in

Review Novel Memory Of Glass: Menegangkan & Penuh Plot Twist

Memory Of Glass – Apakah Grameds sedang mencari bacaan yang seru dan menyenangkan? Tentu saja, kamu bisa baca novel misteri yang tidak akan membuatmu bosan. Koleksi buku Gramedia memiliki rekomendasi novel misteri terbaik milik Akiyoshi Rikako yang sudah tidak perlu lagi diragukan karyanya, berjudul Memory of Glass.

Banyak novel yang sudah ditulis Akiyoshi Rikako dan tidak ada yang pernah mengecewakan. Termasuk novel ini yang memiliki judul asli Garasu no Satsuei. Uniknya kedua judul ini memiliki arti yang berbeda. Selain pembaca akan menemukan keseruan dengan kasus, juga bisa memperoleh banyak pesan dalam cerita novel ini. Simak review lengkapnya berikut ini.

Informasi Buku

Holiday Sale

Memory of Glass

  1. Judul Buku : Memory of Glass
  2. Pengarang : Akiyoshi Rikako
  3. Penerbit : Haru
  4. Tahun Terbit : 4 November 2019
  5. Bahasa : Indonesia
  6. Penerjemah : Andry Setiawan
  7. Jumlah Halaman : 330

Novel Memory of Glass adalah buku Akiyoshi Rikako. Novel dengan judul asli Garasu no Satsuei ini bercerita tentang Mayuko Kashihara yang melaporkan sendiri bahwa dia telah membunuh seseorang. Mayuko menderita masalah ingatan. Dia jatuh sakit setelah kecelakaan 20 tahun yang lalu. Saat itu, pembantaian massal membunuh orang tua mereka saat ketiganya sedang berjalan-jalan di taman.

Mayuko berlari untuk melindungi dirinya dari para pembunuh. Kemudian dia ditabrak mobil. Akibat kecelakaan itu, Mayuko tidak dapat mengingat apapun selama lebih dari 10 menit. Dia hanya mampu mengingat satu kejadian pada usia 20 tahun, sebuah ingatan akan waktu sebelum kecelakaannya.

Dua detektif menyelidiki kasus Mayuko, Yuka Kiritani dan Junji Nomura melakukan penyelidikan kasus pembunuhan ini berjalan lambat. Mayuko tidak bisa mengingat apapun, jadi kedua detektif itu mengalami kesulitan. Bahkan dalam beberapa menit setelah diperiksa silang, Mayuko kehilangan ingatannya dan dapat berulang kali bertanya di mana dia berada.

Mayuko hanya ingat ketika dia berusia 20 tahun. Dia merasa baru berusia 20 tahun, padahal usianya sudah 40 tahun. Hal ini membuat kasus yang dialami semakin rumit dan juga semakin menegangkan untuk menjawab setiap kejanggalan kasus mengerikan tersebut.

Sinopsi Novel Memory of Glass

Memory of Glass

Sebelum mereview novel Memory of Glass ini, simak terlebih dahulu bagaimana sinopsis ceritanya. Cerita novel ini berkisah tentang Mayuko Kashihara berusia 40 tahun yang melapor ke polisi dan membungkuk karena membunuh seorang pria di rumah. Tetapi ketika dia bangun di rumah sakit setelah dia pingsan, dia tidak ingat melaporkan seseorang.

Semua bukti menunjukkan dia sebagai tersangka utama. Kiritani Yuko-Seorang detektif yang menyelidiki kasus Mayuko menemukan fakta bahwa Mayuko menderita disfungsi otak akibat dari kecelakaan mobil yang dia alami 20 tahun yang lalu. Akibatnya, ingatan Mayuko hanya bertahan 1020 menit dan yang tersisa di ingatannya hanya lah ingatan sebelum kecelakaan itu menimpa dirinya.

Detektif Kiritani melihat Mayuko seperti ibunya sendiri. Ibunya juga mengidap penyakit Alzheimer. Penyakit yang dia sendiri tidak berpikir bisa dilakukan oleh ibunya. Kiritani memiliki dua saudara laki-laki. Tetapi kedua saudara laki-lakinya tidak tinggal bersama ibu mereka. Saat ibunya didiagnosa mengidap penyakit alzheimer oleh dokter, ia bingung bagaimana cara merawat ibunya.

Ibunya selalu berubah. Dia tidak ingat siapa pun. Sekali waktu, Kiritani bahkan mengatakan bahwa dia adalah seorang kriminal. Kiritani menyewa jasa perawat untuk merawat ibunya. Namun, perawat itu dipecat oleh ibunya. Bagaimanapun, Kiritani harus meninggalkan ibunya di panti asuhan.

Sedangkan ada Goda yang merupakan korban pembunuhan di rumah Mayuko. Rupanya dia juga orang yang membunuh orang tua Mayuko 20 tahun yang lalu. Karena itu, motif balas dendam di balik kasus itu tampak masuk akal. Namun, bisakah Mayuko, yang memiliki daya ingat lemah, merencanakan dan mengeksekusi pembunuhan tanpa sepengetahuan suaminya?

Goda, pelaku pembunuhan orang tua Mayuko dibebaskan dari penjara setelah divonis 20 tahun penjara. Dia datang ke rumah Mayuko untuk meminta maaf karena telah membunuh orang tua Mayuko. Tapi dia justru terbunuh. Mayuko telah dipenjara. Tapi sebelum putusan hakim datang, ada orang-orang yang masuk penjaranya.

Ini tentu membutuhkan penyelidikan yang lebih mendalam. Sementara itu, Kiritani terus mengidentifikasi Mayuko seperti ibunya. Hal ini tentu tidak bisa dibenarkan karena sebagai seorang penyidik dia tidak boleh terbawa suasana. Yuko yang memiliki ibu dengan demensia, juga memahami Mayuko kurang lebih sama.

Namun, untuk alasan ini, dia secara subyektif menyelidiki kasus Mayuko. Dia juga melihat perilaku suami Mayuko, Mitsuharu yang juga mengetahui pembunuhan istrinya, dan menjadi tenang dan percaya pada apa yang telah terjadi. Sudah 19 tahun sejak dia menikah, tetapi Mitsuharu yang merasa bertanggung jawab atas istrinya, merawat penyakit Mayuko saat ini.

Suami Mayuko, Mitsuharu ini adalah pengemudi yang menabrak Mayuko. Dia menikahi Mayuko karena dia merasa bertanggung jawab atas hilangnya ingatan Mayuko. Ketika Mayuko memanggil polisi untuk melaporkan kasusnya, Mitsuharu mengatakan dia bekerja. Kemudian, ketika wanita tua itu mengungkapkan keadaan keluarga Kashihara, Yuko menjadi lebih yakin akan intuisinya pada kasus.

Apakah Mayuko benar-benar pelaku dalam kasus ini? Jika kamu penasaran dengan akhir kasus ini maka wajib membaca novel Memory of Glass sampai habis. Grameds bisa mendapatkan buku ini di www.gramedia.com.

Review Novel Memory of Glass

Memory of Glass

Seperti biasa, novel-novel Akiyoshi selalu berlatar belakang hitam dan yang paling mencolok adalah desain kacanya, yang dihancurkan dengan pisau. Karakter yang digambarkan di sana adalah hal utama menurut dalam novel Memory of Glass. Pertama cover bukunya patut di review dengan desain judulnya agak mati karena latar belakangnya yang heboh.

Bedanya di bagian belakang ada goresan di kapur yang berbeda dari desain lain, begitu pula goresan di dalam isi novelnya. Pisau yang dibawa adalah “petunjuk” dalam kasus ini. Selain itu, sampul gadis karakter utama ini tidak terlihat buruk. Mengapa karakter di sampul tampak masih muda padahal tokoh utamanya adalah seorang wanita berusia 40 tahun?

Topik yang diangkat sangat menarik karena setiap episodenya adalah tentang disfungsi otak Alzheimer dan demensia serta bagaimana rasanya merawat orang sakit ini. Pemeran utamanya adalah Mayuko Kashihara, seorang wanita yang trauma dan memiliki gangguan ingatan yang pendek. Dia sudah berusia sekitar 41 tahun.

Dalam novel Memory of Glass ini, Mayuko terlihat sebagai ibu tiri Natsu di Natsuzora. Peran itu sepertinya sangat cocok untuknya. Sebagai detektif senior, Yuko Kiritani dalam novel ini memikirkan Keiko Kitagawa. Yuko berperan sebagai petugas polisi di Detektif Sadis bersama dengan Mikako Tabe.

Pemeran lainnya adalah Mitsuharu Kashihara sebagai suami Mayuko. Pemeran terakhir yang sebenarnya seperti peran sampingan tapi ternyata menjadi peran penting adalah mantan tetangga Mayuko, yaitu Yonemori Hisae. Tokoh-tokoh dalam novel ini sangat berhubungan dan tidak ada yang berperan secara sia-sia. Semuanya membangun cerita dengan baik.

Plotnya sangat menarik yang memang sejak awal sudah dimulai dengan sangat rumit dan sulit. Karakter yang dibangun sangat kuat sehingga pembaca dapat memahami sifat dari masing-masing karakter dengan mudah. Suasana yang dibangun juga sangat bagus. Ada perasaan tegang, perasaan yang mendalam pada awalnya, dan itu membuat pembaca merasa seperti sedang naik roller coaster dari tempat yang tinggi.

Cerita yang disajikan tidak monoton, dan entah apa yang dipikirkan tokoh utama membuatnya semakin menarik. Bagaimana orang dengan gangguan ingatan bisa menjalani hidupnya? Sudut pandang yang digunakan adalah dua karakter, Mayuko Kashihara dan Yuka Kiriya yang menjalani kehidupan yang hampir sama tetapi memilih jalan yang berbeda.

Dari sini, kita dapat memahami dua perspektif penderitaan dan pengasuh untuk menilai karakter secara objektif. Pesan yang disampaikan penulis juga sangat jelas dan mudah dipahami, karena Akiyoshi mengulanginya berulang-ulang seolah-olah ingin menanamkan ide ini dalam diri pembacanya.

Cerita seperti novel Memory of Glass ini mungkin sangat langka, sehingga menarik untuk mengikuti ceritanya. Akhirnya, Pembaca bisa merasakan elemen Gore. Tidak seburuk Our Lady, tapi terlihat sadis yang cukup menyakitkan. Tentu saja, cerita Akiyoshi kali ini tidak akan lengkap tanpa twist. Plot twist yang dihadirkan kali ini benar-benar menakjubkan.

Pembaca akan dibuat terkejut dan bertanya-tanya mengapa ini semua bisa terjadi. mengapa dan bagaimana mungkin? Setelahnya pembaca mungkin akan mengetahui bahwa Akiyoshi memberi petunjuk besar, tetapi ketika dia mengatakan bahwa tidak ada karakter yang tidak berguna dalam novel ini. Salah satu bagian yang paling menarik adalah masih bagian akhir.

Ending novel ini sangat manis, sedih sekaligus menyentuh dan tentu jadi bacaan favorit dan recommended untuk Grameds baca. Ini bukan pertama kalinya Akiyoshi mencoba menggabungkan genre misteri dan romansa. Sebelumnya juga ada novel The Dead Return, Scheduled Suicide Day, Giselle, dan Silence. Memory of Glass adalah versi lain dari Silence.

Memory of Glass

Pembaca akan menyukai bagaimana perasaannya setelah membaca buku ini. Sayangnya, keingin untuk memahami kelanjutan cerita Yuka harus berhenti di sini. Novel ini merupakan novel kedelapan Akiyoshi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Haru dan pembaca tidak akan kecewa dengan penataan bahasanya.

Pembaca akan menyukai bahasa yang sederhana dan lancar. Novel ini untuk dewasa di atas 17 tahun. Banyak buku tebal dan cerita unik, dan harganya cukup masuk akal, jadi Grameds masuk akal untuk membelinya. Bagi pecinta fiksi kriminal, novel Akiyoshi ini adalah novel yang paling direkomendasikan.

Jika Grameds tertarik dengan sub-genre yang tidak membosankan, maka karya-karya Akiyoshi adalah jawabannya. Penceritaan novel Memory of Glass memang menggunakan dua perspektif berbeda yang bergantian di setiap bab. Yakni perspektif orang pertama Mayuko dan perspektif orang ketiga karakter Yuko.

Dari sudut pandang Mayuko, pembaca mungkin akan sering lupa apa yang terjadi karena terlalu padat. Apalagi ketika situasinya serius. Namun, meskipun situasi Mayuko diulang-ulang, penulis sangat pandai membuat penjelasan, sehingga membacanya pun tidak membosankan.

Di sisi lain, dari sudut pandang Yuko, membaca sedikit emosional, terutama dibagian sang ibu, karena pembaca mungkin memiliki emosi yang sama. Termasuk mengetahui dan mengerti apa yang dialami-dari orang tua yang sakit. Apalagi jika Grameds mungkin memiliki pengalaman serupa, memiliki orang tua atau kakek nenek yang mengalami penyakit demikian.

Maka membaca bagian Yuko ini benar-benar terasa sangat menyesakkan. Hal yang paling seru dari membaca novel penulis ini adalah mencoba menebak plot twist apa yang dihadirkan di akhir cerita. Pembaca akan merasa khawatir bagaimana jika kejutan itu biasa saja. Apalagi setelah memperoleh spoiler dari pembaca-pembaca lain tentang bagaimana penasaran mereka terjawab.

Namun praktiknya, plot twist pada ending novel Memory of Glass ini sangat memuaskan. Saat membaca, cobalah tetap berhati-hati, untuk mengikuti penyidikan. Pertama, pembaca mungkin mengira faktanya adalah x (karena pembaca bermanuver ke arah itu). Kemudian, dari tengah hingga akhir, kecurigaan pembaca cepat berubah akibat suatu kejadian.

Namun, tudingan itu ternyata benar. Di sini, penulis sangat pandai mengatur detail cerita sedemikian rupa sehingga pembaca terlena dan tidak memahami kebenaran yang sebenarnya. Berdasarkan review di atas, tidak lengkap rasanya jika tidak merangkum kelebihan dan kekurangan novel, seperti berikut ini.

Kelebihan Novel Memory of Glass

  • Penulis begitu pintar mengadu-aduk emosi pembaca selama membaca novel ini.
  • Cara penulis menggiring kasus, selipan amanat kehidupan, dan cara menguak konflik utama dilakukan sangat baik dalam novel Memory of Glass
  • Pembukaannya juga disambut dengan adegan berdarah-darah yang membuat pembaca sangat penasaran.
  • Memiliki kronologi kejadian yang mengejutkan di balik kasus pembunuhan tersebut
  • Bahasa terjemahan yang sangat mudah dan enak dibaca.
  • Memberi banyak wawasan baru, terutama tentang penyakit alzheimer dan demensia yang mungkin bisa menyerang siapa saja.

Kekurangan Novel Memory of Glass

  • Memiliki pace cerita yang lambat dan diulang-ulang.
  • Beberapa orang yang sudah pernah membaca karya Akiyoshi Rikako mungkin ada yang menebaknya dengan benar.
  • Ada beberapa kata yang masih typo dan cukup mengganggu pembaca.

Memory of Glass

Tentang Penulis Novel Memory of Glass

Pernahkah Grameds mendengar tentang Akiyoshi Rikako? Sudahkah Kamu membaca beberapa karyanya? Beberapa dari mereka telah dirilis ke film action. Karya pertamanya adalah Girls in The Dark (2017) dengan Marie Iitoyo sebagai pemeran utama. Karya kedua yang masuk ke drama live action adalah Absolute Justice or Justice Monster (Zettai Seigi) pada tahun 2019. Sayaka Yamaguchi menjadi pemeran utama dalam 8 episode-drama tersebut.

Bagi pecinta buku thriller Jepang, penulis buku ini pasti sudah familiar dengannya. Akiyoshi Rikako terkenal dengan karya thriller misterinya. Penulis Jepang ini lulusan Fakultas Sastra Universitas Waseda. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya dengan gelar master di bidang film dan televisi dari Loyola Marymount University di Los Angeles.

Pada tahun 2008, cerita pendeknya “Yuki no Hana” diterbitkan oleh Yahoo! Japan. Dia membuat debutnya setahun kemudian dengan kumpulan cerita pendek dengan nama yang sama. Karyanya menjadi sorotan sejak pertama kali diterbitkan oleh Haru Publishers.

Grameds perlu memasukkan karya-karyanya dalam list bacaan kamu, jika menyukai cerita dengan akhir yang tidak terduga. Banyak penggemar Akiyoshi jatuh cinta pada karyanya sejak Girls in the Dark.

Demikian review novel Memory of Glass, apakah Grameds tertarik untuk membacanya? Selain novel Memory of Glass, ada beberapa karya Akiyoshi Rikako lainnya yang recommended Grameds baca dan tentunya menegangkan serta dipenuhi plot twist. Novel-novel ini bisa kamu dapatkan di gramedia.com. Selamat membaca, #SahabatTanpabatas!

Penulis: Lala

Written by Ananda