Pasta Kacang Merah – Sweet Bean Paste, adalah sebuah novel karya Durian Sukegawa, nama pena dari penulis Jepang Tetsuya Akikawa. Buku ini mengisahkan persahabatan unik antara seorang wanita tua, pria paruh baya, dan gadis muda yang bersama-sama mengeksplorasi arti kehidupan, persahabatan, dan makna yang lebih dalam.
Novel ini telah menjadi salah satu bestseller internasional dan mendapat banyak ulasan positif berkat ceritanya yang sangat mengharukan. Pada tahun 2017, buku ini meraih penghargaan Le Prix des Lecteurs du Livre de Poche untuk kategori Pilihan Pembaca. Penghargaan tersebut diadakan oleh Le Livre de Poche, salah satu penerbit terkemuka di Prancis.
Cerita ini juga diadaptasi ke layar lebar dalam sebuah film yang disutradarai dan ditulis oleh Naomi Kawase. Film tersebut dibintangi oleh Kirin Kiki dan Masatoshi Nagase sebagai pemeran utama, dan pertama kali diputar di Cannes Film Festival pada 14 Mei 2015 sebelum resmi tayang di Jepang pada 30 Mei 2015.
Versi terjemahan novel ini dalam Bahasa Indonesia berjudul Pasta Kacang Merah. Buku setebal 240 halaman ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 6 Oktober 2022. Bagi Grameds yang menyukai genre roman, novel ini sangat cocok untuk kalian miliki. Sebelum mendalami ceritanya, mari mengenal lebih jauh sosok Durian Sukegawa, penulis di balik kisah yang dengan penuh makna ini.
Table of Contents
Profil Durian Sukegawa – Penulis Novel Pasta Kacang Merah
Durian Sukegawa adalah seorang penulis berbakat yang dikenal luas berkat karyanya Sweet Bean Paste. Ia menempuh pendidikan filsafat oriental di Universitas Waseda, salah satu universitas paling bergengsi di Jepang. Latar belakang studinya ini memberikan fondasi kuat bagi karya-karyanya, yang kerap menggali tema-tema kehidupan dan kemanusiaan dengan kedalaman yang khas.
Pada awal 1990-an, Sukegawa memperluas wawasannya dengan bekerja sebagai reporter di Berlin dan Kamboja. Pengalamannya di dua tempat yang penuh dinamika tersebut memungkinkan dirinya menyaksikan berbagai realitas sosial dan budaya yang beragam. Hal ini tidak hanya memperkaya perspektif pribadinya, tetapi juga memberikan warna tersendiri dalam gaya penulisan serta tema-tema yang ia angkat dalam karyanya.
Kini, Durian Sukegawa menetap di Tokyo, di mana ia terus berkarya dan menghasilkan tulisan-tulisan yang menginspirasi pembaca di seluruh dunia. Melalui karya-karyanya, ia berhasil menyampaikan cerita yang sarat makna, menjembatani nilai-nilai tradisional dengan tantangan modernitas, dan membuktikan dirinya sebagai salah satu penulis yang patut diperhitungkan dalam sastra kontemporer Jepang.
Sinopsis Novel Pasta Kacang Merah
Sentaro merasa gagal menjalani hidup. Dengan masa lalu yang dibayangi catatan kriminal, kebiasaan buruknya mengkonsumsi alkohol sulit ditinggalkan. Impian lamanya untuk menjadi seorang penulis perlahan-lahan terkubur. Hari-harinya berlalu monoton di sebuah kedai dorayaki kecil yang berada di bawah pohon sakura, yang terus berubah seiring musim berganti.
Namun, hidup Sentaro mulai berubah ketika ia bertemu dengan seorang wanita tua bernama Tokue. Dengan tangan yang bentuknya tak biasa dan metode pengajaran yang tak kalah unik, Tokue membagikan pengalaman lima dekade dalam seni membuat pasta kacang merah kepada Sentaro. Seiring waktu, persahabatan di antara keduanya pun tumbuh.
Sayangnya, tekanan dari masyarakat mulai muncul akibat kondisi Tokue, memaksa terungkapnya rahasia kelam yang selama ini ia simpan erat. Rahasia tersebut membawa konsekuensi yang sangat berat. Pasta Kacang Merah adalah kisah yang memadukan kelembutan makanan dengan kehangatan persahabatan, menunjukkan bagaimana harapan dapat menjadi penopang manusia untuk menghadapi luka dan bayang-bayang masa lalu.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Pasta Kacang Merah
Kelebihan Novel Pasta Kacang Merah
Novel Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa adalah kisah yang begitu mengharukan sekaligus inspiratif. Cerita ini menyentuh hati melalui eksplorasi mendalam tentang persahabatan tak biasa antara seorang mantan narapidana, seorang wanita tua yang penuh kebijaksanaan, dan seorang gadis remaja dengan pergulatan hidupnya. Prosa Sukegawa yang lugas mampu menyampaikan emosi yang kompleks tanpa kehilangan kesederhanaan dalam cerita ini, sehingga menjadikan buku ini bacaan yang mudah untuk diikuti oleh siapa saja.
Salah satu kelebihan utama dari novel ini adalah kemampuannya untuk mengangkat isu-isu sosial yang relevan, seperti stigma terhadap kesehatan dan identitas, khususnya perlakuan masyarakat terhadap penderita kusta dalam sejarah Jepang. Sukegawa berhasil menyentuh bagian sulit dari sejarah ini dengan kepekaan yang sangat mendalam serta mengingatkan pembaca tentang pentingnya penerimaan dan empati. Novel ini juga memperlihatkan bagaimana stigma sosial dapat mempengaruhi kehidupan individu, baik secara internal maupun eksternal, yang tergambarkan dengan baik lewat karakter Sentaro.
Para karakter dalam Sweet Bean Paste begitu kompleks dan relatable, terutama Sentaro dan Tokue. Sentaro, yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya, mencerminkan perjuangan manusia melawan stigma dan perasaan gagal. Sementara itu, Tokue membawa kebijaksanaan dari pengalaman hidupnya yang pahit, menghadirkan sudut pandang yang penuh harapan di tengah keterasingannya. Melalui interaksi mereka, Sukegawa berhasil menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh dengan cobaan, ada keindahan dalam menerima diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, novel ini berhasil memainkan emosi pembaca dengan sangat luar biasa. Sukegawa berhasil menyeimbangkan momen-momen yang menghangatkan hati dengan momen-momen yang menyayat hati sehingga menciptakan perjalanan emosional yang mendalam dan berubah-ubah. Dengan pesan moralnya yang kuat, Sweet Bean Paste juga mengingatkan kita akan pentingnya cinta, penerimaan, dan harapan sebagai penopang dalam menghadapi gelapnya masa lalu.
Kekurangan Novel Pasta Kacang Merah
Meskipun novel ini memiliki banyak kelebihan, novel ini tetap tidak luput dari kekurangan. Salah satunya adalah penggunaan eksposisi yang terasa terlalu berlebihan. Dalam beberapa bagian, cerita tampak lebih sering menjelaskan secara gamblang alih-alih memperlihatkan melalui tindakan atau dialog. Hal ini terkadang membuat alur terasa lambat dan mengurangi kedalaman emosional yang dapat dicapai melalui cara penyampaian yang lebih halus dan imersif. Akibatnya, sebagian pembaca mungkin merasa narasi terlalu didiktekan, alih-alih mengalir secara alami.
Selain itu, simbolisme yang digunakan dalam cerita ini terkadang terasa kikuk dan kurang subtil. Beberapa elemen simbolik, seperti pohon sakura atau proses pembuatan pasta kacang merah, disajikan dengan cara yang terlalu eksplisit sehingga kehilangan nuansa artistik yang seharusnya bisa disajikan lebih mendalam. Alih-alih mengundang pembaca untuk merenung dan menemukan maknanya sendiri, simbol-simbol ini malah terasa seperti penjelasan tambahan yang kurang perlu.
Pesan Moral Novel Pasta Kacang Merah
Keberadaan di dunia ini memiliki arti yang mendalam, tidak peduli seberapa kecil atau sederhana hal itu tampak. Lewat kisah Sentaro, Tokue, dan hubungan mereka dengan dunia di sekitar mereka, Sukegawa mengajarkan bahwa setiap individu, dengan segala keterbatasan dan luka yang mereka bawa, memiliki kontribusi berharga untuk kehidupan. Pesan ini mengalir seperti manisan yang tidak terlalu manis—halus, tetapi menyentuh inti hati.
Novel ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan keterhubungan universal yang ada di antara kita sebagai manusia. Bahwa kita semua, dengan cara kita masing-masing, adalah bagian dari sebuah keberadaan kosmik yang besar dan indah. Melalui penerimaan, empati, dan pengakuan terhadap keberadaan orang lain, kita tidak hanya belajar untuk hidup bersama tetapi juga menyadari bahwa hidup kita saling berjalin membentuk makna yang lebih besar.
Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari novel Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa. Yuk langsung saja dapatkan buku ini dan buku best seller yang lainnya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 1
Di toko jajanan ajaib Zenitendo semua keinginan pembelinya bisa terwujud. Hanya saja, semua perkataan Beniko, pemilik toko, harus selalu dituruti. Jika tidak, nasib buruk akan jadi akibatnya…. Jajanan dalam buku ini, di antaranya: Permen Jeli Putri Duyung, Es Berhantu, dan Biskuit Binatang Buas. Buku Toko Jajanan Ajaib Zenitendo telah terjual jutaan kopi di Jepang dan Korea. Novel bestseller asal jepang ini berkisah tentang toko jajanan ajaib yang dapat mewujudkan keinginan setiap pembelinya. Beniko, nyonya pemilik Zenitendo, akan menawarkan jajanan-jajanan unik nan ajaib kepada para pembelinya. Namun, berhati-hatilah, karena jika pembeli tidak mengikuti saran Beniko, nasib buruk akan siap-siap menanti.
Upacara Kehidupan
Di dunia normal Maho, menghormati mereka yang sudah meninggal berarti menyantap mereka sambil mencari pasangan inseminasi untuk melahirkan kehidupan baru dalam Upacara Kehidupan.
Sementara itu, Nana menjunjung budaya yang menganggap manusia sebagai material paling menakjubkan untuk didaur ulang menjadi barang bermutu tinggi. Di tempat lain, ada orang-orang seperti Yoshiko yang tidak pernah berciuman selama 75 tahun hidupnya meski memiliki suami, Sanae yang merasa tidak seperti makhluk hidup dan karena itu amat mengagumi manusia, serta Haruka yang harus memilih satu dari lima persona untuk digunakan dalam upacara pernikahannya.
Kucing Penyelamat Buku (The Cat Who Saved Books)
Rintaro Natsuki hendak menutup toko buku bekas yang diwarisinya dari almarhum kakeknya. Tapi kemudian muncul seekor kucing entah dari mana. Kucing bernama Tiger ini mengajaknya untuk menyelamatkan buku-buku yang kesepian dan tidak dicintai. Buku Buku ini perlu dibebaskan dari para pemiliknya yang tak peduli. Maka dimulailah petualangan mereka ke labirin labirin aneh untuk membebaskan buku-buku. Mereka berjumpa bermacam-macam orang dalam perjalanan itu: ada pria yang membiarkan buku-bukunya mati di rak; ada pula penyiksa buku yang memotong halaman halaman buku supaya orang-orang bisa membaca cepat; dan ada penerbit yang hanya mau menerbitkan buku-buku laris. Petualangan Rintaro dan si kucing berujung pada satu tantangan yang paling berat-hanya orang-orang yang paling berani sanggup masuk ke dalam dunia di labirin terakhir.
Pertama-tama, Kakek meninggal. Kisah setelahnya agak tidak masuk akal, tetapi dia tahu bahwa fakta yang satu itu seratus persen nyata. Senyata terbitnya matahari tiap pagi dan gemuruh lapar perutnya saat makan siang. Dia sudah mencoba memejamkan mata, menutupi telinga, pura-pura tak tahu apa-apa, namun kakeknya tetap tidak akan kembali. Rintaro Natsuki berdiri membisu, bergeming di hadapan realita yang kejam ini. Dari luar, Rintaro kelihatannya pemuda yang tenang dan selalu menguasai diri. Tetapi beberapa orang yang hadir di pemakaman menganggapnya menakutkan. Dia tampak terlalu tenang untuk murid SMA yang baru saja kehilangan keluarga terdekatnya dengan begitu mendadak. Dia tidak beranjak dari sudut ruang pemakaman, dan matanya terus tertuju ke foto kakeknya.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Sweet_Bean_Paste_(novel)
- https://www.goodreads.com/book/show/62790376-pasta-kacang-merah
- #PreMarriageTalk: Karena Menikah Butuh Persiapan
- Atur Duitmu!
- Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja
- Generasi Ekspektasi
- Kami (Bukan) Fakir Asmara
- Kaya Harta, Kaya Amal
- Meluruhkan Pilu: Aku Jatuh Cinta dengan Ketidakmungkinan Kita
- Nudge
- Outlive : Memikir Ulang Sains dan Seni Umur Panjang
- Pasta Kacang Merah
- Setiap Pebisnis Harus Punya Buku Ini!
- Solo Leveling 6
- Stoik: Apa dan Bagaimana
- The Cat Who Saved Books
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 4
- Youth X Machinegun 1