Rating: 4.56
The Boy, the Mole, the Fox and the Horse adalah buku bergambar yang pertama kali terbit pada 2019, karya Charlie Mackesy. Buku ini menceritakan tentang persahabatan yang berkembang di antara empat tokoh utama. The Boy, the Mole, the Fox and the Horse telah diulas oleh James Lovegrove, yang dalam tulisannya di Financial Times memasukkan buku ini ke dalam daftar buku bergambar terbaik tahun 2019.
Buku tersebut juga berhasil masuk dalam daftar pendek British Book Awards 2020 untuk kategori Non-Fiction Lifestyle Book of the Year. Selain itu, buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse ini menjadi Barnes & Noble Book of the Year 2019 dan juga meraih gelar Waterstones Book of the Year 2019, serta menjadi salah satu buku terlaris.
Pada Oktober 2022, diumumkan bahwa buku ini akan diadaptasi menjadi film pendek animasi, disutradarai oleh Peter Baynton dan Charlie Mackesy. Naskah film diadaptasi oleh Jon Croker dan Mackesy, dengan produksi bersama oleh Cara Speller, J.J. Abrams, dan Hannah Minghella, serta produser eksekutif Woody Harrelson. Film pendek ini menampilkan suara dari Jude Coward Nicoll sebagai si anak laki-laki, Tom Hollander sebagai tikus tanah, Idris Elba sebagai rubah, dan Gabriel Byrne sebagai kuda. Soundtrack film ini dikomposisi oleh Isobel Waller-Bridge. Film tersebut pertama kali ditayangkan di BBC One dan tersedia di iPlayer pada 24 Desember 2022, kemudian diputar sebagai Apple Original Film di Apple TV+ di luar Inggris Raya pada 25 Desember 2022. Pada 12 Maret 2023, film pendek ini memenangkan Academy Award untuk kategori Best Animated Short Film.
Pada tahun 2022, BBC juga memproduksi film dokumenter tentang Mackesy, bukunya, dan proses pembuatan film adaptasi tersebut, berjudul “Charlie Mackesy: The Boy, the Mole, the Fox, the Horse and Me“. Dokumenter ini menampilkan kontribusi dari Bear Grylls, teman masa kecil Mackesy.
Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Reneebook pada 6 Agustus 2019. Jadi, Grameds bisa menikmati cerita di buku ini dengan mudah dan nyaman. Informasi lebih lanjut tentang buku ini sudah Gramin rangkum lengkap di bawah ini. Jangan lewatkan ya, Grameds!
Table of Contents
Profil Charlie Mackesy – Penulis Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
Charles Piers Mackesy OBE lahir pada 11 Desember 1962, adalah seorang seniman, ilustrator, dan penulis asal Inggris yang terkenal melalui karyanya, The Boy, the Mole, the Fox and the Horse (2019).
Mackesy memulai kariernya sebagai kartunis di The Spectator sebelum menjadi ilustrator buku untuk Oxford University Press. Ia juga bekerja dengan Richard Curtis di lokasi syuting film Love Actually, di mana ia membuat serangkaian gambar untuk dilelang demi mendukung Comic Relief. Mackesy terus aktif bekerja untuk badan amal yang dicintainya ini. Ia juga terpilih untuk terlibat dalam Unity Series milik Nelson Mandela, sebuah proyek litograf yang dikembangkan bersama Mandela berdasarkan gambar-gambarnya.
Beberapa karya perunggu Mackesy dapat ditemukan di ruang publik di London, termasuk di Highgate Cemetery dan Brompton Road. Lukisan-lukisannya telah dipamerkan secara luas, terutama di galeri-galeri di London dan New York.
Karya-karya Mackesy telah tampil dalam berbagai bentuk, termasuk buku, koleksi pribadi, galeri, sampul majalah, tiang lampu jalan, ruang kelas, kafe, rumah aman bagi perempuan, gereja, penjara, bangsal rumah sakit, serta banyak ruang publik lainnya di seluruh dunia. Seorang editor yang melihat gambar-gambarnya di Instagram kemudian mendekatinya, dan akhirnya karyanya diterbitkan oleh Ebury Press.
Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse pertama kali diterbitkan pada Oktober 2019 dan telah bertahan lebih dari 100 minggu di Sunday Times Bestseller List. Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse ini memegang rekor sebagai Sunday Times Hardback Number One terpanjang sepanjang masa. Buku ini memenangkan penghargaan Waterstones Book of the Year 2019 dan Barnes & Noble Book of the Year 2019, menjadi buku pertama yang menerima kedua penghargaan tersebut di tahun yang sama. Selain itu, buku ini juga masuk dalam daftar pendek British Book Awards 2020.
Pada tahun 2020, Mackesy menjadi salah satu penerima Nielsen Bestseller Awards dengan bukunya yang meraih status Platinum setelah terjual lebih dari satu juta eksemplar. Buku ini dilantik ke dalam Hall of Fame abad ke-21, yang kini mencakup 149 judul. Pada tahun yang sama, delapan buku melampaui ambang penjualan satu juta eksemplar untuk mendapatkan Platinum Award.
Mackesy juga dianugerahi gelar Maddox Gallery Artist of the Year dalam acara GQ Men of the Year Awards pada tahun 2020 dan Illustrator of the Year pada British Book Awards 2021. Ia turut menyutradarai dan menulis skenario untuk film pendek animasi yang diadaptasi dari bukunya. Pada Maret 2023, Mackesy bersama Matthew Freud memenangkan Oscar untuk kategori Film Pendek Animasi terbaik untuk The Boy, the Mole, the Fox and the Horse.
Sinopsis Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
“Kamu ingin jadi seperti apa ketika besar nanti?”
“Baik hati,” jawab si bocah laki-laki.
The Boy, the Mole, the Fox and the Horse menceritakan kisah menyentuh tentang perjalanan seorang anak laki-laki yang penuh rasa ingin tahu. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Tikus Tanah yang bijaksana, dan keduanya menjalin persahabatan yang kokoh. Mereka kemudian bergabung dengan Rubah yang cerdik, bersama-sama menelusuri lika-liku kehidupan dengan penuh semangat dan keberanian. Di akhir perjalanan, Kuda yang lembut hadir untuk memberikan pelajaran berharga, yaitu menemukan kekuatan sejati melalui ketulusan dan kebaikan hati.
Kelebihan dan Kekurangan Novel The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
Kelebihan Novel The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
The Boy, the Mole, the Fox and the Horse karya Charlie Mackesy berhasil memikat sejak pertama kali dilihat melalui judul dan sampul bukunya yang menarik. Dengan gaya ilustrasi yang sederhana, seperti sketsa, karya ini seolah-olah langsung mengundang rasa penasaran pembaca saat pertama kali melihat buku ini.
Kelebihan utama dari buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse ini adalah gaya penulisan Charlie Mackesy yang indah dan mudah dipahami. Setiap kalimat terasa seperti bisikan lembut yang menghibur, memotivasi, dan menyentuh hati. Buku ini penuh dengan kutipan yang menyentuh dan mendalam, sering kali sederhana namun penuh makna. Dialog antara karakter-karakternya seperti percakapan sehari-hari yang mengalir alami, namun membawa pesan-pesan yang menginspirasi tentang cinta, persahabatan, kebijaksanaan, serta kebaikan. Setiap kata yang digunakan terasa murni dan tulus sehingga menjadikannya buku yang dapat dinikmati oleh lintas generasi.
Tidak hanya itu, The Boy, the Mole, the Fox and the Horse mengeksplorasi banyak tema yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, seperti penerimaan diri, persahabatan, dan ketulusan. Buku ini memiliki kekuatan untuk memberikan inspirasi dan dukungan moral kepada pembacanya, terutama pada saat-saat ketika hidup terasa penuh dengan tantangan. Pesan-pesannya yang universal mampu membuat buku ini mudah diterima dan dipahami oleh siapa saja, terlepas dari usia atau latar belakang mereka.
Ilustrasi indah yang disertai dengan kata-kata penuh makna berhasil menciptakan suasana yang pas untuk mengajak pembaca merenung, merangkai makna kehidupan, dan merayakan keindahan dalam kesederhanaan. Buku ini tidak hanya menghangatkan hati, tetapi juga mengajak kita dalam perjalanan emosional yang mendalam dan menakjubkan. Membacanya seperti memiliki sahabat setia yang selalu ada di samping kita.
Kekurangan Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
Meskipun The Boy, the Mole, the Fox and the Horse memiliki banyak kelebihan yang memikat hati pembaca, buku ini juga tidak lepas dari kekurangan. Salah satu hal yang mungkin mengurangi pengalaman membaca adalah pilihan font yang digunakan. Beberapa pembaca merasa bahwa font yang dipilih kurang nyaman, sehingga bisa sedikit menyulitkan saat menelusuri halaman demi halaman.
Selain alur cerita yang menyentuh, elemen visual seperti ilustrasi dan tata letak juga memainkan peran penting dalam mendukung pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun, ketika pemilihan font dirasa kurang tepat, hal ini dapat mengurangi keasyikan membaca, terutama bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan visual. Ini menjadi catatan penting untuk diingat, meskipun keindahan cerita dan ilustrasinya tetap mampu menyentuh hati banyak pembaca.
Pesan Moral Buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
Grameds yang ingin membaca buku The Boy, the Mole, the Fox and the Horse karya Charlie Mackesy, kalian bisa dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com ya! Gramin sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang membahas Blackpink lainnya di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku Terkait
Pangeran Cilik: Le Petit Prince
Pangeran Cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asing. Buku ini memang luar biasa, tampaknya seolah cerita anak-anak, tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naif dan lugu, Saint-Exupéry menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.
Fish in the Water
Fish in the Water bertutur tentang kisah intens yang menjungkirbalikkan imajinasi, dengan komposisi kuat untuk menunjukkan pertentangan antara ambisi dan ketakutan, kebebasan dan kendali, kebahagiaan dari cinta dan luka dari kehilangan, serta arti kehidupan, terkadang dengan tenang dan terkadang dengan fantastis. Penulis berharap pembaca bisa dengan bebas menemukan arti dari novel ini tanpa interpretasi yang tergesa-gesa. Silakan menyelami novel ini, tarik napas dalam-dalam, lalu ajukan pertanyaan dan berikan jawaban tentang hidup.
Tempat Paling Liar di Muka Bumi
Tempat Paling Liar di Muka Bumi meliarkan imajinasi tentang jiwa-jiwa yang sedang jatuh cinta. Yang berani membabi buta mencinta. Yang saling memuja dan tak peduli apakah ada iri dari mereka yang belum menemukan jenis cinta paling liar. Tapi, jangan memendam iri, sebab sebagaimana kata Theo dan Weslly, manusia seharusnya tak hanya pandai jatuh cinta, tetapi juga terus mengusahakan cinta. Semoga usaha-usaha itu berbuah cinta, sebuah tempat paling liar di muka bumi. – Windy Ariestanty,penulis dan pecinta perjalanan.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/The_Boy,_the_Mole,_the_Fox_and_the_Horse
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Charlie_Mackesy
- https://www.goodreads.com/book/show/43708884-the-boy-the-mole-the-fox-and-the-horse
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sempurna (Perfect)
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang