in

Review Novel Satine Karya Ika Natassa

Grameds, pernahkah kamu merasa seolah bisa mengendalikan segala aspek dalam hidupmu, tapi kenyataan justru berkata lain? Jika pernah, itu artinya kamu akan menemukan cerminan diri dalam Satine, novel terbaru karya Ika Natassa.

Ika Natassa kembali dengan novel terbarunya, Satine, yang menghadirkan perjalanan emosional seorang perempuan dalam menemukan kembali makna hidup dan cinta. Menggunakan gaya bertutur yang khas dan dialog yang tajam, Ika membangun karakter Satine dengan begitu kuat. Alhasil, pembaca dapat merasakan kegelisahan, kebimbangan, dan pertumbuhan yang dialami Satine.

Satine

Sejak halaman pertama, kita diajak untuk menyelami kehidupan Satine yang tampak sempurna sampai akhirnya retakan kecil mulai muncul dan mengguncang dunianya. Perkenalannya dengan Ash membuka babak baru yang penuh kejutan di mana hubungan mereka berkembang di luar ekspektasi. Perjalanan mereka bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang bagaimana menerima diri sendiri dan keberanian untuk melangkah ke arah yang baru.

Daya tarik utama Satine terletak pada narasinya yang lugas dan sarat emosi. Dalam novel ini, Ika berhasil menghidupkan chemistry antara Satine dan Ash tanpa terasa berlebihan atau dipaksakan. Dialog yang mengalir dan cerdas membuat interaksi keduanya begitu menarik untuk diikuti. Konflik yang muncul pun terasa nyata dan ini mengingatkan kita bahwa sering kali yang kita rencanakan tak selalu berjalan sesuai kehendak.

Selain itu, novel ini juga menyoroti tema kesepian, pencarian jati diri, dan bagaimana kita sebagai manusia sering kali terjebak dalam ekspektasi yang kita buat sendiri. Pembaca akan diajak untuk merenung, lho. Misalnya, apakah kebahagiaan sejati datang dari memiliki kendali penuh atas hidup atau justru dengan menerima ketidakpastian yang ada?

Bagi penggemar karya-karya Ika Natassa, Satine menawarkan sesuatu yang familiar, tetapi tetap menyegarkan. Dengan gaya penulisan yang sudah matang dan kedalaman emosi yang lebih kaya, novel ini layak masuk dalam daftar bacaan wajib bagi pencinta fiksi romantis Indonesia.

Satine adalah novel yang mengangkat tema kehidupan urban, khususnya kehidupan seorang wanita independen yang harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Novel ini ditulis oleh Ika Natassa, seorang penulis bestseller yang terkenal dengan gaya narasi yang kuat dan relatable.

Buku ini mengisahkan Satine, seorang wanita yang tampak memiliki segalanya dalam hidupnya, namun justru merasa kesepian dan kehilangan arah. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Ash, seorang pria asing yang perlahan mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan.

Jika kamu mencari novel yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah perasaan dan pikiran, Satine adalah pilihan yang tepat. Novel ini membawa pembaca menyelami perjalanan batin seorang wanita yang tampaknya tangguh, tetapi menyimpan perasaan kosong di dalamnya. Ika Natassa dengan cermat menggambarkan bagaimana perempuan modern sering kali terjebak dalam ekspektasi yang mereka bangun sendiri.

Profil Ika Natassa: Menulis Romansa Dewasa dengan Gaya Khas

Ika Natassa dikenal sebagai salah satu penulis Indonesia yang konsisten menghadirkan kisah-kisah tentang perempuan urban dan dinamika kehidupan mereka. Dikenal lewat novel-novel seperti Critical Eleven dan Antologi Rasa, Ika selalu mampu menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan nyata menggunakan narasi yang mengalir dan dialog yang hidup.

Satine

Di balik statusnya sebagai penulis, Ika Natassa sebenarnya adalah bankir dengan pengalaman berkarier 22 tahun yang telah jatuh cinta pada menulis dan seni bercerita sejak kecil. Satine adalah novel kesebelasnya setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), Twivortiare 2 (2014), Critical Eleven (2015), Underground (2016), Susah Sinyal (2018), The Architecture of Love (2016), dan Heartbreak Motel (2022).

Hampir semua novelnya mencatatkan status best seller di Indonesia dan ia juga mulai menjajal penulisan skenario. Awal karier di dunia skenario ini dimulai dengan skenario tunggal pertamanya berupa miniseri berjudul Sementara, Selamanya yang banyak dipuji kritikus dan telah dirilis dalam bentuk buku di tahun 2020.

Lewat novel debutnya, Ika dinominasikan sebagai Penulis Muda Berbakat dalam penghargaan Khatulistiwa Literary Award pada 2008. Tahun 2015, dia ditunjuk menjadi salah satu delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair. Antologi Rasa, Twivortiare, Critical Eleven, The Architecture of Love, dan Heartbreak Motel telah diadaptasi menjadi film layar lebar. Ika juga dinominasikan dalam kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik bersama Alim Sudio untuk film The Architecture of Love di Festival Film Indonesia 2024.

Dengan rekam jejak yang mengesankan, tidak mengherankan jika setiap karya barunya selalu dinantikan oleh para pembaca setia. Satine menjadi bukti bahwa Ika Natassa terus berkembang sebagai penulis dan tetap relevan dalam dunia sastra Indonesia.

Sinopsis Novel Satine Karya Ika Natassa

“I just need a proper date.”

“Saya cuma butuh teman bicara.”

Satine

 

Ada yang bilang hidup yang tertata sempurna ibarat makanan yang dikemas rapi. Semuanya tersusun pada tempatnya, cantik. Lalu, tanpa disangka terjadilah satu peristiwa, kemasan itu tersenggol, dan isinya berserakan di lantai. Hidup yang selama ini dikenal Satine runtuh saat ia menyadari dirinya tidak lebih dari sekadar perempuan kesepian.

Dalam kenekatan seseorang yang selalu bisa menyelesaikan apa pun dalam hidupnya, Satine menemukan solusi yang mempertemukannya dengan lelaki asing, Ash. Hubungan yang mereka mulai dengan keterikatan kontrak di atas kertas dan harus tunduk pada aturan, ternyata tunduk pada gejolak perasaan mereka sendiri.

Lalu terjadilah peristiwa demi peristiwa yang menghadirkan pertanyaan: “Jika semua hal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga harus takluk pada takdir?”

Kelebihan dan Kekurangan Novel Satine

Satine

Pros & Cons

Pros
  • Gaya penulisan yang khas dan mengalir
  • Karakter utama yang relatable
  • Mengangkat isu sosial yang relevan
  • Dialog yang kuat dan emosional
Cons
  • Beberapa bagian terasa terlalu filosofis
  • Tempo cerita di awal sedikit lambat

Kelebihan Novel Satine

Satine

Satine menghadirkan eksplorasi emosi yang mendalam dan sangat relatable bagi pembaca, terutama perempuan mandiri. Banyak perempuan mandiri yang sering kali terlihat kuat di luar, tetapi menyimpan kesepian di dalam. Ika Natassa dengan cermat menggambarkan perjalanan emosional tokoh utama, Satine, yang berusaha menghadapi realitas hidupnya. Novel ini bukan hanya tentang romansa, tetapi juga refleksi mengenai kesepian, kemandirian, dan pencarian jati diri di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

Karakter dalam novel ini dibuat dengan sangat hidup dan memiliki kedalaman psikologis yang kuat. Satine bukan sekadar karakter fiksi.  Lebih dari itu, ia adalah gambaran banyak perempuan di dunia nyata yang berusaha terlihat tegar meski ada bagian dari diri yang rapuh. Hubungannya dengan Ash juga memberikan dinamika unik yang memperlihatkan bagaimana emosi dan logika berperan dalam membentuk hubungan manusia.

Selain itu, gaya penulisan Ika Natassa yang khas tetap menjadi daya tarik utama dalam Satine. Dengan narasi yang mengalir, dialog yang cerdas, dan kutipan-kutipan yang menggugah, pembaca akan merasa seperti mendengarkan curhatan seorang teman, bukan sekadar membaca novel. Ini membuat Satine terasa ringan, tetapi memiliki bobot emosional yang mendalam. Tak heran jika pembaca bisa larut dalam ceritanya tanpa merasa terbebani.

Jika bicara soal premis maka Satine menawarkan sesuatu yang baru dari karya-karya Ika Natassa sebelumnya. Dengan trope arranged relationship atau fake dating, novel ini menyajikan dinamika hubungan yang segar dan penuh kejutan. Ini menjadi tambahan menarik bagi pembaca setia Ika Natassa yang ingin melihat bagaimana penulis favorit mereka mengeksplorasi konsep baru dalam kisah romantis.

Satine tidak hanya menyuguhkan kisah cinta, tetapi juga mempertanyakan konsep takdir dan bagaimana manusia bisa merayakan kesepian. Dengan pendekatan yang lebih filosofis, novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan apakah hidup kita sepenuhnya berada di bawah kendali kita atau sudah ditentukan sejak awal. Sentuhan reflektif ini menjadikan Satine lebih dari sekadar novel romansa biasa, tetapi juga sebuah perjalanan emosional yang menyentuh hati.

Di sisi lain, novel ini juga mengangkat isu-isu sosial yang relevan, seperti tekanan untuk sukses, kesepian di tengah hiruk-pikuk kota, serta bagaimana perempuan modern menghadapi ekspektasi yang ada dalam kehidupan mereka. Satine digambarkan sebagai sosok yang memiliki kendali penuh atas hidupnya, tetapi tetap harus menghadapi kenyataan bahwa kemandirian tidak selalu berarti kebahagiaan. Melalui perjalanannya, pembaca diajak untuk memahami bahwa kesepian bukan hanya milik mereka yang sendirian, tetapi juga bisa dirasakan oleh siapa saja, termasuk mereka yang terlihat memiliki segalanya.

Novel ini juga menyentuh perdebatan antara masculine energy dan feminine energy dalam diri seorang perempuan. Satine digambarkan sebagai sosok yang rasional, mandiri, dan terbiasa mengambil keputusan sendiri—sebuah karakteristik yang sering dikaitkan dengan masculine energy. Namun, seiring berjalannya cerita, ia mulai menghadapi sisi lain dari dirinya yang lebih intuitif, emosional, dan rentan, yang merupakan bagian dari feminine energy. Perjalanan Satine dalam menemukan keseimbangan antara dua energi ini menjadikan Satine bukan sekadar kisah romansa, tetapi juga refleksi yang relevan bagi banyak perempuan modern yang tengah mencari keseimbangan dalam hidup mereka.

Kekurangan Novel Satine

Satine

Walaupun Satine memiliki banyak kelebihan yang patut diapresiasi, novel ini juga tidak terlepas dari kekurangan. Beberapa bagian dalam cerita terasa cukup filosofis, yang bisa jadi menantang bagi pembaca yang lebih menyukai cerita ringan dan langsung. Pendekatan tersebut mungkin membuat alur cerita terasa agak berat, terutama bagi mereka yang mengharapkan narasi yang lebih mudah diikuti. Selain itu, tempo cerita di awal terasa agak lambat, meskipun seiring berkembangnya konflik, kecepatan cerita semakin meningkat dan mampu menarik perhatian pembaca untuk terus mengikuti perjalanan cerita yang semakin menegangkan.

Pesan Moral dalam Novel Satine

Satine

Salah satu pesan moral yang kuat dalam Satine adalah tentang menerima dan merayakan kesepian sebagai bagian dari perjalanan hidup. Novel ini mengajarkan bahwa kesepian bukanlah sesuatu yang harus dihindari atau ditakuti, melainkan sesuatu yang bisa dipahami dan diolah menjadi kekuatan. Satine—yang selama ini hidup dengan penuh kendali dan rasionalitas—akhirnya menyadari bahwa menjadi rapuh bukanlah kelemahan. Sebaliknya, keberanian untuk menghadapi kesepian dan memahami perasaan sendiri adalah bentuk kekuatan sejati yang sering kali diabaikan.

Selain itu, Satine juga menyampaikan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan takdir sering kali membawa kita ke jalan yang tak terduga. Melalui hubungan antara Satine dan Ash, novel ini menunjukkan bahwa meskipun segala sesuatu dapat direncanakan dan diatur dengan baik, perasaan dan emosi tidak selalu bisa dikendalikan. Terkadang perubahan terbesar dalam hidup datang dari kejadian yang tidak kita duga. Sering kali keberanian untuk menerima perubahan tersebut adalah kunci untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam hidup.

Melalui Satine, Ika Natassa menyampaikan pesan bahwa kehidupan tidak selalu bisa dikendalikan, dan terkadang kita harus menerima ketidakpastian untuk menemukan makna yang sesungguhnya. Novel ini mengajarkan bahwa menjadi kuat bukan berarti tidak boleh merasa rapuh. Terkadang menerima kenyataan adalah bentuk kekuatan yang sesungguhnya.

Kesimpulan

Satine

Satine bukan sekadar novel, tetapi sebuah kisah yang mampu menggetarkan hati dan menggugah pikiran. Dengan karakter yang begitu dekat dengan kehidupan nyata, alur yang mendalam, serta gaya penulisan yang khas, buku ini menawarkan pengalaman membaca yang tak terlupakan. Setiap halaman mengajak pembaca untuk merenung, menggali makna kehidupan, dan mungkin menemukan potongan diri mereka dalam kisah Satine.

Bagi Grameds yang tengah mencari bacaan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan refleksi mendalam, novel ini adalah pilihan yang tepat. Jangan ragu untuk menambahkannya ke dalam daftar bacaanmu! Siapkah kamu menyelami dunia Satine dan merasakan emosinya hingga ke relung hati?

Jangan lupa, koleksi buku menarik lainnya, termasuk novel dengan tema serupa, bisa kamu temukan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berkomitmen untuk menghadirkan buku-buku terbaik yang menginspirasi dan menemani perjalanan literasimu. Yuk, terus eksplorasi dan #TumbuhBersama Gramedia!

Penulis: Gheani Kirani

Rekomendasi Buku

A Very Yuppy Wedding

A Very Yuppy Wedding

The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada delapan hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun, di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right? Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda lima ratus juta jika ia melanggar kontrak kerja. Dan tidak ada Manolo Blahnik, Zara atau Marc Jacobs yang bisa memaksanya tersenyum saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Welcome to the world of Andrea Siregar, the woman with the most rational job on the planet as she is making the most irrational decisions in her own personal life. Keputusan apa yang akan Andrea pilih?

Novel Twivortiare

Novel Twivortiare

“Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you got one, it sticks to you hard and deep.” Do busy bankers tweet? Yes, they do. Empat tahun setelah Divortiare, Alexandra membuka kembali hidupnya kepada publik melalui akun Twitter @alexandrarheaw. Lembar demi lembar buku ini adalah hasil “mengintip” kehidupannya sehari-hari, pemikirannya yang witty dan sangat jujur, spontan, chaotic, dan terkadang menusuk, yang akhirnya akan bisa menjawab pertanyaan: “Dapatkah kita mencintai dan membenci seseorang sedemikian rupa pada saat bersamaan?” Twivortiare adalah kisah klasik tentang cinta dan luka, terangkai dalam tweets, mentions, dan DM yang lahir lewat ujung jemari karakter-karakternya.

Metropop: The Architecture Of Love

Metropop: The Architecture Of Love

Buku The Architecture Of Love adalah buku yang mengisahkan tentang kehidupan penulis muda, Raia Risjad, yang kehilangan sumber inspirasinya setelah bercerai dengan Alam, mantan suaminya. Raia akhirnya pergi ke New York sebagai pelarian dirinya untuk melupakan kenangan masa lalu dan kendala “writing block” yang ia rasakan. Namun, keputusannya tidak membuahkan hasil, ia tidak dapat menulis satu kata pun. Hingga akhirnya, sahabat Raia, Erin, mengajak Raia untuk datang ke pesta tahun baru di apartemen milik Aga. Raia yang tidak suka keramaian akhirnya memutuskan pergi ke toilet saat tradisi pergantian tahun baru di mulai. Naasnya, pergelangan kakinya terkilir saat keluar dari toilet yang membuat ia pergi ke ruang sebelah untuk mencari sofa agar ia dapat memijat pergelangan kakinya yang terkilir itu. Seperti takdir, musibah yang dia dapatkan itu membuat Raia bertemu seorang laki-laki yang sedang menggambar di ruangan tersebut, dia adalah River Jusuf. Pertemuan pertama mereka menciptakan pertemuan-pertemuan selanjutnya dan membuat keduanya mempertanyakan pilih pada diri mereka sendiri, apakah memilih untuk membuka kisah cinta baru atau tetap bertahan di dalam masa lalu.

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.