Pembunuhan di teluk pixy – Novel detektif menjadi buku bacaan yang dapat dinikmati oleh banyak kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa. Novel dengan genre misteri, detektif, dan kriminal bahkan memiliki penggemarnya sendiri. Dibutuhkan konsentrasi dan fokus ketika membaca novel detektif, karena ceritanya akan membuat pembaca ikut berpikir untuk mencari jawaban dari setiap kasus yang ditampilkan.
Nama Agatha Christie sudah tidak asing dikalangan penggemar novel misteri. Agatha menjadi salah satu penulis terkenal dengan karya-karyanya yang bergenre thriller, dan kriminal. Total buku karya Agatha Christie yang sudah diterbitkan sekitar 74 dengan 66 novel bertema detektif dan 14 buku cerita pendek. Melalui karyanya, Agatha dijuluki sebagai The Queen of Crime.
Novel Pembunuhan di Teluk Pixy atau Evil Under The Sun Karya Agatha Christie terbit pertama kali di Inggris tahun 1941 oleh Collins Crime Club. Pada tahun yang sama novel ini juga terbit di Amerika Serikat oleh Dodd Mead and Company. Pembunuhan di Teluk Pixy merupakan sekuel dari kisah detektif yang melegenda bernama Hercule Poirot.
Ini adalah sebuah kasus pembunuhan yang nyaris sempurna, melibatkan seorang wanita yang mati secara misterius di pantai dekat hotel Jolly Roger. Secara kebetulan detektif Poirot sedang berlibur di hotel tersebut. Keseruan liburan berubah menjadi teka-teki berdarah tidak terduga.
Table of Contents
Mengenal Agatha Christie, Penulis Buku Pembunuhan di Teluk Pixy
Agatha Mary Clarissa Miller atau yang dikenal dengan Agatha Christie merupakan penulis asal Inggris yang terkenal dengan karyanya yang menampilkan kisah-kisah detektif, thriller, dan kriminal. Melalui karyanya tersebut Agatha mendapat julukan sebagai The Queen of Crime.
Agatha kecil tinggal bersama dengan keluarganya yang cukup terpandang, latar belakang keluarganya juga berasal dari kalangan menengah ke atas. Agatha memiliki dua saudara lainnya, yaitu kakak perempuan dan kakak laki-laki. Sebagai seorang adik, hanya Agatha yang tidak mendapat pendidikan sekolah, ibunya merasa Agatha dapat belajar di rumah saja.
Ibu Agatha juga mengajarkan putrinya banyak hal, mulai dari membaca, menulis, berhitung, serta memainkan alat musik seperti mandolin dan piano. Agatha sudah menyukai buku sejak kecil, bahkan dia hobi membaca buku dan bercita-cita menjadi seorang penulis.
Selama perang dunia I, Agatha mulai menulis cerita-cerita tentang detektif. Novel pertamanya berjudul Mysterious Affair at Styles yang terbit tahun 1916. Novel ini merupakan kelahiran awal dari detektif hebat Hercule Poirot. Karakter Hercule Poirot diceritakan sebagai detektif kebangsaan Belgia yang memiliki tubuh kecil dan kepala berbentuk seperti telur. Detektif Poirot menggemari tokoh detektif populer dalam cerita fiksi bernama Sherlock Holmes.
Kesuksesan kisah dari detektif Hercule Poirot berlanjut pada karya-karya berikutnya, salah satunya yaitu novel Evil Under The Sun atau Pembunuhan di Teluk Pixy. Selain Hercule Poirot, Agatha juga berhasil menciptakan detektif lainnya bernama Miss Marple. Kepopuleran detektif Miss Marple tidak jauh berbeda dengan detektif Poirot. Kisah mengenai detektif Poirot dan Miss Marple juga sukses diangkat kedalam film layar lebar, drama panggung, dan sandiwara radio.
Agatha Christie mendapatkan gelar Dame of the British Empire tahun 1971, gelar tersebut merupakan penghargaan tertinggi di Inggris. Sebelum Agatha meninggal dunia pada 12 Januari 1976, Agatha sempat menerbitkan buku terakhirnya yang berjudul Postern of Fate atau Gerbang Nasib.
Namun, sejak tahun 1940-an Agatha sudah menyiapkan buku lain yang kemudian terbit tahun 1975 berjudul Poirot’s Last Case dan Sleeping Murder. Dua buku tersebut menjadi kisah akhir dari perjalanan detektif Poirot dan Miss Marple.
Agatha Christie menjadi penulis novel terlaris sepanjang masa, dia telah menerbitkan sekitar 66 buku novel yang bertemakan detektif dan 14 buku cerita pendek. Karyanya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan terjual lebih dari satu milyar eksemplar.
Sinopsis Novel Pembunuhan di Teluk Pixy
Sumber: gramedia.com
Hotel Jolly roger, penginapan mewah yang berada di Pulau Penyelundup, Teluk Leathercombe. Hotel ini selalu ramai dengan pengunjung yang pergi berlibur. Pada tahun 1934 hotel Jolly roger diperbesar dengan kamar-kamar yang lebih besar, kamar mandi tambahan, dan sebuah bar. Hotel Jolly Roger juga memiliki pemandangan yang indah dengan menghadap ke arah pantai.
Detektif Hercule Poirot memutuskan untuk berlibur di hotel Jolly Roger. Dia mengenakan setelan jas putih dan duduk di kursi nyaman yang sudah disediakan sambil melihat ke arah pantai. Liburan yang sebelumnya merupakan waktu istirahat untuk detektif Poirot berubah menjadi petualangan misteri lain yang harus dipecahkan.
Seorang wanita muda berparas cantik bernama Arlena Marshall ditemukan tewas tercekik di pantai. Arlena memang pengunjung hotel yang paling mencolok di antara seluruh pengunjung hotel Jolly Roger. Sikapnya yang mudah terbuka kepada semua orang membuatnya terlibat perselingkuhan dengan salah satu pengunjung hotel bernama Patrick Redfern. Arlena maupun Patrick sebenarnya sudah berkeluarga dan sedang berlibur di hotel Jolly Roger. Berita mengenai perselingkuhan keduanya menjadi gosip umum di seluruh pengunjung hotel. Istri Patrick yang bernama Christine sangat kecewa dengan berita perselingkuhan suaminya. Sedangkan suami Arlena yang bernama Kapten Kenneth Marshall tampak tidak peduli.
Jenazah Arlena ditemukan oleh Patrick dan Miss Brewster yang saat itu sedang mendayung ke arah Teluk Pixy. Setelah penemuan jenazah, keadaan hotel terasa tegang tapi tidak ada kesedihan sama sekali, bahkan dari pihak keluarga Arlena sekalipun. Semua orang menganggap kematian Arlena adalah hal yang wajar, karena mengingat sikap Arlena yang tidak menyenangkan, sehingga memungkinkannya untuk memiliki banyak musuh.
Detektif Poirot mencoba menyelidiki kejadian yang sebenarnya dari kasus pembunuhan Arlena Marshall. Teka-teki semakin rumit karena kematian Arlena tidak meninggalkan jejak apapun, entah itu noda darah atau senjata tajam pelaku. Detektif mencoba menginterogasi orang-orang di hotel Jolly Roger yang kenal dan dekat dengan Arlena. Namun, semua orang memiliki alibi kuat dan motif yang tidak sesuai dengan fakta.
Lalu, apakah detektif Poirot berhasil memecahkan kasus tersebut? Atau malah pelaku dari kasus itu tak terungkap?
Review Novel Pembunuhan di Teluk Pixy
Novel dengan total 316 halaman ini berhasil membuat pembaca geleng-geleng kepala. Tidak hanya karena isi ceritanya yang menarik, setiap tokoh dalam novel ini juga dikemas sempurna oleh Agatha Christie. Mulai dari penggambaran Arlena Marshall yang sedari awal tidak menyenangkan, sehingga tidak mengundang rasa simpati ketika dirinya terbunuh. Detektif Poirot yang kembali membuat pembaca kagum dengan segala ide dan pemikiran ajaibnya.
Teka-teki dalam novel dirangkai sangat detail oleh Agatha Christie, mulai dari perkenalan setiap tokoh pada awal cerita, penemuan jenazah Arlena, investigasi, hingga cara penyelesaian detektif Poirot dalam mengungkap kasus. Identitas setiap tokoh dalam novel ini tidak muncul secara transparan, artinya masing-masing tokoh memiliki peranan penting dalam cerita. Tidak ada tokoh yang tidak menonjol, hal itu membuat kecurigaan pembaca semakin luas untuk mencari pelaku pembunuhan Arlena Marshall.
Ada banyak tokoh yang muncul dalam novel ini, tapi pembaca tidak perlu khawatir karena di bagian awal novel terdapat nama-nama dan keterangan setiap tokoh. Hal tersebut membantu pembaca untuk mengenal semua tokohnya.
Pemecahan masalah yang dilakukan oleh detektif Poirot memang selalu tidak terduga. Pada kasus yang hampir sempurna di novel ini, Hercule Poirot menggali lebih dalam setiap tokoh yang terlibat berdasarkan sisi psikologisnya seperti latar belakang, sifat, dan kepribadian. Hingga teka-teki yang sebelumnya dipandang rumit ini berhasil terselesaikan.
Hal menarik lain dalam novel Pembunuhan di Teluk Pixy berada pada akhir cerita. Agatha Christie memberikan sentuhan romantis dengan menggunakan Romantic Closing melalui tokoh Kapten Kenneth Marshall dan Miss Rosamund.
Kematian Arlena Marshall seolah sebuah karma, karena selama hidupnya Arlena cukup terobsesi dengan laki-laki, dia sering sekali berganti pasangan. Bahkan dengan suaminya Kapten Kenneth Marshall, Arlena berani untuk berselingkuh. Arlena juga memiliki sikap yang sombong, sehingga wajar ada banyak orang yang tidak suka dengan keberadaan Arlena.
Pembunuhan di Teluk Pixy atau Evil Under The Sun menjadi salah satu novel detektif Hercule Poirot terbaik. Hal itu dibuktikan dengan film adaptasi dari novel ini yang sukses pada tahun 1982. Peter Ustinov mendapat respon positif dari penonton karena aktingnya yang berperan sebagai Hercule Poirot.
Jika Gramdes suka dengan novel-novel yang bertema misteri, thriller, kriminal dan detektif seperti sherlock holmes, maka Grameds akan menyukai semua petualangan dari detektif Hercule Poirot karya Agatha Christie.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Pembunuhan di Teluk Pixy
Masing-masing karakter tokoh digambarkan dengan jelas oleh Agatha Christie. Contohnya pada awal cerita kita dikenalkan terlebih dahulu tokoh-tokoh yang terlibat seperti Hercule Poirot detektif kebangsaan Belgia yang kehadirannya sudah menarik perhatian para pengunjung hotel, Arlena Marshall dengan karakternya yang genit dan mudah sekali jatuh cinta.
Kapten Kenneth Marshall yang memiliki karakter angkuh, Linda Marshall atau anak gadis Kenneth Marshall dari pernikahan sebelumnya yang memiliki karakter polos tapi tidak terduga, serta tokoh-tokoh lainnya. Karakter tokoh yang jelas akan memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita dalam novel.
Agatha Christie sebagai The Queen of Crime berhasil mengemas setiap peristiwa yang digambarkan dalam novel dengan sangat detail, mulai dari keterangan hotel Jully Roger, keterangan masing-masing tokoh yang berlibur di hotel, penemuan mayat Arlena, investigasi polisi, keterlibatan detektif Poirot dalam membantu memecahkan kasus, interogasi pengunjung hotel, pemecahan masalah, hingga hal tidak terduga yang ditampilkan di akhir cerita. Semua peristiwa dirangkai satu per satu seperti potongan puzzle yang sedang disusun.
Sama dengan karya-karya sebelumnya, novel Pembunuhan di Teluk Pixy memiliki akhir yang tidak terduga. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan dan ciri khas dari novel-novel milik Agatha Christie.
Adapun kekurangan dari novel ini terdapat pada total keseluruhan tokoh yang cukup banyak, sehingga akan sulit mengingat satu per satu tokohnya. Terlebih nama-nama pada tokoh termasuk asing untuk pembaca Indonesia. Namun, Agatha dapat menyiasatinya dengan memberikan keterangan masing-masing tokoh di halaman awal.
Terlepas dari kekurangannya, Pembunuhan di Teluk Pixy menjadi salah satu novel yang paling direkomendasikan, khususnya untuk para penggemar novel detektif. Jika Grameds tertarik ingin membaca keseluruhan dari kisah petualangan hebat Hercule Poirot, Grameds dapat membeli atau membacanya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Dwi Puji Lestari
Sumber Artikel
- Buku Pembunuhan di Teluk Pixy Karya Agatha Christie
- https://ebooks.gramedia.com/id/buku/pembunuhan-di-teluk-pixy-evil-under-the-sun
- Profil Agatha Christie
- https://gpu.id/author/34543/agatha-christie
- Artikel Homepage Agatha Christie (Christie Film Recommendations)
- https://www.agathachristie.com/news/2020/christie-film-recommendations
- Artikel Homepage Agatha Christie (Book of The Month: Evil Under The Sun)
- https://www.agathachristie.com/news/2018/book-of-the-month-evil-under-the-sun
- Artikel Kompas (Biografi Tokoh Dunia: Agatha Christie, Penulis Novel Detektif Terlaris)
- https://internasional.kompas.com/read/2018/09/17/15211371/biografi-tokoh-dunia-agatha-christie-penulis-novel-detektif-terlaris?page=all
- Review Buku Aku Lala Padamu
- Review Buku Alasan untuk Tetap Hidup
- Review Buku Anak-Anak Tukang
- Review Buku Angsa dan Kelelawar
- Review Buku Beautiful Uncertainties
- Review Buku Belahan Jantungku
- Review Buku Berani Berubah Untuk Hidup Yang Lebih Baik
- Review Buku Chain of Iron
- Review Buku China’s Disruptors
- Review Buku Convenience Store Woman
- Review Buku Filosofi Teras
- Review Buku Hidup Sederhana: Hadir di Sini dan Saat Ini
- Review Buku In the Middle of Everything
- Review Buku Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Besar
- Review Buku Kakeibo
- Review Buku Kapan Nanti: Novel Terbaru Ziggy
- Review Buku Life as We Know It
- Review Buku Lord of The Darkwood
- Review Buku Marketing 4.0
- Review Buku Misteri Listerdale
- Review Buku Penjelajah Antariksa 7: Planet Biru
- Review Buku Pressure and Pleasure
- Review Buku Puisi Perihal Gendis
- Review Buku The Naked Traveler 8
- Review Buku Wabi Sabi
- Review Komik A Couple of Cuckoos
- Review Komik Blue Lock
- Review Komik Boruto
- Review Komik C.M.B.
- Review Komik Death Note
- Review Komik Fight Ippo
- Review Komik Haikyu!!
- Review Komik Love, Blob
- Review Komik Mashle
- Review Komik My Hero Academia
- Review Komik Q.E.D IFF
- Review Komik Ruler of The Land
- Review Komik Spy x Family
- Review Komik The King's Beast
- Review Komik Tomie Part 2 Karya Ito Junji
- Review Novel After All This Time Karya Ollyjayzee
- Review Novel Agaskar
- Review Novel Ayah dan Sirkus Pohon
- Review Novel Buku Catatan Josephine (Crooked House)
- Review Novel Dari Aku yang Hampir Menyerah
- Review Novel Eknath
- Review Novel Enola Holmes #6: Kasus Perpisahan Gipsi
- Review Novel Fickle and Brittle
- Review Novel Ghosting Writer
- Review Novel Hingga Ujung Cakrawala
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Kasus Kipas Merah Muda Misterius
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes - Misteri Nona Bertangan Kidal
- Review Novel Kuliner Aruna dan Lidahnya
- Review Novel Lebih Senyap dari Bisikan
- Review Novel Lelaki di Sudut Cafe
- Review Novel Mata dan Manusia Laut
- Review Novel Mata dan Nyala Api Purba
- Review Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi
- Review Novel Pantai Pesisir
- Review Novel Pembunuhan di Teluk Pixy
- Review Novel Poempm
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 2: That Which Connects Souls
- Review Novel Pulang
- Review Novel Putri Cina
- Review Novel Rumah Hujan
- Review Novel Rewrite My Heart
- Review Novel Salju Pertama di New York
- Review Novel Saman
- Review Novel Semua Ikan di Langit Karya Ziggy Z
- Review Novel Series American Royals 1
- Review Novel Shine
- Review Novel Si Anak Savana
- Review Novel Solo Leveling 3
- Review Novel The Maltese Falcon
- Review Novel The Nightingale
- Review Buku The Taming of The Shrew
- Review Novel The Underling Purpose
- Review Novel Three Act Tragedy (Tragedi Tiga Babak)
- Review Novel White Fang
- Review Novel Yakumo The Abyss Of A Soul
- Review Cursed Bunny
- Review Srimenanti