Novel Lovechitec adalah sebuah novel karya Windy Joana H. Kisah ini pertama kali dipublikasi di Wattpad penulis dengan nama pengguna @winjo_h. Kisah ini meraih kepopuleran dengan sudah dibaca 392 ribu kali di Wattpad dan mendapatkan 95.7 ribu votes.
Maka itu, tak heran jika akhirnya kisah ini diadaptasi menjadi novel yang diterbitkan oleh Penerbit Reneluv pada 1 September 2021. Novel dengan total 360 halaman ini bergenre romansa, yang mengisahkan tentang perjuangan mahasiswa arsitektur. Tokoh utama dalam novel ini adalah Ajeng, sosok perempuan kuat yang pantang menyerah.
Ajeng mencintai lelaki bernama Rendy. Ia pun berusaha untuk mendapatkan hatinya, walaupun Rendy tidak memperjuangkannya kembali. Rendy sudah bercita-cita untuk menjadi arsitek sejak dulu. Oleh karena itu, ia berupaya untuk meraih mimpinya sampai dijuluki sebagai orang yang lahir untuk menjasi seorang arsitek.
Namun, kehadiran Ajeng dalam hidup Rendy membuat kehidupannya yang sangat serius itu menjadi lebih bermakna. Demi mengejar lelaki impiannya, Ajeng rela masuk kuliah di jurusan arsitek yang sebenarnya tidak ia suka.
Ajeng menggunakan berbagai cara supaya ia bisa dekat dengan Rendy, termasuk berbohong mengenai keadaan keluarganya untuk mendapatkan rasa simpati Rendy. Apakah segala usaha Ajeng mampu meluluhkan hati dingin Rendy? Apakah kebohongan Ajeng akan terbongkar?
Table of Contents
Review Novel Lovechitec
Rendy telah berada di tahap mau menukar jiwanya saja kepada iblis, demi mendapat ketenangan sehari saja di rumah kontrakan yang penuh dengan keributan tujuh orang penghuninya itu. Setelah masuk jurusan arsitektur, Rendy tak bisa tidur cukup, karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan.
Ditambah lagi teman satu rumahnya yang disebut dream house itu selalu ribut, dan semakin hari semakin aneh juga kelakuannya. Baru kemarin, Keenan yang menjadi personil paling muda di sana mengatakan bahwa ada makhluk halus yang menempel pada Haikal yang baru pergi ke gunung. Haikal yang merasa baik-baik saja malah meledeknya dengan pura-pura kesurupan.
Namun, bukan kesurupan makhluk halus, melainkan kesurupan belalang sembah, ujung kunyit, dan remah rengginang. Pokoknya ada-ada saja deh tingkah teman serumahnya itu. Sedangkan, Rendy pasti selalu sedang mengerjakan tugas di kala teman-temannya bertingkah konyol.
Rendy menghela nafas pertanda frustasi sebelum menghentikkan jarinya yang sibuk membuat maket perumahan kota, maket yang deadlinenya dua hari lagi. Ketika membuat sesuatu yang sangat detail seperti maket, Rendy tentu membutuhkan ketenangan untuk bisa berkonsentrasi tinggi.
Tapi, gimana mau tenang, kalau sedikit-sedikit teman–temannya menawarkan makan, ngopi, memanggilnya untuk ini, itu. Oh betapa Rendy bisa gila dibuatnya. Rendy pun meregangkan otot leher dan tangannya. Anak arsitektur semester lima itu memasang kacamatanya dan siap untuk kembali merakit maket, tetapi satu panggilan dari pintu kamar kembali menahan gerakannya.
Nareshta menginterupsi Rendy dengan mengatakan bahwa ada teman sejurusan yang mencarinya. Rendy tidak memiliki tugas kelompok, dan ia menolak untuk menemui temannya itu. Nareshta mau tak mau menarik pemuda yang sangat malas menjauhkan badan dari kursi meja belajarnya itu ke pintu depan. Ketika melihat sosok yang dimaksud Narestha, Rendy hanya ingin kembali lari masuk ke kamarnya.
Dia lagi, dia lagi, Ajeng Jessica, orang paling merepotkan satu jurusan arsitektur. Rendy pun bertanya dengan judes apa mau Ajeng datang ke rumahnya. Ajeng kemudian merengek kepada Rendy, ia mengatakan bahwa otaknya sudah berasap akibat ngerjain tugas.
“Anjeng,” Rendy memanggil.
“Ajeng sayang, gak pake N.” Kata Ajeng mengoreksi.
Rendy hanya bisa menghela nafas lelah. Ia kemudian menanyakan, apakah Ajeng sudah mulai mengerjakan makalah yang harus dikumpulkan besok? Ajeng hanya bisa mengangguk sambil memasang tampang teraniaya dan sok imut.
Ajeng mengatakan bahwa ia sudah mencoba mengerjakan tugas itu, tapi gak paham sama sekali. Ia juga mengatakan bahwa ia saja belum sempat pulang ke rumah, dan studio perancangannya juga kacau. Dengan skill dramanya, Ajeng berpura-pura akan menangis, tetapi Rendy sudah hafal seluruh gerak-gerik si pemalas itu.
Rendy hanya bisa tertawa kosong, menertawai dirinya sendiri yang tak pernah bisa menolak untuk memberikan bantuan kepada gadis yang dari awal semester itu sudah tidak serius belajar di jurusan Arsitektur ini. Rendy bisa menolak membantu teman-temannya yang lain Rendy, tetapi kenapa tidak bisa kepada Ajeng Jessica?
Mari mengingat kembali ke satu hari di semester tiga, di mana Ajeng tersenyum dari jauh melihat Rendy sudah berada di sudut studio tempat mereka janjian. Ajeng harus berterima kasih kepada asisten dosen perancangan arsitektur yang terlalu sibuk, jadi mau tidak mau mentransfernya kepada Rendy yang populer dengan julukan “born to be architect” di jurusannya.
Ya, walaupun Ajeng juga harus sedikit mengemis untuk itu. Gadis itu menyapa Rendy dengan ramah dan ceria. Oh Ajeng yang ini. Rendy ingat asisten dosennya mengatakan bahwa Ajeng adalah orang yang benar-benar clueless se-arsitektur.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa harus Rendy yang disuruh membimbingnya? Apakah ia mengira Rendy tidak sibuk? Rendy juga mahasiswa arsitektur yang memiliki tugas menumpuk dan kadang harus menginap di studio.
Gadis itu pun memperkenalkan dirinya, “Gue Ajeng Jessica, lo bisa manggil gue Jeje atau Ajeng. Btw, kita satu SMA. Lo inget gue ga?” Rendy mendongkak untuk melihat ke gadis itu dan mengangguk. Rendy kemudian mengatakan bahwa ia sering melihatnya di sekolah, dan mau memanggil Ajeng saja karena teman satu rumahnya ada yang bernama Jeje.
Ajeng kemudian meminta pertolongan Rendy. Ajeng duduk di hadapan Rendy dan mengeluarkan tugasnya yang telah direvisi berkali-kali. Rendy mengambilnya dan memandang sekilas, kemudian mulai menaikkan alisnya sebelah. Ekspresi Rendy dari awal memang tak ramah, tapi setelah bertanya-tanya tentang tugas Ajeng dan mendengar penjelasannya, nada bicaranya makin dingin dan tajam, serta agak menakutkan, 11:12 dengan dosennya.
Rendy terus menanyakan tentang konsep tugas Ajeng. Mata Rendy yang sipit itu melotot sebisanya ketika mendengar jawaban Ajeng. Pemuda itu kemudian menyerah, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi dan mengusap wajahnya pertanda frustasi. Ia kemudian menyuruh Ajeng melakukan hal dasar dengan sedikit berteriak.
Ajeng memegang dadanya sendiri akibat teriakan frustasi itu. Sedangkan, Rendy membuka tugas amburadul Ajeng dan menuliskan langkah-langkah pengerjaannya di sana. “Ck,ck Ajeng. Lo belajar ga sih? Kalo lo gak niat jadi arsitek, kenapa masuk jurusan arsitektur?”
Kelebihan Novel Lovechitec
Kisah Wattpad yang berhasil diadaptasi menjadi sebuah novel ini memiliki sejumlah kelebihan. Novel Lovechitec menawarkan premis cerita romansa remaja dalam latar dunia arsitektur, yang dinilai menarik. Melalui kisah ini, pembaca bisa sekaligus mempelajari lebih dalam tentang dunia arsitektur.
Kisah romansa yang dibangun dalam novel ini juga dinilai realistis, karena memiliki jangka waktu dan bertahap sampai akhirnya para tokoh bisa jatuh cinta. Interaksi antartokoh yang dibangun juga menarik untuk diikuti, karena menunjukkan sisi anak muda yang nyata, banyak ditemukan di masyarakat.
Penulis membangun karakter-karakter tokoh yang beragam, yang pasti relate dengan lingkup pertemanan pembaca di dunia nyata. Mulai dari si serius, si rajin, si pemalas, si konyol, dan lain sebagainya. Tokoh-tokoh ini tak jarang mengingatkan pembaca akan teman-temannya atau bahkan dirinya sendiri.
Konflik yang dihadirkan dalam kisah ini juga tak melulu berfokus pada hubungan romantis, tetapi menghadirkan juga konflik yang biasa ditemui para mahasiswa, terutama mahasiswa arsitektur. Jadi, pembaca yang relate bisa memahami apa yang para tokoh rasakan dengan mudah.
Gaya bahasa yang digunakan penulis juga sangat sederhana, ala anak muda. Alur kisah ini dinilai cukup cepat dengan plot yang mengalir. Secara keseluruhan, Lovechitec ini adalah kisah yang segar untuk dibaca para kaum muda.
Kekurangan Novel Lovechitec
Selain memiliki kelebihan, novel Lovechitec ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada penggunaan beberapa istilah arsitektur yang tidak disertai penjelasan. Jadi, pembaca yang tidak mengerti harus mencari tau sendiri artinya.
Kemudian, bagian kisah di mana Ajeng rela masuk jurusan arsitek demi Rendy dinilai memberikan contoh yang tidak baik. Alasan seperti ini seperti menyepelekan masa depan akibat terlalu berfokus pada angan-angan akan cinta.
Pesan Moral Novel Lovechitec
Nah itu dia review dari novel Lovechitec, kalau dilihat dari review novel Lovechitec ini, kita dapat meneladani sosok Rendy yang memiliki cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, dan selalu berusaha dengan serius untuk mewujudkannya. Ia giat belajar dan pantang menyerah, juga mau membantu orang lain yang sama-sama berproses bersamanya.
Dari sosok Ajeng, kita juga diingatkan untuk memperjuangkan orang yang kita sayangi. Sebab, cinta juga perlu diusahakan dan dibangun. Namun, jangan sampai dibutakan oleh perasaan cinta untuk mengorbankan kepentingan diri.
Sebab, pada akhirnya hanya dirimu sendiri lah yang akan menerima Anda apa adanya. Jangan juga berbohong demi menciptakan persona lain di depan orang yang kita sayangi. Kita akan membutuhkan cinta yang tulus, yang mampu menerima diri kita apa adanya.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Lovechitec karya Windy Joana H. Apakah Ajeng dan Rendy akan bersatu? Apakah kebohongan Ajeng akan terbongkar? Yuk, langsung saja temukan jawabannya sendiri dengan mendapatkan novel ini di gramedia.com. Selamat membaca!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gabriel
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku Arkananta
- Review Buku Balada Si Roy
- Review Buku Catatan Kronik
- Review Buku Corat-Coret di Toilet
- Review Buku Crash
- Review Buku Dune: Bagian 1
- Review Buku Hello, Korean! Review Novel Hidup (To Live)
- Review Buku How to Die: Sebuah Buku Panduan Kuno untuk Mati
- Review Buku Kartun Biologi
- Review Buku Kisah Seorang Pedagang Darah
- Review Buku Kontrakan Nyai Suman
- Review Buku Kumpulan Puisi: Adam, Hawa, dan Durian
- Review Buku My Long Black: Unsent Letters
- Review Buku Love Across Time
- Review Buku Selama Ini Aku Salah? 100 Kesalahan Umum Bahasa Inggris
- Review Buku Set Boundaries
- Review Buku Teka-Teki Rumah Aneh
- Review Buku The 21 Irrefutable Laws Of Leadership
- Review Buku The Fabric of Reality
- Review Buku The Visual MBA
- Review Buku Tinta Emas di Kanvas Dunia
- Review Buku Tirai (Curtain)
- Review Buku To Heal Is To Be Happy
- Review Komik Dragon Ball Super
- Review Komik In His Chart
- Review Komik Juliet of The Boarding School
- Review Novel Air Mata Saudaraku
- Review Novel Anna Karya Sabrina Febrianti
- Review Novel Arga Bad Senior
- Review Novel At Night, I Become a Monster
- Review Novel Berkeliling Dunia di Bawah Laut
- Review Novel Boyband: Your Dreams Is Yours
- Review Novel Bukan Aku yang Dia Inginkan
- Review Novel Dara & Dira
- Review Novel Dago Setelah Hujan
- Review Novel Dracula Karya Bram Stoker
- Review Novel Entrok
- Review Novel Fallen Gladly
- Review Novel Gamaliel
- Review Novel Get On The Gouws
- Review Novel Hanya Tiga Kata
- Review Novel His Dark Materials #2
- Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah
- Review Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin
- Review Novel Kenanga
- Review Novel Lara Ati
- Review Novel Lovechitec
- Review Novel Nikola, Maldini
- Review Novel Nunafan.com Her Private Life Vol 1
- Review Novel Nunafan.com: Her Private Life Volume 2
- Review Novel Re: dan peRempuan
- Review Novel Rendezvous, #The 1955
- Review Novel Serdadu Pantai
- Review Novel S1ngle
- Review Novel School Nurse Ahn Eunyoung
- Review Novel Shatter Me
- Review Novel Syaqil
- Review Novel Tanah Para Bandit
- Review Novel The Hollow
- Review Novel The Silence of The Girls
- Review Novel Tiga Belas Kasus
- Review Novel Tugas-Tugas Hercules
- Review Novel Violets Karya Kyung Sook Shin
- Review Novel Where The Crawdads Sing
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap