in

Review Novel Pergi Karya Tere Liye

Rating: 4.40

Novel yang berjudul Pergi merupakan karya Tere Liye yang menjadi sekuel dari novel Pulang. Novel ini bergenre aksi dan petualangan, yang bisa dinikmati oleh kalangan remaja hingga dewasa. Novel Pergi pertama kali diterbitkan pada April 2018 oleh Penerbit Republika.

Lanjutan dari novel “Pulang” ini mengisahkan tentang Bujang yang menjadi penerus Tauke Besar di Keluarga Tong, yang merupakansalah satu keluarga Shadow Economy di dunia. Sejak dibawa dari Talang, Bujang dididik menjadi laki-laki yang berpendidikan tinggi, sehingga ia menjadi anak yang cerdas, cekatan, ahli membuat taktik, dan juga menjadi tukang jagal nomor satu Keluarga Tong.

Sampai akhir hayat Tauke Besar, Bujang yang masih termasuk muda itu terpilih menjadi Kepala Keluarga Tong. Ini adalah sebuah kisah mengenai perjuangan menemukan tujuan, ke mana mau pergi, melalui memori demi memori masa lalu, pertarungan hidup dan mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki nantinya akan dibawa.

Nah, sebelum Grameds membaca novel Pergi dan agar semakin yakin untuk membelinya, maka bisa simak ulasan review singkat ini, ya.

Profil Tere Liye – Penulis Novel Pergi

Holiday Sale

Tere Liye bukan nama asli dari penulis novel Pergi ini, melainkan itu adalah nama penanya yang selalu dicantumkan dalam setiap karyanya. Nama Tere Liye sendiri berasal dari bahasa India yang memiliki arti “untukmu”.

Nama asli dari Tere Liye adalah Darwis. Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979, di Lahat, Sumatera Selatan. Tere Liye lahir di keluarga petani biasa di daerah pedalaman Sumatera. Tere Liye merupakan anak keenam dari total tujuh anak yang dimiliki orang tuanya. Keluarga Tere Liye adalah keluarga yang sederhana.

Kesederhanaan tersebut bukan lah menjadi hal yang negatif, melainkan menjadi hal positif, yang mana kesederhanaan tersebut memupuk kepribadian Tere Liye menjadi seorang yang rendah hati walaupun tengah mencapai kesuksesan di hidupnya.

Tere Liye menempuh studi pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Lalu melanjutkan kepada jenjang selanjutnya di sekolah yang sama, SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian, menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 9, Bandar Lampung.

Setelah lulus pendidikan menengah atas, Tere Liye merantau keluar Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa untuk melanjutkan studinya di Universitas Indonesia, dan kuliah di Fakultas Ekonomi. Pria berusia 42 tahun ini sudah menikah dengan seorang wanita bernama Riski Amelia. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang buah hati, yakni Abdullah Pasai dan Faizah Azkia.

Tere Liye sehari-harinya bekerja sebagai seorang akuntan. Baginya, menulis hanya lah sebuah hobi, bukan profesi yang memang ingin digelutinya. Tere Liye adalah pribadi yang sangat tertutup. Berbeda dengan penulis ternama lainnya, Tere Liye tidak ingin membagikan informasi personal mengenai dirinya. Anda tidak dapat menemukan riwayat hidup, foto, dan kontak aktif yang bisa dihubungi di akhir buku karyanya.

Tere Liye jarang menerima tawaran untuk menjadi pembicara di berbagai acara seperti seminar, workshop, bedah buku, dan acara lain yang terkait dengan profesinya sebagai penulis. Bahkan, dalam suatu kesempatan di acara talkshow yang dibintanginya, Tere Liye enggan memperkenalkan diri dan langsung mulai menjelaskan materi presentasinya.

Meskipun bagi Tere Liye menulis hanya lah hobi, bakatnya untuk menulis tak bisa dipungkiri. Tere Liye mengawali karirnya sebagai penulis pada tahun 2005, dengan karyanya yang berjudul Hafalan Shalat Delisa.

Buku Hafalan Shalat Delisa karya pertama Tere Liye langsung meraih kesuksesan dan berhasil diadaptasi menjadi film layar lebar. Terdapat 5 karya lain dari Tere Liye yang juga diadaptasi menjadi film layar lebar. Karya-karya tersebut, yakni Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Bidadari-bidadari Surga, dan Moga Bunda Disayang Allah.

Hingga saat ini, Tere Liye telah berhasil menerbitkan sebanyak lebih dari 50 buku dengan berbagai jenis dan genre. Tere Liye menulis berbagai jenis buku, yaitu novel, buku kumpulan puisi, buku kumpulan kutipan, buku kumpulan cerpen, hingga buku anak-anak bergambar.

Tere Liye juga merupakan penulis multi-genre dengan melahirkan karya bergenre romance, anak-anak dan keluarga, filsafat, action, fantasi, science fiction, biografi, sosial, ekonomi, dan politik, serta sejarah. Tere Liye juga menulis beberapa buku serial, yaitu Serial Anak-anak Mamak, Serial Bumi, Serial Aksi, dan Serial Cerita Anak Bergambar.

Sinopsis Novel Pergi

Seperti yang telah disebutkan di atas, novel Pergi akan melanjutkan cerita sosok Bujang yang sebelumnya dikisahkan pada novel Pulang. Berbeda dengan Pulang yang bermakna bahwa siapapun pada akhirnya pasti akan pulang ke hakikat kehidupan. Maka dari itu, Bujang pun akhirnya pulang menjenguk makam mamak dan bapaknya, juga berdamai dengan masa lalunya yang menyakitkan.

Pergi mengisahkan tentang petualangan Bujang dalam menemukan makna dari tujuan hidupnya, dan menemukan arti dari kata ‘Pergi’ yang sesungguhnya. Bujang yang sering dijuluki sebagai “Sang Babi Hutan” memiliki nama asli Agam. Ia dikenal sebagai anggota keluarga Tong, salah satu penguasa Shadow Company, sekaligus seorang tukang pukul handal.

Ada delapan keluarga Shadow Company di Asia Pasifik, yakni Keluarga Tong, El Pacho di Meksiko, Keluarga Lin di Makau, satu di Tokyo, satu di Moskow, satu di Beijing, dan satu lagi yang merupakan kepala dari seluruh keluarga, yaitu Master Dragon di Hongkong. Shadow Company bergerak di bidang pasar gelap, underground economy atau yang populer dengan sebutan mafia.

Akan tetapi, Shadow Company sudah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional dan konglomerasi raksasa. Di Novel Pergi, Bujang berhasil dipercaya sebagai Tauke Besar, yaitu panggilan terhormat untuk pimpinan tertinggi keluarga Tong.

Konflik kisah ini berawal dari pencurian oleh El Pacho, keluarga aliansi Master Dragon bersama keluarga Lin dan keluarga Beijing. Mereka mencuri prototype pendeteksi serangan cyber yang merupakan hasil penemuan riset yang didanai keluarga Tong.

Tentunya, Bujang sebagai Tauke Besar tidak menerima hal itu dan berusaha merebut kembali apa yang menjadi miliknya. Perjalanan kisah ini semakin menarik ketika Bujang mulai melakukan banyak aksi demi merebut kembali prototype itu, bahkan hingga melibatkan pertarungan nyawa.

Di bawah kepemimpinan Bujang, Keluarga Tong kerap kali mengalami kesulitan dan serangan dari keluarga Shadow Economy yang lain. Masalah menjadi semakin besar saat ancaman justru datang dari Master Dragon, kepala dari semua keluarga Shadow Economy yang harusnya menjadi penengah di antara seluruh keluarga.

Perjalanan kisah Bujang semakin seru saat perlawanan dan serangan demi serangan diluncurkan Master Dragon, dengan tujuan menghancurkan pertahanan Keluarga Tong. Bagaimana kelanjutan kisah petualangan Bujang melawan serangan dari para musuhnya?

Kelebihan dan Kekurangan Novel Pergi

Pros & Cons

Pros
  • Petualangan Bujang di novel Pergi semakin seru dan menegangkan lagi dengan konflik yang lebih besar.
  • Penulis piawai dalam mengisahkan alur cerita secara detail, sehingga pembaca mampu merasakan suasana tegang dan mencekam yang dirasakan tokoh dalam novel ini.
  • Tere Liye juga menyelipkan kisah cinta yang semakin menyegarkan kisah ini.
  • Novel Pergi ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang pertama dari tokoh utama, yang semakin membuat pembaca lebih mengenal karakter Bujang dan pola pikirnya.
  • Tere Liye memilih latar belakang tempat di berbagai negara untuk cerita ini, yang disertai dengan pembahasan mengenai dunia bisnis keluarga Shadow Company, yang menjadi informasi dan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang dunia ekonomi.
  • Tere Liye juga berhasil untuk membangun karakter tokoh yang sangat kuat, dengan memiliki ciri khas unik.
Cons
  • Terdapat penggunaan kosakata asing yang tidak disertai dengan terjemahannya.
  • Masih ditemukan kesalahan dalam penulisan kata.

Kelebihan Novel Pergi 

Bagi Grameds yang sudah membaca novel Pulang, pastinya mengetahui bagaimana serunya kisah bergenre petualangan dan aksi ini. Jika dalam novel sebelumnya saja sudah seru, petualangan Bujang di novel Pergi akan semakin seru dan menegangkan lagi dengan konflik yang lebih besar.

Dalam kisah ini, akan disajikan pertarungan yang lebih sengit dan melibatkan lebih banyak pihak, di mana para petinggi Shadow Economy tingkat dunia pun ikut terlibat. Selain itu, ada juga rahasia-rahasia dan tokoh-tokoh baru yang pastinya membuat pembaca penasaran.

Ciri khas Tere Liye adalah kepiawaiannya yang selalu mengisahkan alur cerita secara detail, sehingga pembaca mampu merasakan suasana tegang dan mencekam ketika Bujang berjuang memerangi ancaman dari keluarga Shadow Economy yang lain.

Selain mengisahkan tentang pertarungan, Tere Liye juga menyelipkan kisah cinta Samad, bapak Bujang, dengan Catrina, seorang perempuan keturunan Spanyol yang merupakan ibu tiri Bujang. Kisah romansa ini kemudian membuat novel ini menjadi lebih segar. Dan selipan kisah ini juga menuntun pada plot twist yang cukup mengejutkan.

Novel Pergi ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang pertama dari tokoh utama, yaitu Bujang. Penggunaan sudut pandang ini semakin membuat pembaca lebih mengenal karakter Bujang dan pola pikirnya yang dewasa serta cerdik dalam melaksanakan misinya.

Tere Liye memilih latar belakang tempat di berbagai negara untuk cerita ini, yang disertai dengan pembahasan mengenai dunia bisnis keluarga Shadow Company, yang menjadi informasi dan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang dunia ekonomi. Seluruh narasi kisah ini disajikan dengan gaya bahasa yang sangat komunikatif dan mudah dipahami.

Tere Liye juga berhasil untuk membangun karakter tokoh yang sangat kuat, dengan memiliki ciri khas unik, yang digambarkan melalui deskripsi langsung, percakapan antar tokoh, atau pemikiran sang tokoh. Perpindahan antar plot yang bersifat maju dan mundur ini juga tidak membingungkan dan nyaman untuk dibaca.

Secara keseluruhan, novel Pergi adalah novel yang direkomendasikan bagi Anda yang sedang mencari novel aksi dengan berbagai kejutan. Kisah ini dijamin bisa membuat Anda tegang, tercengang, juga menguras emosi Anda. Tentunya, kisah ini juga bisa membuat Anda merasa penasaran selama membacanya.

Kekurangan Novel Pergi

Selain memiliki kelebihan, novel Pergi ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada penggunaan kosakata asing yang tidak disertai dengan terjemahannya. Maka dari itu, pembaca mungkin tidak mengerti akan kosakata tersebut dan harus berusaha sendiri untuk mencari artinya.

Selain itu, masih didapati cukup banyak kesalahan penulisan kata pada novel ini. Hal ini tidak mengganggu proses membaca kisah ini, tetapi bisa menjadi koreksi untuk lebih teliti lagi.

Pesan Moral Novel Pergi

Dari kisah ini, kita diberitahu bahwa hidup adalah proses belajar yang tidak ada hentinya. Seperti Bujang yang dahulu bertanya tentang definisi Pulang, dan akhirnya menemukan jawabannya. Dan hal itu tidak menjadi akhir dari perjalanannya.

Sekarang, Bujang dihadapkan kembali kepada tingkat berikutnya, yaitu menemukan arti hidupnya. Ke mana dia akan pergi? Apa tujuan hidupnya? Hal ini menjadi persimpangan hidup yang harus dilalui Bujang. Sama seperti Bujang, kita pun akan menghadapi banyak persimpangan hidup yang tiada hentinya.

Salah satu hal yang perlu diingat juga untuk bisa melanjutkan kehidupan, yaitu untuk berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan segala situasi yang sudah terjadi, dan ikhlas menerima keadaan saat ini. Dengan melepaskan masa lalu, kita bisa melangkah maju ke depan tanpa beban.

Dari Bujang, kita juga bisa belajar untuk memperjuangkan apa yang menjadi milik kita. Jangan mudah menyerah melihat kehebatan siapapun yang menentang kita. Jika kita berjuang untuk kebenaran, pasti akan selalu ada jalan yang terbuka.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel Pergi karya Tere Liye. Seru banget ya petualangan Bujang melawan Shadow Company. Bagaimana kelanjutan nasib Bujang? Apakah ia bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 4.40

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy