Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror) merupakan novel fiksi detektif karya penulis legendaris asal Inggris, Agatha Christie. Novel ini pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1952 oleh Dodd, Mead and Company. Pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 17 November, novel ini juga diterbitkan di Inggris oleh Collins Crime Club.
Novel ini telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Desember 2018. Novel ini menampilkan detektif Miss Marple. Demi menepati janjinya kepada seorang teman lama, Miss Marple bersedia untuk tinggal di sebuah rumah yang berada di daerah pedesaan.
Bukan sendirian, melainkan bersama dengan sejumlah tujuh orang ahli waris harta seorang wanita tua dan dua ratus remaja yang mengalami gangguan jiwa. Salah seorang di antara mereka merupakan pembunuh-pembunuh yang memiliki keahlian untuk berada di dua tempat dalam waktu yang sama.
Profil Agatha Christie – Penulis Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir pada 15 September 1890. Wanita yang akrab dipanggil Agatha Christie ini merupakan seorang penulis asal Inggris yang dikenal dengan 66 novel detektif dan 14 koleksi cerita pendeknya, terutama yang berkisah seputar detektif fiksi Hercule Poirot dan Miss Marple. Agatha Christie juga penulis dari drama terlama di dunia yang berjudul The Mousetrap, yang telah ditampilkan di West End sejak 1952.
Pada tahun 1971, Agatha Christie diangkat menjadi Dame (DBE) atas kontribusinya pada sastra. Guinness World Records juya mencantumkan nama Agatha Christie sebagai penulis fiksi paling laris sepanjang masa, karena novel karyanya sudah terjual lebih dari dua miliar eksemplar. Agatha Christie dilahirkan dalam keluarga kelas menengah atas yang kaya di Torquay, Devon. Sebagian besar keluarganya bersekolah di rumah.
Pada awalnya, Agatha Christie adalah seorang penulis yang gagal, karena ia menerima enam penolakan berturut-turut. Namun, nasibnya ini berubah pada tahun 1920 saat ia berhasil menerbitkan The Mysterious Affair at Styles, yang menampilkan detektif Hercule Poirot. Suami pertama Agatha Christie bernama Archibald Christie, mereka berdua menikah pada tahun 1914 dan memiliki satu anak. Namun, hubungan pernikahan mereka berakhir pada tahun 1928.
Selama masa Perang Dunia Kedua, Agatha Christie bekerja di sebuah apotek di rumah sakit. Dari pekerjaannya itu, ia memperoleh pengetahuan menyeluruh mengenai racun yang kemudian sia tampilkan dalam banyak novel, cerita pendek, dan drama yang ditulisnya. Pada tahun 1930, setelah pernikahannya dengan seorang arkeolog bernama Max Mallowan, Agatha Christie menghabiskan beberapa bulan setiap tahunnya untuk menggali di Timur Tengah dan menggunakan pengetahuan tentang profesi ini dalam fiksinya.
Menurut Index Translationum UNESCO, Agatha Christie adalah penulis individu yang karyanya paling banyak diterjemahkan. Novelnya yang berjudul And Then There Were None menjadi salah satu buku terlaris sepanjang masa, dengan penjualan mencapai 100 juta eksemplar. Pada tahun 1955, Agatha Christie berhasil menjadi penerima pertama dari Penghargaan Grand Master Penulis Misteri Amerika. Pada tahun yang sama, karyanya yang berjudul Witness for Prosecution juga berhasil menerima Penghargaan Edgar untuk drama terbaik.
Pada tahun 2013, Agatha Christie terpilih sebagai penulis kriminal terbaik dan The Murder of Roger Ackroyd menjadi novel kriminal terbaik yang pernah ada dari total 600 novelis profesional dari Asosiasi Penulis Kejahatan. Pada bulan September 2015, And Then There Were None dinobatkan sebagai “Christie Favorit Dunia” dalam pemungutan suara yang disponsori oleh properti penulis. Banyak buku dan cerita pendek karya Agatha Christie yang telah diadaptasi untuk televisi, radio, video game, dan novel grafis. Ada lebih dari 30 film fitur didasarkan pada karyanya.
Agatha Christie meninggal dunia pada tanggal 12 Januari 1976, di usia yang ke-85 tahun. Diketahui, ia meninggal dunia di rumahnya yang berlokasi di Winter Brookhouse akibat penyebab alami. Agatha Christie dimakamkan di dekat halaman Gereja St Mary’s, Cholsey, di sebidang tanah yang dia pilih bersama suaminya 10 tahun sebelumnya. Upacara pemakaman sederhana dihadiri oleh sekitar 20 wartawan surat kabar dan televisi.
Sinopsis Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
Ketika mengunjungi teman sekolah Amerika-nya, Ruth Van Rydock di London, Miss Marple mengetahui bahwa Ruth sangat memperhatikan saudara perempuannya yang bernama Carrie Louise. Dia meminta Miss Marple untuk mengunjungi Carrie Louise di Stonygates ke rumahnya yang berlokasi di Inggris. Miss Marple setuju untuk melakukan kunjungan itu.
Dia terkesan dengan ukuran rumah Victoria, yang sekarang memiliki bangunan terpisah untuk anak-anak nakal, penyebab yang mempertemukan Carrie Louise dan suami ketiganya, Lewis Serrocold. Carrie Louise memiliki keluarga yang tinggal bersamanya, karena cucunya Gina telah membawa suaminya Walter, yang merupakan orang Amerika ke Inggris untuk bertemu keluarganya. Putri Mildred Strete pindah kembali ke rumah setelah dia menjanda.
Anak tiri Stephen dan Alexis Restarick, sekarang sudah dewasa, sering berkunjung dan hadir selama kunjungan Miss Marple. Salah satu orang pertama yang ditemui Miss Marple adalah Edgar Lawson, seorang pemuda yang bertindak sebagai sekretaris Serrocold. Lawson menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari skizofrenia paranoid, tetapi sebagian besar tanda-tanda ini diabaikan.
Miss Marple mengetahui bahwa Carrie Louise telah mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan usia tua. Walaupun demikian, Miss Marple senang melihat Carrie Louise tetap menjadi orang yang manis, idealis, dan penyayang yang ia kenal.
Seorang pengunjung tak terduga tiba di Stonygates. Dia adalah Christian Gulbrandsen, anak tiri Carrie Louise dari pernikahan pertamanya dan wali yayasan amal yang didirikan ayahnya dengan kekayaan yang ia hasilkan dalam hidupnya. Lewis Serrocold berjalan dari stasiun kereta api dan bertemu Christian di teras. Miss Marple mengawasi mereka melalui teropong pengamat burungnya dan mencoba mempelajari alasan kunjungan tak terduga Christian.
Dia mendengar beberapa ungkapan tentang pentingnya menjaga masalah dari Carrie Louise, dan bahwa kedua pria itu setuju untuk meminta bantuan dari luar. Kedua pria itu masuk untuk makan malam, dan setelah itu, Christian masuk ke kamarnya untuk menulis surat. Anggota rumah tangga lainnya dibuat terpesona dengan mendengar adegan yang terjadi di balik pintu terkunci kantor Lewis Serrocold.
Lawson masuk dengan pistol dan berbicara keras kepada Lewis, mengklaim Lewis adalah ayahnya dan telah memperlakukannya dengan buruk. Lawson mengancam akan menembaknya, sementara Lewis mencoba menenangkan pemuda itu. Ketegangan bertambah karena masalah kelistrikan telah menyebabkan sebagian besar Aula Besar di luar kantor Lewis menjadi gelap.
Walter tahu cara memperbaiki sekering yang kelebihan muatan, jadi dia meninggalkan ruangan untuk memperbaikinya dan kemudian bergabung kembali dengan grup. Saat Edgar Lawson mengomel kepada Lewis, keluarga mendengar tembakan dan turun tangan dengan mencoba membuka pintu. Tembakan lain terdengar oleh beberapa orang, tapi tidak semua.
Ketika pintu ke kantor Lewis akhirnya dibuka, Lewis mencemooh segala kekhawatiran untuk dirinya sendiri, dan mereka melihat bahwa tembakan yang ditembakkan Lawson telah membentur tembok. Lawson kemudian menangis dan meminta maaf.
Sementara itu, “Jolly” Juliet Bellever, pembantu rumah tangga dan pendamping Carrie Louise, keluar untuk mencari kunci kantor. Dia kembali ke kamar dan mengatakan bahwa dia telah memanggil polisi, bukan karena adegan antara Edgar Lawson dan Lewis Serrocold, tetapi karena dia menemukan Christian Gulbrandsen tewas di kamarnya akibat tembakan.
Kelebihan Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
Dengan melihat dari judulnya saja, para pembaca sudah dapat mengetahui bahwa novel ini akan menjadi salah satu novel thriller karya Agatha Christie yang akan memukau dan membuat pembaca penasaran. Judul “Muslihat dengan Cermin” dinilai menarik dan cerdik, serta membuat pembaca merasa penasaran akan bagian cerita yang mana yang dimaksud oleh judul novel ini.
Kemudian, tema cerita novel ini dinilai tertata rapi, dengan menampilkan kawan lama Miss Marple sebagai sosok yang membawa dirinya menemukan sebuah misteri pembunuhan. Agatha Christie membangun karakter yang menarik pada novel ini. Contohnya, karakter Miss Marple yang tampak tidak seperti karakter detektif pada umumnya, dan hal itu justru yang membuat kisah ini menjadi menarik.
Kemudian, karakter tokoh lainnya juga beragam. Hal ini ditampilkan dengan penggunaan sudut pandang sejumlah tokoh. Setiap tokohnya tampak memiliki karakter yang kuat ketika menceritakan apa yang mereka lihat saat konflik utama. Karakter yang beragam itu juga menghasilkan drama akibat perbedaan pola pikir, serta adanya ego dari masing-masing karakter. Dan drama tersebut dinilai sebagai sebuah hal yang membuat cerita ini lebih menarik.
Pembaca menilai bahwa latar tempat kisah ini unik, dengan menampilkan pusat rehabilitasi atau penampungan bagi anak muda yang bermasalah dan memiliki gangguan mental. Latar yang sangat tidak biasa dan memberikan pengetahuan bahwa tempat-tempat seperti ini ada di dunia nyata. Alur kisah Muslihat dengan Cermin ini juga dinilai cukup cepat, sehingga dapat selesai dalam sekali baca.
Tentu saja, misteri yang disajikan dalam novel Muslihat dengan Cermin ini dapat membuat pembaca penasaran. Kemudian, ciri khas Agatha Christie yang selalu ditampilkan dalam seluruh novel misterinya, yakni memberikan plot twist yang membuat tebakan pembaca dipatahkan.
Kekurangan Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
Kekurangan pada novel Muslihat dengan Cermin ini terletak pada bagian awal yang dinilai dapat membuat jenuh. Hal ini diakibatkan bagian awal yang memperkenalkan secara khusus para tokoh yang ada dalam cerita ini. Namun, bagian ini menjadi sebuah kunci yang membuat pembaca mengenal karakter para tokoh dan bisa menebak-nebak siapa pelaku pembunuhan ini.
Selain itu, terkait dengan latar tempat yang ditampilkan dalam novel ini, Agatha Christie dinilai menggambarkan para pemuda yang bermasalah secara regresif. Para pemuda yang bermasalah ini tidak banyak tampil dalam cerita, tetapi digambarkan dari pendapat para tokoh lain bahwa upaya rehabilitasi seperti itu lebih banyak kerugian dibandingkan manfaatnya. Hal ini dinilai kurang pantas dan seperti memberikan kesan yang negatif tentang tempat rehabilitasi.
Pesan Moral Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
Melalui kisah Muslihat dengan Cermin, kita kembali diingatkan bahwa manusia sejatinya dapat menjadi sangat baik, tetapi bisa menjadi sangat jahat juga. Maka itu, kita harus berhati-hati dalam bertindak, demi diri kita, dan juga demi meminimalisir reaksi negatif dari orang lain.
Dari kisah ini juga, kita dapat mengetahui bahwa banyak orang rela melakukan hal yang buruk hanya untuk uang. Hal ini tentunya tidak baik, karena uang tidak dapat membeli segalanya. Jadi, jangan berfokus kepada hal-hal duniawi saja, karena pada akhirnya hal duniawi tidak bisa membawa seseorang mendapatkan kebahagiaan sejati.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror) karya Agatha Christie. Kira-kira, siapa ya pelaku pembunuhan tersebut? Apa yang dimaksud muslihat dengan cermin? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com.
Rating: 3.78
- Review Novel The Time We Walk Together
- Review Novel Sangkakala di Langit Andalusia
- Review Novel Magnus Chase and The Gods of Asgard #3: The Ship of the Dead
- Review Novel Para Pencemas (Anxious People)
- Review Novel Patuhi Rules
- Review Novel Love Letters for Mr. T
- Review Novel Klara dan Sang Matahari
- Review Novel Gagal Cinta Kronis
- Review Novel Penyalin Cahaya
- Review Novel High Reputation
- Review Novel Philia
- Review Novel Dago Love Story
- Review Novel Temenan Sama Nasib
- Review Novel Merindu Cahaya De Amstel
- Review Novel American Gods
- Review Novel Brianna dan Bottomwise
- Review Novel Hilang Dalam Dekapan Semeru
- Review Novel The School for Good and Evil
- Review Novel Pembunuh di Balik Kabut
- Review Novel TeenLit: Vision
- Review Novel Banyu Biru
- Review Novel Lavender
- Review Buku English Classics: Sherlock Holmes - Short Stories #1
- Review Buku The Prophet
- Review Review Novel Belantara
- Review Novel Aliansi Monyet Putih
- Review Novel The Days I Love You
- Review Novel Misteri Kereta Api Biru
- Review Novel Cerita untuk Ayah
- Review Novel Lusi Lindri
- Review Novel Mayat dalam Perpustakaan
- Review Novel Rogue Lawyer
- Review Novel Para Pelindung (The Guardians)
- Review Novel Annisa
- Review Novel Arum Manis
- Review Novel Sang Penjaga Waktu (The Time Keeper)
- Review Novel Black House
- Review Buku Se(N)Iman
- Review Novel Not Me
- Review Novel Komsi Kamsa
- Review Buku Atavisme
- Review Novel Manusia dan Badainya
- Review Novel Muslihat dengan Cermin (They Do it with Mirror)
- Review Novel Masque of the Red Death
- Review Buku The Mysterious Affair at Styles
- Review Norse Mythology
- Review Novel Melbourne Wedding Marathon
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien