Review Novel Please Look After Mom – Apakah Grameds sedang mencari rekomendasi buku motherhood yang bagus? Tepat sekali, koleksi Gramedia punya rekomendasi novel tentang ibu yang bagus dan memberi banyak pelajaran bagi pembacanya. Sosok ibu adalah seseorang yang pasti memiliki tempat istimewa bagi setiap orang.
Novel Please Look After Mom karya Kyung Sook Shin ini jadi salah satu cerita tentang ibu yang menyayat hati sekaligus menyadarkan banyak hal kepada kita tentang sosok ibu. Apakah Grameds tertarik membaca novel ini? Berikut ini review novel Please Look After Mom yang bisa kamu simak agar semakin yakin untuk membaca habis buku ini:
Table of Contents
Informasi Buku
- Judul Buku : Please Look After Mom: Ibu Tercinta
- Pengarang : Kyung Sook Shin
- Tahun Terbit : 24 Februari 2020
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
- Jumlah Halaman : 296
Please Look After Mom adalah sebuah novel yang ditulis oleh Shin Kyung-sook (???), penulis asal Korea Selatan. Novel ini diterbitkan untuk pertama kalinya di Korea Selatan dengan judul ??? ??? pada tahun 2008. Versi bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 2011 di Amerika Serikat dan terjual lebih dari 100.000 cetakan.
Please Look After Mom bercerita tentang sosok Ibu yang hilang saat melakukan perjalanan pulang setelah kunjungannya ke rumah salah satu anaknya di Kota Seoul. Biasanya Sang Suami akan berjalan di depan istrinya tersebut, sebelum istrinya mengikuti dari belakang. Tapi hari itu, Sang Suami tidak bisa menemukan istrinya di kereta.
Istrinya itu menghilang. Semuanya, khususnya anak-anak, mencoba untuk mencari dan menyebarkan brosur orang hilang. Mereka juga pergi ke tempat-tempat yang sekiranya akan didatangi Sang Bbu. Tapi semua upaya itu tidak membuahkan hasil, Sang Ibu tidak juga ditemukan.
Sinopsis Novel Please Look After Mom
Sebelum review novel Please Look After Mom ini kamu bisa simak sinopsis ceritanya terlebih dahulu agar dapat gambaran tentang isi cerita. Diceritakan seorang suami istri ingin mengunjungi anak-anak mereka di Seoul menggunakan transportasi kereta bawah tanah. Setelah beberapa stasiun sudah terlewati, suami menyadari bahwa istrinya tidak lagi dengan dia. Dia menghilang.
Semua anggota keluarga berkumpul di Hyong-Chol, Si anak tertua untuk merencanakan pencarian Ibunya tersebut.
Mereka juga memutuskan untuk membuat brosur dan meletakkannya kembali pada terakhir kali ibunya terlihat. Bahkan, mereka berjanji akan memberi lima juta won bagi orang yang menemukan ibunya. Selama pencarian ini, setiap anggota keluarga mengalami kilas balik dengan kenangan- kenangan dengan Sang Ibu. Penyesalan pun mulai meledak dengan kenangan itu.
Chi-Hon, gadis tertua, menyesal karena dia sering membentak dan berkata kasar pada ibunya. Pekerjaannya sebagai seorang penulis terkenal membuatnya sering ke luar negeri untuk menghadiri seminar dan lain-lain. Namun, dia jarang menghubungi ibunya. Chi-Hon teringat salah satu kenangan manis dengan ibunya. Di masa lalu, Sang Ibu pernah mengajaknya menjual anak-anak anjing di pasar.
Setelah anak anjing terakhir terjual, Sang Ibu menawarkan Chi-Hon untuk membeli sesuatu. Chi-Hon meminta untuk membeli buku pilihannya. Dia memilih buku berjudul Human, All Too Human karya Nietzsche. Ibu memberinya uang untuk membayar buku tanpa harus menawarnya. Padahal Sang Ibu biasanya selalu menawar sebelum membeli sesuatu.
Hyong-Chol, anak sulung, merasa bersalah karena dia tidak bisa memenuhi janjinya terhadap Sang Ibu untuk menjadi jaksa. Ketika Sang Ibu dikhianati oleh ayahnya, Hyong-Chol telah berjanji bahwa jika sudah besar, dia akan menjadi jaksa. Sang Ibu menanggapi janji ini dengan serius. Bahkan, Hyong-Chol telah berjanji karena dia pikir dia harus menjadi jaksa agar ibunya akan selalu ingin tinggal di rumah.
Sejak itu, Sang Ibu dilarang Hyong-Chol membantunya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. “Jika kamu ingin menjadi jaksa, maka kamu harus belajar yang rajin. Jauh lebih rajin dari apa yang kamu lakukan”, kata ibu untuk Hyong-Chol. Saking sayangnya Sang Ibu dengan anak sulungnya itu, ia bahkan menjual cincin untuk membayar uang pangkal Hyong-Chol untuk melanjutkan studinya.
Sedangkan Sang suami menyesal karena selama ini tidak pernah memperlakukan istrinya dengan baik. Dia sering meninggalkan rumah dan berselingkuh dengan wanita lain. Namun, istrinya tetap setia kepadanya dan selalu memperlakukan dengan sabar suaminya ketika ia sakit. Sang suami juga menyadari bahwa ada banyak hal tentang istrinya yang tidak diketahui. Bahkan, mereka tinggal bersama selama beberapa dekade.
Review Novel Please Look After Mom
Novel ini bercerita tentang tokoh Park So Nyeo (Sang Ibu) yang hilang di kereta bawah tanah dari suaminya ketika mereka mengunjungi anaknya di Seoul. Anak-anak dan suaminya akhirnya kebingungan untuk menemukan Sang Ibu sambil bertanya-tanya dalam pikiran mereka betapa mereka tidak benar-benar tahu apa-apa tentang ibu mereka.
Novel Please Look After Mom dibagi menjadi empat bab dengan epilog untuk memperkuat tempat di mana cerita ini berakhir dan judul baru. Kisah pertama menggunakan sudut pandang orang kedua (kau) yang merujuk khusus kepada putri pertama So-Nyeo, Chi-Hon. Dia mengatakan bagaimana awal dari Sang Ibu menghilang dan beberapa cerita flashback ke masa lalu untuk mengingat Sang Ibu.
Chi-Hon menyadari bahwa sejauh ini, ibunya tidak bisa membaca karena selalu meminta dibacakan jika ada surat untuknya. Dia juga menyadari bahwa penyakit ibu (yang kemudian mengungkapkan stroke, kanker dan mungkin Alzheimer) semakin buruk dari hari ke hari. Tetapi keluarga bahkan tidak terlalu khawatir tentang hal itu, hanya karena ibu selalu berkata baik.
Dalam bab kedua novel Please Look After Mom ini didominasi oleh anak tertua bernama Hyong-chol. Sebagai saudara tertua, Hyong-chol memainkan peran penting dalam keluarga. Orang bisa mengatakan bahwa itu akan menjadi putra paling dicintai dari So-Nyo. Sebagai anak tertua ia dituntut berwibawa dan menjadi teladan bagi adik-adiknya yang lebih muda.
Hyong-chol yang pandai selalu menjadi siswa terbaik di sekolah sampai dia mendapat beasiswa sampai lulus. Dia bertekad untuk menjadi jaksa penuntut. Sayangnya, anak pandai itu belum bisa masuk universitas mana pun. Dia akhirnya mengikuti ujian PNS dan diterima di sana. Mustahil untuk menjadi jaksa penuntut, dia bertekad untuk membuat ibunya bahagia dengan cara lain. Tapi dia lupa bahwa mimpinya adalah mimpi ibunya juga.
Di bagian ketiga menceritakan kisah hubungan Sang Ibu dengan suaminya. Di bagian ini, diilustrasikan bahwa suami adalah orang yang tidak sabar dan tidak pernah bekerja berdampingan dengan istrinya. Muncul penyesalan betapa suaminya ini tidak pernah menggenggam tangan istrinya saat berjalan. Selain itu, Sang Suami cukup abai ketika istrinya mengalami masa-masa sulit selama kehilangan iparnya yang meninggal dengan mengenaskan.
Ternyata ada begitu banyak hal yang tidak diketahuinya tentang Sang Istri. Sementara itu, ia menganggap bahwa So-Nyo menjadi ibu dari anak-anak-Nya, bukan seorang wanita yang harus diperlakukan dengan cinta dan kasih sayang. Dalam bab terakhir, tampaknya jelas bahwa ibu mereka tidak akan kembali. Ibunya menghilang saat musim panas sampai musim dingin belum juga ditemukan.
Dalam bab ini, ia mengungkapkan masa lalu ibunya yang tidak diketahui siapa pun. Bahwa ada orang lain yang membantunya ketika masa sulitnya, yakni persahabatan dengan awal dan akhir yang pilu. Bahkan jika bab ini menceritakan kisah putri keduanya, mungkin ibunya mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang. Di epilog, Chi-Hon akhirnya berusaha untuk mengikhlaskan kepergian Sang Ibu karena ibunya tidak bisa kembali, meskipun dia memohon seperti apapun.
Marah dan sedih adalah emosi yang melingkupi saat membaca buku ini. Aroma keputusasaan begitu tebal. Bagaimana anak-anak ini pergi dari satu tempat ke tempat lain, berharap untuk menemukan ibu mereka di sana, tetapi itu tidak terjadi. Belum lagi kenangan dengan Sang Ibu yang membanjiri ingatan mereka, membuat perasaan mereka lebih menyakitkan.
Setiap lembar bahkan setiap kalimat yang ditulis oleh Kyung Sook Shin, terasa sangat menyentuh dan nyata. Pembaca bahkan dapat merasakan penyesalan keempat anak-anaknya dari novel ini dan menyadari betapa perjuangan seorang ibu memelihara putra dan putri mereka dengan cinta.
Sang ibu dalam novel ini bukanlah sifat ibu dan bukan siluet yang dibesar-besarkan oleh representasi dari perwakilan cerita yang menarik. Karakter Sang Ibu dalam novel ini begitu nyata bagi pembaca untuk tersentuh saat membaca lembar novel ini. Ini menyenangkan setelah munculnya Sang Ibu dari banyak sudut pandangan anak-anaknya. Dibutuhkan presisi kecil untuk membacanya.
Penjelasan dari sudut pandang masing-masing karakter yang paling mengesankan adalah, Chi Hoon. Dia begitu dekat dengan ibunya sehingga sudut pandang Chi Hoon membuat pembaca banyak mengetahui tentang Sang Ibu. Sebagian besar air mata datang dari sudut pandang Sang Suami yang menyadari betapa baik istrinya untuk anak, adik dan saudara-saudaranya. Dia selalu menyesali kepergian istrinya dan tidak melakukan yang terbaik untuk istrinya.
Kyung-sook Shin sangat apik membangun dunia dalam rasa sakit ini dengan hati-hati dan detail. Benar-benar banyak cerita rinci, yang memiliki rasa menyakitkan, kadang-kadang pembaca bisa dibuat kewalahan untuk mengikutinya. Bayangkan saja halaman yang berisi kalimat yang sangat panjang. meskipun demikian, novel ini tetap menjadi contoh novel dengan world building yang bagus. .
Kyung Soon Shin ternyata mencampur semua elemen begitu manis, lembut dan mengalir dalam novel ini. Kyung Sook tidak selalu menunjukkan klimaks cerita ini, tapi mendorongnya dengan emosi pembaca. Itu artinya pembaca seolah dibuat terpesona dengan alurnya yang bergelombang dan perpindahan tokoh yang fleksibel. Penulis bahkan mampu menggambarkan bagaimana pinggiran kota Korea Selatan pada tahun 2007 dalam novel ini.
Seolah-olah pembaca diajak untuk berjalan-jalan dalam suasana yang sangat berbanding terbalik dengan penggambaran di drama-drama Korea dan K-pop. Ada sisi lain yang Kyung Sook tunjukkan begitu rinci. Pembaca pasti akan menyadari bahwa novel ini hanya akan menguras emosi. Suasana cerita dirajut dari awal selalu konsisten. Bukankah kenangan selalu terasa demikian?
Bahkan orang terdekat bisa menyelamatkan rahasia yang tidak diketahui dan luka dari anggota keluarga lainnya. Review novel Please Look After Mom ini menunjukan alasan mengapa ibu selalu menutup luka dan kesedihannya. Ibu selalu tegar dan kuat sampai-sampai kesedihan tidak akan mencegah kegiatannya seperti biasa, padahal ibu adalah manusia biasa.
Novel Please Look After Mom ini recommended untuk dibaca semua kalangan. Bahkan budaya kita tidak jauh berbeda dari budaya Korea Selatan yang masih dalam jangkauan wilayah Asia. Banyak konflik yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada dasarnya semua ibu memiliki naluri yang sama.
Alasan Kenapa Harus Membaca Novel Please Look After Mom: Ibu Tercinta
Setelah mengetahui review novel Please Look After Mom di atas apakah kamu penasaran dengan bukunya? Agar semakin yakin, berikut ini alasan kenapa buku ini layak kamu baca:
1. Sudut Pandang Penokohan Yang Menarik
Pada awal pembacaan novel ini, pembaca akan dibuat “menebak”. Namun, ketika pembaca mulai menghabiskan lembar demi lembar, maka kita akan paham bagaimana Kyung Soon Shin menggarap cerita ini. Novel ini mengkombinasikan tokoh menjadi narator.
Hyeong Cheol, Chi Hon, Sang Suami, Adik dari Chi Hon, kakak Ipar Park So Nyeo, bergabung untuk menghidupkan sudut pandang novel ini. Dalam setiap bab, ia memiliki campuran peringatan yang begitu bersih. Semua mengalir dengan alur mundur dan menjadi candu.
2. Tema
Mengangkat tema keluarga, membuat novel ini sangat cocok untuk dibaca berbagai kalangan karena, karakter ibu yang datang dari karakter sejati dari seorang ibu, bukan seorang penulis yang unik. Termasuk konflik yang menghiasi novel ini. Situasi dalam novel ini sangat dekat dan relate terjadi dalam hidup kita.
Rasa saling membutuhkan, rasa cinta dan saling menyayangi selalu ada untuk terbangun indah. Semua itu diceritakan dengan perspektif yang berbeda dan membuat kita terjebak dalam kehidupan keluarga Park So Nyo.
3. Pesan Moral
Pesan yang ingin disampaikan Kyung Sook Shin dalam cerita Please Look After Mom terasa di beberapa bab awal novel ini. Dari menghargai kerja keras seorang ibu, kemudian anggota keluarga (anak-anak dan suami) sangat layak untuk dihargai. Selain itu, ada massa, di mana ibu bisa begitu hancur. Kesedihannya layak memiliki tempat dengan baik.
Dengarkan kata-katanya, meskipun dia tampaknya berulang-ulang dan mungkin tidak bermakna, namun itu adalah ekspresi Tulus darinya. Keberadaan ibu sering dianggap “biasa dan dangkal” di sebuah rumah. Namun, ketika dia tidak ada di sana, awal yang janggal akan terasa. Tidak ada kehangatan seperti sebelumnya, tidak ada rumah yang diatur dengan sempurna.
Hingga akhirnya, kita bisa menyadari bahwa memiliki seorang ibu adalah memiliki sebagian kehidupan di dunia. Seperti yang tampak dirasakan oleh Chi Hon di bab terakhir, di mana ia berada di akhir pencarian ibunya. Itulah sebabnya tidak ada ekspresi lain, selain menjadi emosional. Kisahnya mengalir begitu indah. Bahkan Kyung Sook Shin tidak ragu untuk menggunakan diksi yang mengaduk-aduk perasaan.
Novel ini adalah sebuah novel yang sangat kaya dalam diksi. Kyung Sook Shin memiliki gaya narasi otentik dan sangat indah. Emosi yang dia coba katakan, sebenarnya berhasil mengenai pembacanya, bahkan untuk membaca buku ini, mata akan penuh dibanjiri air mata. Rasa penyesalan itu seperti terasa juga dalam hati pembacanya untuk kembali mengingat ibunya dirumah atau dimanapun ibu berada.
Nah, itulah review novel Please Look After Mom beserta kelebihan yang dimiliki buku ini. Apakah Grameds tertarik membaca novel Please Look After Mom sampai selesai? Tepat sekali, Kyung Sook Shin adalah penulis hebat yang sukses mengambil hati pembacanya. Grameds juga bisa baca karya Kyung Sook Shin lainnya di koleksi Gramedia www.gramedia.com atau www.ebooksgramedia.com, selamat membaca. #SahabatTanpabatas.
- Novel Fantasi
- Novel Best Seller
- Novel Romantis
- Novel Fiksi
- Novel Non Fiksi
- Buku Tentang Perempuan
- Buku Hijrah Muslimah
- Rekomendasi Novel Terbaik
- Rekomendasi Novel Horor
- Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
- Rekomendasi Novel Fantasi
- Rekomendasi Novel Fiksi
- Rekomendasi Novel Dewasa
- Rekomendasi Novel Pernikahan
- Rekomendasi Novel Romantis Korea
- Rekomendasi Novel Romantis Islami
- Rekomendasi Novel Sejarah
- Rekomendasi Novel Tentang Kehidupan
- Rekomendasi Novel Ringan Indonesia
- Rekomendasi Buku Grammar Bahasa Inggris
- Rekomendasi Buku Yang Bagus Untuk Dibaca
- Rekomendasi Buku Bacaan Terbaru
- Rekomendasi Ensiklopedia Islam
- Rekomendasi buku sejarah dunia
- Review Novel Kahlil Gibran Sayap Sayap Patah
- Review Novel Serangkai Valerie Patkar
- Review Novel Totto Chan
- Review Novel Please Look After Mom
- Review Novel Kerumunan Terakhir
- Review Novel 24/7 Menjaga Cinta Sejati
- Review Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)
- Review Novel Mencintaimu dalam Doa
- Review Novel Geez dan Ann Karya Rintik Sedu
- Review Novel The Song of Achilles
- Review Novel It Ends with Us Karya Colleen Hoover
- Review Novel One of Us Is Lying
- Review Novel Alster Lake
- Review Novel Kafka on the Shore
- Review Novel The Silent Patient
- Review Novel All the Bright Places
- Review Novel The Hating Game
- Review Novel Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie)
- Review Novel Peter
- Review Novel Mozachiko
- Review Novel Inevitably in Love
- Review Novel Layla Majnun
- Review Novel Unfamiliar Twins
- Review Novel Konspirasi Alam Semesta
- Resensi Buku Sebuah Usaha Melupakan
- Review Novel Tapak Jejak
- Review dan Sinopsis Novel Lukacita
- Review Novel Game Over
- Review Novel Heartbreak Motel
- Review Buku Lima Sekawan Beraksi Kembali
- Review Novel Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama
- Review Novel Hilmy Milan
- Review Novel Home Sweet Loan
- Review Novel Claires
- Review Novel Le Petit Prince
- Review Novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai