Silam Karya Risa Saraswati – Belakangan ini cerita horor baik film, konten, komik hingga novel sedang naik daun. Hal ini semakin kentara saat mulai banyak beredar buku yang menjual konten mistis atau kisah supranatural terpajang di rak-rak best seller toko buku.
Novel dengan genre ini biasanya memiliki nuansa yang lebih unik dengan sentuhan supranatural yang selalu berhasil memancing rasa penasaran para pembacanya. Selain itu, kisah horor terasa semakin bisa ‘menjual’ ketika kisahnya merupakan salah satu peristiwa nyata maupun terinspirasi dari kisah nyata.
Percaya atau tidak, masyarakat kita masih gemar dengan pembahasan seputar supranatural. Hal ini pula yang menjadi peluang besar bagi para penulis berbakat dalam menuliskan kisah-kisah horor dalam sebuah novel.
Jika saat menonton sebuah film horor atau misteri kita dimanjakan dengan visual, namun pada kisah-kisah horor dalam novel pembaca dibiarkan mengekspresikan imajinasi mereka sendiri. Membuat kisah-kisah horor ini semakin relevan dan memiliki nuansa yang berbeda bagi tiap pembacanya.
Penulis novel horor ternama, Risa Saraswati juga sering sekali melahirkan novel horor karyanya. Setiap bukunya yang selalu laris manis, juga bukan tanpa sebab. Pasalnya selain sebagai novelis, Risa Saraswati memang terkenal memiliki bakat spesial dalam urusan supranatural.
Silam merupakan salah satu diantara banyak novel karya Risa Saraswati yang telah diadaptasikan dalam sebuah film. Masih dengan tema horor, novel Silam ini juga menjadi favorit banyak pembaca novel horor.
Novel Silam ini pertama kali dipublikasikan ke publik pada 2018 dan merupakan novel non serial. Ketika membaca novel ini saja kita tak perlu mencari urutan novel sebelumnya layaknya seri Danur.
Table of Contents
Tentang Penulis
Sebagian orang mungkin mengenal nama Risa Saraswati dari novel pertamanya yang cukup meledak yakni Danur (2011). Sebagian yang lain boleh jadi lebih dulu melihat konten-konten supranaturalnya dalam Jurnalrisa.
Tapi sebenarnya penulis berbakat ini sudah menggeluti dunia seni kreatif sebagai penyanyi pada 2002 dalam sebuah grup musik Homogenic. Minatnya pada menyanyi juga rupanya sudah sejak SMA. Bahkan bersama Homogenic, Risa telah merilis dua album Epic Symphony (2004) dan Echoes of the Universe (2006).
Usai mengundurkan diri dari Homogenic, Risa kembali tergabung dalam grup musik Sarasvati pada 2009 hingga 2016. Sebagian besar karyanya bersama Sarasvati juga merupakan lagu untuk soundtrack film dari adaptasi novelnya sendiri. Pada 2018, Risa merilis album solo berjudul Sandekala.
Selama karirnya menjadi penyanyi, Risa juga mengaku bahwa dirinya gemar menulis. Bahkan beberapa lagunya ditulis secara pribadi. Mulai dari menulis diary, blog, lagu hingga menulis sebuah novel merupakan sebuah hobi yang akhirnya menjadi kenyataan.
Bersama novel pertamanya, Danur pada 2011 lalu nama Risa Saraswati pun semakin dikenal publik. Sebab, kisah dalam novel Danur ini dianggap begitu menarik. Terlebih lagi, Risa mengaku bahwa novel tersebut ditulis atas pengalamannya pribadi. Dari sinilah Risa memaparkan bahwa sebenarnya dirinya sudah sering bersinggungan dengan segala hal mistis dan bisa memiliki kemampuan berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata.
Kesuksesan novel Danur pun berlanjut dengan buku keduanya berjudul Madda (2012), yang merupakan lanjutan kisah Danur, Sunyaruri (2013), dan Senjakala (2018). Usai Danur, Risa juga memiliki karya lain yang menceritakan tentang kisah beberapa tokoh secara tersendiri seperti Peter (2016), Hendrick (2016), William (2017), Hans (2017), Janshen (2017), Asih (2018), Samantha (2018), Meruntih Berang Ivanna van Dijk (2018) dan masih banyak lagi.
Novel Silam sendiri merupakan novel yang dirilis pada 2018 dan diadaptasikan dalam film pada tahun yang sama. Versi filmnya disutradarai oleh Jose Poernomo.
Sinopsis Novel Silam Karya Risa Saraswati
Silam adalah cerita tentang Baskara, seorang anak lelaki yang tinggal dengan ibunya, Fina. Kehidupannya dengan sang ibu tak begitu bahagia, sejak ayahnya meninggal 6 tahun lalu. Baskara sudah biasa menerima berbagai lontaran kemarahan sang ibu atas segala hal. Dia juga sudah kenyang makan cacian teman-temannya di sekolah, yang selalu ingin mengganggunya.
Hidupnya yang tak menyenangkan sedikit membaik saat melihat foto ayahnya yang tampak sedang memeluk saudara kembarnya, Om Anton. Melihat itu Baskara memutuskan untuk pergi kerumah pamannya dan berharap bisa mendapatkan kehidupan lebih layak. Baskara akhirnya memutuskan untuk berpamitan dengan sang ibu dan meninggalkan sebuah boneka miliknya.
Kehidupan barunya dirumah Om Anton nampak baik-baik saja, hingga suatu ketika Baskara harus pergi study tour bersama teman-teman sekolahnya. Artinya dia memiliki waktu lebih lama untuk kembali menerima semua kenakalan temannya terhadap dia.
Seolah tak ada jenuhnya, teman-teman Baskara selalu mengikutinya bahkan saat mereka tiba di sebuah museum. Temannya mengunci Baskara di sebuah ruangan dan tak membiarkannya keluar. Saat itu entah bagaimana Baskara terjatuh dan tak sadarkan diri di ruangan tersebut. Baskara sadar, ketika sudah membuka mata hari telah gelap, dan akhirnya dia berhasil keluar dari sana.
Baskara berhasil menemukan rombongannya dan kembali ke dalam bus. Selama jalan pulang dia merasa sesuatu yang aneh dalam dirinya, entah mengapa dia beberapa kali melihat sosok tak kasat mata.
Seiring berjalannya hari, di rumah paman Anton Baskara juga merasa ada sesuatu yang telah berubah. Kini dirinya kembali menjadi ‘sensitif’ terhadap hal-hal misitis. Bahkan sering kali Baskara melihat hantu anak-anak yang sebelumnya tak pernah dilihat.
Dia juga menceritakan apa yang dialaminya pada Irina, kawan sekaligus tetangga depan rumahnya yang juga bisa melihat hantu. Irina yang tinggal bersama sang nenek juga sering mengunjungi Baskara. Tanpa dia ketahui apa alasannya, sang nenek seringkali mengganti bunga sesaji di dekat pekarangan rumah Om Anton.
Suatu hari, sebuah peristiwa besar mengganggu Baskara. Dirinya terus menerus melihat sosok perempuan dengan baju putih. Baskara yang ketakutan pun berusaha kabur namun yang ia dapatnya justru kenyataan mengenai rahasia keluarga Anton yang selama ini bersamanya. Nenek Irina mengatakan bahwa keluarga pamannya itu sudah meninggal sejak lama, selama ini yang dilihat Baskara adalah arwahnya.
Di sisi lain, Baskara yang kesulitan mencerna situasi pun memilih pergi sesegera mungkin. Tapi, sesampainya di rumahnya, dia menemukan hal yang mengejutkan. Baskara melihat ibunya sedang duduk menangis tersedu-sedu di depan sebuah peti mati berisikan jasad kecil yang sama dengan dirinya disana.
Raganya terbaring dingin di antara kayu peti mati, tak bergerak sedikitpun. Baskara melihat tubuhnya terpisah dengan rohnya. Semuanya terlalu sulit dicerna, bagi Baskara dia yang merasa sedikit aman ketika sampai dirumah justru menyadari bahwa hal-hal ganjil ini terjadi karena dirinya memang sudah mati.
Hanya saja, ibunya tak rela anaknya meninggal dan malah mempersulit Baskara dengan mencoba menghidupkan kembali anaknya dalam sebuah ritual terlarang. Kini bahkan saat sudah meninggal sekalipun, apakah Baskara tak boleh istirahat tenang? Apa yang terjadi pada Baskara dan ibunya? Simak kisah lengkapnya hanya di novel Silam, yuk!
Makna Kehidupan dari Silam
Membaca kisah Baskara dalam novel Silam ini, satu hal yang bisa kita lihat dari sini yakni adanya hubungan keluarga antara anak dan ibu yang rumit. Terlepas dari kisah horornya, sesungguhnya novel karya Risa Saraswati ini juga menekankan emosi antara anak dan ibu yang seharusnya menjadi sebuah hubungan baik dan saling mendukung.
Namun, dalam novel ini justru ditampilkan sebaliknya, sehingga novel ini juga tidak sekadar menawarkan sebuah spectacle yang menegangkan dan membuat takut saja. Bahkan, akan mengajak kita semua untuk selalu ingin pentingnya mendukung dan saling menyayangi.
Dalam kasus ini, utamanya adalah dalam hubungan keluarga. Seorang anak menjadi tak terbuka pada orang tua mereka karena banyak alasan. Salah satunya adalah karena pemahaman yang salah. Sering kali orang tua lupa bahwa anak-anak juga memiliki perasaan yang sensitif dan mampu berpikir mengenai masalah ‘orang dewasa’.
Hal yang nampak sepele ini kadang juga membuat rendahnya tingkat kepercayaan anak pada orang tua mereka. Dalam novel Silam ini, yang paling terlihat adalah hubungan Fina sebagai seorang ibu dengan Baskara yang tidak harmonis.
Fina sering kali menyalahkan anaknya, menganggap Baskara tidak memahami situasinya hingga meninggalkannya. Padahal kenyataannya Baskara hanya membutuhkan tempat untuk bersandar, dimana dia bisa mengeluhkan perasaannya. Fina mungkin tak pernah sadar bahwa anaknya mengalami banyak cemoohan di sekolah, bahwa Baskara hanya butuh kasih sayang.
Ironisnya, semua kasih sayang Fina untuk sang anak terlambat disampaikannya hingga nafas terakhir Baskara. Dari cerita dalam novel ini, kita akan menyadari bahwa kasih sayang sangatlah dibutuhkan terutama untuk orang-orang terdekat.
Kesimpulan
Jika kita lihat secara lebih dekat, sebenarnya kisah-kisah mistis dan horor ini tidak sekedar kisah bualan semata yang berfungsi untuk menghibur dengan cara menakuti saja. Lebih dari itu, setiap genre horor cenderung membawa cerita dramatis maupun ironis lain yang biasanya menjadi motivasi pada tokoh utama.
Di balik banyaknya penampakan hantu dalam Silam ini, ada kisah ironis dari Baskara si anak kecil yang haus kasih sayang orang tuanya. Sampai-sampai dia rela pergi kerumah pamannya karena tidak mendapatkan kebahagiaan di rumah sendiri. Padahal istilah ‘home sweet home’ seharusnya masih bisa dirasakan oleh anak di usianya. Belajar dari Baskara, semoga dapat mendorong kita untuk lebih memperhatikan orang-orang yang kita sayangi.
Sebenarnya cerita seperti ini juga bisa kamu temukan dalam novel-novel bergenre horor yang serupa. Beberapa novel horor bahkan merupakan kisah nyata yang pernah dilalui seseorang. Kisah-kisah tragis yang bisa menjadi pelajaran bagi siapapun yang mengetahuinya.
Secara keseluruhan, Silam karya Risa Saraswati masih bisa menjadi bacaan yang cukup menarik bagi para pecinta genre novel horor. Tapi mungkin bagi Grameds yang tidak begitu menyukai genre ini atau jarang membacanya mungkin akan merasakan sedikit kekurangan pada beberapa part. Oleh karena itu, rasanya nilai 3,2/ 5 bintang cukup untuk karya Risa Saraswati ini.
Jika kamu ingin mencari berbagai macam buku tentang novel horor, maka bisa mendapatkannya di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Inka
Buku-Buku Terkait
Tertarik membaca novel serupa? Kamu bisa mencari karya lain dari penulis Risa Saraswati di Gramedia. Beberapa novel di bawah juga mungkin bisa menjadi rekomendasi menarik untuk kamu masukan ke wishlist!
Wingit
Sebuah novel dari genre yang sama ini sempat booming pada perilisannya di tahun 2020 lalu. Novel karya dari penulis Sara Wijayanto ini menceritakan sebuah pengalaman dirinya yang sedang berkunjung ke sebuah perumahan. Daerah perumahan yang terbengkalai di Jakarta Timur tersebut tak meninggalkan jejak-jejak kehidupan.
Sara bersama kawannya, Fadi dan Demian memulai vlog penelusuran mereka. Dimana sepanjang video mereka dikejutkan dengan banyak misteri dibalik makhluk-makhluk astral yang menetap di sana.
Rumah Lebah
Kisah menarik lainnya datang dari penulis Ruwi Meita, yang sudah sering membuat karya dalam genre horor dan misteri. Rumah Lebah ini menceritakan kehidupan Mala yang tinggal dengan orang tuanya saja. Namun, bagi Mala masih ada 6 sosok lain juga tinggal disana. Satira yang jahat dan pemarah, Wilis yang bersahabat, tante Ana yang seksi, si Kembar dan Abuela yang mengajarinya bahasa Spanyol.
Ayah Mala, Winaya adalah seorang penulis terkenal. Dia menikah dengan ibunya, Nawai dan memiliki Mala. Keluarga kecil ini memilih tinggal di pedesaan dekat bukit karena Mala yang jenius tak mudah untuk bersosialisasi. Kehidupan Mala yang mulanya baik-baik saja bersama tumpukan ensiklopedia ini, kini semakin kusut ketika artis yang memerankan novel Winaya tersandung kasus.
Lantas siapa sesungguhnya 6 sosok yang bersama Mala itu? Siapakah sebenarnya penyebab kasus yang menimpa keluarga Mala? Simak selengkapnya di Rumah Lebah.
Kisah Tanah Jawa: Jagad Lelembut
Lelembut, atau makhluk halus mungkin sering pula kita tafsirkan sebagai hantu. Kalau sudah begitu, maka yang muncul dalam benak kita adalah gambaran mengerikan makhluk-makhluk yang sering bergentayangan. Tentu jika melihat dalam film horor maupun konten horor, yang tujuannya untuk menakuti, maka seperti itulah yang muncul. Atau setidaknya disajikan sebagai sebuah hiburan yang menyeramkan bagi penonton.
Namun, sebenarnya seperti apa makhluk tak kasat mata ini dan alasan-alasan apa yang membuat mereka seperti ini, jarang dimunculkan dalam film. Berbeda dengan media film yang menampilkan apa yang kita ingin lihat, dalam novel Kisah Tanah Jawa: Jagad Lelembut ini menyajikan sesuatu yang berbeda. Om Hao dan kawan-kawan mengajak kita untuk melihat sisi lain dari para makhluk halus tadi, mengenalkan latar belakang mereka yang berhubungan dengan tempat-tempat bersejarah.
Atau mungkin secara tak langsung, mereka boleh jadi ikut menjadi bagian dari sejarah dan budaya itu sendiri. Keberadaannya, mitos tentang kisah-kisah yang kita dengar tentu muncul bukan tanpa alasan. Tertarik mengenal lebih luas tentang Jagat Lelembut ini? Dapatkan novelnya di sini!
BACA JUGA:
- Review Novel My Youth
- Review Novel The Love Hypothesis
- Review Novel Lavender
- Review Novel Real Face
- Review Novel IPA dan IPS
- Review Novel Bumi dan Lukanya
- Review Novel Supernova 1
- Review Novel Supernova 2
- Review Novel Supernova 3
- Review Novel Miss Marple's Final Cases
- Review Novel Aroma Karsa
- Review Buku Ayana, Journey to Islam
- Review Buku Home Body
- Review Novel All the Light We Cannot See
- Review Buku Matilda
- Review Novel Orang Berikut Yang Kaujumpai Di Surga
- Buku 24 Jam Bersama Gaspar
- Review Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah
- Review Novel Three Dark Crowns
- Review Novel The Old Man and the Sea
- Review Novel Midnight Sun
- Review Novel Circe
- Review Because You Love to Hate Me
- Review Novel The Kudryavka Sequence
- Review Novel Confessions
- Review Novel Kitchen
- Review Novel Burning
- Review The Chronicles of Narnia Series
- Review Novel Weathering With You
- Review Novel Rich People Problems
- Review Novel Guns, Germs dan Steel
- Review Novel Siege and Storm
- Review Novel Absolute Justice
- Review Novel Silam