in

Review Novel Once Upon A Time Karya Dheyamela

Para penggemar fiksi remaja bergenre thriller mungkin sudah tidak asing lagi dengan novel Once Upon A Time. Novel Once Upon A Time merupakan karya tulis dari Dheanti Rizky Amelia atau yang akrab dipanggil Dheyamela. Dheyamela sendiri dikenal sebagai penulis yang berasal dari platform Wattpad, yang namanya cukup populer.

Kisah Once Upon A Time pertama kali dipublikasi di akun Wattpad @Dheyamela pada tanggal 6 Juni 2017. Kisah Once Upon A Time berhasil menarik perhatian banyak orang, sehingga sudah dibaca sebanyak lebih dari 4 juta kali di Wattpad. Kisah ini juga kemudian berhasil menarik perhatian pihak penerbit Galaxy Media yang akhirnya menerbitkan kisah ini menjadi novel pada bulan Desember 2019.

Novel Once Upon A Time yang bertema thriller dan mystery ini membahas mengenai pembunuhan berantai di sebuah SMA. Pembunuhan ini bermula ketika siswa baru bernama Glenn Warren Rajendra datang. Pada hari kedua Glenn bersekolah, ditemukan sosok mayat di ruang musik.

Sosok yang meninggal itu adalah Angkasa Raya, ketua OSIS yang memiliki segudang prestasi dan menjadi murid kebanggaan sekolahnya. Lily Cattleya Gardenia yang penasaran dengan kasus ini kemudian dipersatukan oleh takdir dengan Glenn. Mereka berjalan bersama dan menyelidiki kasus mengerikan itu meskipun mengetahui bahwa terdapat resiko yang sangat besar.

Korban pembunuhan itu semakin banyak, dan ternyata seluruh korban itu terhubung satu dengan yang lainnya. Menurut Glenn, sosok pembunuh itu merupakan tipe orang yang menjunjung tinggi keadilan. Dia hanya akan membunuh orang yang dia nilai tidak adil atau pernah menyakiti orang lain.

Profil Dheanti Rizky Amelia – Penulis Novel Once Upon A Time

Holiday Sale

Sumber foto: Instagram @dheantirizky

Dheyamela merupakan nama pena dari Dheanti Rizki Amelia. Wanita ini lahir di Samarinda, pada tahun yang sama ketika presiden Soeharto turun takhta. Dheyamela dalam masa kecilnya diam-diam suka menyimpan sejumlah pertanyaan aneh. Contohnya, apa yang terjadi jika bumi terbelah hingga berkeping-keping? Apakah tubuh manusia yang hidup di dalamnya akan terus melayang di galaxy? Atau seluruh manusia akan hilang seperti debu?

Membaca dan menulis bagaikan udara bagi Dheyamela. Ia sangat gemar melakukan kedua hal itu, waktu kosongnya pasti akan diisi dengan dua kegiatan itu. Ia juga sangat gemar menonton film, terutama film genre thriller yang dianggap sebagai antidepresan baginya.

Dari kegemarannya kepada thriller ini, dapat diketahui latar belakang mengapa karya tulisnya banyak yang tampak begitu gelap. Meskipun karya-karyanya dikenal dark, tetapi sebenarnya diri Dheyamela merupakan salah satu dari sekian banyak perempuan yang memiliki hati lembut, yang mudah menangis saat menonton film Korea atau film sedih lainnya.

Karya pertamanya Dheyamela yang berhasil diterbitkan berjudul Love Without Word. Karya debutnya ini sudah berhasil lebih dulu diterbitkan pada bulan Maret 2019. Karya tulis Dheyamela yang lain, yang sudah berhasil diterbitkan juga, yakni novel Once Upon A Time dan Once Upon A Time 2.

Dheyamela menyatakan bahwa tujuan penulisan kisah Once Upon A Time pada awalnya untuk memenuhi tantangan dari sahabatnya. Kisah Once Upon A Time memang pada awalnya dipublikasi di akun Wattpad Dheyamela yang bernama @Dheyamela. Memenuhi tantangan dari sahabatnya ini ternyata membuka gerbang bagi Dheyamela untuk berkarir sebagai seorang penulis.

Kisah Once Upon A Time pertama kali ditulis pada tanggal 6 Juni 2017, dan kisahnya berhasil selesai pada tanggal 19 Mei 2018. Kisah Once Upon A Time adalah dongeng yang memiliki sisi gelap dan masuk ke dalam genre thriller. Kisah fiksi yang gelap ini berhasil menarik hati banyak orang, hingga sampai saat ini telah dibaca lebih dari 4 juta kali di platform Wattpad.

Nama Dheyamela sebagai penulis tentunya juga dikenal oleh masyarakat luas. Maka dari itu, akun Wattpad Dheyamela per Juni 2022 telah memiliki sejumlah 49,5 ribu followers. Bagi anda yang ingin lebih mengenal sosok Dheyamela, kalian bisa mengikuti akun media sosial Dheyamela, yakni Wattpad dengan nama akun @Dheyamela atau Instagram dengan nama akun @dheantirizky.

Sinopsis Novel Once Upon A Time

Aku melangkah dengan cepat menuju ke toilet. Jam yang ada di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 3 sore. Padahal saat itu sedang seru-serunya pelajaran pelajaran Matematika yang diajar Bu Aniek. Harusnya aku masih bisa menikmati pelajaran Matematika tanpa terlewat sedikit pun.

Ya sudahlah, aku harus menuju toilet dan lekas kembali ke kelas. Kondisi area sekolah saat itu sedang sepi, karena semua orang sedang berada di dalam kelas. Tak ada satu pun siswa yang keluar dari kelas. Jika membolos pun, mereka pasti sedang berada di kantin.

Terlebih lagi waktu sudah menunjukkan pukul 3 yang berarti tersisa 1 jam saja hingga waktu pulang. Pasti semua orang sedang menanti bel pulang sekolah. Aku terus melangkahkan kaki sampai saat ini aku berada di toilet. Di toilet juga sepi, bahkan kosong. Aku langsung menuju ke salah satu bilik untuk buang air kecil.

Selesai buang air kecil, aku lantas membuka pintu bilik untuk keluar dari sana. Namun, gerakanku terhenti saat mendengar suara langkah kaki yang menggema di seluruh toilet. Perasaanku tiba-tiba tidak enak, tapi untuk apa aku takut? Paling hanya ada siswa lain yang juga ingin pergi ke toilet.

Saat aku keluar dari bilik, aku melihat seorang cleaning service bertopi sedang mencuci tangannya di wastafel. Aku tidak bisa memperhatikan wajahnya dengan jelas, karena kepalanya menunduk dan tertutup bayangan topi. Bajunya terlihat kebesaran untuk tubuhnya yang tidak terlalu besar.

la kemudian memasang sarung tangannya dengan perlahan dan memasang masker. Aku tetap tak bisa melihat wajahnya, karena posisinya yang membelakangi aku. Namun, aku sempat menangkap sosok bayangannya yang terpantul di kaca. Tampaknya, aku mengenalnya?

Aku lantas berusaha melangkah keluar, namun tiba-tiba lenganku ditarik. Tunggu, mengapa lenganku ditarik? la menjambak rambutku dan menghantamkan kepalaku dengan kuat ke wastafel. Aku sontak memegang kepalaku, ternyata berdarah.

Aku pun terjatuh di lantai. Aku berusaha bangun dan berteriak meskipun dalam kondisi lemah. Namun, dia langsung menutup mulutku dengan sapu tangan yang ia keluarkan dari saku celananya. Tubuhnya sangat kuat, ia bisa menahan tubuhku untuk bergerak.

la kemudian naik dan menindih tubuhku. la juga mengancamku untuk tetap diam sambil mengacungkan pisau di dekat leherku. Aku menuruti perkataannya, karena aku ketakutan. Air mataku mengalir, tubuhku terasa lemas, aku tidak bisa bergerak.

Ia kemudian mengikat kaki dan tanganku dengan kuat. Lalu, ia bertanya “Jubah merah atau kue?”. Aku tidak bisa mendengar ucapannya dengan jelas. “Kalau begitu, jarum saja dulu.”, ucapnya. Aku sepertinya pernah mendengar suara ini, tetapi aku tidak tau di mana.

la kemudian mengeluarkan sebuah jarum dan benang berwarna hitam. Lalu, mendekatkan jarum itu ke arah mataku. Aku tambah membelalak. “Tutup dulu matamu serigalaku,” katanya. Aku menggelengkan kepalaku dengan kuat.

Namun, tangan kirinya menahan mataku dengan kuat, kemudian ia menusukkan jarum itu ke kelopak mataku. Aku lantas memekik sekuat tenaga, tetapi itu sia-sia. Suaraku teredam sapu tangan yang ia lekatkan di mulutku.

Ia terus berulang-ulang memasukkan jarum itu di kelopak mataku sampai mata sebelah kananku tertutup sepenuhnya dan tidak bisa terbuka lagi. Keringat dinginku bercucuran keluar, karena menahan rasa sakit. Aku meringis kesakitan sampai aku menangis.

“Sedikit lagi serigalaku. Satu mata lagi…” ucapnya sambil mengelus lembut puncak kepalaku. Aku menangis dan meronta. Sakitnya luar biasa. Air mata ini terus keluar bersamaan dengan cairan kental hangat dari mataku. Aku tidak bisa menjelaskan lagi bagaimana rasa sakitnya.

la ingin membunuhku secara perlahan. Selesai, akhirnya selesai juga menjahit kedua mataku. Namun, ternyata penderitaanku tak berhenti sampai di situ saja. la kembali menanyakan pertanyaan yang sama lagi, “Jubah merah atau kue? Jawab dengan gelengan atau anggukan. Jubah merah? Kue?”.

Aku diam, karena tak memiliki energi lagi untuk sekedar berkata atau bergerak. Semuanya terasa sakit. Ia kembali berksta, “Kamu mau aku pilihkan? Bagaimana dengan kue? Kupikir kamu akan menyukainya. Oh tidak, sepertinya kamu tidak memilih keduanya. Hmm kalau begitu, begini saja ya?”.

Aku tidak tahu apa yang ingin ia lakukan lagi, tetapi aku bisa merasa jempol kananku ditusuk dengan benda kecil yang tajam. Benda itu masuk ke kulit jempolku. Setelah itu, aku mendengar suara derap kakinya yang pergi meninggalkanku dalam keadaan seperti ini.

Sampai akhirnya, aku benar-benar kehabisan energi. Tubuhku semakin dingin dan darah terus mengucur di kepalaku. Setelah itu, semuanya hampa. Aku bisa menjadi siapa saja. Namun, yang paling membahagiakan adalah menjadi si pendongeng.

Dongeng mempunyai sisi gelap, terutama bagi mereka yang tidak menyukai akhir bahagia. Namanya Glenn Warren Rajendra. Ia adalah lelaki yang tampan, jenius, dingin, dan introvert. Sosoknya begitu menarik dan berkharisma, ciri-ciri yang sangat kuat sebagai seorang psikopat.

Satu fakta tentang Glenn, ia sempat tinggal di rumah sakit jiwa 3 tahun lalu. Lalu, ada Angkasa Raya, ketua osis yang tampan, pintar, lemah lembut, dan ramah. Ia adalah murid kebanggaan sekolah dan senior yang paling diinginkan di sekolah. Namun, Angkasa ditemukan tewas bersimbah darah di toilet sekolah.

Ia tewas tepat setelah Glenn masuk sekolah di hari pertama. Glenn termasuk ke dalam daftar orang yang dicurigai dalam kasus kematian Angkasa. Namun, Glenn dibebaskan dari tuduhan akibat tidak ada bukti yang kuat.

Ciri-ciri kematian Angkasa Raya, yaitu tewas dengan mata terjahit dan jempol kanannya dipasangi bunga gardenia putih. Kepalanya berdarah, yang diduga akibat dibenturkan ke wastafel toilet. Tubuh Angkasa ditemukan bersama sebuah surat ditulis pembunuh. Surat tersebut mengarah pada sebuah dongeng yang menjadi clue dari sosok sang pembunuh.

Lily Cattleya Gardenia, perempuan biasa yang sebenarnya luar biasa. Dunianya jungkir balik saat ia tidak sengaja takdir mendekatkan dirinya dengan Glenn. Leya memiliki kecurigaan besar pada Glenn yang juga sangat mencintai dongeng.

Tidak ada jalan keluar lagi bagi Leya. Kini ia juga menjadi sasaran. Satu-satunya cara untuk bebas adalah dengan mengungkap sosok pembunuh lebih dahulu sebelum nyawanya melayang. Apakah Leya akan berhasil mengungkap identitas pembunuh berdarah dingin itu?

Kelebihan Novel Once Upon A Time

Ide cerita novel Once Upon A Time ini dinilai sangat unik dan menarik. Ditambah lagi di Indonesia sendiri tidak banyak novel bergenre thriller dan misteri. Misteri yang disajikan novel ini juga dinilai sangat menantang dan jenius.

Misteri yang disajikan Dheyamela dikemas dalam balutan kisah dongeng anak-anak yang populer. Teka-teki dalam kisah ini tidak mudah untuk ditebak. Narasi yang dituliskan oleh Dheyamela juga mampu menyeret pembaca untuk ikut menyelidiki kasus mengerikan ini bersama dengan Leya.

Dheyamela juga mampu menuliskan kisah ini dengan sangat detail. Begitu rinci hingga pembaca dapat ikut merasakan berbagai emosi yang dirasakan para tokoh. Seperti tegang, takut, bingun, dan sebagainya.

Kekurangan Novel Once Upon A Time

Beberapa pembaca merasa bahwa beberapa bagian narasi terlalu berputar, seperti dipanjang-panjangkan. Padahal inti ceritanya hanya sedikit dan sederhana. Hal ini cukup mengganggu bagi sebagian pembaca.

Selain itu, beberapa pembaca merasa bahwa karakter para tokoh di kisah Once Upon A Time ini cukup hambar. Hambar dalam arti kurang memiliki suatu karakter yang berbeda, karakter yang kuat. Sebab, karakter para tokoh ditemukan seperti terlalu sempurna seperti karakter yang umum ditemukan pada kisah Wattpad lainnya.

Oleh karena kisah Once Upon A Time ini diadaptasi dari versi Wattpad yang memiliki sejumlah 50 bagian cerita, Dheyamela membagi buku ini menjadi dua bagian. Hal ini kemudian menjadikan kisah pada novel Once Upon A Time ini belum selesai. Maka itu, pembaca harus membeli sekuel novel Once Upon A Time ini untuk mengetahui kelanjutan kisahnya.

Beberapa adegan dalam novel Once Upon A Time ini mungkin akan mengganggu bagi sebagian orang, karena sangat sadis dan digambarkan secara detail. Hal ini juga menuntut pembaca untuk bersikap bijak dalam memaknai kisah ini. Selain itu, novel Once Upon A Time ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang sudah berusia di atas 18 tahun.

Pesan Moral Novel Once Upon A Time

Dendam adalah suatu perasaan yang sangat berbahaya. Sebab, dendam dapat membutakan seseorang. Membutakan hingga membuat seorang dapat melakukan perbuatan-perbuatan keji.

Kita hendaknya dapat mengatur dan membatasi imajinasi kita. Imajinasi yang berlebihan juga dapat menjadi sebuah hal yang berbahaya. Apalagi jika imajinasi tersebut terkait dengan hal negatif.

Hendaknya kita selalu berhati-hati dalam keadaan apa pun. Kita juga tidak bisa mudah percaya dengan orang lain. Sekali pun orang itu telah kita kenal.

Bagi kalian yang ingin mengungkap sosok pembunuh keji itu bersama Leya, yuk segera dapatkan novel Once Upon A Time karya Dheyamela ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy