Apakah Grameds menyukai kisah-kisah dengan genre fiksi ilmiah atau science fiction? Jika iya, Grameds bisa mencoba untuk membaca novel karya Bethany Griffin berjudul Masque of the Red Death. Bethany Griffin merupakan seorang guru sekaligus penulis. Beberapa karyanya, kebanyakan bergenre fiksi ilmiah, seperti novel Masque of the Red Death satu ini.
Novel yang satu ini bukanlah novel fiksi ilmiah biasa, karena novel ini menggabungkan genre kisah fantasi dengan drama modern. Keunikan lainnya, Bethany Griffin menuliskan kisah Masque of the Red Death dengan penulisan kisah klasik. Novel ini terinspirasi dari cerita pendek karya Edgar Allan Poe pada tahun 1842. Penasaran dengan review dari novel Masque of the Red Death? Simak review singkatnya berikut ini.
Table of Contents
Profil Penulis Masque of the Red Death, Bethany Griffin
Sumber: bethanygriffin.com
Dilansir dari laman resminya yaitu bethanygriffin.com, ia lahir pada 16 April. Karena lahir pada tanggal dan bulan tersebut, ia memiliki zodiak Aries dan pada setiap hari ulang tahunnya, hari selalu hujan.
Pada perayaan hari Natal pertamanya, Griffin menemukan sebuah buku yang berada di bawah pohon dan setelah ia hanya membaca buku itu dan bahkan enggan membuka kado Natal lainnya.
Griffin memiliki hobi mendengarkan rekaman, membaca buku serta makan sandwich jeli anggur. Sejak Sekolah Dasar kelas satu, ia telah menulis buku pertamanya. Buku pertama yang ia tulis menceritakan tentang sejarah hewan peliharaannya yang telah meninggal.
Ia juga menulis haiku mengenai tupai yang ia ia eja sebagai squerr. Sebagai seorang penulis, sejak kecil ia memiliki hobi membaca akan tetapi ia tidak terlalu suka menulis suatu hal yang panjang.
Ketika ia menginjak Sekolah Menengah Pertama, setiap tahunnya ia mengikuti kontes Pengarang Mudah. Namun sayangnya, selama mengikuti kontes tersebut ia belum pernah menang.
Pada masa Sekolah Menengah Pertama itulah, ia pun banyak membaca buku mulai dari buku-buku klasik seperti A Wrinkle in Time hingga novel sejarah serta novel dengan genre roman gotik.
Di Sekolah Menengah Pertama pula, ia mulai membaca karya yang ditulis oleh Edgar Allan Poe untuk pertama kalinya yang akhirnya menginspirasi dirinya untuk menulis novel Masque of the Red Death.
Setelah SMP, Griffin pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih lanjut ke SMA dan kampus. Ia menyebutkan bahwa ia tidak menyukai kedua jenjang pendidikan tersebut namun pada akhirnya ia berhasil lulus dan melanjutkan karirnya.
Usai lulus dari kuliah, ia memutuskan untuk mengejar di sebuah Sekolah Menengah Atas dan Pertama selama beberapa tahun. Sebagai seorang guru, ia telah mengembangkan serta mengajar kelas Sastra Dewasa, Sastra Spekulatif atau Sastra Paranormal dan mengajar beberapa kursus menulis kreatif dan ia mencintai pekerjaannya tersebut, sebagai seorang guru sastra.
Meskipun sejak kecil ia selalu suka membaca dan sudah mulai menulis cerita karangannya, tetapi ia belum pernah menjuarai kompetisi tertentu. Meskipun begitu, Griffin tidak pernah menyerah dalam menulis dan menceritakan kisahnya.
Salah satu usaha yang ia lakukan untuk terus menulis adalah dengan terus membaca, kemudian setelah membaca ia akan mulai menulis satu paragraf, kemudian kembali membaca beberapa buku dan menulis satu paragraf lagi. Lalu, untuk waktu yang cukup lama, seluruh kreativitas yang ia miliki ia habiskan ketika ia mengajar.
Pada titik tertentu, kreativitasnya pun muncul kembali dengan sendirinya dan ia menulis novel pertamanya berjudul Handcuffs. Setelah buku tersebut, ia kemudian menghabiskan beberapa waktu untuk mencair tahu apa sebenarnya yang ingin ia tulis dan apa yang bisa ia tambahkan ke dunia sastra dengan kisah unik serta berbeda.
Setelah beberapa kali manuskrip pembelajaran, Griffin pun menulis novel Masque of the Red Death.
Sinopsis Masque of the Red Death
Judul Buku : Masque of the Red Death (Book 1 of Red Death Saga Series)
Penulis : Bethany Griffin
Penerbit : Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Yudith Listriandri
Editor : Nunung Wiyati
Illustrator Isi : Satrio
Cetakan : 1 Januari 2013
Jumlah Halaman : 400 halaman
Sebuah wabah penyakit mengerikan mulai melanda Kota Atas dan Kota Bawah. Tidak ada satu pun pengobatan yang mampu memberantas wabah dan masalah ini. Satu-satunya cara hanyalah pencegahan, yang dilakukan dengan menggunakan masker khusus dari keramik yang dapat menyaring udara luar yang penuh dengan virus berbahaya.
Permasalahannya adalah masker keramik itu sangatlah mahal, maka hanya beberapa golongan menengah ke atas saja yang mampu membeli masker tersebut. Araby Worth merupakan salah satu orang yang beruntung. Ia adalah putri dari Dr. Worth, salah satu ilmuwan penggagas pembuatan masker keramik tersebut.
Kini, ia tinggal di salah satu Menara Akkadia yang cukup mewah bersama dengan kedua orang tuanya. Ia menjalani kehidupan yang cukup nyaman dan serba berkecukupan.
Meskipun, ia termasuk orang yang beruntung, tetapi Araby tidak pernah merasa bahagia. Hati dan perasaannya justru telah tumpul sejak kematian tragis yang menimpa saudara kembarnya yaitu Finn.
Oleh sebab itu, Araby Worthy pun menjalani kehidupan sehari-harinya bagaikan hantu kosong, berusaha untuk melupakan kepedihan hatinya dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan Will, seorang laki-laki misterius yang menjaga serta mengelola sebuah klub bernama Klub Debauchery. Klub tersebut merupakan klub eksklusif di mana Araby sering menemani sahabatnya, April.
Will memang seorang pemuda menarik dengan paras tampan, ia adalah seorang yatim piatu yang harus mengurus serta menjaga kedua adiknya yang masih kecil. Perkenalan Araby dengan Will pun membuka matanya, mengingatkan ia akan kehidupannya di masa lalu yang serba kekurangan, kelaparan serta rasa takut, kehidupan di mana Finn masih hidup dengan penuh keceriaan dan rasa gembira di dalam hati.
Melalui Will, Araby berhasil menemukan sesuatu yang sempat hilang dari dalam dirinya. Ia menemukan sebuah perasaan bahagia, meskipun hanya sejenak saja. Lalu bencana besar datang mengancam kehidupan masyarakat.
Penduduk yang hidup dengan miskin serta putus asa, pada akhirnya melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh sosok aneh serta menakutkan. Di awali dengan sebuah peristiwa lenyap April ketika ia berada di sebuah klub, selama berhari-hari April hilang tanpa jejak.
Araby pun akhirnya harus bekerja sama dengan Elliot, kakak April sekaligus kemenakan dari Raja Prospero, untuk menemukan jejak April.
Tanpa disadari, ia telah memasuki pergaulan yang penuh dengan kemunafikan, selubung misteri serta kegilaan yang menyelimuti kehidupan dari orang-orang tersebut. Araby kemudian menemukan jawaban dari rahasia masa lalunya yang kelam, suatu konspirasi serta pembunuhan demi mendapatkan kekuasaan paling tinggi.
Kini Araby bukanlah hanya harus menyelamatkan jiwanya dari kejadian teror dan bahaya yang mengancam nyawanya saja, akan tetapi ia juga harus mencari jalan untuk membebaskan orang-orang yang ia kasihi dari segala ancaman yang tidak kalah mengerikan.
Araby berjuang bahkan bersedia untuk bertaruh nyawa, sebab ia tidak mampu menghadapi rasa kehilangan lagi usai kematian saudara kembarnya, Finn yang tewas karena suatu permainan politik kotor dan perebutan tampuk pemerintahan.
Review Masque of the Red Death
Sumber: gramedia.com
Novel karya Bethany Griffin berjudul Masque of the Red Death merupakan sebuah novel steampunk. Apa itu steampunk? Steampunk merupakan sub genre dari fiksi ilmiah yang menggabungkan teknologi retro futuristik serta estetika yang terinspirasi dari mesin uap industrial pada sekitar abad ke 19.
Karya-karya steampunk sering kali memiliki latar sejarah alternatif pada era Victoria atau Wild West Amerika, dengan tetap menampilkan masyarakat yang menggunakan mesin dengan tenaga uap atau di dunia fantasi yang menggunakan tenaga uap.
Namun sayangnya, untuk sebuah novel yang didapuk sebagai novel steampunk, novel ini tidak terlalu menampilkan sisi genre steampunk tersebut. Jadi jika Grameds ingin membaca novel ini karena alasan genre steampunk, sepertinya kurang cocok.
Meskipun begitu, novel Masque of the Red Death karya Bethany Griffin ini tetap menampilkan kisah unik dengan genre fiksi ilmiah modern yang jarang ditemui di beberapa novel fiksi ilmiah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, novel Masque of the Red Death terinspirasi dari sebuah cerita pendek karya Edgar Allan Poe dengan judul yang sama dan diterbitkan pada tahun 1842.
Novel ini bercerita mengenai seorang gadis kaya, putri dari seorang ilmuwan dan hidup di dunia yang telah terjangkiti wabah penyakit Korengitis Akuitits yang sangat menular. Satu-satunya jalan untuk menghindar dan mencegah penyakit tersebut adalah dengan menggunakan masker porselen atau keramik dengan harga yang sangat mahal.
Gadis tersebut bernama Araby. Ia memiliki kakak laki-laki kembarannya bernama Finn, akan tetapi ia meninggal karena wabah tersebut. Setelah Finn meninggal, Araby dan keluarga pun tinggal di sebuah kawasan elit.
Araby memiliki satu-satunya teman dan sahabat bernama April yang tidak lain adalah keponakan dari Prince Prosperi. April dan Araby memiliki hobi pergi ke Klub Debauchery dan di sana ia bertemu dengan laki-laki tampan bernama Will.
Will bekerja sebagai penjaga klub serta orang yang melakukan cek apakah ada pengunjung yang terjangkit oleh penyakit Korengitis Akuitis. Dan tentu saja, mengikuti peraturan yang wajib dipatuhi di klub tersebut.
Kemudian muncul Elliot, kakak April yang tergila-gila dengan Araby. Sebenarnya Elliot memiliki gerakan gerilya yang berusaha menggulingkan kekuasaan pamannya. Ayahnya dahulu adalah seorang walikota, kemudian ia dibunuh oleh pamannya.
Demi melancarkan rencananya, Elliot kemudian meminta Araby untuk menikahinya dengan pura-pura. Araby kemudian bersedia untuk melakukan permintaan Elliot. Namun tiba-tiba April menghilang.
Lalu, ketika berusaha mencari keberadaan April, orang tua Araby justru ikut menghilang. Kemudian, terjadilah serangan dari Pendeta Malcontent, seorang pemimpin dari gerakan pemberontak yang berada di sisi berbeda.
Ia datang dan membawa kerumunan orang penyakitan masuk ke dalam kota. Bom pun dijatuhkan di mana-mana dan kapal uap milik Elliot diledakan. Serangan tersebut kemudian membunuh banyak orang.
Suasana kota pun menjadi tambah kacau. Namun Araby dan kelompoknya akhirnya berhasil keluar kota dengan selamat.
Konsep dari novel ini sangatlah mirip seperti cerita pendek Allan Poe. Meskipun Griffin memang mengakui bahwa novel ini terinspirasi dari cerita pendek tersebut, akan tetapi ada terlalu banyak kesamaan. Dimulai dari tokoh-tokohnya seperti maut merah, Prince Prospero dan beberapa plot cerita yang sama.
Karena kesamaan inilah, novel Masque of the Red Death menjadi kurang istimewa. Selain itu, kisah worldbuilding dalam cerita ini juga sangat mengikuti pakem dari cerita distopia yaitu menghancurkan gedung, perang, penyakit, tatanan sosial buruk dan kombinasi dari ketiganya.
Meskipun memiliki kisah cerita yang cukup unik dan seru, akan tetapi alur dari Masque of the Red Death ini terlalu melompat-lompat tanpa ada batas mana alur flashback dan mana alur masa kini. Dengan begitu, pembaca pun merasa kebingungan untuk mengetahui alur cerita sebenarnya.
Dalam novel ini Griffin juga sangat sedikit membubuhkan dialog tag, sehingga ada lebih banyak narasi ketika berusaha menyampaikan cerita dari Araby.
Selain beberapa kekurangan yang membuat novel ini terasa kurang enak untuk dibaca, Griffin tetap berhasil membuat cerita seru tentang bagaimana perjuangan warga kota, Araby dan komplotannya selamat di dunia yang telah tercemar ini. Griffini juga menjaga pace cerita dengan sangat baik.
Seperti halnya novel distopia lainnya, novel Masque of the Red Death juga memiliki beberapa pertanyaan yang mungkin tidak akan bisa dijawab meskipun pembaca telah selesai membaca novel ini.
Kekurangan dan Kelebihan Novel Masque of the Red Death
Jika Grameds ragu ingin membaca novel karya Bethany Griffin yang satu ini atau tidak, Grameds bisa menyimak kekurangan dan kelebihan dari novel Masque of the Red Death yang mendapatkan rating 3/ 5 bintang.
Dari keterangan belakang buku, Griffin memang telah mengaku bahwa ia menulis novel ini karena terinspirasi dari cerita pendek Allan Poe. Akan tetapi, ada terlalu banyak kemiripan dari cerita pendek tersebut dan novel ini.
Seperti beberapa tokoh dan bahkan inti ceritanya pun mirip. Bedanya, novel ini adalah kisah versi panjangnya dan cenderung lebih mudah dimengerti oleh pembaca, mengingat novel ini menggunakan bahasa yang lebih mudah, dibandingkan cerpen yang terbit pada tahun 1842.
Meskipun begitu, kekurangan dari novel ini tertutupi dengan kisah dari Masque of the Red Death yang seru. Meskipun mainstream dan sederhana, akan tetapi kisah Araby dan komplotannya cukup menyenangkan untuk disimak.
Demikianlah review singkat dari novel Masque of the Red Death karya Bethany Griffin.
Penasaran dengan bagaimana kisah Araby, Elliot, Will dan April? Grameds yang penasaran bisa langsung membeli dan membaca novel Masque of the Red Death di gramedia.com
Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam novel menarik dengan berbagai genre untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Jangan ragu untuk membeli buku di gramedia.com karena dijamin berkualitas dan original! Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan dapatkan bukunya sekarang juga!
Penulis: Khansa
- Review Novel The Time We Walk Together
- Review Novel Sangkakala di Langit Andalusia
- Review Novel Magnus Chase and The Gods of Asgard #3: The Ship of the Dead
- Review Novel Para Pencemas (Anxious People)
- Review Novel Patuhi Rules
- Review Novel Love Letters for Mr. T
- Review Novel Klara dan Sang Matahari
- Review Novel Gagal Cinta Kronis
- Review Novel Penyalin Cahaya
- Review Novel High Reputation
- Review Novel Philia
- Review Novel Dago Love Story
- Review Novel Temenan Sama Nasib
- Review Novel Merindu Cahaya De Amstel
- Review Novel American Gods
- Review Novel Brianna dan Bottomwise
- Review Novel Hilang Dalam Dekapan Semeru
- Review Novel The School for Good and Evil
- Review Novel Pembunuh di Balik Kabut
- Review Novel TeenLit: Vision
- Review Novel Banyu Biru
- Review Novel Lavender
- Review Buku English Classics: Sherlock Holmes - Short Stories #1
- Review Buku The Prophet
- Review Review Novel Belantara
- Review Novel Aliansi Monyet Putih
- Review Novel The Days I Love You
- Review Novel Misteri Kereta Api Biru
- Review Novel Cerita untuk Ayah
- Review Novel Lusi Lindri
- Review Novel Mayat dalam Perpustakaan
- Review Novel Rogue Lawyer
- Review Novel Para Pelindung (The Guardians)
- Review Novel Annisa
- Review Novel Arum Manis
- Review Novel Sang Penjaga Waktu (The Time Keeper)
- Review Novel Black House
- Review Buku Se(N)Iman
- Review Novel Not Me
- Review Novel Komsi Kamsa
- Review Buku Atavisme
- Review Novel Manusia dan Badainya
- Review Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
- Review Novel Masque of the Red Death
- Review Buku The Mysterious Affair at Styles
- Review Norse Mythology
- Review Novel Melbourne Wedding Marathon