in

Review Novel Seperti Sungai Yang Mengalir Karya Paulo Coelho

Rating: 3.91

 

Lagi-lagi, kita berbicara tentang karya Paulo Coelho lagi! Grameds pasti sudah tidak asing dengan karya penulis asal Brazil yang satu ini, karena semua karyanya berhasil menjadi best seller di mancanegara. Kali ini, Gramin akan membahas novel Like The Flowing River atau yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan judul Seperti Sungai Yang Mengalir. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2000 dengan judul Portugis “Ser Como o Rio que Flui”.

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Like the Flowing River adalah kumpulan refleksi dan cerita pendek karya Paulo Coelho, yang ditulis dari tahun 1998 hingga 2005. Ini adalah kisah yang kuat tentang hidup dan mati, tentang takdir dan pilihan, serta tentang cinta yang hilang dan ditemukan.

Cetakan terbaru versi terjemahan novel Like the Flowing River diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 1 April 2024, dengan total 304 halaman. Di bawah ini, Gramin sudah merangkum sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari novel ini. Sebelum menuju ke sana, kita kenalan dulu dengan Paulo Coelho ya, Grameds!

Profil Paulo Coelho – Penulis Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Paulo Coelho, seorang penulis Brasil, lahir pada tahun 1947 di Rio de Janeiro. Sebelum mengabdikan dirinya sepenuhnya pada bidang sastra, dia terlibat dalam berbagai profesi seperti sutradara dan aktor teater, penulis lirik, dan jurnalis. Pada tahun 1986, Coelho melakukan perjalanan ziarah ke Santo Yakobus dari Compostela, pengalaman ini kemudian diabadikan dalam bukunya yang berjudul The Pilgrimage. Pada tahun berikutnya, ia menerbitkan The Alchemist. Meskipun penjualan awalnya lambat dan menyebabkan penerbit aslinya membatalkan novel tersebut, tetapi kemudian buku itu menjadi salah satu buku terlaris sepanjang masa di Brasil.

Beberapa judul lainnya termasuk Brida (1990), The Valkyries (1992), By the River Piedra I Sat Down and Wept (1994), kumpulan kolom terbaiknya dari surat kabar Brasil, Folha de São Paulo, yang berjudul Maktub (1994), kompilasi teks Phrases (1995), The Fifth Mountain (1996), Manual of a Warrior of Light (1997), Veronika Decides to Die (1998), The Devil and Miss Prym (2000), kompilasi cerita tradisional dalam Cerita untuk Orang Tua, Anak, Cucu (2001), Eleven Minutes (2003), The Zahir (2005), The Witch of Portobello (2006), dan The Winner Stands Alone (2009). Pada bulan Maret, April, Mei, dan Juni 2006, Paulo Coelho melakukan perjalanan untuk merayakan ulang tahun ke-20 perjalanannya ke Santo Yakobus dari Compostela pada tahun 1986.

Dia juga mengadakan acara penandatanganan buku secara mendadak, yang diumumkan hanya satu hari sebelumnya, di beberapa kota selama bulan tersebut, memberi kesempatan kepada para penggemarnya untuk bertemu dengannya. Dalam perjalanan ziarah selama sembilan puluh hari, penulis tersebut melakukan perjalanan keliling dunia dan naik kereta Trans-Siberia yang terkenal, membawanya ke Vladivostok. Selama pengalaman ini, Paulo Coelho meluncurkan blognya, Walking the Path – The Pilgrimage, untuk berbagi impresinya dengan pembaca. Sejak awal blog ini, Paulo Coelho telah memperluas kehadirannya di internet dengan blog harian di platform seperti WordPress, Myspace, dan Facebook.

Dia juga aktif di platform media sosial lainnya seperti Youtube dan Flickr, secara rutin ia tidak hanya membagikan tulisan tetapi juga video dan gambar kepada pengikutnya. Dari minat dan penggunaan internet yang intens, muncul proyek baru yang ambisius: The Experimental Witch, di mana dia mengajak pembacanya untuk menyesuaikan cerita dari bukunya, The Witch of Portobello, ke layar. Paulo Coelho memang sangat yakin pada internet sebagai media baru, dan dia menjadi penulis terlaris pertama yang secara aktif mendukung distribusi gratis karyanya secara online.

Sinopsis Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Seperti Sungai yang Mengalir adalah kumpulan renungan dan cerita pendek karya Paulo Coelho, yang menyajikan kisah-kisah inspiratif tentang kehidupan dan kematian, takdir dan pilihan, serta cinta yang hilang dan ditemukan. Buku ini, kadang-kadang terasa humoris dan kadang-kadang terasa serius dan mendalam. Seperti karya-karya Coelho lainnya, buku ini mengeksplorasi makna tentang menjalani hidup dengan sepenuh hati.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Jumlah cerita yang banyak dan beragam.
  • Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
  • Menginspirasi dan menenangkan.
  • Terdapat kiasan yang menarik.
  • Cocok dibaca untuk menghabiskan waktu luang.
Cons
  • Pengulangan tema.
  • Kurangnya pendalaman karakter.

Kelebihan Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Buku Seperti Sungai Yang Mengalir karya Paulo Coelho adalah kumpulan cerita pendek yang menawarkan kekayaan narasi melalui 90 cerita yang beragam dan berbeda-beda, masing-masing dari cerita itu dapat memberikan perspektif unik yang mungkin berhubungan dengan kehidupan pembaca. Buku ini juga ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Paulo Coelho sendiri sehingga memberikan kedalaman dan keaslian pada setiap ceritanya.

Setiap halaman dari buku ini juga dipenuhi dengan refleksi yang menginspirasi dan menenangkan, seolah-olah membawa pembaca terlarut dalam percakapan yang seru dengan seorang teman lama. Kiasan-kiasan menarik juga dapat ditemukan didalam buku ini, hal ini dapat membuat pembaca merenungkan nilai-nilai kehidupan dengan cara yang tidak hanya menarik tetapi juga menyentuh.

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Salah satu kelebihan lain dari buku ini adalah kemampuannya untuk tetap relevan dan tidak membosankan, meskipun tema-temanya yang diangkat cukup mendalam dan penuh dengan refleksi. Dengan gaya bahasa yang ringan dan santai buku ini berhasil menjaga perhatian pembaca dari awal hingga akhir cerita dan membuat setiap cerita terasa menyenangkan untuk dibaca. Cerita-cerita dalam buku ini juga sangat cocok dibaca untuk menghabiskan waktu luang, hal ini dapat memberikan kesempatan bagi pembaca untuk menikmati momen-momen singkat namun penuh dengan makna dan arti yang sangat besar.

Kekurangan Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Meskipun novel Seperti Sungai yang Mengalir memiliki banyak kelebihan, novel ini tetap memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangannya adalah pengulangan tema. Banyak karya Coelho yang sering kali mengangkat topik yang sama, seperti takdir, pencarian jati diri, dan spiritualitas. Hal ini dapat membuat beberapa pembaca merasa bosan karena mereka merasa sudah familiar dengan tema-tema tersebut dari karya-karya sebelumnya.

Selain itu, kurangnya pendalaman karakter dalam ceritanya juga menjadi kelemahan lain. Karakter-karakter dalam cerita Coelho sering kali tidak berkembang dengan baik dan terasa lebih seperti alat untuk menyampaikan pesan moral atau spiritual daripada individu yang hidup dan bernuansa.

Pesan Moral Novel Seperti Sungai Yang Mengalir

Seperti Sungai Yang Mengalir

button cek gramedia com

Buku Seperti Sungai Yang Mengalir ini memiliki banyak sekali pesan moral yang dapat menjadi bahan refleksi diri kita. Pertama, buku ini menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mencintai Tuhan, dan lebih menghargai kehidupan, dengan harapan bahwa dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang. Kedua, buku ini mengajarkan kita bahwa setiap orang memiliki waktu dan iramanya masing-masing. Oleh karena itu, sebagai pribadi manusia yang baik, kita harus bisa menghargai perjalanan unik setiap orang tersebut.

Pada saat-saat sulit, Coelho juga mengingatkan kita bahwa hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh, yakni pantang mundur dan terus maju dan saat ketika kita dihadapkan dengan tantangan, kita harus terus berdoa, baik itu karena kewajiban, rasa takut, atau alasan lainnya yang penting adalah untuk terus berdoa dengan tekun, meskipun terkadang doa kita terasa percuma. Coelho menggambarkan malaikat yang bertugas untuk menerima doa kita dan membawa suka cita iman, mungkin sedang pergi sejenak jika doa kita belum dikabulkan, tetapi dia akan segera kembali namun ketika dia kembali kepada kita, dia hanya bisa menemukan kita jika mendengar doa atau permintaan yang terucap dari mulut kita. Pesan ini menekankan pentingnya ketekunan dalam iman dan doa, serta keyakinan bahwa doa kita selalu didengar, meskipun jawabannya mungkin tidak langsung terlihat.

Selain itu, buku ini mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan penuh cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Cinta kepada Tuhan dan kehidupan adalah fondasi yang akan membawa kita menuju kedamaian dan kebahagiaan sejati. Dengan mencintai Tuhan, kita belajar untuk mencintai diri sendiri dan orang lain, dan dengan menghargai kehidupan, kita belajar untuk mensyukuri setiap momen yang kita miliki. Pada akhirnya, dengan menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai ini, kita dapat berkontribusi untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang, karena telah menciptakan lingkungan yang penuh dengan cinta, pengertian, dan dukungan, di mana setiap orang merasa dihargai dan diterima.

Bagi Grameds yang tertarik ingin membaca dan turut berlarut dengan buku Seperti Sungai Yang Mengalir, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku karya Paulo Coelho lainnya di bawah ini, lho. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku Terkait

Sang Pemenang Berdiri Sendirian – The Winner Stands Alone

Sang Pemenang Berdiri Sendirian (The Winner Stands Alone)

button cek gramedia com

Dalam Sang Pemenang Berdiri Sendirian-The Winner Stands Alone, Paulo Coelho kembali kepada tema-tema penting dari Sebelas Menit-Eleven Minutes dan The Zahir. Novel yang penuh ketegangan, cerminan dunia kita saat ini, di mana kemewahan dan sukses menjadi yang paling utama, sehingga kita sering kali hati kita menulikan telinga dari suara hari kita.

Dalam novel ini, Paulo Coelho membawa kita ke Festival Film Cannes, tempat berkumpul kaum super-elite-mereka yang telah sukses di dunia mode dan film. Beberapa bahkan telah sampai di puncak dan takut kehilangan posisi mereka yang bergengsi itu. Uang, kekuasaan, dan ketenaran dipertaruhkan-hal-hal yang membuat sebagian besar orang rela melakukan apa saja, berapa pun harga yang mesti dibayar. Di dunia semacam inilah kita bertemu Igor, si jutawan Rusia; Hamid, kaisar dunia mode dari Timur Tengah; Gabriella, aktris Amerika yang sangat ingin mendapatkan peran utama; Savoy, detektif kriminal yang ambisius dan berharap bisa menguak kasus yang akan membuatnya tenar; dan Yasmine, model yang hampir meraih sukses. Siapa yang akan berhasil mengenali mimpinya sendiri dan mewujudkannya, di antara sekian banyak mimpi yang bukan miliknya?

Sang Pemanah

Sang Pemanah (The Archer/O Caminho do Arco)

button cek gramedia com

Paulo Coelho, pengarang buku bestseller internasional SANG ALKEMIS, menceritakan kisah inspiratif tentang seorang anak yang mencari kebijaksanaan dan pelajaran tentang kehidupan dari Sang Pemanah. Buku ini disertai ilustrasi-ilustrasi indah oleh Martin Dima. Gandewa adalah pemanah ulung yang pernah sangat termasyhur, namun dia telah mengundurkan diri dari dunia ramai.

Suatu hari, seorang anak lelaki datang mencarinya bersama seorang asing. Begitu banyak yang ditanyakan anak ini, dan Gandewa menjawab dengan menggambarkan Jalan Busur serta prinsip-prinsip utama dalam menjalani kehidupan yang bermakna. Dalam cerita yang disampaikan dengan sederhana ini, Paulo Coelho bertutur tentang pokok-pokok penting dalam kehidupan, antara lain kerja keras dan antusiasme, berani mengambil resiko, tidak takut gagal, dan menerima hal-hal tak terduga yang disodorkan oleh nasib.

Gunung Kelima – The Fifth Mountain

The Fifth Mountain - Gunung Kelima

button cek gramedia com

“Buku ini mengisahkan percobaan-percobaan yang dialami Nabi Elia yang ketika itu berusia 23 tahun. Merasa terancam oleh Ratu Izebel yang hendak membunuhnya, Elia melarikan diri dari Israel ke kota Akbar yang indah, menumpang di rumah seorang janda dan putranya. Ketika kota itu terancam peperangan, Elia berseru pada Tuhan agar menyelamatkan kota itu dan penduduknya, tapi Tuhan seakan tidak mendengar. Ketika dia meminta Tuhan menyelamatkan perempuan yang dicintainya, Tuhan pun seakan memalingkan muka tak peduli. Segala percobaan ini membuat Elia mempertanyakan kasih dan kemurahan hati Tuhan, dan mendorongnya mengambil keputusan: menentang Tuhan sampai Dia memberikan jawaban.

Meski cerita ini diambil dari cuplikan episode di Alkitab, temanya bersifat universal, yakni membahas hubungan antara manusia dan Tuhannya, dan betapa pentingnya iman serta harapan. Seperti Elia, saat kemalangan datang silih berganti, kita pun sering kali bertanya-tanya, “Kenapa ini terjadi padaku?” “Kenapa Tuhan tidak mendengar doaku?”Ada orang-orang yang menjadi lebih kuat setelah mengalami kemalangan, ada pula yang langsung menyerah dan tak mau bangkit lagi. Ada yang jadi meninggalkan Tuhan, ada pula yang jadi lebih dekat dengan Tuhan.

Tema itulah yang diangkat Paulo Coelho dalam Gunung Kelima dengan sangat menyentuh. Seperti buku-buku Coelho lainnya, Gunung Kelima adalah buku yang memberikan inspirasi bagi para pembacanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.”

 

Sumber:

https://www.goodreads.com/book/show/587666.Like_the_Flowing_River

Written by Adila V M