in

Review Novel Putri Cina

Putri Cina – Pernahkah kamu membaca sebuah cerita dari sudut pandang bangsa asing yang tinggal di Indonesia? Sebuah kisah mengenai etnis Cina di Indonesia yang dilihat melalui sudut pandang mereka. Banyak yang mengatakan bahwa mereka bukan bagian dari bangsa Indonesia.

Namun, bagaimana tanggapan mereka mengenai hal tersebut? Apakah mereka juga berpikiran hal yang sama? Kenyataannya, banyak dari etnis Cina yang berpikir sebaliknya. Mereka tetaplah bagian dari bangsa Indonesia.Oleh karena itu, apa yang akan mereka lakukan dengan tanggapan tersebut?

Dengan berlatar belakang tahun 1998 silam, novel ini menjadi saksi bisu pada masa itu. Kali ini, novel Putri Cina akan menceritakan sebuah kisah yang berkaca dari kehidupan etnis Cina di Indonesia. Yuk, mari kita bahas novel ini secara ringkas ya!

 

Sinopsis Novel Putri Cina

Holiday Sale

Kita dilahirkan ke dunia sebagai saudara, namun mengapa kita harus diikat pada daging dan darah yang hanya memisahkan kita?

Itulah kisah yang diceritakan tentang tragedi manusia dalam novel ini. Penulis berhasil membuat mereka melewati tragedi itu dengan berbagai lika-likunya. Ia mendeskripsikan tragedi itu melalui pengetahuannya yang luas dan banyak mengandung filsafat dan mitos, baik mengenai Jawa maupun Cina.

Semua tragedi itu ditelusurinya melalui babad dan sejarah. Lalu dicampur baurkan semua itu dalam sebuah sastra di dalam novel Putri Cina.

Novel Putri Cina merupakan sebuah sastra tragedi yang kaya dan bagus akan permenungan hidup. Penulis menuturkan tulisannya secara khas dan akan membawa pembacanya ke dalam suatu alam, di mana mitos dan kenyataan historis saling berkaitan.

Novel ini juga akan berhasil mendeskripsikan cinta sepasang kekasih yang tak ingin terpisahkan sehingga menjadi tragedi yang mengharukan hati.

 

Review Novel Putri Cina

 

Novel Putri Cina merupakan karya Sindhunata. Novel ini seakan-akan mewakili etnis Cina di Indonesia yang ingin mengatakan bahwa etnis Cina juga merupakan bagian dari negara ini.

Etnis Cina bukanlah orang asing yang sering dipikirkan oleh banyak orang, mereka bahkan sudah ada sejak pembentukan negara Indonesia.

Di sisi lain, penulis tidak memperlihatkan bahwa ia berpihak lebih pada etnis Cina. Ia juga mengkritik mereka yang saat ini terperangkap dalam kenikmatan duniawi. Sifat orang-orang Cina sebenarnya seimbang antara rohani dan duniawi. Ketimpangan inilah yang membuat mereka melupakan keadaan orang di sekitarnya.

Tokoh Putri Cina dalam novel ini dibuat melampaui ruang dan waktu. Terkadang ia berada berada dalam masa lalu, misalnya di masa Kerajaan Majapahit, lalu melintasi tahun 1740, 1916, 1946, dan 1998, masa-masa etnis Cina mengalami kekerasan.

Novel ini sebagian besar berisi kritik terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Sindhunata berhasil menulis cerita ini bagaikan sebuah dongeng.

 

Profil Penulis

Novel Putri Cina merupakan karya dari Sindhunata. Ia lahir pada tanggal 12 Mei 1952 di Kota Baru, Jawa Timur. Awal mula karirnya sebagai seorang wartawan Majalah Teruna milik Balai Pustaka (1974-1977). Lalu pada tahun 1977, ia bekerja sebagai wartawan Harian Kompas.

Kemudian pada tahun 1982, ia menjadi salah satu pendiri Bentara Budaya, sebuah lembaga kebudayaan di bawah Kompas Gramedia.

Sindhunata telah berhasil membuat banyak karya seperti berbagai jenis buku, novel, puisi, tulisan filsafat, dan karya lainnya. Karyanya yang paling dikenal adalah novel Anak Bajang Menggiring Angin yang terbit pada tahun 1983.

Saat masih menjadi mahasiswa, ia mulai menulis artikel di Harian Kompas. Pada saat itu, artikelnya berhasil terbit di sana. Namun, setelah itu tulisannya tidak pernah terbit lagi di Kompas.

Kemudian, ia bertemu dengan salah satu pimpinan Kompas pada masa itu Pollycarpus Swantoro. Saat itu, Swantoro mengatakan tulisannya terlalu teoretis. Pada akhirnya, ia ditawarkan menjadi wartawan Kompas.

 

Kelebihan, Kekurangan, dan Rating

Pros & Cons

Pros
  • Jalan cerita yang menarik
  • Berisi sejarah-sejarah pada masa lalu
Cons
  • Alur cerita kurang mudah dipahami

 

Setiap novel pastinya terdapat banyak hal yang disukai dan kurang disukai oleh pembacanya. Kali ini kita akan mencoba untuk membahas kelebihan, kekurangan, dan rating novel Putri Cina karya dari Sindhunata.

Kelebihan dalam novel ini adalah jalan cerita yang menarik. Novel ini menceritakan mengenai sebuah kritik dari etnis Cina terhadap perilaku masyarakat Indonesia. Kebanyakan dari warga Indonesia berpikir etnis Cina bukanlah bagian dari Indonesia. Oleh karena itu, Sindhunata menjelaskan pemikirannya mengenai hal tersebut di dalam novel ini.

Lalu, novel ini berisi sejarah-sejarah pada masa lalu. Sejarah-sejarah tersebut lebih tepatnya adalah ketika etnis Cina mengalami kekerasan. Sindhunata menjelaskan mengenai kejadian-kejadian tersebut dengan baik sehingga pembaca paham apa yang disampaikannya.

Kekurangan dalam novel ini adalah alur cerita kurang mudah dipahami. Hal itu dikarenakan terdapat banyak timeline yang dihadirkan dalam novel ini. Oleh karena itu, pembaca harus membaca dengan seksama agar mengerti alur yang ada di dalam cerita ini. Namun, novel ini sangat layak dibaca karena jalan cerita yang ditampilkan sangat bagus.

Novel ini mendapatkan rating yang cukup bagus di goodreads. Rating yang didapatkan novel ini sebesar 3.54 dari 5 bintang. Ini menunjukan pembaca sangat menyukai jalan cerita yang ada di dalam novel ini.

 

Penutup

Itulah review singkat mengenai novel Putri Cina karya dari Sindhunata. Novel ini memiliki jalan cerita yang menarik sehingga mendapatkan rating yang cukup bagus dari pembacanya.

Kisah etnis Cina yang diragukan dan terkadang tidak diakui sebagai bagian dari Indonesia membuat pembaca novel ini menjadi berempati. Kritik yang disampaikan oleh Sindhunata memberikan banyak perspektif kepada pembaca. Sudah seharusnya yang tinggal di Indonesia tentunya merupakan bagian dari Indonesia juga. Oleh karena itu, Sindhunata menyampaikan kritiknya dengan baik di dalam novel ini.

Bagi kamu yang penasaran dengan kisah etnis Cina yang hidup pada masa itu, kamu dapat membaca novel ini dengan membelinya toko Gramedia terdekat ya atau bisa juga nih dapatkan di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Fiska Rahma Rianda

Rekomendasi Novel

1. Ronggeng Dukuh Paruk

 

Novel Ronggeng Dukuh Paruk merupakan karya Ahmad Tohari. Novel ini merupakan novel trilogi dan menjadi bagian yang pertama dari trilogi tersebut. Diceritakan dalam novel ini keadaan sebuah kampung di daerah Jawa. Menjelaskan mengenai keadaan adat istiadat masyarakat di Dukuh Paruk.

Dukuh terletak di wilayah Jawa dengan keadaan yang memprihatinkan dan melarat serta mempunyai penduduk yang malas dan bodoh. Namun, Dukuh ini memiliki ciri khasnya, yaitu Ronggeng. Di dalam novel menceritakan sebuah tokoh bernama Srintil yang dinobatkan menjadi ronggeng baru. Bagi mereka, ronggeng adalah lambang desa.

Tanpa adanya ronggeng, Dukuh menjadi kehilangan jati diri. Srintil pun sangat terkenal dan disukai. Namun, suatu kejadian menghancurkan Dukuh itu. Pedukuhan dibakar dan banyak warga yang ditahan. Namun, karena kecantikannya Srintil tak diperlakukan semena-mena. Tetapi hal itu membuat Srintil sadar akan hakikatnya menjadi manusia.

 

2. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

 

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan karya Hamka. Novel ini menceritakan sebuah kisah Zainuddin, seorang pemuda berdarah Minang dari ayahnya dan berdarah Bugis dari ibunya. Dengan penuh harapan akan mendapatkan sambutan yang meriah, ia pergi ke kampung halaman ayahnya di Padang Panjang.

Namun, harapannya berbanding terbalik dengan kenyataannya. Di kampung halaman ayahnya, ia tidak diterima dengan baik dan dianggap seperti orang asing. Lalu, ia berkenalan dengan Hayati yang membuat semua perlakuan dari keluarganya itu pun mulai terobati. Pada akhirnya, mereka saling jatuh cinta.

Namun, perbedaan latar belakang sosial membuat keduanya tidak direstui. Kisah cinta mereka berdua berakhir dengan tragis. Dalam novel ini terdapat berbagai majas-majas yang digunakan oleh Zainuddin. Sehingga banyak yang menyukai novel ini.

 

3. Azab dan Sengsara

 

Novel Azab dan Sengsara merupakan karya Merari Siregar. Novel ini dapat dikategorikan sebagai novel klasik yang diterbitkan Balai Pustaka. Pada masa itu, novel sastra Indonesia masih banyak menggunakan bahasa Melayu. Tema dalam novel ini adalah kisah cinta seorang gadis yang pernikahannya tidak memberikan kebahagiaan untuknya.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Aminuddin dan Mariamin. Mereka berdua saling jatuh cinta tetapi memiliki status sosial yang berbeda. Aminuddin merupakan bangsawan kaya raya dan disegani banyak orang, sedangkan Mariamin hanyalah rakyat miskin. Sehingga status sosial mereka berbanding terbalik.

Demi mereka berdua, Aminuddin pergi ke Medan untuk mencari kerja agar bisa menikahi Mariami. Ia bekerja keras dan berhasil mendapatkan banyak uang. Ia pun ingin kembali agar bisa menikahi Mariamin. Tetapi, ayah Aminuddin menentang hubungan mereka berdua. Apa yang akan dilakukan oleh Aminuddin?

 

4. Angsa dan Kelelawar

 

Mereka berada tepat di perbatasan hitam dan putih, bagaikan cahaya dan bayangan, siang dan malam, angsa dan kelelawar. Mereka tidak seharusnya bertemu, tidak seharusnya berhubungan baik. Namun, takdir berkata lain. Dalam semalam, hidup Shiraishi Mirei dan Kuraki Kazuma berubah.

Ayah Mirei berakhir menjadi mayat dan ayah Kazuma berakhir menjadi pembunuh. Shiraishi Kensuke ditemukan tewas ditikam dalam mobil. Mengingat profesinya sebagai pengacara, mungkin saja ada orang yang mendendam padanya. Namun, Mirei yakin sang ayah adalah sosok yang dihormati karena selalu tulus dan jujur dalam bekerja. Sementara itu, Kazuma sama sekali tidak percaya ketika ayahnya, Kuraki Tatsuro, yang pendiam mengaku sebagai pembunuh Kensuke.

Terlebih lagi, ketika ia diberitahu bahwa ini bukan pertama kalinya sang ayah membunuh seseorang. Semua bukti sangat meyakinkan, tetapi Mirei dan Kazuma tidak mampu menyingkirkan keraguan dalam hati mereka. Salah satunya adalah keluarga korban yang sedang berduka, sementara yang lain adalah keluarga pembunuh. Mereka bagaikan angsa dan kelelawar, tetapi memutuskan bekerja sama untuk mencari kebenaran… tanpa menyadari adanya kenyataan lain yang jauh lebih menyakitkan.

Sumber:

  • https://www.goodreads.com/id/book/show/2420757

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy