Rating: 4.27
Novel Perempuan-Perempuan Kelu atau dalam judul asli The Silence of The Girls adalah novel asal Inggris yang ditulis oleh Pat Barker dan pertama kali diterbitkan pada 2018. Karya ini menceritakan kejadian-kejadian Iliad terutama dari sudut pandang Briseis. Novel Perempuan-Perempuan Kelu yang menjadi finalis Women’s Prize for Fiction telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, dengan tebal 344 halaman yang diterbitkan pada 9 Maret 2021 oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Di tengah Perang Troya, terdapat suara seorang perempuan yang selama ini diabaikan, hingga sekarang muncul kembali. Briseis, yang dulunya adalah ratu dari Lyrnessus, mendapati hidupnya berubah drastis ketika kotanya dihancurkan oleh pasukan Yunani. Sekarang, ia menjadi budak Achilles, prajurit yang telah membunuh suami serta saudara-saudaranya. Dalam karya ini, kisah klasik Iliad diceritakan dari perspektif Briseis, seorang tokoh yang hanya sedikit disebutkan meskipun perannya sangat penting.
Dalam novel Perempuan-Perempuan Kelu, Briseis tidak lagi hanya sekadar karakter pendukung, tetapi ia berkembang menjadi tokoh yang hidup dan nyata. Pengamatannya tajam, rasa sakit yang ia rasakan mendalam, dan ia membentuk hubungan dengan perempuan-perempuan lain yang senasib dengannya—para budak yang dijadikan pelacur, perawat, penjaga mayat, serta korban kekejaman. Kisah ini menyingkap sisi yang seringkali tak terlihat atau dianggap tidak penting dalam cerita kepahlawanan Iliad, memberikan suara kepada seorang perempuan luar biasa dan menawarkan perspektif baru dalam membaca kisah kuno ini.
Sebelum kita masuk ke informasi tentang buku ini, kita kenalan sama Pat Barker dulu yuk Grameds, sosok di balik kisah Perempuan-Perempuan Kelu. Simak sampai selesai ya!
Table of Contents
Profil Pat Barker – Penulis Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Patricia Mary W. Barker, CBE, FRSL, Hon FBA (lahir dengan nama Drake pada 8 Mei 1943), adalah seorang penulis dan novelis asal Inggris. Ia telah memenangkan banyak penghargaan atas karya-karyanya, yang banyak berfokus pada tema-tema memori, trauma, bertahan hidup, dan pemulihan. Karya-karyanya dikenal memiliki gaya yang jujur, to the point, dan apa adanya. Pada tahun 2012, The Observer menobatkan trilogi Regeneration karya Barker sebagai salah satu dari “10 novel sejarah terbaik.”
Barker mulai menulis fiksi pada usia pertengahan dua puluhan. Tiga novel pertamanya tidak pernah diterbitkan, dan menurutnya, seperti yang ia katakan kepada The Guardian pada tahun 2003, “mereka memang tidak layak diterbitkan: Saya menjadi novelis wanita yang terlalu sensitif, yang bukan diri saya sebenarnya. Ada kekuatan kasar dan humor vulgar dalam suara saya.” Novel pertamanya yang berhasil diterbitkan adalah Union Street (1982), yang berisi tujuh cerita saling berkaitan tentang kehidupan perempuan kelas pekerja di Inggris, yang hidupnya penuh dengan kemiskinan dan kekerasan. Selama satu dekade, naskah tersebut ditolak oleh berbagai penerbit karena dianggap terlalu “suram dan menyedihkan.”
Barker kemudian bertemu dengan novelis Angela Carter di sebuah lokakarya penulis Yayasan Arvon. Carter menyukai bukunya dan menyarankan Barker untuk mengirimkan naskah itu ke penerbit feminis Virago, yang kemudian menerimanya. The New Statesman memuji novel itu sebagai “karya besar kelas pekerja yang telah lama dinantikan,” dan The New York Times Book Review mengomentari bahwa Barker “memiliki kekuatan menulis luar biasa yang jarang dipakai untuk menulis novel pertamanya yang sangat bermutu.” Union Street kemudian diadaptasi menjadi film Hollywood Stanley & Iris (1990), yang dibintangi oleh Robert De Niro dan Jane Fonda. Barker mengatakan bahwa film tersebut tidak terlalu mirip dengan bukunya. Hingga tahun 2003, novel ini tetap menjadi salah satu buku terlaris Virago.
Tiga novel pertama Barker—Union Street (1982), Blow Your House Down (1984), dan Liza’s England (1986; awalnya diterbitkan dengan judul The Century’s Daughter)—menggambarkan kehidupan perempuan kelas pekerja di Yorkshire. BookForum menggambarkan novel-novel tersebut sebagai “emosional, kasar, dan tak berperasaan, tetapi tidak pernah mengeksploitasi atau terlalu sensasional, dan jarang sentimental.” Blow Your House Down menggambarkan kehidupan para pelacur di sebuah kota di Inggris Utara, yang sedang diburu oleh seorang pembunuh berantai. Sementara Liza’s England, yang oleh Sunday Times digambarkan sebagai “karya besar zaman ini,” menelusuri kehidupan seorang perempuan kelas pekerja yang lahir pada awal abad ke-20.
Sinopsis Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Cerita dimulai dengan serangan orang-orang Yunani, dipimpin oleh Achilles, yang menjarah kota Lyrnessus. Kota itu digambarkan terbakar, para lelaki dibantai, dan para wanita, termasuk Briseis, istri raja Mynes yang tidak memiliki anak, diculik. Setelah penyerangan, para wanita diserahkan kepada para pemimpin Yunani, dan Briseis, karena kecantikannya dan statusnya sebagai bangsawan, diberikan kepada Achilles.
Alur kemudian mengikuti cerita Iliad, dengan fokus pada konflik antara Achilles dan Agamemnon mengenai Chryseis. Perselisihan ini berujung pada Achilles menyerahkan Briseis kepada Agamemnon, yang menyebabkan Achilles menolak untuk bertempur. Cerita kemudian berkembang dengan kematian Patroclus, Hector, dan akhirnya Achilles sendiri. Sebelum kematian Achilles, Briseis telah mengandung anaknya. Menyadari ajalnya yang sudah dekat, Achilles menikahkan Briseis dengan salah satu letnannya. Kisah berakhir ketika pasukan Yunani meninggalkan Troya untuk kembali ke rumah mereka, dengan Briseis dan tawanan perang wanita turut serta.
Narasi utama diceritakan oleh Briseis dalam sudut pandang orang pertama, dengan beberapa bagian menceritakan kondisi batin Achilles. Namun, sebagaimana tersirat dari judul novel, narasi Briseis sebagian besar bersifat internal. Kecuali untuk kilas balik ke masa sebelum penangkapannya, Briseis hampir tidak berbicara dan hanya mengucapkan beberapa kata singkat.
Bagian penutup menggambarkan nasib para wanita Troya dan pengorbanan putri Priam di makam Achilles, yang diambil dari drama The Trojan Women karya Euripides.
Novel ini menghadirkan banyak karakter dari Iliad, termasuk Priam, Nestor, Ajax, Agamemnon, dan Helen dari Troya. Cerita ini memberikan gambaran mendalam tentang kekejaman dan kebrutalan perang, serta kondisi emosional Achilles dan Patroclus. Ibu Achilles, Nereid Thetis, juga muncul tetapi hanya berbicara kepada Achilles ketika ia sedang berkabung atas kematian Patroclus, menanyakan apa yang terjadi dan menawarkan untuk memberinya baju zirah.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Kelebihan Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Hal pertama yang akan menarik perhatian pembaca adalah sampul buku Perempuan-Perempuan Kelu yang sangat indah dan menawan. Sampulnya menggambarkan seorang wanita Yunani berambut cokelat, memegang kendi air, dengan penutup kepala dan jubah coklat, dikelilingi oleh burung-burung yang sedang terbang. Ilustrasi ini sukses menangkap nuansa elegan dan misterius dari kisah yang akan diungkap di dalamnya, seakan-akan menghipnotis pembaca untuk ikut berpetualang dalam kisah ini saat pertama kali melihatnya.
Pat Barker dalam novel ini berhasil menghidupkan kembali mitologi Yunani dengan sudut pandang yang segar dan belum pernah disorot sebelumnya. Kisah Briseis, yang biasanya hanya menjadi karakter sampingan dalam cerita besar Iliad, kali ini mendapatkan panggung utama. Dari sudut pandang Briseis, pembaca dapat melihat sisi-sisi yang lebih personal dan manusiawi dari tragedi Perang Troya. Perspektif ini memberikan pandangan baru yang menggugah, sekaligus melengkapi pemahaman kita tentang berbagai peristiwa yang terjadi selama perang Troya yang berlangsung hampir satu dekade.
Salah satu keunggulan lain dari novel ini adalah bagaimana Barker merangkai plot yang tak terduga, mengaduk-aduk emosi pembaca. Ada momen-momen yang penuh ketegangan, kesedihan yang mendalam, hingga rasa frustrasi yang dirasakan oleh Briseis sebagai tokoh utama. Barker benar-benar membuat pembaca tenggelam dalam pergolakan batin sang tokoh utama, seolah merasakan sendiri penderitaan yang dialami oleh para wanita yang terjebak dalam brutalnya perang. Plot yang tidak bisa ditebak ini juga membuat pembaca terus penasaran akan kelanjutan ceritanya, hingga sulit melepaskan buku ini sebelum selesai dibaca.
Selain itu, terjemahan yang baik dengan pilihan dan susunan kata yang mengalir juga menjadi nilai tambah tersendiri. Gaya bahasa yang dipilih dalam versi terjemahan ini tetap terasa halus dan lancar, sehingga emosi dan pesan yang ingin disampaikan oleh Pat Barker tidak hilang.
Kekurangan Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Salah satu kekurangan yang mungkin dirasakan oleh sebagian pembaca adalah kebutuhan akan pemahaman yang cukup mendalam tentang mitologi Yunani agar dapat sepenuhnya memahami cerita secara keseluruhan. Meskipun Perempuan-Perempuan Kelu mencoba menghadirkan sudut pandang baru dari Briseis, banyak elemen dan karakter dari Iliad yang mungkin tidak terlalu familiar bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kisah epik Yunani kuno. Tokoh-tokoh seperti Achilles, Patroclus, Agamemnon, dan Hector, serta konflik dan peristiwa Perang Troya, memainkan peran penting dalam cerita. Bagi pembaca yang kurang familiar dengan latar belakang mitologi ini, ada kemungkinan mereka merasa sedikit tersesat atau kesulitan menangkap nuansa dan signifikansi dari beberapa peristiwa atau karakter.
Pesan Moral Novel Perempuan-Perempuan Kelu
Novel Perempuan-Perempuan Kelu memberikan sorotan tajam terhadap ketidakadilan dan ketimpangan gender yang dialami oleh perempuan, terutama dalam konteks perang. Briseis dan perempuan-perempuan lain di kisah ini digambarkan sebagai individu yang tidak memiliki hak atau kendali atas hidup mereka sendiri. Mereka diperlakukan sebagai “hadiah perang,” yang hanya ada untuk melayani para ksatria yang memenangkan pertempuran, tanpa memiliki kuasa atas nasib mereka sendiri. Keadaan ini menunjukkan betapa tidak adilnya sistem patriarki yang mendominasi saat itu, di mana perempuan hanya dianggap sebagai objek yang bisa dipindahkan sesuka hati.
Kisah ini menggugah kesadaran kita tentang pentingnya kesetaraan gender, menyoroti bagaimana perempuan sering kali menjadi korban dalam situasi konflik, tidak hanya kehilangan tanah air, tetapi juga martabat dan kemanusiaan mereka. Ini adalah pengingat bahwa perjuangan kesetaraan dan hak asasi manusia, terutama bagi perempuan, adalah sesuatu yang harus terus diperjuangkan dalam segala kondisi.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Perempuan-Perempuan Kelu karya Pat Barker, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang tak kalah seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Siren
Ridley hanya seorang siren muda biasa. Ia tidak seperti saudara-saudaranya, yang bersuara lebih merdu, bertopeng lebih cantik, dan lebih handal memikat manusia. Ridley hanya siren muda yang lebih suka bersembunyi di balik topeng dan kata-kata. Namun, ketika ia menangkap seorang Pelaut muda, segalanya berubah. Kesulitan merawat manusia mebawa Ridley pada penolong satu-satunya: buku. Kali ini, buku-buku tidak hanya menawarkan jawaban buat masalahnya, tapi juga menguak sebuah rahasia tentang dunia siren yang selama ini sangat dipujanya. Dan Ridley harus membuat sebuah pilihan bukan saja untuk dirinya, tapi juga untuk kelangsungan hidup kaum Siren dan Manusia.
Para Valkyrie (The Valkyries)
Dalam The Valkyries, Paulo dan Istrinya, Cristina, memulai perjalanan selama empat puluh hari ke Gurun Mojave yang sangat indah dan kadang berbahaya. Di sana mereka bertemu dengan para Valkyrie, prajurit prajurit wanita yang melakukan perjalanan gurun dengan sepeda motor. Kisah ini merupakan perpaduan luar biasa antara lokasi eksotis, petualangan dramatis, dan penceritaan gamblang yang menjadi ciri khas karya-karya Coelho. Pengembaraan nyata ini merupakan kisah petualangan modern sekaligus pesan menyentuh tentang melepaskan masa lalu dan percaya pada masa depan.
Manifesto Flora
Grata mengangkat ember hijau itu ke depan dadanya, menjepit tali sandal erat-erat dengan jari kakinya dan mengambil satu langkah. Selangkah demi selangkah, pelan-pelan, air tak mau diam, ia keluar dari gereja, menyongsong terik matahari yang membakar tanah di bawah sandalnya namun tak menghanguskan keinginannya untuk membawa seember air ini tepat sampai ke depan rumahnya yang bahkan setitik pun belum nampak di depan mata. Ia gegas melewati tanah retak seakan tanah ini akan meregang dan menelannya bila ia lamban sedikit. Ia mempercepat langkah seolah matahari akan menguapkan airnya. Ia menapaki berpuluh gundukan bebatuan yang padanya tumbuh ilalang dan menuruni ragam lembah yang padanya pasir berbisik supaya berburu.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Silence_of_the_Girls
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pat_Barker
- https://chunzhii.wordpress.com/2020/09/21/book-review-perempuan-perempuan-kelu-ego-perempuan-dan-harga-diri/
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang