Sendiri karya Tere Liye adalah sebuah novel yang penuh dengan kejutan dan pembelajaran yang berharga. Grameds, pernahkah kalian merenung dalam sunyi, menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar abadi di dunia ini? Lautan yang luas pun suatu hari akan mengering, sungai yang mengalir tak henti akan menemui ujungnya, gunung yang kokoh akan luruh menjadi dataran, dan benua yang berjauhan akan kembali menyatu, lalu terpisah lagi.
Apalagi cinta di antara sesama manusia, ia hadir, tumbuh, lalu perlahan memudar, atau justru direnggut tanpa pernah memberi kesempatan untuk berpamitan. Novel ini bercerita tentang seorang laki-laki yang ditinggalkan oleh istrinya, bukan karena perpisahan yang bisa ditawar, melainkan oleh maut yang datang tanpa isyarat.
Novel Sendiri ini memiliki ketebalan sebanyak 320 halaman dan diterbitkan oleh Penerbit Sabak Grip pada 18 Oktober 2024. Apakah Grameds tertarik untuk mengikuti perjalanan seorang pria dalam mengarungi kesendirian karena ditinggal oleh belahan jiwanya? Gramin sudah menyiapkan ulasan khusus tentang novel Sendiri di bawah ini.
Sebelum menyelami ulasan novel ini secara mendalam, ada baiknya kita mengenal lebih dekat dahulu sosok di balik karya yang luar biasa dan seru ini. Yuk! Grameds kita berkenalan dengan Tere Liye, seorang penulis berbakat yang sudah melahirkan novel ini.
Table of Contents
Profil Tere Liye – Penulis Novel Sendiri
Tere Liye, yang lahir dengan nama Darwis pada 21 Mei 1979 di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, adalah penulis terkenal Indonesia. Sejak memulai karier menulis pada 2005, ia telah menghasilkan banyak karya yang digemari pembaca. Tere Liye tumbuh di keluarga sederhana dengan orang tua petani, namun mereka selalu berusaha memberikan pendidikan yang baik bagi tujuh anak mereka, termasuk Tere Liye.
Ia memulai pendidikan di SD Negeri 2 Kikim Timur, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kikim, dan akhirnya bersekolah di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Bersekolah di luar daerah memberikan pengalaman baru bagi Tere Liye, yang semakin tertarik untuk memperluas wawasan melalui buku-buku yang dibacanya. Setelah lulus SMA, ia memutuskan melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia (UI), dengan fokus pada Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi, meskipun banyak yang mengira ia akan memilih sastra.
Tere Liye selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, hingga akhirnya berhasil diterima di UI. Pilihan untuk menekuni bidang ekonomi mungkin mengejutkan bagi banyak orang, mengingat karirnya di dunia sastra. Namun, hal itu menunjukkan betapa luasnya minat dan kecerdasannya dalam menjelajahi berbagai bidang.
Karya-karya Tere Liye kini telah dikenal di seluruh Indonesia, dan ia terus menginspirasi banyak orang lewat tulisan-tulisannya yang penuh makna. Kecintaannya terhadap pengetahuan dan pembelajaran membentuknya menjadi penulis yang tidak hanya berbakat, tetapi juga berdedikasi tinggi.
Sinopsis Novel Sendiri
Tidak ada yang benar-benar abadi di dunia ini. Lautan pada akhirnya akan mengering, gunung-gunung akan runtuh, dan benua akan terus bergerak, menyatu lalu terpisah kembali. Begitu pula cinta di antara manusia—sekuat apa pun, pada akhirnya akan menemui akhirnya, ditelan oleh waktu dan maut.
Inilah kisah seorang pria berusia 70 tahun yang harus menghadapi kenyataan pahit ditinggal istrinya untuk selamanya, setelah sekian lama berbagi kehidupan bersama. Lantas, apa yang harus ia lakukan sekarang? Bagaimana ia akan menjalani hari-hari yang tersisa?
Masihkah ada warna dalam hidupnya? Masihkah ada petualangan yang menantinya?
Atau kini yang tersisa hanyalah sepi. Dan sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Sendiri
Kelebihan Novel Sendiri
Membaca novel ini terasa seperti mengikuti perjalanan roller coaster yang penuh dengan emosi dan kejutan. Kisahnya dimulai dengan cerita yang menyentuh hati tentang seorang pria tua yang harus menghadapi perpisahan dengan istrinya yang telah tiada. Meski dipenuhi kesedihan di awal, cerita ini ternyata berkembang menjadi sebuah petualangan yang begitu seru dan menegangkan. Dengan gaya penulisan yang khas, Tere Liye berhasil mengemas cerita ini sehingga pembaca sulit berhenti membaca hingga halaman terakhir.
Salah satu daya tarik utama novel ini adalah alur ceritanya yang rapi dan mengalir secara alami. Setiap bab membawa pembaca lebih dalam ke kehidupan Bambang, menggambarkan perjalanannya dari kesedihan mendalam menuju petualangan penuh ketegangan. Transisi antar adegan terasa mulus, membuat pembaca tidak merasa cerita melompat-lompat. Tidak hanya itu, karakter dalam novel ini digambarkan dengan sangat detail, memberikan kedalaman pada setiap tokoh yang muncul. Bambang bukan hanya seorang pria yang berduka, tetapi juga sosok dengan latar belakang yang kuat dan ketahanan emosional yang luar biasa.
Hal menarik lainnya dari novel ini adalah pengungkapan plot twist yang tak terduga. Setelah awal yang emosional, cerita berubah menjadi sebuah petualangan yang seru dengan berbagai elemen mengejutkan. Latar waktu tahun 2025 menjadi elemen penting, menghadirkan dunia dengan teknologi yang maju. Bambang yang awalnya tampak seperti pria biasa ternyata adalah seorang pengusaha besar dengan penemuan teknologi canggih. Kehidupan yang terlihat sepi justru membawa Bambang ke situasi-situasi mendebarkan yang penuh dengan ketegangan dan kejutan.
Ketika pembaca merasa mereka mulai memahami ke mana arah cerita ini, Tere Liye kembali menghadirkan kejutan yang mengaduk-aduk emosi. Kombinasi antara drama, petualangan, dan elemen futuristik menjadikan novel ini bukan hanya sebuah bacaan, tetapi juga pengalaman emosional yang mendalam. Setiap halaman menawarkan sesuatu yang baru, membuat pembaca terpikat hingga akhir cerita.
Kekurangan Novel Sendiri
Pesan Moral Novel Sendiri
Kehilangan adalah bagian tak terhindarkan dari hidup, dan novel ini mengajarkan bahwa tidak ada yang benar-benar siap untuk itu. Bambang dan keempat putrinya mengalami duka yang mendalam setelah kepergian Susi, tetapi seperti hidup itu sendiri, waktu tidak akan berhenti hanya karena kita terluka. Perlahan, mereka harus belajar menerima kenyataan, meski pahit dan menyakitkan. Novel ini mengingatkan kita bahwa setiap perpisahan bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru—entah itu kebijaksanaan, kekuatan, atau bahkan petualangan yang tak terduga.
Tidak hanya tentang kehilangan, novel Sendiri juga membawa kita pada perjalanan nostalgia ke masa kecil, di mana kebahagiaan terasa sederhana, dan dunia belum begitu rumit. Kenangan itu, baik manis maupun pahit, adalah bagian dari siapa kita hari ini. Novel ini mengajak kita untuk berdamai dengan masa lalu, menerima segala luka yang pernah ada, dan melangkah menuju masa depan dengan lebih bijaksana.
Di sisi lain, ada juga pesan tentang keserakahan. Bahwa manusia sering kali ingin lebih dan lebih, tanpa menyadari bahwa waktu adalah satu-satunya hal yang tak bisa dibeli kembali. Novel ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai setiap momen, setiap orang yang kita cintai, sebelum semuanya hanya tinggal kenangan.
Grameds, sekian informasi yang bisa Gramin berikan untuk kamu. Gimana? Makin penasaran kan untuk membaca buku Sendiri karya Tere Liye? Yuk langsung saja dapatkan buku ini dan buku best seller yang lainnya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriela Estefania
Rekomendasi Buku
Selamat Tinggal
Kisah ini menceritakan seorang penjaga toko buku ‘Berkah’ yang berada di dekat stasiun kereta listrik. Ia adalah Sintong Tinggal yang juga seorang mahasiswa rantau Fakultas Sastra yang sudah tahun ke tujuh masa kuliahnya dan belum lulus. Hal demikian yang membuat dirinya disebut sebagai “mahasiswa abadi”. Toko buku Berkah tidaklah seperti toko buku lainnya yang ada di dalam Mal dengan berbagai rak yang tertata rapi, pencahayaan yang terang, dan lantai yang bersih mengkilat. Toko buku milik Pak Lik ini hanya bermodalkan kipas angin tua dengan suara deritnya yang khas. Namun, sayangnya toko buku tersebut tidak seperti namanya ‘Berkah’ sebab toko buku yang dijaga oleh Sintong merupakan sebuah toko yang menjual berbagai buku bajakan.
Tidak tahu di mana letak ‘berkah’ dari berbagai buku bajakan yang dijual di toko tersebut. Bagi Sintong sendiri, menjual buku bajakan membuat idealisme yang ada di dalam dirinya seolah tergadaikan. Terlebih, ia sama saja turut andil pada ranah ilegal tersebut, serta merauk hak kekayaan intelektual milik orang lain.
Jengki
Apakah kalian punya sepeda di rumah?
Apakah kalian bisa naik sepeda?
Wah, seru bukan naik sepeda, lantas berkeliling di sekitar rumah, atau pergi ke taman, jalan-jalan. Bersama keluarga atau teman.
Kisah buku ini tentang JENGKI, sebuah sepeda yang spesial. Dia sepeda yang amat setia, selalu menemani pemiliknya berpuluh tahun berlalu. Juga selalu bisa diandalkan. Melintasi hujan. Panas terik matahari. Membantu pemiliknya bekerja mengantar surat.
Hingga suatu hari, semua harus berakhir.
Kemana JENGKI akan pergi? Setelah berpisah dengan pemiliknya?
Kalian ingin tahu? Mari kita baca kisah seru ini, tentang sepeda bernama JENGKI.
Suku Penunggang Layang-layang
Tetukong adalah anak penggembala ternak. Persis pada ulang tahunnya yang ke-12, ia harus melewati ujian yang penting sekali bagi sukunya. Apa itu? Menunggang layang-layang! Wah, suku mereka hebat sekali. Mereka tidak menggiring ternak dengan cara biasa, melainkan dengan menaiki layang-layang besar. Sayangnya, Tetukong punya rahasia yang membuatnya kesulitan melewati ujian tersebut. Tapi ia ingin sekali bisa terbang di udara, menaiki layang-layang, bersama teman-temannya.
Apakah Tetukong berhasil? Selamat membaca kisah tentang menaklukkan rasa takut. Sungguh tidak apa merasa takut, asal kita terus melangkah maju. Mencoba mencari cara mengatasinya.
Sumber:
- https://www.gramedia.com/author/author-tere-liye?is_available_only=true
- https://www.goodreads.com/id/book/show/219602503-sendiri
- #PreMarriageTalk: Karena Menikah Butuh Persiapan
- 3726 MDPL
- 48 Laws of Power
- A Gentle Reminder
- Almond
- Atur Duitmu!
- Bintang
- Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja
- Generasi Ekspektasi
- Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan
- Review Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Kami (Bukan) Fakir Asmara
- Kaya Harta, Kaya Amal
- Malioboro at Midnight
- Meluruhkan Pilu: Aku Jatuh Cinta dengan Ketidakmungkinan Kita
- Merdeka Finansial dengan Investasi Saham
- Metropop: Resign!
- Muslim Produktif
- Nudge
- Outlive : Memikir Ulang Sains dan Seni Umur Panjang
- Pasta Kacang Merah
- Resep Panjang Umur Sehat dan Sembuh
- Salvation of Saint
- Sendiri
- Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja
- Setiap Pebisnis Harus Punya Buku Ini!
- Shaka Oh Shaka
- Solo Leveling 6
- Stoik: Apa dan Bagaimana
- Stolen Focus
- The Answer: Jawaban atas Semua yang Anda Inginkan
- The Cat Who Saved Books
- The Shining Gateway
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 4
- Youth X Machinegun 1