Rating: 4.50
Novel Malam Seribu Jahanam merupakan karya paling baru Intan Paramadhita yang juga berhasil menjadi best seller seperti novel-novel karyanya yang lain, karena 362 halaman di dalamnya mampu memukau pembaca. Cetakan terbaru novel Malam Seribu Jahanam karya Intan Paramadhita diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 17 Juni 2023.
Grameds yang sudah kenal dengan karya-karya Intan Paramadhita, pastinya mengetahui bahwa hasil tulisannya selalu menyajikan unsur gelap. Hal gelap yang dimaksud bukan dalam arti yang buruk, melainkan menjadi daya tarik yang mampu memikat para pembacanya.
Pada artikel ini, Gramin akan mengulas secara mendalam tentang novel Malam Seribu Jahanam yang menyajikan kisah Islami yang dipenuhi dengan mitos. Pastikan Grameds membaca artikel ini sampai selesai ya! Sebelum masuk ke sinopsisnya, kita kenalan dulu yuk dengan Intan Paramadhita, sosok di balik novel Malam Seribu Jahanam.
Table of Contents
Profil Intan Paramadhita – Penulis Novel Malam Seribu Jahanam
Intan Paramaditha adalah seorang penulis yang berasal dari Indonesia dan juga Dosen Senior di bidang Studi Media dan Film di Universitas Macquarie, Sydney. Dia meraih gelar Ph.D dengan predikat istimewa dari Universitas New York pada tahun 2014. Karya-karya fiksi, akademis, dan aktivitasnya berfokus pada struktur kekuasaan, politik perjalanan, sirkulasi, mobilitas, serta produksi pengetahuan feminis anti-kolonial.
Novelnya yang berjudul The Wandering (Harvill Secker/Penguin Random House UK, 2020), diterjemahkan dari bahasa Indonesia oleh Stephen J. Epstein, masuk kedalam daftar panjang Stella Prize di Australia dan memenangkan Tempo Best Literary Fiction in Indonesia, English PEN Translates Award, serta Hibah Dana Penerjemahan PEN/Heim dari PEN Amerika.
Intan Paramaditha juga merupakan penulis kumpulan cerita pendek horor feminis Apple and Knife (2018) dan editor Deviant Disciples: Indonesian Women Poets, bagian dari seri Translating Feminisms oleh Tilted Axis Press di Inggris. Esai karya Paramaditha yang berjudul “Pertanyaan Rumit Seputar Menulis Tentang Perjalanan” terpilih sebagai salah satu Penulisan Perjalanan Amerika Terbaik 2021. Karya fiksinya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa Inggris, Polandia, Turki, Jerman, dan Thailand.
Karya terbaru Paramaditha adalah novel Islam-gotik yang berjudul Malam Seribu Jahanam novel terbarunya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2023, saat ini sedang dalam proses untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dia adalah pemenang Penghargaan Cerita Pendek Terbaik Kompas pada tahun 2013, mendapatkan nominasi Penghargaan Sastra Khatulistiwa (2005; 2017), dan salah satu penulis antologi horor Kumpulan Budak Setan (2010), bersama Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad. Paramaditha mendapatkan banyak sekali penghargaan, hal ini membuat namanya terkenal sampai ke luar negeri.
Intan Paramaditha juga terlibat dalam proyek-proyek aktivisme budaya lainnya seperti Period dan Makassar International Writers Festival. Esainya dapat ditemukan di berbagai publikasi seperti Sydney Review of Books, Literary Hub, Electric Literature, Asian American Writers Workshop, The Jakarta Post, dan Korean Literature Now. Dia menulis kata pengantar untuk kumpulan cerpen Budi Darma People from Bloomington (2022), yang diterjemahkan oleh Tiffany Tsao dan diterbitkan oleh Penguin Classics (dicetak ulang di The Nation).
Sinopsis Novel Malam Seribu Jahanam
Ini adalah cerita tentang tiga dara. Cerita ini selalu tentang mereka, karena siapa yang tidak mengenal kisah rumah, keluarga, dan kita. Namun, ini juga menjadi cerita yang tidak diminta, tentang hal-hal yang tidak dapat dilihat, tidak terdengar, dan terlupakan.
Pada tahun 1991, Hajjah Victoria binti Haji Tjek Sun meramal ketiga cucunya: satu akan berkelana, satu akan menjaga, dan satu lagi akan menjadi pengantin. Ketika salah satu dari mereka berkhianat, dara yang tersisa terperangkap dan melirik ke belakang, ia menjelajahi dapur dengan kuali-kuali raksasa dan sumur terlarang di Rumah Victoria (orang menyebut ini adalah jalan menuju rumah Nenek yang tidak berujung), menghadapi rahasia dan mimpi-mimpi yang terhenti di tengah jalan. Ketika perjalanan dan kitab suci terasa tidak dapat lagi memberikan perlindungan, dara yang lain muncul. Ia tidak diundang dan meminta penjelasan.
Malam Seribu Jahanam adalah novel karya Intan Paramaditha. Bercerita tentang kisah-kisah Islami dan mitos yang berasal dari nusantara, novel ini adalah dongeng gelap tentang rasa penyesalan, rasa malu, dan hantu serta sebuah renungan tentang praktik untuk beragama, keretakan dan keruntuhan kelas menengah, serta rapuhnya tali persaudaraan.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Malam Seribu Jahanam
Kelebihan Novel Malam Seribu Jahanam
Novel Malam Seribu Jahanam ini memiliki kelebihan yang menjadikannya buku yang layak untuk dibaca. Genre novel ini terbilang cukup unik karena menggabungkan elemen-elemen yang gelap dan gotik sehingga menciptakan atmosfer yang misterius. Keberanian Intan Paramaditha untuk bereksperimen dengan genre ini juga menunjukkan kreativitasnya dunia sastra Indonesia.
Novel ini juga mengangkat tema yang sangat aktual di dunia nyata, yaitu perspektif aksi terorisme dari sisi keluarga pelaku. Topik ini sangat relevan dengan situasi global yang saat ini terjadi dimana-mana sehingga memberikan sudut pandang yang baru untuk pembaca terhadap isu yang kompleks dan kontroversial.
Karakter dalam Malam Seribu Jahanam juga sangat beragam dan tidak terbatas pada cishet (cisgender heteroseksual) saja. Setiap tokoh memiliki latar belakang dan motivasinya masing masing sehingga menambah kedalaman cerita dan membuatnya lebih dinamis. Alur cerita dalam buku ini juga penuh dengan misteri dan konflik yang membuat pembaca terus menerus penasaran dan ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Novel ini menggunakan lebih dari satu sudut pandang sehingga memberikan dimensi yang kaya pada narasinya. Setiap bagian cerita diawali dengan gelar tokoh utama (Pengelana, Penjaga, Pengantin), sehingga pembaca tidak akan merasa kebingungan meskipun sudut pandang berganti-ganti. Sampul depan untuk buku ini juga terbilang sangat menarik, dengan ilustrasi perempuan yang berdiri diatas meja menggunakan gaun putih ditambah dengan nuansa merah menyala di sekitarnya hal ini dapat menghipnotis pembaca untuk tertarik kemudian membeli buku ini hanya dengan melirik sampulnya saja.
Novel ini juga telah mendapatkan banyak sekali pujian dari media internasional terkemuka. The Guardian memuji cara cerdas Paramaditha dalam meramu mitologi, dongeng, legenda, dan budaya populer Indonesia sambil menjungkirbalikkan nilai-nilai patriarki. Strange Horizons memuji novel ini sebagai kisah yang absurd, gothic, dan menubuh. Pengakuan dari media internasional ini dapat menambahkan kualitas dan daya tarik global dari Malam Seribu Jahanam.
Kekurangan Novel Malam Seribu Jahanam
Meskipun Malam Seribu Jahanam memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Bahasa yang digunakan dalam novel ini cenderung berat dan sedikit kompleks, hal ini mungkin dapat menyulitkan beberapa pembaca untuk mengikuti alur cerita dengan lancar. Selain itu, penggunaan tanda koma dalam buku ini juga sangat banyak sehingga dapat mengganggu kenyamanan membaca. Banyaknya koma sering kali memecah alur pikiran pembaca, membuat narasi terasa terputus-putus dan mengurangi kelancaran cerita.
Pesan Moral Novel Malam Seribu Jahanam
Novel ini mengingatkan kita untuk tidak sembarangan membawa nama Tuhan dalam setiap situasi. Menggunakan nama Tuhan dengan mudah dan tanpa pertimbangan mendalam dapat merendahkan makna yang seharusnya sakral menjadi biasa saja. Lewat pesan ini kita diajak untuk lebih bijak dan penuh hormat dalam menyebut atau mengaitkan tindakan kita dengan kehendak Tuhan. Pentingnya berdamai dengan duka dalam situasi yang sulit. Ketika menghadapi penderitaan, kita diajak untuk menerima dan mengelolanya dengan bijak dan tidak berlarut-larut apalagi sampai lari atau menghindar.
Novel ini mengajarkan pentingnya penerimaan terhadap pilihan hidup orang lain, terutama dalam lingkup keluarga. Prinsip menghargai dan memiliki pikiran terbuka sangat ditekankan, mengingat setiap individu memiliki jalan dan keputusan hidup yang berbeda. Dengan bersikap open-minded dan menghargai pilihan orang lain, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari novel Malam Seribu Jahanam karya Intan Paramadhita. Yuk langsung dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com! Selain novel ini, Gramin juga sudah menyiapkan rekomendasi buku karya Intan Paramadhita lainnya di bawah ini. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku Terkait
Sihir Perempuan
Sihir Perempuan adalah kumpulan dongeng tentang perempuan-perempuan yang tak patuh. Perempuan bisa menjadi apa saja: ibu, anak, pekerja teladan, hingga boneka porselen. Namun dalam buku yang menghadirkan 11 cerita pendek ini, peran-peran yang seharusnya nyaman diteror oleh lanskap kelam penuh hantu gentayangan, vampir, dan pembunuh. Di sinilah perempuan dan pengalamannya yang beriak dan berdarah terpintal dalam kegelapan.
Dalam Sihir Perempuan, Intan Paramaditha mengolah genre horor, mitos, dan cerita-cerita lama dengan perspektif feminis. Buku ini meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award (Kusala Sastra Khatulistiwa) di tahun 2005. Sebagian cerpen dalam Sihir Perempuan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Stephen J. Epstein dan pada tahun 2018 terbit dalam buku Apple and Knife di Australia (Brow Books) dan Inggris (Harvill Secker/ Penguin Random House).
Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu
Jangan sembarang menerima pemberian, demikian nasihat orang-orang tua dulu, tapi kau telanjur meminta paket itu, yaitu hadiah sekaligus kutukan. Iblis Kekasih telah memberimu sepasang sepatu merah. Kau terkutuk untuk bertualang, atau lebih tepatnya, gentayangan. Bernaung, tapi tak berumah.
Sebuah novel dengan format “Pilih Sendiri Petualanganmu”, Gentayangan berkisah tentang perjalanan dan ketercerabutan, memotret mereka yang tergoda batas yang bergerak dan tersangkut yang kabur, tetapi tertangkap. Bergantung jalan mana yang kau pilih, petualangan terkutuk sepatu merah akan membawamu ke New York, Kota Tikus, perbatasan Tijuana, gereja di Haarlem, atau masjid di Jakarta, di dalam taksi pengap atau kereta yang tak mau berhenti, hidup atau mati (atau bosan). Selamanya gentayangan, berada di antara, kau akan temukan cerita para pengelana, turis, dan migran tentang pelarian, penyeberangan, pencarian atas rumah, rute, dan pintu darurat. Cewek baik masuk surga, cewek bandel gentayangan.
Goyang Penasaran
Salimah, penyanyi dangdut yang bikin penasaran, hidup di kampung tempat goyang dangdut diterima, dihidupkan, sekaligus dihujat banyak orang. Tak peduli ia gadis atau janda, setiap lelaki bersumpah rela bertekuk
lutut di bawah lekuk pinggulnya. Solihin, pemuda perlente yang kemudian menjadi lurah, tak menyerah sekalipun lamarannya ditolak. Sebelum mendapatkan perempuan yang jadi rebutan, sampai matipun akan ia perjuangkan
Tapi Salimah hanya menginginkan mata Haji Ahmad, guru mengajinya dulu. Mata yang terbuka lebar seperti saat memandangi Salimah membaca surat An-Nur, seperti ketika menamai perempuan itu sumber dosa. Mata yang marah dan memaksanya turun dari panggung. Mata yang ingin ia dekap ke dadanya, sampai mati. Sampai mati.
Goyangnya maut. Dan hingga kini, ia masih penasaran…
Sumber:
- https://intanparamaditha.com/about
- https://www.goodreads.com/book/show/179532331-malam-seribu-jahanam
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api