Me and Mr. Old – Novel ini bercerita tentang dua tokoh utama yang bernama Kiandra Anaia Renaldi, seorang mahasiswi dan Azka Aldric Wijaya, salah satu dosen di kampusnya. Hubungan mereka cukup unik, meskipun mereka berdua adalah mahasiswi dan dosen mereka terkadang bertengkar hingga Kiandra merasa kalau kesialan selalu datang kepadanya saat ia berhadapan dengan Dosennya itu.
Hingga pada satu kesempatan, Kiandra di buat terkesima oleh sifat Azka yang tidak diketahui, namun Kiandra menolak mengakui bahwa pria itu adalah orang yang pantas untuk dilihat secara jelas dengan kedua mata, bukan hanya dengan satu mata seperti yang ia lakukan selama ini. Grameds mungkin sudah bisa menebak ke arah mana kalian akan dibawa dengan cerita ini, meskipun begitu kalian harus membaca novel ini karena cerita yang sangat seru dan mendetail.
Novel Me and Mr. Old terdiri dari 380 halaman yang diterbitkan oleh Gagas Media pada 24 Juni 2019. Gramin sudah merangkum secara lengkap ulasan novel tentang novel ini khusus untuk kalian, Grameds! Sayangnya Gramin tidak bisa menemukan biodata Pipit Chie di Internet. Kita langsung masuk ke ulasan novel ini saja, yuk!
Table of Contents
Sinopsis Novel Me and Mr. Old
Kiandra terbelalak melihat siapa yang berdiri di belakangnya. Ia langsung memasang senyuman kikuk yang lebar sambil menggaruk tengkuknya.
“Eh, ada Bapak,” ujar Kiandra dengan cengengesan. “Mau makan ya, Pak?” tanyanya dengan tampang polos, membuat Tita yang duduk di depannya mendengkus sebal melihat tingkah Kiandra.
Lelaki yang berdiri di depan Kiandra adalah Azka Aldric Wijaya, salah satu dosen di kampus itu. Ia menatap Kiandra dengan tajam.
“Tidak,” jawabnya dingin. “Saya mau buang air,” sambungnya dengan nada ketus.
“Lho, mau buang air kok Bapak ke sini? Di toilet, kali, Pak. Sepertinya Bapak sudah pikun ya? Sudah mulai tua sih” sekali lagi Kiandra nyengir lebar, membuat Tita yang berada di depannya memejamkan mata dan menepuk jidatnya sendiri
“Lo bego banget sih, Kian,” gumam Tita pelan sambil melirik ke arah dosen yang menatap Kiandra semakin tajam.
“Lho, Bapak kenapa masih di sini? Katanya mau ke toilet,” lanjut Kiandra sembari mengibas-ngibaskan tangannya, seolah mengusir Azka. Wajah dosen itu memerah, membuat jantung Tita berdebar kencang.
“Nyari mati banget nih, bocah!” Tita segera berdiri dan menarik tangan Kiandra, membuat Kiandra menoleh bingung.
“Apa sih lo, Ta?” protes Kiandra saat Tita menariknya menjauh dari kantin, seolah menyeret karung goni.
“Lo kalau mau nyari mati, jangan ajak-ajak gue!” gerutu Tita, melepas genggaman tangannya setelah mereka berada cukup jauh dari kantin. Kiandra hanya menatap Tita dengan ekspresi bingung.
“Maksud lo apa?” Kiandra mengerjap-ngerjap bodoh menatap Tita.
Tita menggeram kesal, lalu menoyor kepala Kiandra dengan keras.
“Aduh! Setan lo! Bokap gue selalu fitrahin gue tiap tahun!” protes Kiandra sambil mengusap-usap kepalanya.
“Lo tahu nggak? Pak Dosen tadi dengar ucapan lo yang ngatain dia bandot tua. Gue udah kasih kode-kode, tapi lo nggak sadar juga. Bego kebangetan lo!” Tita berbicara dengan kesal, sedangkan Kiandra hanya menyengir lebar.
“Lo kasih kode? Kok gue nggak ngeh ya?”
“Astaga! Gue tobat deh punya sahabat bego kayak lo!” Tita mengusap dadanya dengan dramatis, membuat Kiandra menepuk tangan Tita dengan kesal.
“Sialan lo! Gue nggak bego. Kalau gue bego, IPK gue semester kemarin nggak bakal bikin bokap gue nyengir lebar!” ujar Kiandra bersungut-sungut sambil melangkah menuju gerbang kampus. Tita mengikuti di sampingnya.
Tahun ini, Kiandra memasuki tahun kedua kuliahnya. Ia memang lulus sekolah di usia tujuh belas tahun, sedangkan Tita setahun lebih tua darinya. Namun, mereka berada di tingkat yang sama karena Kiandra masuk sekolah lebih cepat daripada teman-temannya.
“Gue laper. Inget ya! Kita ga jadi makan di kantin gara-gara lo!. Jadi kita ke mana?” tanya Tita.
Kiandra berhenti melangkah dan merogoh ponsel dari tas ranselnya. Ia mencari kontak adiknya, Khavi, lalu menghubunginya.
“Halo, Kak,” sapa Khavi.
“Jemput gue! Gue mau ke kafe Abang!” ujar Kiandra dengan cepat. “Abang” yang dimaksud adalah Rayyan, abang sepupunya yang memiliki saudara kembar bernama Rheyya, anak dari Ayah Arkan dan Bunda Raina.
“Yah, Khavi nggak bisa. Lo naik taksi aja ya, please,” jawab Khavi dengan nada ragu.
Kiandra menghela napas kesal mendengar jawabannya.
“Gue nggak mau naik taksi. Jemput gue, pokoknya!” bentak Kiandra, membuat Tita menutup telinganya dan menatapnya sebal.
“Please, Kak. Kali ini aja naik taksi, ya? Ayolah.”
“Dasar lo! Gue aduin ke Mama kalo lo pacaran sambil bawa mobil gue! Kalo sampe lo ketilang polisi gara-gara nggak punya SIM, jangan hubungi gue! Nyebelin lo jadi adek!” Kiandra sekali lagi berteriak, membuat Tita mengelus dadanya berulang kali.
Setelah mematikan sambungan telepon, Kiandra menatap Tita dengan kesal.
“Nyebelin banget, deh, adek gue! Sejak punya pacar, mobil gue dibawa mulu!”
“Ya udahlah, naik taksi aja. Atau minta jemput abang lo,” usul Tita sambil menyengir lebar saat Kiandra melotot.
“Bilang aja lo mau deket-deket abang gue. Modus lo.”
Tita tertawa dan menyenggol bahu Kiandra dengan bahunya.
“Ya elah, kan sekalian, Ki. Nggak apa-apa, dong. Abang lo cakep gitu!” balas Tita.
Kiandra mendengkus, namun tetap menghubungi Rayyan. Mereka terdiam di pinggir gerbang kampus.
“Bang!” rengek Kiandra begitu panggilannya dijawab oleh Rayyan.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Me and Mr. Old
Kelebihan Novel Me and Mr. Old
Novel Me and Mr. Old menawarkan tema romansa yang cukup unik, tentang hubungan beda usia antara seorang mahasiswa dan dosennya. Walaupun premis ini mungkin sudah sering ditemukan, penulis, Kak Pipit, berhasil menyajikan cerita ini dengan cara yang segar dan tidak klise. Alih-alih hanya berfokus pada romansa, novel ini juga dibumbui dengan konflik keluarga dan kisah persahabatan, yang menjadikannya lebih kaya dan beragam dalam segi emosi dan dinamika karakter.
Penggambaran karakter dalam novel Me and Mr. Old ini juga sangat jelas dan kuat. Terutama para tokoh utama, Kiandra, diceritakan sebagai gadis muda yang spontan dan penuh canda, sedangkan Azka Aldric Wijaya, dosen yang menjadi lawan mainnya, digambarkan sebagai pria yang serius dan dingin. Kontras antara kedua karakter ini dapat menjadi perhatian para pembaca novel ini, di mana interaksi mereka selalu menarik. Pembaca bisa merasakan bagaimana karakter dalam novel ini berkembang seiring jalannya cerita, terutama saat menghadapi berbagai konflik.
Intensitas cerita juga dihadirkan dengan baik. Alur cerita terus bergerak maju dengan ritme yang pas, tidak terlalu lambat namun juga tidak terburu-buru. Setiap bab membawa konflik yang menarik, mulai dari interaksi sehari-hari Kiandra dengan Azka, hingga masalah keluarga dan persahabatan yang juga mendapat porsi penting dalam cerita ini sehingga pembaca dapat dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Percakapan antar tokoh dalam novelMe and Mr. Old ini juga terasa sangat natural, terutama karena gaya bahasa yang digunakan ala-ala remaja. Penggunaan kata-kata yang santai, canda-candaan, dan dialog spontan antara Kiandra dan Tita membuat interaksi mereka terasa hidup dan tidak dibuat-buat. Kak Pipit dengan cerdik berhasil menggunakan gaya bahasa anak muda yang relevan sehingga membuat pembaca dari kalangan remaja dan dewasa muda merasa dekat dengan cerita ini.
Tidak hanya itu, penggunaan ilustrasi yang mendukung jalan cerita juga menjadi kelebihan novel ini karena dapat membantu pembaca memahami cerita Me and Mr. Old ini tanpa mengalami kesulitan. Misalnya, ketika ada percakapan melalui pesan di ponsel, ditampilkan ilustrasi bubble chat yang menunjukkan isi percakapan tersebut. Begitu juga dengan adegan yang melibatkan media sosial, di mana ilustrasi tampilan sosial media ditambahkan untuk memperkuat visualisasi pembaca. Ilustrasi ini memberikan nuansa yang lebih hidup dan membantu pembaca merasa lebih terlibat dalam cerita. Format penulisan dalam novel ini pun rapi dan mudah diikuti. Struktur kalimat yang jelas dan pembagian bab yang teratur membuat pembaca tidak merasa bingung saat mengikuti alur cerita.
Kekurangan Novel Me and Mr. Old
Meskipun novel Me and Mr. Old memiliki banyak kelebihan, ada satu kekurangan yang cukup mencolok, yaitu penyelesaian konflik yang terasa terlalu cepat dan sederhana. Cerita ini memang menghadirkan beragam permasalahan yang menarik, namun penyelesaiannya sering kali disajikan dengan cara yang terkesan terburu-buru. Hal ini terlihat terutama dalam penanganan konflik keluarga, di mana momen-momen penting yang seharusnya bisa memberikan dampak emosional lebih mendalam justru terasa kurang maksimal.
Salah satu kekurangan utama dari penyelesaian yang terburu-buru ini adalah hilangnya kesempatan bagi pembaca untuk benar-benar merasakan ketegangan atau keterikatan emosional dengan karakter. Konflik yang selesai dengan mudah membuat beberapa momen penting terasa kurang “menggigit”, seolah-olah permasalahan yang rumit dapat diselesaikan tanpa kesulitan berarti. Ini tentu saja mengurangi intensitas drama yang bisa dihadirkan jika konfliknya dikembangkan dengan lebih baik.
Jika penyelesaian konflik diberikan lebih banyak ruang dan waktu, pembaca akan mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan emosional. Konflik keluarga yang dibahas dalam novel ini sebenarnya memiliki potensi untuk memberikan pelajaran dan refleksi yang kuat, namun karena pendekatannya yang terburu-buru, pesan tersebut tidak selalu tersampaikan dengan maksimal.
Pesan Moral Novel Me and Mr. Old
NovelMe and Mr. Old mengajarkan tentang penerimaan dan keterbukaan hati. Tidak ada yang tahu siapa yang ditakdirkan untuk menjadi jodoh kita, dan sering kali, cinta muncul dari orang-orang yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Maka, penting untuk tidak menutup hati hanya karena perbedaan atau prasangka awal. Kadang, orang yang kita pikir tidak cocok atau jauh dari harapan bisa menjadi pasangan yang justru memahami dan mendukung kita lebih dari yang kita duga.
Grameds yang ingin membaca Novel Me and Mr. Old karya Pipit Chie, bisa dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi Novel-Novel rekomendasi yang lain di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan Novel-Novel terbaik hanya di Gramedia.com! Gramedia akan selalu menjadi #SahabatTanpaBatas yang siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Novel
Adore You
Molly adalah seorang atlet tenis profesional. Namun sang Bunda yang tak menyukai karier sang anak berinisiatif menjodohkannya dengan seorang lelaki dengan harapan Molly akan mau meninggalkan dunia atlet-nya jika sudah memiliki seorang pasangan.
Hal itu tentu saja menjadi satu penolakan besar dari Molly, dan membuat gadis itu mencari cara agar sang Bunda mau membatalkan perjodohannya.
Suatu ketika Molly kembali bertemu dengan Alfa, teman di bangku SMA. Sebuah ide pun muncul. Alfa bersedia menjadi pacar pura-puranya dan bertemu dengan sang Bunda. Namun, di luar dugaan ternyata mereka memiliki banyak kecocokan satu sama lain, membuat keduanya memutuskan untuk saling dekat hingga perasaan nyaman pun muncul seiring berjalannya waktu.
Light Novel My Happy Marriage 1 – Special Set (Akumi Agitogi)
Meski lahir dari keluarga terpandang, Miyo Saimori harus tumbuh dengan ditindas oleh ibu dan adik tirinya. Pada suatu ketika, Miyo mendapat kabar bahwa ia akan dinikahkan dengan putra dari keluarga Kudou, yang memiliki reputasi sebagai seorang prajurit muda kejam dan bengis. Reputasinya pun kian buruk dengan banyaknya calon tunangan yang melarikan diri darinya.
Saat Miyo mengetuk pintu kediaman keluarga Kudou dan bersiap untuk menerima takdirnya, seorang pria tampan berkulit putih pucat muncul di hadapannya. Ia adalah Kiyoka Kudou, pria yang akan dinikahkan dengannya.
Miyo sangat terpukul dengan ucapan Kiyoka saat pertama kali mereka bertemu. Meski begitu, Miyo harus bersabar karena ia tidak bisa kembali ke rumah orangtuanya. Miyo tetap tinggal di kediaman keluarga Kudou dan memasak untuk sang calon suami hingga akhirnya, lambat laun mereka pun mulai bisa memahami satu sama lain.
Bertemu di Temaram
Arumi tak pernah menyangka bahwa dirinya akan dijodohkan karena terlalu lama terjebak dalam hubungan beda agama bersama Juan. Sang Mamah menjodohkan Arumi dengan Giandra, laki-laki yang jauh lebih dewasa dengannya. Giandra yang ternyata sudah jatuh hati dengan Arumi jauh sebelum Arumi menyadari kehadiran pria itu.
Dalam kehidupan rumah tangganya, banyak rintangan yang mereka hadapi. Namun, Giandra tidak menyerah. Meski Arumi terang-terangan mengatakan bahwa tidak akan pernah bisa melupakan cintanya pada Juan.
Hingga sampai di titik Giandra menyerah, barulah Arumi menyadari pentingnya sosok Giandra di hidupnya.
Sumber:
- https://books.google.co.id/books?id=voOuDwAAQBAJ&pg=PA2&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=2#v=onepage&q&f=false
- https://www.goodreads.com/book/show/51375522-me-mr-old
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang