon, saat ia berumur 15 tahun. Buku ini menjadi bagian pertama dari seri empat buku yang berlatarkan dunia mitos Alagaesia. Eragon pertama kali diterbitkan oleh perusahaan penerbitan milik orang tuanya, Paolini International LLC pada tahun 2002. Untuk mempromosikan bukunya, Paolini mengunjungi lebih dari 135 sekolah dan perpustakaan, mendiskusikan tentang membaca dan menulis sambil mengenakan kostum abad pertengahan berupa kemeja merah, celana hitam bergelombang, sepatu boot bertali, dan topi hitam elegan. Selain menulis Eragon ia juga menggambar sendiri untuk sampul buku itu, tampilan mata saphira serta peta menjadi ilustrasi yang ia pilih untuk sampul buku Eragon.
Pada pertengahan 2002, anak tiri penulis ternama Carl Hiaasen menemukan Eragon di toko buku dan langsung menyukainya. Hal ini menyebabkan Hiaasen mengirimkannya kepada penerbitnya, Alfred A. Knopf. Knopf kemudian mengajukan penawaran untuk menerbitkan Eragon dan buku-buku lain dalam The Inheritance Cycle. Edisi kedua Eragon diterbitkan oleh Knopf pada bulan Agustus 2003. Dalam usianya yang masih terbilang muda, 19 tahun, Paolini sudah menjadi penulis buku terlaris edisi New York Times.
Pada bulan Desember 2006, Fox 2000 merilis adaptasi Eragon menjadi film yang tayang di bioskop-bioskop seluruh dunia. Film ini sebagian besar menerima ulasan negatif dari para kritikus, tetapi menghasilkan pendapatan kotor domestik dan internasional sebesar 249 juta dollar USD
Eldest, sekuel dari Eragon, dirilis pada 23 Agustus 2005. Buku ketiga dalam seri, Brisingr, dirilis pada 20 September 2008. Meskipun The Inheritance Cycle awalnya direncanakan sebagai trilogi, buku keempat, Inheritance, dirilis pada 8 November 2011 di AS, Australia, Selandia Baru, UE, dan India, serta sudah diterjemahkan dan diterbitkan di 53 negara. Sampai saat ini The Inheritance Cycle telah terjual lebih dari 41 juta kopi.
Sinopsis Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Kira Navárez, seorang ahli xenologi dari Bumi, bermimpi untuk menemukan kehidupan di dunia yang baru. Namun, kenyataan yang akan dihadapinya jauh dari yang diharapkan. Saat sedang menjelajahi galaksi dan meneliti planet-planet tak berpenghuni yang mungkin memiliki tanda-tanda kehidupan, Kira menemukan artefak alien. Awalnya, ia merasa sangat gembira, akan tetapi penemuan itu segera menghancurkan hidupnya.
Ia kehilangan orang-orang yang dicintainya, terjebak dengan selubung “hidup” yang terus melekat pada tubuhnya, ia pun bertemu dengan alien yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Semua ini menjerumuskannya ke dalam pertempuran di antara bintang-bintang, yang akan menentukan nasib umat manusia.
Raksasa gas jingga, Zeus, tergantung rendah di cakrawala, tampak sangat megah dan memancarkan cahaya berwarna kemerahan. Di sekelilingnya, bintang-bintang berkilauan dengan latar belakang hitam angkasa, sementara di bawah tatapan waspada sang raksasa, terbentang gurun kelabu yang dipenuhi batu. Sebuah kumpulan kecil bangunan berdiri di bentangan tandus itu: kubah-kubah, terowongan, dan dinding berjendela, menjadi satu-satunya sumber kehangatan dan kehidupan di lingkungan asing tersebut.
Di dalam laboratorium sempit di kompleks itu, Kira berusaha keras untuk mengeluarkan alat pengurut gen dari ceruk di dinding. Alat itu tidak besar, tetapi berat, ia mengalami kesulitan saat memegangnya dengan benar. “Sial,” gerutu Kira, sambil memperbaiki posisi berdirinya. Sebagian besar peralatan mereka akan ditinggalkan di Adrasteia, bulan seukuran Bumi yang telah mereka teliti selama empat bulan terakhir.
Mesin pengurut gen adalah perlengkapan dasar bagi seorang ahli xenobiologi, dan ia akan membawanya kemanapun ia pergi. Lagipula, koloni-koloni yang akan tiba di Shakti-Uma-Sati tidak lama lagi akan membawa model yang lebih baru dan canggih, bukan jenis murah meriah yang diberikan perusahaan kepadanya.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Kelebihan Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Novel Lelap dalam Lautan Bintang ini Buku ini memiliki banyak sekali kelebihan yang membuatnya menjadi buku yang layak sekali untuk dibaca. Latar dan tema ceritanya yang mengagumkan berhasil membawa pembaca ke dunia yang penuh dengan imajinasi. Premis ceritanya sangat menarik, dimulai dengan kebahagiaan dan harapan, tapi dengan cepat berubah menjadi petualangan yang menegangkan sehingga menciptakan dinamika cerita yang sangat bagus.
Penulis juga berhasil memadukan unsur romantis dan pertemanan dengan sangat baik dalam cerita ini sehingga memberikan kedalaman emosional pada setiap karakter dan hubungan mereka. Konflik yang mendalam, terutama pada pergolakan batin yang dialami tokoh utama juga menambah lapisan kompleksitas yang menarik dan membuat cerita ini terasa lebih hidup dan menyentuh, belum lagi kehadiran unsur humor dalam cerita ini yang memberikan keseimbangan dalam situasi yang menegangkan.
Pembawaan narasi yang memikat adalah bintang utama dari poin kelebihan novel ini, jika penulis tidak berhasil menggunakan narasi yang memikat cerita akan terasa tidak jelas dan membosankan, tapi tidak dengan Christopher Paolini dengan penanya ia berhasil memastikan pembaca untuk tetap terlibat sepanjang cerita meskipun tema yang diangkat dalam ceritanya sangat luas. Selain itu, kalimat perenungan yang disisipkan dalam dialog dan pesan kehidupan yang mendalam juga memberikan dimensi filosofis dan introspektif yang memperkaya cerita sehingga menjadikannya lebih dari sekadar petualangan fiksi ilmiah belaka saja.
Kekurangan Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Meskipun buku Lelap dalam Lautan Bintang ini memiliki banyak sekali kelebihan, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan. Penggunaan banyak istilah fisika yang jarang dipahami oleh pembaca awam menjadi kekurangan utama dalam buku ini. Istilah-istilah teknis ini, meskipun menambah keotentikan cerita, bisa membuat beberapa bagian menjadi sulit dimengerti terutama oleh pembaca yang tidak familiar dengan istilah fisika.
Pesan Moral Novel Lelap dalam Lautan Bintang
Buku Lelap dalam Lautan Bintang menyampaikan pesan moral yang sangat mendalam tentang penerimaan dan ketekunan dalam mengejar mimpi dan keikhlasan dalam menjalani hidup. Seperti yang dikatakan Kira, “Pembelajaran paling sulit dalam hidup adalah untuk menerima bahwa ada sesuatu yang memang tidak bisa kita ubah”. Pesan ini mengajarkan kita tentang pentingnya menerima kenyataan dan menjalani hidup dengan lapang dada terhadap apa yang tidak dapat kita kendalikan, dan selalu ikhlas untuk menerima apa yang memang tidak bisa kita dapatkan atau ubah.
Di sisi lain, buku Lelap dalam Lautan Bintang ini juga menginspirasi kita untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar mimpi, bahkan jika jalannya berliku-liku. Hal ini mengingatkan kita bahwa perjalanan menuju mimpi seringkali penuh dengan tantangan, tapi ketekunan dan tekad yang kuat pasti akan membantu kita mencapai impian kita.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Lelap dalam Lautan Bintang karya Christopher Paolini, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku karya Christopher Paolini yang lain di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Cukit, Sang Penyihir dan Sang Naga (The Fork, The Witch and The Worm)
Buku Cukit, Sang Penyihir, dan Sang Naga (The Fork, The Witch, and the Worm) ini menyuguhkan tiga cerita orisinal Alagaesia, diselingi petualangan Eragon. Buku ini bergenre fiksi. Menceritakan Eragon yang sedang mencari rumah bagi generasi baru Penunggang Naga. Disajikan dengan bahasa yang sederhana, sehingga para pembaca dapat memahami isi cerita. Buku ini dapat dibaca oleh anak remaja dan orang dewasa. Tidak diperuntukkan bagi anak-anak.
Seorang pengelana dan anak terkutuk oleh mantra, sihir, dan sang naga. Selamat datang kembali di dunia Alagaesia. Sudah setahun Eragon berangkat dari Alagaesia untuk mencari rumah bagi generasi baru Penunggang Naga. Dia membangun benteng naga, menjaga telur-telur naga, dan berurusan dengan Urgal yang rusuh serta kaum peri yang angkuh. Visi dari Eldunarí adalah tamu-tamu tidak terduga dan legenda Urgal yang menegangkan menjadi pengalih perhatian yang amat dibutuhkannya serta memberinya perspektif baru. Simak keseruan cerita Eragon hanya di buku Cukit, Sang Penyihir, dan Sang Naga (The Fork, The Witch, and the Worm) ini! Selamat membaca!
Warisan (Inheritance)
Semua berawal dengan Eragon…
Dan berakhir dengan Warisan.
Beberapa waktu lalu, Eragon––Shadeslayer, Penunggang Naga–– bukanlah siapa-siapa, hanya bocah petani miskin.
Naganya, Saphira, cuma batu biru di hutan. Sekarang, nasib seluruh umat manusia berada di tangan mereka.
Latihan dan pertempuran selama berbulan-bulan yang panjang membawa kemenangan dan harapan, tapi juga duka mencekam. Namun, pertempuran yang sesungguhnya belumlah terjadi: mereka harus berhadapan dengan albatorix. Mereka mesti cukup kuat untuk mengalahkannya. Dan kalau mereka tidak mampu, berarti yang lain tidak punya peluang.
Tidak ada yang menyangka sang Penunggang dan naganya akan mampu sampai sejauh ini.
Tetapi, sanggupkah mereka menggulingkan si raja jahat dan mengembalikan keadilan ke Alagaësia? Dan kalaupun sanggup, seberapa besarkah pengorbanan yang harus dilakukan?
Eragon 3: Brisingr
Buku 3 siklus Warisan Eragon dan naganya, Saphira, berhasil bertahan hidup setelah pertempuran kolosal melawan para prajurit Kekaisaran di Dataran Membara. Namun masih banyak yang harus dihadapi sang Penunggang dan naganya ini.
Eragon harus menyelamatkan Katrina, kekasih Roran, dari cengkeraman Raja Galbatorix, sesuai janjinya pada abangnya itu. Tetapi kaum Varden, elf, dan kurcaci pun membutuhkan sang Penunggang.
Ketika keresahan melanda para pemberontak dan bahaya mengincar dari segala arah, Eragon harus menentukan pilihan pilihan yang akan membawanya ke seluruh penjuru Kekaisaran, bahkan lebih. Pilihan yang bisa saja memaksanya melakukan pengorbanan tak terbayangkan.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/To_Sleep_in_a_Sea_of_Stars
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Christopher_Paolini
- https://www.goodreads.com/book/show/48829708-to-sleep-in-a-sea-of-stars
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api