in

Review Novel Parnassus Keliling Karya Christopher Morley

Rating: 4.04

 

Parnassus Keliling atau dalam judul asli Parnassus on Wheels adalah novel tahun 1917 yang ditulis oleh Christopher Morley dan diterbitkan oleh Doubleday, Page & Company. Judul buku ini mengacu pada Gunung Parnassus dalam mitologi Yunani yang adalah rumah Muses.

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Parnassus Keliling dipresentasikan di Hallmark Playhouse 20 Januari 1949. Adaptasi film berdurasi 30 menit ini dibintangi oleh Ruth Hussey. Karakter Helen McGill menjadi viral di TikTok pada April 2024, setelah kutipannya ditampilkan dalam ujian Penilaian Kesiapan Akademik Negara Bagian Texas.

Novel Parnassus Keliling ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, dengan tebal 200 halaman yang diterbitkan pada 28 Juni 2024 oleh Penerbit Baca. Sebelum kita masuk ke informasi tentang buku ini, kita kenalan sama Christopher Morley dulu yuk Grameds, sosok di balik kisah Parnassus Keliling.

Profil Christopher Morley – Penulis Novel Parnassus Keliling

Holiday Sale

Christopher Darlington Morley lahir pada 5 Mei 1890 dan wafat pada 28 Maret 1957. Christopher Morley adalah seorang novelis, penulis esai, penyair dan jurnalis asal Amerika. Ia juga dikenal karena menjadi produser produksi panggung selama beberapa tahun dan mengajar kuliah di perguruan tinggi.

Christopher Morley lahir di Bryn Mawr, Pennsylvania. Dan sang ayah, Frank Morley, merupakan seorang profesor matematika di Haverford College. Sang ibu, Lilian Janet Bird, merupakan seorang pemain biola yang juga menuntun Christopher kepada kecintaannya pada sastra dan puisi.

Pada tahun 1900, keluarga Christopher pindah ke Baltimore, Maryland. Pada tahun 1906, Christopher masuk Haverford College, dan lulus pada tahun 1910 sebagai pembaca pidato perpisahan. Ia kemudian melanjutkan studi ke New College, Oxford, selama tiga tahun dengan beasiswa Rhodes, untuk mempelajari sejarah modern.

Pada tahun 1913, Christopher Morley menyelesaikan studinya di Oxford dan pindah ke New York City. Pada tanggal 14 Juni 1914, dia menikah dengan Helen Booth Fairchild, dan dari pernikahan itu, mereka dikaruniai empat anak, salah satunya adalah Louise Morley Cochrane. Mereka pertama kali menetap di Hempstead, dan kemudian pindah ke Queens Village.

Mereka juga sempat pindah ke Philadelphia, Pennsylvania, lalu pada tahun 1920 mereka melakukan perpindahan untuk terakhir kali ke sebuah rumah yang mereka sebut “Green Escape” di Roslyn Estates, New York. Keluarga Christopher menetap di sana selama sisa hidupnya. Pada tahun 1936, Christopher membangun sebuah kabin di bagian belakang properti (The Knothole), yang sejak saat itu ia rawat sebagai studi menulisnya.

Pada tahun 1951, Morley didiagnosa mengalami serangkaian stroke, yang sangat mengurangi produktivitas menulis karya. Ia kemudian meninggal pada tanggal 28 Maret 1957, dan dimakamkan di Pemakaman Roslyn di Nassau County, New York. Setelah kematiannya, The New York Times dan New York Herald Tribune menerbitkan pesannya kepada teman dan pembacanya:

“Bacalah, setiap hari, sesuatu yang tidak dibaca orang lain. Berpikirlah, setiap hari, tentang sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain. Lakukan, setiap hari, sesuatu yang tidak dilakukan orang lain dengan cukup bodoh. Adalah buruk bagi pikiran untuk selalu menjadi bagian dari kebulatan suara.”

Kutipan ini pada mulanya muncul di kolom Morley “Brief Case; or, Every Man His Own Bartlett” dalam The Saturday Review of Literature, 6 November 1948.

Sinopsis Novel Parnassus Keliling

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Helen McGill dulu bekerja sebagai guru private. Wanita yang usianya menjelang empat puluh tahun ini merupakan adik dari Andrew McGill, yakni seorang mantan pengusaha. Setelah berhenti dari profesi pertama mereka, mereka berdua memutuskan untuk mengelola pertanian dan menikmati kehidupan secara tenang. Sampai tiba-tiba, Phillips yang adalah paman mereka, wafat dan mewariskan mereka tumpukan buku.

Hari tersebut sangat menentukan dan memicu beberapa hal yang kelak menjadi bencana untuk kehidupan Helen yang tenang. Andrew berubah menjadi seorang kutu buku yang tekun membaca dan menulis, hingga menerbitkan karya tulisnya sendiri. Tanpa direncanakan, karya Andrew laris di pasaran. Andrew pun semakin sering meninggalkan pertanian untuk menulis buku baru, melakukan tur, dan bertemu orang-orang dari pihak penerbit. Hal ini membuat Helen marah karena merasa kurang dihargai.

Suatu saat, Roger Mifflin singgah di pertanian Helen dengan karavan yang berisi ratusan buku untuk menjualnya kepada Andrew. Tapi, malah Helen yang membeli karavannya. Dalam beberapa menit saja, Helen menyiapkan barang-barangnya, menulis pesan untuk Andrew, dan membawa karavan Parnassus bersama dengan Roger Mifflin, untuk melakukan petualangannya sendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Parnassus Keliling

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Gabungan cerita romantis, komedi, dan petualangan.
  • Menyelipkan pandangan feminis.
  • Penokohan unik dan menarik hati.
  • Alur mengalir dan dihiasi twist.
  • Membuka pengetahuan baru.
Cons
  • Alur terburu-buru.
  • Tidak ada perkembangan karakter.
  • Buku rekomendasi sudah kadaluarsa.

Kelebihan Novel Parnassus Keliling

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Parnassus Keliling karya Christopher Morley menyajikan banyak kelebihan yang membuatnya tetap menjadi best seller, bahkan hingga lebih dari 100 tahun setelah diterbitkannya. Ini adalah sebuah novel singkat dengan cerita yang memikat. Buku klasik yang satu ini menawarkan gabungan cerita romance-comedy dan petualangan yang menarik.

Cerita ini seru dengan dihiasi dengan pertengkaran sengit di jalan, aksi heroik yang menyelamatkan dari kematian, masakan paling enak dalam sejarah masakan Yankee, berbagai rekomendasi buku dari tahun 1800-an, dan cerita cinta yang gemas dengan menyelipkan pandangan feminis pada awal tahun 1900-an.

Penokohan pada cerita ini juga unik dan berhasil menarik hati pembaca. Dengan Helen McGill yang memiliki karakter layaknya adik perempuan, ingin selalu bersama dengan sang kakak, dan cukup nekat karena apa yang menurutnya penting dikesampingkan. Sedangkan, Andrew, layaknya seorang kakak, memiliki ambisi pada hal yang bisa membuatnya sukses.

Keseluruhan narasi kisah ini sangat seru dan mengalir saat dibaca. Alur kisahnya sederhana dengan tambahan twist yang pas. Pembaca merasa tidak sangka jika alur ceritanya akan dibawa ke akhir cerita yang seperti itu. Lalu, membaca novel ini tidak hanya bisa menghibur pembaca, tetapi juga memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat pada masa itu.

Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang dan gaya menulis Christopher Morley yang formal. Hal ini sangat mencerminkan era tersebut. Tentunya, hal ini membuka pengetahuan baru bagi pembaca, dan membawa pembaca menghadiri era yang baru.

Secara keseluruhan, novel Parnassus Keliling ini adalah paket lengkap yang menampilkan kisah cinta, petualangan, dan komedi yang hangat dan menyenangkan. Ini adalah kisah yang fantastis dalam bentuk yang singkat dan manis. Novel ini sangat direkomendasikan bagi kamu yang ingin hiburan singkat untuk meromantisasi hidup.

Kekurangan Novel Parnassus Keliling

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Novel Parnassus Keliling, yang usianya sudah lebih dari satu abad, memang menawarkan banyak kelebihan, tetapi juga masih memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan utamanya adalah alur cerita yang dinilai cukup cepat hingga terkesan terburu-buru. Beberapa pembaca merasa kecewa karena kurang bisa menikmati setiap momennya secara mendalam akibat alur yang terlalu cepat ini.

Selain masalah alur, pembaca juga merasa bahwa tokoh-tokoh dalam novel ini tidak mengalami perkembangan karakter yang signifikan. Karakter Helen, misalnya, dianggap tidak memiliki karakter yang kuat dan tidak berhasil mencapai sesuatu yang berarti. Petualangan yang dilakukan Helen seringkali dibatalkan, dan dia kembali ke tempat awalnya, sehingga perkembangannya terasa stagnan. Hal ini memberikan gambaran yang kurang baik tentang karakter utama yang seharusnya mengalami pertumbuhan sepanjang cerita.

Kekurangan lain dari novel Parnassus Keliling  ini adalah buku-buku yang direkomendasikan dalam kisahnya dinilai merupakan buku-buku lama yang sudah tidak relevan dengan konteks zaman sekarang. Meskipun novel ini memiliki pesona klasik, pilihan buku yang disajikan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan minat pembaca modern. Hal ini membuat beberapa pembaca merasa bahwa rekomendasi tersebut kurang memberikan nilai tambah bagi cerita secara keseluruhan.

Pesan Moral Novel Parnassus Keliling

Parnassus Keliling

button cek gramedia com

Dari novel Parnassus Keliling, pembaca bisa memperoleh berbagai pesan yang menjadi pembelajaran. Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa buku bukan sekadar benda mati saja, tetapi lebih dari itu, bisa mengubah dunia seseorang. Seperti yang dikatakan banyak orang, buku bagaikan jendela dunia, yang berisi ilmu dan informasi.

Kisah ini juga mengajarkan bahwa ada tiga unsur dalam kehidupan yang baik, yaitu pembelajaran, penghasilan, dan kerinduan. Seseorang harus belajar sambil berjalan, dan dia harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan juga orang lain. Ia juga seharusnya memiliki kerinduan untuk mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui. Pesan ini relevan bagi semua usia, menunjukkan bahwa pembelajaran adalah proses seumur hidup yang memperkaya dan memperdalam makna hidup kita.

Cerita kecil ini juga memberikan harapan bagi orang-orang yang sudah berumur. Sebab, hal-hal seru masih bisa terjadi di hari tua mereka. Namun, ini juga bergantung pada ambisi dan pilihan masing-masing. Dalam setiap tahap kehidupan, selalu ada peluang untuk petualangan baru dan pencapaian, asalkan kita tetap terbuka dan bersemangat untuk mengejar impian kita.

Bagi Grameds yang ingin membaca buku Parnassus Keliling karya Christopher Morley, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang tak kalah seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Kucing Bernama Dickens

Kucing Bernama Dickens

button cek gramedia com

Aku penyayang kucing. Selalu. Aku menganggap kucing adalah hasil ciptaan Tuhan yang paling indah. Jadi, membuat buku yang berisi kumpulan cerita singkat tentang kucing kurasakan sebagai tugas yang sangat menyenangkan, dan aku mulai mencari cerita-cerita tersebut.

Setiap orang yang memiliki kucing pastilah punya kisah tersendiri, dan kisah-kisah tersebut begitu beraneka warna seperti warna bulu kucing. Aku tidak hanya menginginkan cerita yang beragam, tetapi juga cerita-cerita yang menonjolkan betapa berartinya kucing dalam kehidupan seseorang. Cerita-cerita yang memperlihatkan keberadaan serta peranan kucing sesuai tugas dan peranan yang diberikan ketika mereka diciptakan di dunia. Cerita-cerita bahwa kucing akan muncul ketika dibutuhkan.

Dallergut: Toko Penjual Mimpi

Risalah Teh & Tiga Keluarga

button cek gramedia com

Ada sebuah desa yang hanya bisa kamu kunjungi dalam tidurmu. Tempat paling populer di desa ini adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi yang mengumpulkan dan menjual segala macam mimpi. Toko ini selalu ramai oleh pelanggan manusia dan hewan yang ingin tidur panjang atau tidur siang. Setiap lantainya dilengkapi dengan mimpi-mimpi dari berbagai macam genre istimewa, termasuk mimpi tentang masa kecil, perjalanan menyenangkan, melahap makanan lezat, hingga mimpi buruk dan mimpi misterius.

Di toko ini ada Dallergut, si pemilik toko; Penny, karyawan baru yang ceroboh dan penuh rasa ingin tahu; Aganap Coco, produser mimpi legendaris; dan Vigo Myers, manajer lantai dua. Penny ditugaskan untuk bekerja di lantai satu dengan karyawan veteran, Bibi Weather. Namun, pada hari pertama dia bekerja, mimpi yang paling mahal dicuri ….

Toko Buku Kucing Hitam

Toko Buku Kucing Hitam

button cek gramedia com

Marzio Montecristo, mantan guru matematika dan penggemar berat cerita kriminal, membuka toko buku kecil di Cagliari dengan spesialisasi novel misteri. Toko bukunya bernama “Les Chats Noirs” (kucing hitam), terinspirasi dari dua kucing hitam yang berkunjung ke toko dan sejak itu tidak pernah pergi. Keduanya menjadi daya tarik toko dengan banyak pengikut di Instagram, menyelamatkan toko dari kebangkrutan akibat kejudesan Marzio. Marzio menamai mereka Miss Marple dan Poirot.

Les Chats Noirs juga memiliki Klub Buku Detektif Selasa. Geng yang tampak tidak serasi tetapi nyatanya sangat kompak. Bahkan, setahun lalu, Detektif Selasa membantu Angela Dimase, detektif yang juga teman lama Marzio untuk menyelesaikan suatu kasus.

 

Sumber:

  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/Parnassus_on_Wheels
  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/Christopher_Morley
  • https://www.goodreads.com/book/show/214117797-parnassus-keliling

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.