Pecinta novel pastinya sudah tidak sabar untuk baca novel dengan terbitan yang baru, bukan? Yap! Kali ini koleksi buku dari Gramedia bertambah satu loh, karena hadirnya novel karya Arumi Ekowati yang berjudul Merindu Cahaya De Amstel.
Buku ini memiliki tema romansa religi yang sangat populer saat ini di Indonesia loh. Oh ya, bagi kamu yang sudah tidak asing dengan judul buku di atas, pastinya kamu sudah melihat cuplikan dari filmnya ya?
Yap, buku ini telah diadaptasikan menjadi sebuah film yang memiliki judul yang sama dengan bukunya. Novel ini memiliki cerita yang sangat bagus dan menarik. Jadi, sayang banget kalau kamu melewatkan untuk membacanya.
Tentu saja, artikel kali ini juga akan membahas tentang review dari buku Merindu Cahaya De Amstel yang sedang populer hingga saat ini. Oleh karena itu, agar semakin yakin untuk membaca buku ini sampai habis, yuk simak review yang akan dikupas habis di bawah ini. Selamat membaca!
Table of Contents
Tentang Buku
Pengarang : Arumi Ekowati
Tahun Terbit : 19 Januari 2022
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 280
ISBN: 9786020320106
Novel Merindu Cahaya De Amstel adalah sebuah buku yang bercerita tentang kisah pahit sebuah kehidupan yang dijalani oleh Khadija, gadis Belanda yang memutuskan untuk masuk Islam. Setelah memutuskan untuk menjadi umat muslim, Khadija memiliki nama asli, yaitu Marienvenhofen.
Sejak keputusannya untuk menjadi muslimah, ia memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Khadija sebagai salah satu peringatan untuk menjadi seorang muslimah yang taat.
Banyak sekali rintangan yang harus dijalani oleh Khadija. Keputusan yang dibuatnya ini semata-mata bukan sebuah keputusan yang mudah. Saat itu, setelah ia berkunjung ke rumah salah satu temannya di Turki.
Khadija mendengarkan suara adzan yang membuat pikirannya sangat tenang dan damai. Ketika dirinya pulang dan kembali ke kampung halamannya, Khadija bertekad untuk belajar dan mendalami tentang ajaran Islam.
Namun, keluarganya sangat menentang hal itu. Ibu dan Ayah bahkan tidak menganggapnya sebagai keluarga lagi. Namun, dekat tekad, niat, dan perjuangannya, Khadija akhirnya memutuskan untuk tetap menjadi seorang muslimah dan terus mengembangkan tentang ajaran Islam.
Novel ini terbit pada 19 Januari 2022 yang ternyata mengandung sebuah kisah nyata yang diangkat oleh penulis Arumi Ekowati yang juga seorang penulis dari buku anak.
Sinopsis
Mentari sore yang menyejukkan menciptakan warna keemasan yang sempurna di permukaan Sungai Amstel. Hal ini mengingatkan Nicolaas van Dijik, seorang mahasiswa arsitektur yang juga berprofesi sebagai fotografer ini tertarik pada sosok gadis Belanda dengan nama yang sangat tak biasa, Khadija Veenhoven.
Saat tak sengaja memotret gadis tersebut, kamera Nico menghasilkan sebuah foto yang sangat aneh. Ketertarikannya dengan sosok itu membuat Nico kembali melihat kenangan buruk akan ibu yang meninggalkannya saat ia masih kecil.
Tak pernah Nico berpikir sedikit pun untuk mencari sosok sang ibu, hingga waktu Khadija memperkenalkannya dengan Mala, seorang penari asal Yogya yang saat ini sedang menjalankan studinya di salah satu kampus seni di Amsterdam.
Ditemani oleh Mala, akhirnya Nico pun memulai pencariannya di Indonesia, tanah kelahiran sang ibu. Namun, saat itu Pieter, dokter gigi yang naksir dengan Mala memaksa untuk ikut dengan mereka.
Belum Nico berdamai dengan masa lalunya, seolah-olah Tuhan memang belum mengizinkannya untuk memeluk kebahagiaan. Ia merasa kecewa dan melampiaskan semuanya kepada Khadija yang telah memberinya harapan.
Saat mencari jawaban dan kebahagiaannya, terlihat sinar yang memantul dari permukaan Sungai Amstel. Sinar itu menyadarkannya, ternyata apa yang sedang dicari oleh dirinya ada di kota Amsterdam ini. Apakah kali ini Nico berhasil menemukan dan memeluk kebahagiaannya?
Review Buku Merindu Cahaya De Amstel
Dalam buku ini, penulis meramu alur ceritanya dengan sangat dinikmati oleh pembacanya. Saat membaca buku Merindu Cahaya De Amstel ini, kamu akan merasakan iri dengan sosok tokoh utama dalam ceritanya.
Meskipun Khadija harus berjuang untuk tinggal dan hidup di negara yang di dalamnya sangat jarang ditemukan umat muslim. Khadija setelah berpindah agama, ia terus belajar dan selalu memperbaiki diri. Selain itu, ia juga taat dalam mengikuti kewajibannya sebagai muslimah dan menjalankan sunnah-nya.
Saat membaca buku ini, pembaca yang sudah memeluk agama Islam dari lahir akan berpendapat bahwa dirinya tidak akan bisa sealim dan setaat Khadija yang baru berpindah agama. Saat membaca buku ini sampai selesai, ternyata pembaca akan mulai menyadari bahwa penulis buku ini sangat rapi dalam menyusun setiap runtutan cerita.
Konflik demi konflik yang terjadi dalam alurnya terasa begitu menyenangkan untuk dibaca. Arumi Ekowati dalam buku Merindu Cahaya De Amstel ternyata ingin menyampaikan pesan yang begitu dalam maknanya.
Dialog percakapan antar masing-masing tokoh membuat pembaca akan menyadari pesan yang ingin disampaikan oleh Arumi sebagai penulis. Inilah yang membuat pembaca akan terpesona dengan buku ini.
Dalam Merindu Cahaya De Amstel, tokoh Khadija, Mala, Pieter, dan juga Nico ditantang untuk berubah menjadi individu yang lebih baik lagi. Mereka semua melalui semua proses panjang hingga akhirnya sampai pada titik mau berubah dan berkomitmen menjadi lebih baik.
Meskipun menonjolkan sisi religius, novel Merindu Cahaya De Amstel ini ternyata juga mengandung sisi romantis yang akan membuat para pembaca senyum-senyum sendiri saat membaca ceritanya.
Khadija, seorang wanita muslim yang taat pada agama, ternyata juga seorang manusia biasa yang bisa jatuh hati pada seorang pria. Yap, Nico. Sosok laki-laki yang memiliki pengalaman atau masa lalu buruk dengan agama Islam.
Nico adalah seorang yang memiliki darah campuran antara Indonesia dan Belanda. Ibu Nico berasal dari Indonesia dan pemeluk agama Islam. Sementara Ayahnya Nico berasal dari Belanda. Sewaktu kecil, dikarenakan kaidah Islam menyatakan bahwa tidak boleh dilakukan pernikahan beda agama, Ibu Nico memutuskan untuk meninggalkan Ayah dan Nico di Amsterdam dan balik ke Indonesia, kampung halamannya.
Oleh karena itulah, Nico saat ini tidak memeluk agama apapun dan tidak menyukai Islam. Hingga suatu ketika, ia dan Khadija pergi ke sebuah tempat pembuatan bir. Khadija yang selalu mengingatkan Mala untuk menjauhkan diri dari lelaki yang bukan mahramnya, merasa bahwa saat itu Khadija munafik.
Yap, buku ini juga menjelaskan bahwa sebagai manusia, pastinya tidak akan pernah luput dari dosa dan kesalahan, bukan? Namun, tindakan tersebut juga tidak dapat dibenarkan ya. Kira-kira, bagaimana kisah selanjutnya dari perjuangan tokoh dalam novel tersebut?
Simaklah lebih lengkapnya di Gramedia.com atau klik tombol di bawah ini ya!
Secara menyeluruh, novel Merindu Cahaya De Amstel ini sangat bisa dinikmati sebagai buku romansa religi dan sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang. Novel ini mendorong pembacanya yang beragama Islam untuk selalu melakukan perbaikan diri secara terus menerus. Harapan baik yang dituju pada masa depan, membuat kamu pembaca buku ini selalu ingin berusaha melakukan yang terbaik.
Novel ini sangat asik, penuh pesan perjuangan. Kamu bisa melihat bagaimana Khadija harus beradaptasi dengan perubahan baru dalam dirinya yang pastinya tidak mudah untuk dilewati. Selain itu, sudut pandang cerita juga dilihat dari Nico yang sangat tidak mau tahu dengan Islam karena trauma masa lalunya dan Mala, seorang yang terlahir Islam, tetapi kurang mencerminkan kehidupan yang sesuai dengan kaidah Islam.
Kamu bisa melihat semua sudut pandang itu di dalam buku ini. Tak ada kesan menggurui, semua nasihat dan pesan disampaikan begitu halus oleh sang penulis. Buku ini menjadi salah satu buku romansa religi yang patut untuk kamu baca dan rekomendasikan kepada teman-teman kamu loh.
Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk membaca buku ini ya!
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Buku ini selalu berhasil untuk membuat para pembacanya terjebak dalam alur ceritanya yang menarik dan menyenangkan untuk dibaca ini. Selain itu, buku ini sangat mudah dipahami karena penggunaan bahasa dan penjelasannya yang sangat detail dan sederhana.
Setiap dialog antar tokoh memiliki porsi yang seimbang dan tidak dilebih-lebihkan. Hal ini membuat novel ini terasa padat tetapi tetap pada porsi yang sesuai. Konflik yang dibuat dalam alur ceritanya sangatlah menguras emosi para pembacanya.
Setiap emosi yang dirasakan oleh tokohnya, dapat tercermin langsung kepada pembaca buku ini. Tak sampai disitu saja, kelebihan lain dari buku ini adalah adanya pesan dan juga pembelajaran, serta motivasi yang disampaikan penulis kepada pembacanya untuk selalu berbenah diri.
Pesan lain yang ingin disampaikan juga bisa dilihat dari aspek percintaan, kekeluargaan, dan pertemanan. Meskipun cerita dalam buku ini diambil dari kisah nyata, tetapi pembaca terkadang merasa konflik yang dialami kurang fokus dan terlalu menyebar.
Namun, meskipun merasa demikian, buku ini tetap menjadi buku yang patut untuk dibaca dan menjadi rekomendasi untuk kamu yang sedang merasakan kehampaan.
Rating: 3,75
Kesimpulan
Nah, demikianlah review dari buku Merindu Cahaya De Amstel, semoga dengan pembahasan di artikel ini, kamu semakin ingin dan tidak sabar mengetahui keseluruhan kisah dari Nico dan Khadija ya. Selamat membaca, Grameds!
Oh ya, kalau kamu ingin mendapatkan bukunya, kamu bisa klik tombol di bawah ini atau bisa langsung kunjungi laman dari Gramedia.com untuk buku menarik lainnya ya!
- Review Novel The Time We Walk Together
- Review Novel Sangkakala di Langit Andalusia
- Review Novel Magnus Chase and The Gods of Asgard #3: The Ship of the Dead
- Review Novel Para Pencemas (Anxious People)
- Review Novel Patuhi Rules
- Review Novel Love Letters for Mr. T
- Review Novel Klara dan Sang Matahari
- Review Novel Gagal Cinta Kronis
- Review Novel Penyalin Cahaya
- Review Novel High Reputation
- Review Novel Philia
- Review Novel Dago Love Story
- Review Novel Temenan Sama Nasib
- Review Novel Merindu Cahaya De Amstel
- Review Novel American Gods
- Review Novel Brianna dan Bottomwise
- Review Novel Hilang Dalam Dekapan Semeru
- Review Novel The School for Good and Evil
- Review Novel Pembunuh di Balik Kabut
- Review Novel TeenLit: Vision
- Review Novel Banyu Biru
- Review Novel Lavender
- Review Buku English Classics: Sherlock Holmes - Short Stories #1
- Review Buku The Prophet
- Review Review Novel Belantara
- Review Novel Aliansi Monyet Putih
- Review Novel The Days I Love You
- Review Novel Misteri Kereta Api Biru
- Review Novel Cerita untuk Ayah
- Review Novel Lusi Lindri
- Review Novel Mayat dalam Perpustakaan
- Review Novel Rogue Lawyer
- Review Novel Para Pelindung (The Guardians)
- Review Novel Annisa
- Review Novel Arum Manis
- Review Novel Sang Penjaga Waktu (The Time Keeper)
- Review Novel Black House
- Review Buku Se(N)Iman
- Review Novel Not Me
- Review Novel Komsi Kamsa
- Review Buku Atavisme
- Review Novel Manusia dan Badainya
- Review Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
- Review Novel Masque of the Red Death
- Review Buku The Mysterious Affair at Styles
- Review Norse Mythology
- Review Novel Melbourne Wedding Marathon